~ Tegangan-Lentur Penampang ~
yang telah diketahui, maka dapatlah ditentukan besar nilai tegangan-lentur yang
penampang yang dimiliki itulah, maka dapat diketahui besar momen lentur yang
terjadi dan menjadi beban terhadap struktur yang dianalisis. Berdasatkan nilai
momen lentur dan lokasi garis-netral penampang itulah maka dapat dihitung besar
tegangan lentur yang terjadi pada serat penampang, mulai dari serat tepi-bawah
sampai dengan serat tepi-atas penampang tersebut. Besar nilai tegangan itu dapat
Mx . yi
Ϭ=
Ipx
dengan nilai yi yang berubah mulai dari garis-netral (yi = 0), sedangkan pada
A = ½ (b x h)
Zx = ⅓b
⅔h Zy = ⅓h
h Ix = 1/36 bh3 ; Iy = 1/36 hb3
Z b = lebar. ; h = tinggi.
⅓h
(0,0)
⅓b ⅔b
b
b) Segiempat.
A=bxh
½h Zx = ½b
Z h Zy = ½h
Ix = 1/12 bh3 ; Iy = 1/12 hb3
½h b = lebar. ; h = tinggi.
(0,0)
½b ½b
b
c) Lingkaran.
A = Π.r2 = ¼ Π.D2
r XZ = r
XZ Z (0,0) YZ = r
D Ix = Iy = 1/64 ΠD4
YZ r r = jari-jari. ; D = garis-tengah.
Π = 3,14159 ≈ 22/7 ≈ 3,14
r r
d) Setengah Lingkaran.
YZ
A = ½.Π.r2 = ⅛ Π.D2
⅔r XZ = 0
Z YZ = ⅓r
⅓r r = jari-jari. ; D = garis-tengah.
(0,0) XZ
3
x2 A1 = ½ b1.h ; x1 = ⅔b1 ; y1 = ⅓h
(xp ; yp) A2 = b2.h ; x2 = b1 + ½b2 ; y2 = ½h
x1 h
y2 Atotal = {(b1 + b2) + b2}(h/2)
1 y1 2 x = {(1,5 + 3,0) + 3,0}.(2.70/2)
O (0,0) = 10,125 cm2. = (2,025 + 8,10) cm2.
b1 b2
Misalkan pada gambar itu : b1 = 1,5 cm. ; b2 = 3,0 cm. ; h = 2,7 cm.
Koordinat titik–pusat penampang P (xp ; yp) = (2,60 ; 1,26) cm. dari titik O
(0,0) !.
Terbukti bahwa koordinat titik–pusat penampang P (xp , yp) = (2,60 ; 1,26) cm. !.
22 26 12
24 cm.
38 cm.
22 cm.
0 (0, 0)
44 cm.
Solusi :
Merujuk pada cara perhitungan untuk Contoh terdahulu dapatlah dihitung bahwa :
Luas penampang (Atotal) = 3100 cm2. Adapun posisi titik-berat penampang dari
tepi kiri penampang (xp = 21,17 cm,) dan dari tepi bawah (yp = 44,41 cm.).
Balok dengan beban merata q = 0,62 T/M sepanjang L = 10 M. itu ditumpu oleh
x q = 0,62 T/M
A B
RAH
L = 10 M.
RAV RBV
∑ MB = 0
RAV . L – qL (½L) = 0
RAV . L – ½ qL2 = 0
RAV . L = ½ qL2
RAV = ½ qL
= ½ (0,62)(10)
RAV = 3,1 T. ( )
∑V=0
RAV + RBV – qL = 0
RBV = qL – RAV
= 0,62 (10) – 3,1
RBV = 3,1 T. ( )
∑H=0
Oleh karena tidakada beban lain, maka beban merata akibat berat-sendiri
sebagai berikut.
0 ≤ x ≤ 10
Mx =RAV . x – ½ qx2
x=0 Mx = 0
Dapat dilihat bahwa nilai momen lentur pada titik-titik ujung ; awal dan akhir
balok ternyata bernilai nol. Namun, nilai nol dari momen lentur ini tidak berarti
terjadi sepanjang balok (titik-titik lain selain ujung), karena akan terdapat nilai
maksimum dari momen-lentur ini yang terjadi pada suatu titik pada bentangan
mulai dari 0 sampai L. Posisi di mana terjadi momen-lentur maksimum ini dapat
Mx = RAV . x – ½ qx2
dMx / dx = 0 RAV – qx = 0
RAV = q . x
x = RAV / q
= 3,1 / 0,62
x = 5,0 M. (terjadi di tengah bentang)
Nilai x ini disebut juga sebagai nilai xmaks karena di titik inilah terjadinya momen
lentur maksimum tersebut. Dengan demikian maka nilai momen lentur maksimum
8
itu dapat dihitung pada persamaan momen, dengan substitusi nilai x = xmaks = 5
M.
Oleh karena beban merata yang terdapat pada balok itu bersifat simetris,
dalam hal mana bernilai q sepanjang bentang, maka nilai momen lentur itupun
akan berbentuk simetris pada bentang 0 ≤ x ≤ 5 sama dengan 5 ≤ x ≤ 10. Hal ini
dapat dibuktikan bahwa momen lentur pada x = 1 M. itu bernilai sama dengan x
= 9 M. yakni = 2,79 TM. Begitupun halnya dengan nilai momen lentur yang
terjadi pada bentang berjarak simetris lainnya. Apabila nilai momen lentur pada
balok itu di-nyatakan dalam bentuk gambar, maka akan dapat dilihat gambaran
grafis yang ber-sifat parabolik (akibat persamaan momen berpangkat dua) sebagai
berikut.
q = 0,62 T/M
A B
C
L = 10 M
RAV RBV
xm = 5 M.
0 0
(+)
2,79 TM. 2,79 TM.
7,75 TM.
Dengan telah diketahuinya nilai maksimum momen lentur itu, maka dapat-
lah dihitung besar nilai tegangan lentur maksimum yang terjadi pada tepi atas dan
bawah penampang di titik bentang tersebut. Begitu pula untuk titik-titik yang lain.
Semua nilai momen lentur pada bentangan itu senantiasa bernilai positif (+). Hal
ini akan menyebabkan terjadinya deformasi tekan pada tepi-atas balok, namun
akan terjadinya deformasi tarik pada tepi bawah balok. Oleh karena itu, nilai ya itu
harus diberi tanda aljabar negatif (–), sesuai dengan karakteristik tekan dari
tegangan lentur yang terjadi pada tepi-atas penampang. Sebaliknya, nilai yb harus
diberi tanda aljabar positif (+), sesuai dengan karakteristik tarik dari tegangan
lentur yang terjadi pada tepi-bawah penampang. Besar masing-masing nilai
tegangan lentur penam-pang pada titik terjadinya momen lentur linier itu dapat
dihitung sebagai berikut.
M . (–ya) M . (yb)
Ϭa = dan Ϭb =
Ipx Ipx
Pada titik terjadinya momen maksinum, maka nilai M harus diganti dengan Mmaks.
Lokasi titik pusat pada arah x dan arah y dari penampang adalah (xp , yp).
y
22 26 12
A3
24 cm.
ya A4
A2
(xp ,yp)
h = 84 cm. 38 cm.
yb
10
A1
22 cm.
x
0 (0,0)
44 cm.
153,7608
–
ya = 39,59 cm.
.
0 g. n.
11
yb = 44,41 cm.
+
172,4809
P = 1 T. P = 1 T.
I
A B
I C D
⅓L
L
22 28 15
22
24
12
18 44
POT. I ~ I
Perhatikan ketepatan dalam penentuan nilai luas dan posisi titik-berat sesuai
dengan karakteristik masing-masing bentuk bidang pembagian penampangnya !?.
Kumpulkan foto tugas secara kolektif dengan WA-pdf oleh PJ Kelas masing-
masing, dan ditunggu sampai hari Minggu, 10 Oktober 2021, pkl. 17.00 wib !!!.
~ Good Luck ~