Anda di halaman 1dari 55

1

PENGURUSAN KEPABEANAN
1

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Di era globalisasi dan semakin berkembangnya zaman,


tidak bisa dipungkiri bahwa sektor perdagangan ikut
berkembang. dari sebelumnya yang hanya di suatu wilayah kini
telah meluas bahkan keluar negeri. Perdagangan keluar
negeri inilah yang disebut dengan ekspor. berbagai manfaat
dalam melakukan ekspor seperti menaikkan devisa negara, maka
dari itu perlu untuk mengembangkan ekspor di Indonesia, selain
itu juga bisa memperluas pasar serta menciptakan lebih banyak
lapangan kerja.

Transaksi yang terjadi dalam perdagangan internasional dicermati baik


sebagai transaksi ekspor maupun impor. Perdagangan internasional yang kian
diminati oleh para pelaku usaha ialah perdagangan internasional ekspor–impor.
salah satu aspek yang menjadi perhatian dalam kegiatan ekspor impor adalah
pengurusan kepabeanan.

Kepabeanan dalam bahasa Inggrisnya Customs, atau Duane dalam


bahasa Belanda, merupakan aktivitas yang menyangkut pemungutan Bea Masuk
pajak dalam rangka impor serta Bea Keluar untuk ekspor. dari definisi tersebut
diatas bisa disimpulkan bahwa kepabeanan merupakan segala sesuatu yang
berafiliasi dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar
wilayah pabean serta pemungutan Bea Masuk pajak dalam rangka impor dan
Bea Keluar untuk ekspor.

Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan berperan sebagai fasilitator


antara pihak importir serta instansi pabean. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
pada kegiatan impor dimana Importir pada dasarnya menghendaki barang –

PENGURUSAN KEPABEANAN
2

barang yang di impor cepat diterima dengan waktu yang efektif dan efesien.
sebagai bagian dari birokrasi, eksistensi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tidak
bisa di hilangkan atau di hindari, sebab pada praktek perdagangan ekspor impor
pengurusan kepabeanan merupakan hal yang sangat krusial pada proses keluar
masuknya barang disuatu negara.

PENGURUSAN KEPABEANAN
3

CAPAIAN PEMBELAJARAN

capaian pembelajaran yang diharapkan mahasiswa mampu antara lain :

 Memahami proses pengurursan persetujuan ekspor impor


 Memahami proses pengurusan flat ekspor
 Memahami proses pengurusan administrasi kepabeanan ekspor impor

GARIS BESAR ISI BAHAN AJAR

Buku ajar ini membahas tentang :

1. Tujuan dan manfaat impor


2. Prosedur impor
3. INATRADE
4. UPTP
5. Metode pelayanan perizinan
6. INSW
7. EMKL
8. Pengertian ekspor
9. Tujuan dan manfaat ekspor
10. Prosedur pelaksanaan kegiatan ekspor
11. Mengurus flat ekspor
12. Instansi yang terkait dalam kegiatan ekspor
13. Proses administrasi kepabeanan ekspor
14. Proses administrasi kepabeanan impor

PENGURUSAN KEPABEANAN
4

KARAKTERISTIK PEMBACA

Buku ajar ini diperuntukkan untuk mahasiswa D4 Manajemen Pelabuhan dan


Logistik Maritim. Selain itu buku ajar ini juga dapat digunakan oleh seluruh
mahasiswa yang sedang mempelajari mengenai pengurusan kepabeanan.

MANFAAT MENULIS DAN MENERBITKAN BUKU AJAR

Buku ajar ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari materi
mengenai pengurusan kepabeanan. Sehingga mahasiswa mampu menambah
pemahaman dalam materi tersebut.

STRUKTUR BUKU AJAR

Buku ajar ini memuat tiga bagian besar, yaitu :

Bagian 1 : Proses Persetujuan Pengurusan Ekspor Impor

1. Tujuan dan manfaat impor


2. Prosedur impor
3. INATRADE
4. UPTP
5. Metode pelayanan perizinan
6. INSW
7. EMKL

Bagian 2 : Proses Pengurusan Flat Ekspor

PENGURUSAN KEPABEANAN
5

1. Pengertian ekspor
2. Tujuan dan manfaat ekspor
3. Prosedur pelaksanaan kegiatan ekspor
4. Mengurus flat ekspor
5. Instansi yang terkait dalam kegiatan ekspor

Bagian 3 : Proses Pengurusan Administrasi Kepabeanan Ekspor Impor

1. Proses administrasi kepabeanan ekspor


2. Proses administrasi kepabeanan impor

METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran akan dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan


student center learning dan Diskusi. Mahasiswa didorong dan difasilit
asi untuk aktif mandiri mencari dan menemukan pengetahuan
serta membangun kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran
dilaksanakan secara online baik synchronous maupun
asynchronous serta mahasiswa dirangsang untuk aktif dalam
mengamati atau merangsang kreativitas mahasiswa dalam
membentuk ide, wawasan dengan memperluas wawasan.

PENGURUSAN KEPABEANAN
6

Peta Konsep

Tujuan dan manfaat impor

Prosedur impor

INATRADE

Proses pengurusan UPTP


persetujuan ekspor
impor
Metode pelayanan peizinan

INSW

EMKL

Pengertian ekspor

Tujuan dan manfaat ekspor


Pengurusan Proses pengurusan
Kepabeanan flat ekspor
Prosedur pelaksanaan kegiatan ekspor

Mengurus flat eskpor

Instansi yang terkait dalam kegiatan ekspor

Proses Administrasi Kepabeanan ekspor


Pross pengurusan
administrasi
Proses Administrasi Kepabeanan impor

PENGURUSAN KEPABEANAN
7

IKHTISAR

Kepabeanan adalah instansi yang mengawasi, memungut, dan mengurus


bea masuk dan bea keluar baik melalui darat,laut maupun udara. Secara umum
kepabeanan memiliki fungsi mengawasi lalu lintas masuk dan keluar dari daerah
pabean.serta melakukan pungutan bea. Lembaga bea merupakan Lembaga yang
pasti ada di setiap negara dan merupakan instunsi konvesional seperti
pengadilan, kepolisian dan militer.

Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang terdiri dari darat,
perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat – tempat tertentu di Zona
Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku undang –
undang kepabeanan. Kewajiban Pabean adalah semua kegiatan di bidang
kepabeanan yang wajib dilakukan untuk memenuhi ketentuan yang telah
ditetapkan atas barang impor dan ekspor. Terdspat dua kegiatan dalam
pemenuhan kewajiban ini yaitu menyerahkan pemberitahuan pabean dan
melunaskan pungutan ekspor impor.

PENGURUSAN KEPABEANAN
8

Proses Pengurusan Persetujuan Ekspor Impor

Impor menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 30/M


DAG/PER/5/2017 tentang Ketentuan Impor Produk Holtikultura; impor adalah
kegiatan memasukkan barang ke daerah pabean.

A. Tujuan dan Manfaat Impor

Tujuan :

 Memenuhi kebutuhan dalam negeri.


 Memperoleh bahan baku yang tidak ada didalam negeri.
 Memperoleh teknologi modern.

Manfaat :

 Memperoleh barang yang belum diproduksi didalam negeri.


 Sebagai pedoman untuk meningkatan kualitas produk lokal.
 Meningkatkan hubungan kerja antar negara.

B. Prosedur Impor
Prosedur impor (Amir M.S.), diuraikan sebagai berikut :

1. Importir menempatkan order (pesanan) kepada eksportir di luar


negeri.
2. Importir membuka letter of credit (L/C) untuk dan atas nama eksportir
di luar negeri melalui bank di dalam negeri (opening bank).
3. Bank menyelenggarakan pembukaan L/C untuk eksportir melalui
korespondennya di negara eksportir.
4. Shipping documents diterima oleh Bank didalam negeri dari
korespondennyadi luar negeri.
5. Bank di dalam negeri mengakseptor atau menghonorir wesel yang
ditarik oleh eksportir dan yang dikirimkan dengan shipping
documents, dan kemudian menyelesaikan perhitungan tagihannya

PENGURUSAN KEPABEANAN
9

dengan importir. Setelah itu barulah Bank menyerahkan shipping


documents kepada importir.

6. Importir menyerahkan bill of lading kepada maskapai pelayaran atau


agennya yang mengangkut barang-barang itu untuk ditukar dengan
dengan delivery order (D/O).
7. Importir menyelesaikan bea keluar-bea masuk dengan pabean.
8. Importir mengambil barang barang dari maskapai pelayaran setelah
semua formalitas impor terpenuhi
9. Importir mengajukan claims (ganti rugi) kepada eksportir atau
maskapai asuransi, dalam hal kedapatan kerusakan atau
kekurangan.Melunasi wesel pada hari jatuh temponya, kalau hal
itu belum di selesaikan sebelumnya dengan bank

C. INATRADE

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 86/M


DAG/12/2016 tentang Ketentuan Pelayanan Perizinan di Bidang Perdagangan
Secara Online dan Tanda Tangan Elektronik (Digital Signature), INATRADE
adalah sistem Pelayanan Terpadu Perdagangan di bidang perdagangan secara
elektronik pada Kementerian perdagangan sejak tahun 2007 melalui portal
http://inatrade.kemendag.go.id. Sistem pelayanan online ini ditujukan untuk
mempermudah perusahaan dalam mengurusi perizinan untuk melakukan
kegiatan ekspor maupun impor.

Sistem ini juga ditujukan untuk mendukung pelaksanaan Indonesia


National Single Window (INSW). Pelaku usaha yang mengajukan permohonan
secara online melalui portal INATRADE, wajib mempunyai Hak Akses INATRADE
berupa username dan password. Sistem ini oleh para pelaku usaha sangat
membantu karena karena dianggap lebih transparan, efektif dan efisien.
Perusahaan juga dapat melakukan pengecekan tracking document untuk
mengetahui sampai di mana proses perizinannya. Perizinan yang sudah di
terbitkan dokumen perizinannya dikirim ke portal INSW untuk proses custom
clearance oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

PENGURUSAN KEPABEANAN
10

1) Tujuan INATRADE

Tujuan diterapkannya sistem perizinan INATRADE adalah sebagai berikut :


 Agar proses pengajuan perizinan menjadi lebih mudah dan cepat
karena diakses secara online melalui internet tanpa perlu
melakukannya secara manual;
 Memiliki tracking document untuk mengetahui sampai dimana
proses dokumen yang diajukan;
 Mengurangi penggunaan kertas (paperless);
 Menjadi referensi tunggal bagi data perizinan ekspor impor yang
dikeluarkan Kementerian Perdagangan;
 Menjadi satu-satunya gateway bagi perizinan yang telah diterbitkan
oleh Kementerian Perdagangan untuk dikirim ke INSW

2) Cara Mendapatkan Hak Akses INATRADE


Waktu yang dibutuhkan untuk mengurus perizinan melalui
INATRADE hanyasekitar 12 hari berdasarkan Peraturan Menteri perdaganga
n No.86/MDAG/PER/12/2016 tanggal 2 Desember 2016 tentang Ketentuan
Pelayanan Perizinan Di Bidang Perdagangan Secara Online dan Tanda
Tangan Elektronik (Digital Signature). Hal itu sangat menguntungkan para
pelaku usaha mengingat lamanya waktu juga dapat mempengaruhi
biaya dan tenaga yang akan dikeluarkan pada saat permohonan perizina
nekpor impor. Sebelum dapat mengajukan permohonan perizinan pelaku
usaha harus memiliki Hak Akses INATRADE, berikut uraian cara
mendapatkan Hak Akses INATRADE :

I. Proses Registrasi
 Mengakses website http://inatrade.kemendag.go.id
 Pilih Menu ― Registrasi INATRADE‖;
 Isi seluruh field yang tersedia, lalu klik tombol Register
(pada form Register, seluruh yang bertanda bintang wajib diisi)
 Akan muncul sebuah link dengan tulisan berwarna orange di
bagian bawah pada monitor.
 Kemudian download dengan menekan tombol pada link tersebut
untuk mendapatkan dokumen registrasi INATRADE atau INATRADE

PENGURUSAN KEPABEANAN
11

akan mengirimkan file ―dokumen registrasi INATRADE‖ ke alamat


e- mail koordiantor user;
 Mencetak print-out dokumen registrasi INATRADE dengan
menggunakan kop surat asli perusahaan dan ditandatangani oleh
Penanggung Jawab perusahaan diatas materai Rp.6000,- serta
diberi stempel asli dari perusahaan

II. Proses Validasi


 Proses validasi dan verifikasi dilakukan oleh Tim INATRADEdi
 gedung utama lantai 2 pada hari kerja dan jam kantor;
 Menyerahkan dokumen registrasi INATRADE yang sudah
ditandatangani oleh penanggung jawab perusahaan diatas materai
Rp.6000,-
 Surat Kuasa dari penanggung jawab perusahaan kepada yang
dikuasakan dan dilampiri copy KTP pemberi dan penerima kuasa;
 Menunjukkan dokumen ASLI perusahaan (bukan fotocopy) yang
terkait dengan ekspor impor,seperti NPWP dan TDP (wajib), SIUP,
NIK, danAPI
 Menyerahkan softcopy hasil scan sesuai dengan aslinya(berwarna)
dengan format JPEG yang disimpan dalam flashdisk atau CD (
bukan format PDF dan bukan fotocopy yang di scan);
 Membawa 1 (satu) materai Rp.6000,- untuk dokumen Berita
Acara Pemeriksaan

PENGURUSAN KEPABEANAN
12

III. Proses Validasi


 Proses validasi dan verifikasi dilakukan oleh Tim INATRADE di
gedung utama lantai 2 pada hari kerja dan jam kantor;
 Menyerahkan dokumen registrasi INATRADE yang sudah
ditandatangani oleh penanggung jawab perusahaan diatas materai
Rp.6000,-
 Surat Kuasa dari penanggung jawab perusahaan kepada yang
dikuasakan dan dilampiri copy KTP pemberi dan penerima kuasa;
 Menunjukkan dokumen ASLI perusahaan (bukan fotocopy) yang
terkait dengan ekspor impor,seperti NPWP dan TDP (wajib), SIUP,
NIK, dan API
 Menyerahkan softcopy hasil scan sesuai dengan aslinya(berwarna)
 Dengan format JPEG yang disimpan dalam flashdisk atau CD (
bukan format PDF dan bukan fotocopy yang di scan);
 Membawa 1 (satu) materai Rp.6000,- untuk dokumen Berita
Acara Pemeriksaan

IV. Persetujuan Hak Akses INATRADE

 Hak Akses INATRADE akan diterbitkan maksimal 1x24jam setelah


proses validasi dan verifikasi selesai dan akan dikirim ke email
Koordinator User;

 Penyampaian laporan realisasi impor dan ekspor dapat melalui Hak


Akses INATRADE, terealisasi maupun tidak terealisasi tetap wajib
menyampaikan Laporan Realisasi

PENGURUSAN KEPABEANAN
13

D. UPTP

Pengertian UPTP : Unit Pelayanan Terpadu Perdagangan yang selanjutnya


disingkat UPTP adalah unit yang menyelenggarakan pelayanan terpaduperdagangan.

1) Jenis UPTP
a. UPTPI melayani Perizinan di bidang perdagangan dalam
negeri,perdagangan luar negeri dan perlindungan konsumen dan
tertib niaga.
b. UPTP II melayani Perizinan di bidang perdagangan berjangka
c. UPTP III melayani Perizinan di bidang pengembangan mutu barang;
d. UPTP IV melayani Perizinan di bidang Metrologi.

2) Metode Pelayanan Perizinan


Untuk mengajukan permohon perizinan ekspor/impor ada 3 metode pelayanan
yang dilayani melalui UPTP I yaitu :
a. Manual (UPTP) Unit UPTP Alur Prosesny
b. Pelaku Usaha mengajukan permohonan melalui Loket Unit Pelayanan
Terpadu Perdagangan dengan melampirkan fotocopy dokumen
pendukung perusahaan
c. Petugas loket menerima permohonan tersebut, kemudian oleh petugas
Admin UPTP I, berkas pengajuan tersebut dikirimkan ke TU unit
teknis
d. Permohonan tersebut akan didisposisikan oleh TU Unit teknis kepada
pemroses unit teknis, apabila disetujui maka Kasie Kasubdit
akanmembubuhkan paraf yang berikutnya akan di tanda tangani oleh
pejabat penandatangan
e. Pelaku usaha akan mengambil perizinan yang telah disetujui ke UPTP
dengan membawa bukti notifikasi email dari INATRADE bahwa
perizinannya telah selesai atau print-out tracking document beserta
tanda pengenal pemohon yang masih berlaku
f. Perizinan yang telah selesai penerbitannya, data elektroniknya juga
dikirim ke INSW untuk proses custom clearance

PENGURUSAN KEPABEANAN
14

3) Online – Unit – UPTP Alur Prosesnya :


a. Pelaku usaha harus mempunyai Hak Akses INATRADE berupa
username dan password sebelum melakukan permohonan online
melalui portal http://inatrade.kemendag.go.id
b. Permohonan online pelaku usaha langsung diterima oleh Unit
Pemroses pada Ditjen Daglu (Direktorat Impor, Direktorat Ekspor
Produk Pertanian dan Kehutanan, Direktorat Ekspor Produk Industri
dan Pertambangan) untuk di proses lebih lanjut, apabila disetujui maka
Kasie-Kasubdit akan membubuhkan paraf yang berikutnya akan
ditanda tangani oleh pejabat penandatangan
c. Pelaku usaha akan mengambil perizinan yang telah disetujui ke
UPTP I dengan membawa bukti notifikasi email dari INATRADE bahwa
perizinannya telah selesai atau print-out tracking document beserta
tanda pengenal pemohon yang masih berlaku.
d. Perizinan yang telah selesai, data elektroniknya juga dikirim ke INSW
untuk proses custom clearance
e. Semua proses perizinan bisa diikuti oleh pemohon dengan fitur
tracking Document sebagai bentuk transparansi.

4) Online dan Digital Signature Alur Prosesnya :


a. Pelaku usaha harus mempunyai Hak Akses INATRADE berupa
username dan password sebelum melakukan permohonan online
(yang diterbitkan secara Digital Signature) melalui portal
http://inatrade.kemendag.go.id
b. Permohonan online pelaku usaha langsung diterima oleh UPTP/Unit
untuk diproses lebih lanjut, apabila disetujui maka validator akan
membubuhkan paraf secara elektronik yang berikutnya akan di
setujui secara elektronik juga oleh pejabat penanda tangan pada
media komputer atau smartphone
c. Pelaku usaha akan mendapatkan notifikasi email dari INATRADE
berupa softcopy perizinan yang disetujui ke email perusahaan tanpa
perlu datang lagi ke UPTP dan bisa langsung mencetak sendiri
d. Perizinan yang telah selesai, data elektroniknya juga di kirim ke
INSW untuk proses custom clearance

PENGURUSAN KEPABEANAN
15

e. Semua proses perizinan bisa diikuti oleh pemohon dengan fitur


tracking document sebagai bentuk transparansi.

E. INSW

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 86/M DAG/12/201


6 tentang Ketentuan Pelayanan Perizinan di Bidang Perdagangan Secara Online
dan Tanda Tangan Elektronik (Digital Signature), Indonesia National Single
Window atau disingkat INSW adalah sistem nasional Indonesia yang
memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tungg
al (single).

submission of data and information), pemprosesan data dan informasi


secara tunggal dan sinkron (single and synchronous processing of data and
information) dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin
kepabeanan dan pengeluaran barang (single decisionmaking for customs release
and clearance of cargoes).

Sedangkan portal INSW adalah sistem elektronik yang ter- integrasi secara
nasional, yang dapat diakses melalui jaringan Internet (public-network), yang akan
melakukan integrasi informasi berkaitan dengan proses penanganan dokumen
kepabeanan dan dokumen lain yang terkait dengan ekspor impor, yang menjamin
keamanan data dan informasi serta memadukan alur da proses informasi antar
sistem internal secara otomatis, yang meliputi sistem kepabeanan, perizinan,
kepelabuhanan/kebandarudaraan, dan sistem lain yang terkait dengan proses
pelayanan dan pengawasan kegiatan ekspor- impor.

PENGURUSAN KEPABEANAN
16

1) Fungsi INSW
a. Menyampaikan data dan informasi secara tunggal (single submission
of data and information), pemrosesan data dan informasi secara
tunggal dan sinkron (single and synchronous processing of data and
information), dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk
pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang (single decision
making for custom release and clearance of cargoes)
b. Mempersingkat waktu dan mengurangi biaya yang diperlukan dalam
kegiatan ekspor dan impor terutama yang berkaitan dengan custome
clearance
c. Meningkatkan kecepatan pelayanan dan efektifitas serta kinerja
kegiatanyang berkaitan dengan ekspor impor.

2) Sistem Kerja INSW

a. Sistem INSW menampung semua database perizinan berdasarkan


peraturan dari Instansi Teknis (GA-Government Agency) meliputi
larangan dan pembatasan di bidang ekspor dan impor.
b. Instansi Teknis terkait meng-upload perizinan yang diterbitkannya ke
portal INSW
c. Portal INSW akan melakukan pengecekan kesesuaian data PIB
(Pemberitahuan Impor Barang) atau PEB (Pemberitahuan Ekspor
Barang) yang dikirim oleh Importir/Eksportir/PPJK secara elektronik
dengan DATABASE LARTAS IMPOR berdasarkan parameter nomor
HS.
d. Dalam hal nomor HS membutuhkan perizinan, maka Sistem INSW
akan mengecek kesesuaian data PEB/PIB dengan perizinan terkait
berdasarkan parameter Nomor Aju PEB/PIB, NPWP, nomor dan
tanggal perizinan, kode ijin dan masa berlaku.
e. Dalam hal pengecekan kesesuaian data PEB/PIB dengan perizinan
terkait memerlukan penelitian lebih lanjut karena nomor HS pada
PEB/PIB tidak mutlak wajib ijin, maka Portal INSW akan memberikan
respon Analysing Point, selanjutnya Petugas Analysing Point pada
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai akan

PENGURUSAN KEPABEANAN
17

melakukan pengecekan kesesuaian data PEB/PIB dengan perizinan


terkait. f. Dalam hal pengecekan kesesuaian data PEB/PIB dengan
perizinan terkait tidak memerlukan penelitian lebih lanjut karena
nomor HS padaPEB/PIB mutlak wajib ijin, maka portal INSW akan
langsung melakukan pengecekan otomatis melalui sistem INSW.

f. Jika proses pengecekan data PEB/PIB dengan perizinan terkait


sesuai, maka Portal INSW akan meneruskan data PEB/PIB ke sistem
komputer Kantor Bea dan Cukai terkait untuk diproses lebih lanjut
(proses penjaluran)
g. Jika tidak sesuai, maka Portal INSW akan memberikan respon
penolakan secara elektronik melalui Modul EDI (Electronic Data
Interchange)

PENGURUSAN KEPABEANAN
18

F. EMKL

EMKL adalah usaha pengurusan dokumen dan muatan yang akan di


angkut melalui kapal atau pengurusan dokumen dan muatan yang berasal dari
kapal. Untuk pengurusan ini, EMKL mendapat kuasa secara tertulis dari pemilik
untuk mengurus barangnya. Di pelabuhan muat, EMKL akan membantu pemilik
barang membukukan muatan pada agen pelayaran, mengurus dokumen dengan
beacukai dan instansi terkait lainya dan membawa barang dari gudang pemilik
barang ke gudang di dalam pelabuhan. EMKL bergerak sesuai SK Menhub No.
KM 82/AL 305/PHB-85. Di pelabuhan bongkar , EMKL membantu pemilik barang
mengurus pemasukan barang dengan Bea Cukai, menerima muatan dari
perusahaan pelayaran dan membawa barang dari pelabuhan ke gudang pemilik
barang. Atas jasanya, EMKL menerima imbalan berupa uang.

Menurut Andi Susilo dalam bukunya yang berjudul Panduan Pintar Ekspor
Impor tahun 2013 halaman 15 disebutkan bahwa EMKL yang berganti nama
menjadi Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) sejak tanggal 1 April
1997 merupakan perusahaan jasa yang di perlukan dalam kelancaran
pengurusan dokumentasi ekspor dan impor di wilayah pabean. Perusahaan jasa
ini juga berperan dalam kelancaran prosesstuffing (pemuatan barang kedalam
petikemas) di gudang eksportir dan proses unstuffing (menurunkan muatan dari
dalam petikemas).(Menteri Perdagangan Republik Indonesia, 2021)

PENGURUSAN KEPABEANAN
19

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR219/PMK.04/2019 TENTANG PENYEDERHANAAN
REGISTRASI KEPABEANAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG

PENYEDERHANA ANREGISTRASI KEPABEANAN.

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

(pasal 1)

1. Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik atau Online Single


Submission yang selanjutnya disebut 088 adalah perizinan berusaha
yang diterbitkan oleh lembaga 088 untuk dan atas nama menteri,
pimpinan lembaga, gubernur, atau bupatijwali kota kepada pelaku
usaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi.
2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak
dan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan.
3. Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya disingkat NPWP adalah
nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya.
4. Keterangan Status Wajib Pajak adalah informasi yang diberikan
oleh Direktur Jenderal Pajak terkait validitas NPWP dan pemenuhan
kewajiban Wajib Pajak.

5. Pelaku Usaha adalah perseorangan atau non perseorangan yang


melakukan usaha danjatau kegiatan pada bidang tertentu.
6. Importir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang
melakukan kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah
pabean.
7. Eksportir adalah orang perseorangan a tau badan hukum yang

PENGURUSAN KEPABEANAN
20

melakukan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.


8. Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan yang selanjutnya
disingkat PPJK adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pengurusan pemenuhan kewajiban pabean untuk dan atas kuasa
Importir atau Eksportir.
9. Pengangkut adalah orang atau kuasanya yang bertanggung jawab
atas pengoperasian sarana pengangkut yang mengangkut barang
danjatau orang, dan atau yang berwenang melaksanakan kontrak
pengangkutan dan menerbitkan dokumen pengangkutan barang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan di bidang
perhubungan.
10. Pengusaha dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas atau Free Trade Zone yang selanjutnya disebut Pengusaha
dalam FTZ adalah badan usaha yang telah memperoleh izin usaha
dari Badan Pengusahaan Kawasan.

Pasal 2

(1) Pengguna Jasa yang akan melakukan pemenuhan kewajiban


pabean harus melakukan Registrasi Kepabeanan ke Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai.
(2) Registrasi Kepabeanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk mendapatkan Akses Kepabeanan dan untuk
keperluan pendataan.
(3) Registrasi Kepabeanan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1),
meliputi Registrasi Kepabeanan dengan Jenls Akses Kepabeanan
sebagai berikut:
a. Importir
b. Eksportir;
c. PPJK;
d. Pengangkut;

e. Pengusaha dalam FTZ;


f. PJT;
g. Pengusaha TPS;

PENGURUSAN KEPABEANAN
21

h. Penyelenggaran Pengusaha TPB; dan atau Perusahaan


Penerima Fasilitas KITE
(4) Pengguna Jasa melakukan Registrasi Kepabeanan sesuai dengan
tujuan penggunaan Akses Kepabeanan dan dapat mengajukan lebih
dari 1 (satu) jenis Akses Kepabeanan.

PERSYARATAN REGISTRASI KEPABEANAN

(1) Untuk dapat melakukan Registrasi Kepabeanan, Pengguna Jasa


harus memiliki:
a. NIB

b. NPWP

c. keterangan status Wajib Pajak dengan status valid

(2) Selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), Pengguna Jasa juga harus memiliki:
a. Angka Pengenal Importir (API), bagi pemohon Registrasi
Kepabeanan sebagai Importir;
b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP), bagi pemohon Registrasi
Kepabeanan sebagai Eksportir;
c. pegawai yang berkualifikasi Ahli Kepabeanan, bagi
pemohon Registrasi Kepabeanan sebagai PPJK;
d. surat izin terkait kegiatan usaha pengangkutan atau jasa
pengangkutan laut atau udara, bagi pemohon Registrasi
Kepabeanan sebagai Pengangkut;
e. izin usaha dari Badan Pengusahaan Kawasan, bagi
pemohon Registrasi Kepabeanan sebagai Pengusaha
dalam FTZ;
f. persetujuan untuk melakukan kegiatan kepabeanan
sebagai PJT yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai, bagi pemohon Registrasi Kepabeanan sebagai
PJT;

g. penetapan sebagai TPS yang diterbitkan oleh Direktorat


Jenderal Bea dan Cukai, bagi pemohon Registrasi
Kepabeanan sebagai Pengusaha TPS.

PENGURUSAN KEPABEANAN
22

h. izin penyelenggaran pengusaha TPB yang diterbitkan oleh


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, bagi pemohon
Registrasi Kepabeanan sebagai Penyelenggaran
Pengusaha TPB atau
i. penetapan sebagai Perusahaan Penerima Fasilitas KITE
yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
bagi pemohon Registrasi Kepabeanan sebagai
Perusahaan Penerima Fasilitas KITE.

PERMOHONAN REGISTRASI KEPABEANAN

(1) Registrasi Kepabeanan dilakukan dengan mengajukan permohonan


kepada Direktur Jenderal.
(2) Permohonan Registrasi Kepabeanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diajukan melalui sistem OSS yang terintegrasi dengan Sistem
Indonesia National Single Window (SINSW) dan Portal Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai.
(3) Permohonan Registrasi Kepabeanan sebagai Importir dan/ a tau
Eksportir, diajukan oleh Pengguna Jasa dengan melakukan
pendaftaran perizinan berusaha pada sistem SS Untuk mendapatkan
NIB.

(4) Permohonan Registrasi Kepabeanan selain sebagai Importir dan/a


tau Eksportir, dilakukan oleh Pengguna Jasa melalui sistem OSS
yang termasuk dalam kategori Izin Komersial atau Operasional.
(MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, 2019)

PENGURUSAN KEPABEANAN
23

PROSES PENANGANAN FLAT EKSPOR

A. Pengertian Ekspor

Ekspor merupakan kegiatan perdagangan barang yang melintasi wilayah


pabean berdasarkan aktivitas yang berlaku. wilayah pabean merupakan seluruh
wilayah nasional dari suatu negara dimana dipungut bea masuk serta bea keluar
untuk semua barang dan melewati batas-batas wilayah itu kecuali bagian tertentu
yang tegas berdasarkan undang-undang dinyatakan menjadi wilayah diluar
daerah pabean (Menteri Perdagangan Republik Indonesia, 2021).

B. Tujuan dan Manfaat Ekspor

Ketidakmampuan negara dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggalnya


sendiri karena terbatasnya Sumber Daya Alam serta teknologi, maka negara
tersebut akan melakukan impor barang dari negara lain untuk memenuhi
kebutuhan tempat tinggalnya. Kegiatan ekspor dilakukan oleh suatu Negara
dengan tujuan :
1) Mengendalikan harga produk
2) Menambah devisa negara
3) Memperbanyak lapangan kerja
4) Membiasakan diri bersaing dalam pasar internasional sehingga terlatih
dalam persaingan yang ketat
5) Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan pasar domestik
(membuka pasar ekspor) (Supardi, 2019).

Aktivitas ekspor suatu negara dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan


ekonomi pada negara tersebut. Meningkat aktivitas ekspor suatu negara maka
iklim investasi serta pertumbuhan ekonominya juga semakin baik. Manfaat dari
aktivitas ekspor tersebut adalah :
1) Mengembangkan pasar produk local
2) Memperbaiki ekonomi negara
3) Meningkatkan keuntungan bisnis
4) Meningkatkan hubungan kerja sama internasional (Supardi, 2019).

PENGURUSAN KEPABEANAN
24

C. Mengurus Flat Ekspor

Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan serta


sikap kerja yang diperlukan dalam pengurusan fiat ekspor dimulai dari pemeriksaan
kelengkapan dokumen sampai pengesahan dokumen. Unit kompetensi ini terdiri dari
:

1) Memeriksa kelengkapan dokumen kepabeanan, dengan kriteria unjuk kerja


terdiri dari: Rencana kedatangan alat angkut barang ke kawasan pabean
dikoordinasikan dengan pengirim barang atau perwakilannya, dokumen
pengiriman asli dari pengirim barang diperiksa sesuai dengan ketentuan,
ketidaksesuaian dokumen pengiriman dikomunikasikan kepada pengirim
barang sesuai dengan ketentuan, dan NPE (Nota Persetujuan Ekspor) dan
PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) yang sudah mendapat tanda tangan
dan stempel diperiksa sesuai dengan ketentuan.

2) Mengurus pengesahan dokumen kepabeanan ke Bea Cukai; dengan kriteria


unjuk kerja terdiri dari: Pembongkaran barang dari alat angkut di kawasan
pabean dikoordinasikan dengan petugas bongkar, jumlah dan merk kemasan
diperiksa sesuai dengan dokumen pengiriman, NPE (Nota Persetujuan
Ekspor) dan PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang), ketidaksesuaian jumlah
dan merk kemasan dikomunikasikan kepada pengirim barang, pengesahan
NPE (Nota Persetujuan Ekspor) dan PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
dikoordinasikan dengan Bea Cukai (Meyrawati, 2017).

Batasan variabel untuk mengurus fiat ekspor, meliputi:

1) Konteks variabel, terdiri dari: Dokumen pengiriman meliputi packing list dan
invoice. Kawasan pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi
wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat
tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang didalamnya
berlaku undangundang kepabeanan. NPE (Nota Persetujuan Ekspor) adalah
nota yang diterbitkan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor atau Sistem
Komputer Pelayanan atas PEB yang disampaikan, untuk melindungi
pemasukan barang yang akan diekspor ke Kawasan Pabean dan/atau
pemuatannya ke sarana pengangkut; PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)

PENGURUSAN KEPABEANAN
25

adalah dokumen pabean yang digunakan untuk memberitahukan pelaksanaan


ekspor barang. PEB dibuat oleh eksportir atau kuasanya dengan
menggunakan software PEB secara online. Barang yang akan diekspor wajib
diberitahukan ke Kantor Bea dan Cukai dengan menggunakan PEB ini.
2) Peralatan yang diperlukan terdiri dari alat komunikasi, komputer, jaringan
internet, dan alat penerangan. Sementara perlengkapan terdiri dari formulir-
formulir terkait dengan kepabeanan dan alat tulis kantor
3) Peraturan perundang-undangan, yaitu: UndangUndang Nomor 17 Tahun
2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan; Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Angkutan Multimoda; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 8 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Multimoda;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.04/2007 tentang Ketentuan
Kepabeanan di Bidang Ekspor, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
145/PMK.04/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 145/PMK.04/2007 tentang Ketentuan Kepabeanan di Bidang Ekspor.
4) Norma dan standar, yaitu Standard Operating Procedure (SOP) kepabeanan
yang terkait dan berlaku serta Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor PER-32/BC/2014 tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor
(Meyrawati, 2017).

Panduan penilaian untuk mengurus fiat ekspor, meliputi :


1) Konteks Penilaian
Penilaian unit ini dilakukan melalui wawancara mengacu kepada Kriteria
Untuk Kerja dan demonstrasi secara konseptual dalam rangka aktualisasi
pelaksanaan pekerjaan. Penilaian unit ini dapat dilakukan di tempat kerja, di
luar tempat kerja dan/atau di tempat uji kompetensi. Penilaian unit ini
mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dipersyaratkan
dan penilaian unit ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan.
2) Persyaratan Kompetensi
(Tidak ada).
3) Pengetahuan yang diperlukan terdiri dari peraturan tentang kepabeanan,
sistem dan prosedur kepabeanan, penyusunan kontrak/dokumen, dan istilah
teknis terkait kepabeanan dalam bahasa Inggris. Sementara keterampilan

PENGURUSAN KEPABEANAN
26

terdiri dari berkomunikasi secara lisan dan tulisan dalam bahasa Indonesia,
menjalin kerjasama, mengoperasikan komputer, dan mengakses data melalui
internet.
4) Sikap kerja yang diperlukan, yaitu disiplin, teliti, dan taat asas Aspek kritis
untuk mengurus fiat ekspor adalah ketepatan mengkoordinasikan
pengesahan NPE (Nota Persetujuan Ekspor) dan PEB (Pemberitahuan
Ekspor Barang) dengan Bea Cukai (Meyrawati, 2017)

D. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Ekspor Barang

Prosedur ekspor merupakan langkah langkah yang wajib dipenuhi untuk


melakukan aktivitas ekspor barang. Berikut merupakan pemahaman mengenai
prosedur penerapan aktivitas ekspor :
a. Pemeriksaan Dokumen ekspor di department procurement : Shipping
Request, Proforma invoice, packing List, dan B/L ( Bill Of Lading) yang
dikirimkan oleh marketing.
b. Departemen PPC ( Production Preparation Control) kemudian mengeluarkan
Tailor Made Work Order (TMWO)
c. Pengiriman dokumen proforma Invoice oleh departemen Procuremen ke
Departemen MPIC (Material planning Inventory Control ) untuk pengambilan
barang yang akan di ekspor. Sebelum pembuatan dokumen ekspor petugas
harus menimbang berapa berat dari barang tersebut serta alamat jelas
penerima yang akan dikirim oleh perusahaan, Bila ini tidak dilakukan maka
akan terjadi Notul.
d. Pembuatan dokumen BC 3.0 (PEB) Pemberitahuan Ekspor Barang dengan
berkoordinasi langsung kepada Bea Cukai yang terdapat dilapangan dan
melalui sistem PEB , Bea Cukai yang terdapat dilapangan diartikan sebagai
pengawas PDKB (Pengusaha di kawasan Berikat).
e. Bea dan Cukai yang terdapat dilapangan umumnya akan meminta dokumen
BC 2.3 dan BC 4.0 . BC 2.3 yaitu Pemberitahuan Impor Barang PDKB
(Perusahaan di kawasan Berikat ), BC 4.0 yaitu Pemberitahuan Pemasukan
Barang dari daerah lain pada wilayah pabean ke daerah penimbunan berikat.
f. Dokumen tersebut dibawa kebagian Bea Cukai untuk memperoleh nomor
pengepakan serta nomor segel dari barang yang akan diekspor, melakukan

PENGURUSAN KEPABEANAN
27

pengemasan (packaging), pengemasan dilakukan oleh perusahaan sendiri


tanpa bantuan perusahaan pengiriman atau kurir.
g. Dokumen BC 2.3 dan Dokumen BC 3.0 diserahkan kepada Freight Forwarder
dan selanjutnya akan diterbitkan Air Way Bill (surat muatan udara).
h. Memantau pegiriman menggunakan Air Way Bill (surat muatan udara). fungsi
daripada AWB ini untuk mengetahui kapan tanggal keberangkatan, tanggal
transit , serta tanggal rencana datang di Consignee (penerima).
i. Setelah dokumen tersebut diterima oleh Buyer maka pihak Buyer
menstransfer uang tersebut kepada perusahaan melalui bank yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan.
j. Kegiatan ekspor selesai (Satar et al., 2018).

E. Instansi yang Terkait dalam Kegiatan Ekspor

1) Eksportir
Eksportir merupakan orang perseorangan ataupun lembaga badan usaha,
baik yang berupa badan hukum ataupun bukan badan hukum, yang
melaksanakan Ekspor( Menteri Perdagangan Republik Indonesia, 2021).
Kedudukan eksportir dalam aktivitas eksporimpor ialah mempersiapkan serta
mengirim barang sesuai permintaan importir (Supardi, 2019).

2) Importir
Importir merupakan orang perseorangan ataupun lembaga badan usaha,
baik yang berupa badan hukum ataupun bukan badan hukum, yang
melaksanakan Impor( Menteri Perdagangan Republik Indonesia, 2021).
Kedudukan importir dalam aktivitas ekspor- impor ialah mempersiapkan
perintah pembelian dan dokumen penunjangnya semacam L/ C,
melaksanakan pembayaran atas dokumen baik pembayaran atas harga
barang ataupun bea serta pajaknya, dan melaksanakan pengeluaran
barang dari pelabuhan (Supardi, 2019).

3) Shipping Line
Maskapai pelayaran ataupun Shipping Line merupakan industri pemilik
kapal yang kegiatan utamanya ialah mengangkat barang ekspor dari

PENGURUSAN KEPABEANAN
28

pelabuhan muat ataupun Port of Loading sampai dengan pelabuhan


bongkar ataupun pelabuhan tujuan ialah pelabuhan di negeri importir
(Supardi, 2019).

4) Direktorat Jendral Bea Cukai


Dirjen Bea dan Cukai, terletak di bawah Kementerian Keuangan, mempunyai
peranan sebagai wakil pemerintah di dalam mengawasi kemudian lintas
keluar serta masuknya barang dari serta ke wilayah pabean, serta
menentukan pengamanan atas penerimaan negeri baik dalam bentuk bea
masuk, cukai ataupun Pajak.

Di dalam praktiknya Dirjen Bea Cukai mempunyai wewenang untuk


menghasilkan fasilitas kepabeanan serta menerbitkan hal- hal yang
berhubungan dengan industri yang ikut serta dalam aktivitas customs
clearance, semacam berikan izin EMKL/ U, Freight Forwarding, Pemilik
Kawasan Berikat, dan juga pelatihan atas pakar Kepabeanan Indonesia
(Supardi, 2019).

5) Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Departemen Perindustrian dan Perdagangan merupakan lembaga Negeri


yang mengurusi bidang industri serta perdagangan, sehingga berhubungan
erat dengan aktivitas ekspor- impor. Kedudukan deperindag di dalam
aktivitas ekspor- impor di antara lain menerbitkan SKA( Surat Keterangan
Asal) ataupun Certificate of Origin, surat ini merupakan penjelasan
pernyataan jika komoditas ataupun beberapa barang yang di ekspor tersebut
benar- benar terbuat di Indonesia.

Tugas pokok lainya dari Kementrian Perdagangan merupakan mengendalikan


serta memonitor komoditas yang terkena kuota, dan memonitor pertumbuhan
ekspor serta impor secara totalitas, menerbitkan izin spesial untuk industri
tertentu, dan membawahi lembaga- lembaga yang berhubungan dengan
penigkatan aktivitas ekspor- impor BPEN, Seminar, Pelatihan dan lain- lain
(Supardi, 2019).

PENGURUSAN KEPABEANAN
29

6) Fumigation Company
Industri yang memberikan jasa fumigasi, berbentuk penyemprotan packing
ataupun kemasan ekspor supaya leluasa dari hama dan serangga. Standar
internasional dalam fumigasi biasanya merujuk pada badan karantina
Australia ataupun AQIS, sehingga industri fumigasi yang dipilih oleh eksportir
hendaknya perusahaan yang sudah terdaftar di AQIS( Australia Quarantine
and Inspection Services) pelayanan karantina serta inspeksi Australia
(Supardi, 2019).

PENGURUSAN KEPABEANAN
30

PROSES PENGURUSAN ADMINISTRASI KEPABEANAN EKSPOR IMPOR

Proses pengurusan administrasi dokumen-dokumen kepabeanan ekspor impor


dilaksanakan sang pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) yg mempunyai
kiprah pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) pada mekanisme penyelesaian
dokumen – dokumen impor. Pihak importir/eksportir yang akan melakukan aktivitas
impor/ekspor memakai jasa pihak Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK)
buat membuat dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dan Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB) menggunakan melampirkan dokumen impor dan ekspor, dalam
prosesnya pihak (PPJK) melakukan Sending dokumen buat mendapatkan penjaluran yg
sudah ditentukan oleh pihak Bea Cukai, buat selanjutnya pihak Bea Cukai akan
mengeluarkan Surat Pemberitahuan Pengeluaran Barang (SPPB).

Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) adalah badan usaha yang


melakukan kegiatan pengurusan pemenuhan Kewajiban Pabean untuk dan atas nama
pemilik barang. Pada umumnya PPJK memiliki mitra kerja dengan Trucking. Dengan
demikian, seluruh proses mengeluarkan barang (Container) dari pelabuhan menuju
gudang importir dapat dilakukan oleh jasa PPJK menyatakan bahwa pengusaha
Pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) menjadi jembatan yang menghubungkan antara
importir/eksportir dengan Bea Cukai. PPJK mengurus barang impor/ekspor yang harus
membayar pajak bea masuk/bea keluar sehingga padanya dikenakan agunan bahwa
PPJK telah betanggung jawab untuk melunasi pajak bea masuk/bea keluar berdasarkan
kuasa dari perusahaan atau perorangan selaku importir. PPJK atau importir berperan
buat menghadapi petugas Bea Cukai saat barang yang diimpor serta dieskpor harus
dilakukan investigasi fisik. Hal ini karena waktu barang embargo restriksi atau pelayanan
jalur merah, barang akan diperiksa oleh petugas Bea dan cukai. oleh karena itu, PPJK
dapat diwakili pihak importir/eksportir sebagai pemilik barang(Rahmawati et al., 2017).

PENGURUSAN KEPABEANAN
31

A. PROSES ADMINISTRASI KEPABEANAN EKSPOR

PEB ( Pemberitahuan Ekspor Barang ) merupakan dokumen pabean yang di


gunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang oleh eksportir atau kuasanya
pada kantor Bea dan Cukai. PEB di buat dengan mengunakan software PEB secara
online dan di beritahukan secara PDE ( Pertukaran Data elektronik ).seluruh barang
yang akan di ekspor harus di beritahukan kepada kantor bea dan cukai menggunakan PEB
untuk mendapatan ijin balasan berupa NPE ( Nota Pelayanan Ekspor ), selanjutnya NPE
itulah yang di gunakan surat jalan untuk memasukan barang ke daerah pabean dan untuk
PEB yang mengunakan fasilitas KITE keluarlah balasan berupa PPB (pemberitahuan
pemeriksaan Barang) untuk mengetahui pemeriksa yang akan menyelidiki barang di
gudaang pabrik secara pribadi.

Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB ) ialah dokumen barang yang di pakai untuk
pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang yang isinya diantaranya jenis barang ekspor
(umum, terkena pajak ekspor, menerima fasilitas pembebasan dan pengembalian bea
masuk, serta barang ekspor lainya), identitas eksportir, nama importir, NPWP, izin spesifik
(SIE, karantina, SM, no. HS, berat barang, negara tujuan, provinsi asal barang, cara
penyerahan barang (FOB, CIF, dll) merek serta nomer kemasan dll (ANTONI, 2019).

1) Dokumen Yang Digunakan Dalam Kegiatan Ekspor

a. Surat Kuasa Adalah Surat yang dibuat oleh eksportir untuk memberikan
kuasa kepada EMKL dalam mengurus dokumen ekspor dari gudang
pelabuhan kegudang importir.

b. Shipping Instruction Adalah Suatu Order dari eksportir atau freight forwarding
untuk mengusahakan pengangkutan bagi party barangnya kepada
perusahaan pelayaran, sekaligus juga berfungsi sebagai booking ruangan
kapal.

c. Invoice adalah Adalah dokumen yang dikeluarkan oleh shipper dimana


dokumen tersebut berisikan tentang harga barang yang dilengkapi data
mengenai jenis barang, berat, volume, kualitas, nama eksportir atau importir,
nama kapal dan nama pelabuhan bongkar muat.

PENGURUSAN KEPABEANAN
32

d. Packing list Adalah Dokumen yang menerangkan tentang jenis pembungkus,


jenis barang, berat, volume, dan lain-lain untuk memudahkan pemeriksaan
Bea dan Cukai.

e. Delivery Order (D/O) Adalah surat yang diterbitkan oleh perusahaan


pelayaran atau freight forwarding kepada shipper untuk pengambilan
kontainer kosong di depo.

f. Insurance Polis (Polis Ansuransi) Adalah dokumen yang menerangkan


bahwa barang yang diekspor telah diansuransikan. Dalam hal ini Polis
Ansuransi digunakan apabila barang tersebut diansuransikan.

g. Letter of credit (LC) Adalah surat jaminan dari pihak Bank sebagai pengganti
bahwa pihak eksportir tidak akan dirugikan sesuai dengan ketentuan –
ketentuan yang telah disepakati oleh pihak eksportir dan importir. Dalam hal
ini LC digunakan apabila dipersyaratkan dalam sales contract.

h. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Adalah dokumen yang dibuat oleh


eksportir atau kuasanya untuk memberitahukan pelaksanaan ekspor barang,
dan digunakan untuk mendapatkan persetujuan ekspor (PE).

i. Persetujuan Ekspor (PE) Adalah surat yang diterbitkan oleh direktorat


jenderal bea dan cukai yang menyatakan bahwa telah disetujuinya
pengeluaran barang dari dalam daerah pabean untuk selanjutnya dikirim ke
luar negeri.

j. Bill of lading (B/L) Adalah suatu surat diberi tanggal dan ditanda tangani oleh
pengangkut yang menerangkan telah menerima barang muatan dari pengirim
dengan persetujuan mengangkutnya serta menyerahkannya kepada
penerima barang muatan tersebut ditempat tujuan yang ditunjuk.

k. Sertifikat fumigasi Adalah Suatu dokumen yang menyatakan bahwa


perlakuan fumigasi telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan atau
standar yang telah ditentukan. Bahwa kontainer sudah diberi suatu zat kimia
Natrium Bromide (Na Br) dengan takaran tertentu terhadap barang ekspor
kedalam container yang telah melakukan stuffing dan sebelum penyegelan
atau sealing untuk menghindari kerusakan yang diakibatkan oleh hama
perusak selama pengangkutan.

PENGURUSAN KEPABEANAN
33

l. Certificate Of Origin (COO), Adalah dokumen ini merupakan surat


Keterangan Asal (SKA) yang menyatakan asal dari produk barang tersebut.
COO diterbitkan oleh departemen perdagangan digunakan sebagai dokumen
penyerta barang ekspor yang menyatakan bahwa barang tersebut dihasilkan
atau diolah di Indonesia (ANGGI, 2019).

Setelah memiliki dokumen-dokumen yang lengkap maka prosedur selanjutnya


yang harus dilakukan oleh eksportir yaitu adalah :

 Eksportir ini melakukan komunikasi dengan importir terkait yang ada diluar
negeri untuk melakukan suatu negosiasi komoditi, dalam hal ini dengan
mencantumkan jenis barang, kualitas, kuantitas, serta dokumen-dokumen
pelengkap barang komoditi bersangkutan.

 Setelah terjadinya komunikasi dengan importir, apabila importir menyetujui


penawaran yang diajukan maka kedua belah pihak harus membuat kontrak
dagang dengan poin-poin yang disetujui bersama.

 Lalu setelah ada kesepakatan antara kedua belah pihak maka importir
disini membuka Letter of Credit (L/C) melalui bank yang telah disepakati
antara kedua belah pihak dan mengirimkan L/C ini ke Bank Devisa di
negara eksportir dan kemudian nanti Bank Devisa yang ditunjuk akan
memberitahukan kepada eksportir perihal L/C tersebut telah diterima.

 Dengan diterimanya L/C tersebut maka eksportir harus mempersiapkan


barang-barang yang dipesan oleh importir, tetapi barang yang dikirim harus
sesuai dengan apa yang telah disetujui dengan importir.

 Lalu setelah itu eksportir wajib barang yang akan di ekspor ke kantor
pabean pemuatan dan juga PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) yang
telah terdaftar dan PEB ini disampaikan paling cepat adalah 7 hari sebelum
tanggal perkiraan ekspor dan paling lambat sebelum barang ekspor masuk
ke kawasan pabean.

 Setelah itu melakukan pemesanan ruang kapal ke perusahaan pelayaran


samudera agar diperhatikan perusahaan angkutan yang memberi jaminan
dalam pengiriman dan melakukan pengiriman barang ke pihak importir
terkait

PENGURUSAN KEPABEANAN
34

Jadi dalam kegiatan kepabeanan ini sudah diatur dengan sedemikian rupa dan
yang memiliki beberapa tujuan utamanya adalah dengan yang sesuai dengan yang
tertera dalam Pasal 2A ayat (2) Undang-Undang No. 17 Tahun 2006 yang menyatakan
bahwa bea keluar ini dikenanan untuk :

 Menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri

 Melindungi kelestarian sumber daya alam

 Mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komoditi ekspor


tertentu di pasaran internasional; atau

 Menjaga stabilitas harga komoditi tertentu di dalam negeri (Salman Alfarizi


& Lathifah Hanim, 2020).

PENGURUSAN KEPABEANAN
35

PENGURUSAN KEPABEANAN
36

B. PROSES ADMINISTRASI KEPABEANAN IMPOR PIB

Mengirimkan dokumen-dokumen sebagai data untuk pembuatan draft PIB kepada


pihak PPJK melaui E-mail, pihak PPJK menerima E-mail dari Importir kemudian segera
membuat draft PIB berdasarkan tiga dokumen pokok yang diberikan oleh importir yang
berupa Bill of Lading, Invoice, Packing List. Dalam proses pembuatan PIB bagian
dokumen mencari terlebih dahulu Harmoni sistem Code barang tersebut, untuk
mengetahui berapa jumlah Bea Masuk, (Pajak).

Pertambahan Nilai) dan PPh (Pajak Penghasilan), serta larangan dan


pembatasan pada barang tersebut.Jika barang tersebut terkena larangan dan
pembatasan maka importir harus mempersiapkan dokumen pelengkap sebagai pengantar
muatan tersebut. Setelah selesai membuat draft PIB, Draft tersebut dikirim ke pihak
Importir untuk selanjutnya diperiksa kembali oleh pihak importir tentang kebenaran data
dan perhitungan pajak PIB tersebut sebelum di kirim ke Bea Cukai (Aan Rubiyanto,
2021).

PENGURUSAN KEPABEANAN
37

PENGURUSAN KEPABEANAN
38

Ada beberapa dokumen pokok yang dibutuhkan untuk pembuatan PIB, sebagai
berikut :

1) Dokumen Bill of Lading

Konosemen (Bill of Lading) adalah tanda terima suatu barang yang


telah dimuat ke dalam suatu kapal laut, dan merupakan documents of title
yang berfungsi menjadi bukti kepemilikan asal suatu barang, dan juga
menjadi bukti dari perjanjian pengangkutan barang melalui jalur laut. Bill of
Lading (B/L), mempunyai 6 fungsi yakni sebagai berikut: tanda terima
penyerahan barang, kontrak penyerahan barang, bukti kepemilikan barang,
proteksi atas barang yang diangkut, kuitansi (bukti pembayaran) uang
tambang, tanda bukti lawan. Fungsi-fungsi tersebut memberikan pengertian,
bahwa pemilik barang merupakan pihak yang namanya tercantum pada
Konosemen dan berhak untuk mengambil barang(Dea Ayu & Ayu Putu
Widiati dan Wayan Arthanaya, 2020).

Penggunaan B/L sebagai bagian dari dokumen yang dibutuhkan dalam


perdagangan ekspor impor melibatkan berbagai pihak, antara lain :

a) Shipper yaitu pihak yang bertindak sebagai Beneficiary;

b) Consignee yaitu pihak yang diberitahukan tentang tibanya barang-


barang;

c) Notify Party yaitu pihak yang ditetapkan dalam L/C; dan

d) Carrier yaitu pihak pengangkutan atau perusahaan pelayaran (Aan


Rubiyanto, 2021)

Beberapa mengenai bentuk-bentuk Bill of Lading, yakni sebagai berikut :

 Konosemen atas nama, yang mana nama penerima disebut dengan


jelas.

 Konosemen atas pengganti, konosemen ini dapat diperalihkan serta


cukup aman.

 Konosemen atas tunjuk, yang mana konosemen ini mengandung


risiko dalam penyerahannya atas hak konosemen dari tangan satu ke

PENGURUSAN KEPABEANAN
39

tangan yang lain, sehingga memungkinkan untuk jatuh ke tangan


orang yang salah.

Beberapa jenis-jenis Bill of Lading yang digunakan dalam perdagangan


internasional, yaitu:

a) Negotiable Bill of Lading (Original Bill of Lading) dan Non Negotiable Bill
of Lading;

b) On board Bill of Lading dan Receipt Bill of Lading;

c) Clean and Foul Bill of Lading;

d) Long Form and Short Form Bill of Lading;

e) Combined Transport Bill of Lading (Multimodal Bill of Lading) dan Single


Modal Bill of Lading;

f) Express Bill of Lading, stale Bill of Lading;

g) Switch Bill of Lading;

h) Third Party Bill of Lading;

i) Ocean Bill of Lading House Bill of Lading;

j) Chartered Bill of Lading;

k) Way Bill and Forwarder Cargo Receipt (FCR);

l) Air Way Bill (AWB);

m) FIATA Bill of Lading (FBL).

Mekanisme Penerapan Dokumen Bill Of Lading pada Aktifitas Ekspor-


Impor diantaranya: pemberian surat kuasa; penerbitan shipping intruction ke
shipping agent; pengiriman delivery order dari agen pelayaran; pengiriman
stuffing report pada agen pelayaran; pengiriman Draff Bill of Lading (B/L) dari agen
pelayaran; penerbitan Bill of Lading (B/L) dari agen pelayaran serta penerbitan
House Bill of Lading (B/L) pada eksportir

Hal yang wajib diperhatikan dalam menangani Bill of Lading yaitu: Bill of
Lading wajib diterima langsung dari maskapai pengapalan atas pengangkutan

PENGURUSAN KEPABEANAN
40

yang menerbitkannya; pada Bill of Lading wajib disebutkan nama serta alamat
pengirim; Bill of Lading wajib ditanda tangani oleh pejabat yang berhak yang
menandatanganinya; Bill of Lading wajib dicocokkan dengan invoice serta Letter of
Credit; tanggal Bill of Lading tidak boleh melewati batas tanggal pengapalan; Bill of
Lading wajib cocok menggunakan Letter of Credit tentang software pembayaran
(Dea Ayu & Ayu Putu Widiati dan Wayan Arthanaya, 2020).

2) Dokumen Commercial Invoice

Commercial Invoice yaitu dokumen impor yang sangat krusial. Hal ini karena
pada Invoice tersebut tercantum harga barang menjadi dasar perhitungan Bea
Masuk serta Pajak yang wajib dibayar ke kas Negara. oleh karena itu, harga yang
tercantum dalam Purchase Order (PO) wajib sama dengan harga yang tercantum
pada Commercial Invoice. Sederhananya ,Invoice adalah indikasi bukti
transaksi atau surat tagihan yang diterbitkan oleh penjual pada pembeli untuk
membayar harga barang yang sudah disepakati antara penjual dan pembeli. Dalam
Invoice meliputi beberapa hal antara lain:

1. Tulisan Invoice beserta nomornya;

2. Tanggal dibuatnya Invoice;

3. Data lengkap nama eksportir dan alamatnya;

4. Data lengkap nama importir dan alamatnya;

5. Nomor Purchase Order (PO);

6. Nama barang;

7. Jumlah barang;

8. Harga barang per Unit; dan Jumlah dari harga per Unit dikali jumlah barang
yang dipesan (Aan Rubiyanto, 2021).

Commercial Invoice akan dilengkapi menggunakan nama perusahaan


pelayaran, alamat lengkap, nomor telepon, serta ditandatangani oleh pengirim
atau agennya. deskripsi barang yang akurat dan lengkap dibutuhkan untuk
penelitian yang akan dilakukan oleh Bea dan Cukai. jika penerima barang bukan
importir sendiri, atau dalam hal ini terdapat notify party atau pihak ketiga yang
ditunjuk untuk menerima serta mengurus pengeluaran barang, wajib dituliskan
pada invoice (DIAN I, 2019).

PENGURUSAN KEPABEANAN
41

Dalam invoice tercantum tipe pembayarannya, tipe– tipe pembayarannya ialah:

 Free on Board ( FOB) yang maksudnya pembayaran dilakukan di pelabuhan


tujuan ataupun pelabuhan bongkar, dalam makna lain seluruh beban
pngapalan ditanggung oleh pihak importir. Perihal tersebut berarti jika
pembeli ataupun importir harus memikul seluruh bayaran serta resiko atas
kehabisan ataupun kehancuran benda mulai dari titik itu.

 Cost on Freight( CFR) maksudnya penjual ataupun eksportir melaksanakan


penyerahan benda– benda apabila melewati pagar kapal di pelabuhan
pengapalan ataupun pelabuhan muat. Dalam perihal ini penjual ataupun
eksportir harus membayar anggaran biaya serta ongkos angkut yang perlu
guna mengangkut benda– benda itu sampai ke pelabuhan tujuan ataupun
pelabuhan bongkar. Resiko kehilangan maupun kehancuran atas benda–
benda tersebut tercantum tiap bayaran tambahan sehubungan
dengan peristiwa yang terjalin sehabis waktu penyerahan itu berpindah dari
penjual ataupun eksportir kepada pembeli atau importir.

 Cost, Insurance, and Freight yang maksudnya jika penjual ataupun eksportir
melaksanakan penyerahan benda– benda kepada pengangkut yang ditunj
uknya sendiri, namun penjual ataupun eksportir harus membayar ongkos–
ongkos angkut yang perlu guna mengangkat benda– benda itu hingga ke
tempat tujuan ataupun pelabuhan bongkar. Perihal tersebut berarti jika
pembeli memikul seluruh resiko serta membayar seluruh ongkos yang
muncul sehabis benda– benda tersebut diserahkan (Aan Rubiyanto, 2021).

3) Dokumen Packing List

Packing list merupakan dokumen pengemasan yang menampilkan jumlah


tipe dan berat dari benda yang hendak di ekspor serta merupakan uraian dari
penjelasan benda yang disebut di dalam nomer commercial invoice. Hal- hal yang
wajib dicantumkan didalam packing list:

1. Nama eksportir

2. Consingnee atau buyer (importir)

3. Nomor packing list dan tanggal

4. Quantity atau jumlah barang

PENGURUSAN KEPABEANAN
42

5. Nama barang

6. Gross weight (berat kotor)

7. Net weight (berat bersih)

8. Vessel name (nama kapal)

9. ETD (Estimated Date Departure), tanggal keberangkatan kapal

10. Notify party (pihak ketiga setelah consignee)

11. Nomor L/C (Leter of Credit) jika ada (Muthmainah et al., 2019).

Secara sederhana Packing List ini dapat dianggap seperti Surat Jalan yang
menyertai kiriman barang.

4) Dokumen Certificate of Origin

Certificate of origin ataupun yang biasa diketahui dengan surat keterangan


asal ialah dokumen yang dibuat oleh eksportir dan disertakan pada saat mengirim
ataupun mengekspor benda ke suatu negara tertentu. Di mana negara penerima
barang sudah menyetejui perjanjian guna menyediakan fasilitas barang dari negara
asal untuk memasuki negara tujuan.

Pembuatan dokumen Pemberitahuan Impor Barang( PIB) mempunyai peranan


diantaranya :

1. Ketentuan mendaftarkan barang impor ke kantor bea cukai;

2. Guna mengenali berapa jumlah bea masuk, ppn, serta pph, dan larangan
serta pembatasan pada barang impor;

3. Selaku proses pengiriman barang impor, yang melalui sistem EDI; dan

4. Selaku dokumen guna pengeluaran barang dari kawasan pabean Dalam


Pemberitahuan Impor Barang( PIB) ada besaran nilai pabean yang jadi dasar
perhitungan Bea Masuk atas barang yang di impor. Pemberitahuan impor
barang umumnya bisa diperoleh pada saat benda yang diimpor telah
datang di pelabuhan. Tetapi selagi menunggu barang datang di pelabuhan
terkadang melalui pengusaha pengurusan jasa kepabeanan( PPJK) bisa
membuat serta menghitung besaran bea masuknya walaupun masih berapa
draf

PENGURUSAN KEPABEANAN
43

Proses awal pembuatan dokumen Pemberitahuan Impor Barang( PIB) antara lain:

1. Importir mengirimkan dokumen- dokumen tambahan selaku draft pembuatan


PIB kepada PPJK melalui E- mail;

2. Pihak PPJK menerima E- mail dari importir setelah itu segera membuat draft
PIB sesui dengan dokumen yang diberikan oleh importir;

3. Dalam proses pembuatan Pemberitahuan Impor barang( PIB), bagian dokumen


mencari terlebih dulu Harmoni system( HS) Code barang tersebut, guna
mengetahui berapa jumlah beamasuk, Pajak Pertambahan Nilai( PPN) serta
Pajak Penghasilan( PPh), dan larangan serta pembatasan pada barang
tersebut; dan

4. Sesudah menyelesaikan draft Pemberitahuan Impor Barang( PIB), Draft


tersebut di kirim kepihak Importir guna selanjutnya di cek kembali sebelum di
kirim ke Bea Cukai. Sistem pembayaran saat ini tak lagi menggunakan
SSPCP( Surat Setoran Pabean Cukai dan Pajak), melainkan sudah
diberlakukannya sistim Billing Online, guna memudahkan transaksi
pembayaran. setelah melaksanakan transaksi Billing Online langkah berikutnya
ialah melaksanakan Proses pengiriman dokumen PIB yang dilakukan oleh
pihak PPJK melalui sistem EDI( Electronic Data Interchange) setelah itu lewat
portal INSW( Indonesia National Single Window) sebelum ke kantor pelayanan
Bea dan Cukai.Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) ialah dokumen
yang diterbitkan oleh kantor pabean sesudah formalitas pabeanya sudah
dipenuhi. dalam kantor pabean sudah memakai sistem PDE maka SPPB
dikirim ke importir secara electronic. Selanjutnya importir akan mencetak SPPB
tersebut untuk proses pegeluaran barang. setelah diterima dan diteliti fisik
dokumen tersebut serta disesuaikan menggunakan data yang telah ditransfer
terdahulu; jika dokumen tadi sesuai dengan yang ditransfer serta dengan fisik
dokumen, maka pejabat Bea Cukai mengeluarkan SPPB (Surat Persetujuan
Pengeluaran Barang) (Rahmawati et al., 2017).

PENGURUSAN KEPABEANAN
44

Penutup

Kesimpulan Materi Proses Pengurusan Persetujuan Ekspor Impor

Proses pengurusan persetujuan ekspor dan impor Konteks variabel,


terdiri dari: Data untuk PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) meliputi Dokumen
perusahaan, dokumen pengiriman, HS (Harmonized System) Code dan
dokumen Perizinan khusus. Dokumen perusahaan meliputi TDP (Tanda Daftar
Perusahaan), NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), dan NIK (Nomor Induk
Kepabeanan). Dokumen pengiriman meliputi Packing list dan invoice. Electronic
Data Interchange (EDI) adalah transfer data terstruktur Dengan format standard
yang telah disetujui yang Dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem
komputer yang lain dengan menggunakan media elektronik.

EDI diterapkan untuk mengatasi permasalahan kepabeanan. HS (Harm


onized System) Code adalah standar internasional atas sistem penamaan dan
penomoran yang digunakan untuk pengklasifikasi produk perdagangan dan
turunannya yang dikelola oleh World Customs Organization (WCO). INSW
(Indonesia National Single Window) adalah sistem nasional Indonesia yang
memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara
tunggal (single submission of data and information), pemrosesan data dan
informasi secara tunggal dan sinkron (single and synchronous processing of
data and information), dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk
pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang (single decision making for
customs clearance and release of cargoes) NPE (Nota Persetujuan Ekspor)
adalah nota yang diterbitkan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor atau
Sistem Komputer Pelayanan atas PEB yang disampaikan, untuk melindungi
pemasukan barang yang akan diekspor ke Kawasan Pabean dan/atau
pemuatannya ke sarana pengangkut. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
adalah dokumen pabean yang digunakan untuk memberitahukan pelaksanaan
ekspor barang. PEB dibuat oleh eksportir atau kuasanya dengan menggunakan
software PEB secara online. Barang yang akan diekspor wajib diberitahukan ke
Kantor Bea dan Cukai dengan menggunakan PEB.

PENGURUSAN KEPABEANAN
45

Kesimpulan Materi Proses Pengurusan Flat Ekspor

Untuk mengurus flat ekspor adalah ketepatan dalam pengesahan NPE


(Nota Persetujuan Ekspor) adalah nota yang diterbitkan oleh Pejabat Pemeriksa
Dokumen Ekspor atau Sistem Komputer Pelayanan atas PEB yang
disampaikan, untuk melindungi pemasukan barang yang akan diekspor ke
Kawasan Pabean dan/atau pemuatannya ke sarana pengangkut; dan PEB
(Pemberitahuan Ekspor Barang) adalah dokumen pabean yang digunakan untuk
memberitahukan pelaksanaan ekspor barang. PEB dibuat oleh eksportir atau
kuasanya dengan menggunakan software PEB secara online. Barang yang akan
diekspor wajib diberitahukan ke Kantor Bea dan Cukai dengan menggunakan
PEB ini.

Kesimpulan Materi Proses Pengurusan Administrasi Kepabeanan Ekspor Impor

Dalam proses administrasi kepabeanan pada bidang impor, Importir


mengirimkan dokumen-dokumen sebagai data untuk pembuatan draft PIB
kepada pihak PPJK melaui E-mail, pihak PPJK menerima E-mail dari Importir
kemudian segera membuat draft PIB berdasarkan tiga dokumen pokok yang
diberikan oleh importir yang berupa Bill of Lading, Invoice, Packing List. Dalam
proses pembuatan PIB bagian dokumen mencari terlebih dahulu Harmoni sistem
Code barang tersebut, untuk mengetahui berapa jumlah Bea Masuk, (Pajak
Pertambahan Nilai) dan PPh (Pajak Penghasilan), serta larangan dan
pembatasan pada barang tersebut.Jika barang tersebut terkena larangan dan
pembatasan maka importir harus mempersiapkan dokumen pelengkap sebagai
pengantar muatan tersebut. Setelah selesai membuat draft PIB, Draft tersebut
dikirim ke pihak Importir untuk selanjutnya diperiksa kembali oleh pihak importir
tentang kebenaran data dan perhitungan pajak PIB tersebut sebelum di kirim ke
Bea Cukai
dalam proses administrasi kepabeanan pada bidang Ekspor memerlukan
dokumen PEB di buat dengan mengunakan software PEB secara online dan di
beritahukan secara PDE ( Pertukaran Data elektronik ).seluruh barang yang
akan di ekspor harus di beritahukan kepada kantor bea dan cukai menggunakan
PEB untuk mendapatan ijin balasan berupa NPE ( Nota Pelayanan Ekspor ),

PENGURUSAN KEPABEANAN
46

selanjutnya NPE itulah yang di gunakan surat jalan untuk memasukan barang ke
daerah pabean dan untuk PEB yang mengunakan fasilitas KITE keluarlah
balasan berupa PPB (pemberitahuan pemeriksaan Barang) untuk mengetahui
pemeriksa yang akan menyelidiki barang di gudaang pabrik secara pribadi.
Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB ) ialah dokumen barang yang di pakai
untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang yang isinya diantaranya jenis
barang ekspor (umum, terkena pajak ekspor, menerima fasilitas pembebasan
dan pengembalian bea masuk, serta barang ekspor lainya), identitas eksportir,
nama importir, NPWP, izin spesifik

Referensi Pendukung

Granabetter, D. M. (2017). Successful Knowledge Management for the Export Industry-


The Needs of Entrepreneurs. IBIMA Publishing Journal of
Organizational Knowledge Management, 2017.
https://doi.org/10.5171/2017.705166
Heaver, T. D. (2017). The Role of Customs Administration in the Structure and Efficiency
of International Logistics: An International Comparison. The
International Journal of Logistics Management, 3(1), 63–72.
https://doi.org/10.1108/09574099210804813
Aan Rubiyanto, E. T. W. (2021). PENGELOLAAN CUSTOM CLEARANCE IMPOR
MELALUI PERUSAHAAN PENGURUSAN JASA KEPABEANAN
PT. MITRA SEGARA CARGO SEMARANG. Studi Nautika, 3(1),
200–206.
ANGGI, W. M. (2019). PROSEDUR PENYELESAINAN EKSPOR FURNITURE OLEH
PT. TEDUH MAKMUR SEMARANG.
ANTONI, M. (2019). PROSES PENGISIAN PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG
MENGGUNAKAN FASILITAS KEMUDAHAN IMPOR TUJUAN
EKSPOR (KITE) OLEH PT. NUSANTARA TROPICAL FARM.
Dea Ayu, F., & Ayu Putu Widiati dan Wayan Arthanaya, I. I. (2020). Prosedur Penerapan
Dokumen Bill Of Lading Dalam Aktivitas Ekspor-Impor. Jurnal
Analogi Hukum, 2(1), 22–26. https://doi.org/10.22225/.2.1.1612.22-
26
DIAN I, P. D. (2019). SISTEM KEGIATAN PENYELESAIAN DOKUMEN IMPOR SEPATU

PENGURUSAN KEPABEANAN
47

CV. MITRA ADITYA SEJAHTERA OLEH EMKL PT. DHANA


PERSADA MANUNGGAL SEMARANG. KARYA TULIS.
Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga, 6–21.
Huong, T. T. T. (2020). Solutions to Expansion of Import-export Financing Operations at
Agribank Thanh Hoa in the Process of Participation in Free Trade
Agreements. Journal La Bisecoman, 1(3), 11–19.
https://doi.org/10.37899/journallabisecoman.v1i3.117
KEMENTRIAN PERDAGANGA REPUBLIK INDONESIA. (2021). USERMANUAL Aplikasi
INATRADE. 1–34.
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. (2019). PERA TURAN MENTER!
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
219/PMK.04/2019 TENTANG PENYEDERHANAAN REGISTRASI
KEPABEANAN . Peraturan.
Menteri Perdagangan Republik Indonesia. (2021). Perdagangan Internasional.
Menteri Perdagangan Republik Indonesia. (2021). Peraturan Menteri Perdagangan
Republik Indonesia No 19 Tahun 2021 tentang Kebijakan dan
Pengaturan Ekspor (p. 408).
Muthmainah, R., Putra Utama, D., Negeri Batam Jurusan Manajemen Bisnis, P., & Studi
Akuntansi Jl Ahmad Yani, P. (2019). EVALUASI PROSEDUR
KEGIATAN EKSPOR PADA PT BINTANG ASIA USAHA. In Journal
of Business Administration (Vol. 3, Issue 2).
Rahmawati, Y., Riana, D., & Westi, U. (2017). PERAN PENGUSAHA PENGURUSAN
JASA KEPABEANAN (PPJK) DALAM PROSES IMPOR BARANG
BESERTA DOKUMEN YANG TERKAIT.
Saputra, H. (n.d.). Import Process of Robusta Coffee Bean from Indonesia to United
Kingdom.
Smith, A., Bois, F., & Layton, D. (2022). Grain supply chain stewardship and testing—
import and export. Application of Sampling and Detection Methods
in Agricultural Plant Biotechnology, 21–39.
https://doi.org/10.1016/B978-0-323-99293-0.00003-9
Satar, M., Teknik, P. S., Pembekalan, M., Teknik, F., & Bandung, U. N. (2018).

PENGURUSAN KEPABEANAN
48

Uji Pemahaman

 Materi 1 Proses Pengurusan Persetujuan Ekspor Impor


1. Berikut adalah tujuan dan manfaat impor kecuali,?
A. Memenuhi kebutuhan dalam negeri

B. Memperoleh bahan baku yang tidak ada didalam negeri.

C. Memperoleh barang yang belum diproduksi didalam negeri

D. Memperoleh keuntungan yang besar dari sebuah Negara

Jawaban: D
2. Shipping documents diterima oleh bank di dalam negeri dari
korespondennya di luar negeri merupakan sebuah prosedur ?
A. Impor
B. Ekspor
C. Inatrade
D. Validasi

Jawaban: B

3. Pelaku Usaha mengajukan permohonan melalui Loket Unit


Pelayanan Terpadu Perdagangan dengan melampirkan fotocopy
dokumen pendukung perusahaan merupakan metode?
A. INSW
B. Pelayanan perizinan
C. UPTP
D. Validasi
Jawaban: B

4. Manakah di bawah yang termasuk dari alur informasi antar system


internal secara otomatis ?
A. Keamanan data
B. Sistem kepabeanan
C. Pembuatan keputusan secara tunggal
D. Pemrosesan data secara tunggal
Jawaban : B

PENGURUSAN KEPABEANAN
49

5. Portal INSW merupakan ?


A. adalah sistem elektronik yang ter- integrasi secara nasional,
yang dapat diakses melalui jaringan Internet (public-network)
B. adalah usaha pengurusan dokumen dan muatan yang akan di
angkut melalui kapal atau pengurusan dokumen dan muatan
yang berasal dari kapal.
C. Usaha mengurusi perizinan untuk melakukan kegiatan ekspor
maupun impor
D. sistem Pelayanan Terpadu Perdagangan di bidang
perdagangan secara elektronik
Jawaban: A

 Materi 1 Proses Proses Pengurusan Flat Ekspor


1. Tujuan dan manfaat ekspor Kecuali ?
A. Mengendalikan harga produk
B. Menambah devisa negara
C. Memperbanyak lapangan kerja
D. Memperbaiki Ekonomi Negara
Jawaban: B

2. Peralatan yang diperlukan terdiri dari alat komunikasi, komputer, jaringan


internet, dan alat penerangan. Sementara perlengkapan terdiri dari
formulir-formulir terkait dengan kepabeanan dan alat tulis kantor
merupakan ?
A. Penerapan aktivitas ekspor
B. Penerapan aktivitas impor
C. Panduan penilaian flat ekspor
D. Panduan kegiatan ekspor
Jawaban: B

PENGURUSAN KEPABEANAN
50

3. Maskapai pelayaran ataupun merupakan industri pemilik kapal yang


kegiatan utamanya ialah mengangkat barang ekspor dari pelabuhan
muat ataupun Port of Loading sampai dengan pelabuhan bongkar
ataupun pelabuhan tujuan ialah pelabuhan di negeri importir instansi
yang terkait dalam kegiatan ekspor merupakan pengertian dari sebuah
A. Eksportir
B. Importer
C. Direktorat BEA dan CUKAI
D. Shipping Line
Jawaban: D

4. Industri yang memberikan jasa fumigasi, berbentuk penyemprotan


packing ataupun kemasan ekspor supaya leluasa dari hama dan
serangga ?
A. Fumigation Company
B. Department perindustrian dan perdagangan
C. Direktorat BEA dan CUKAI
D. Eksportir
Jawaban: A

5. Dirjen Bea dan Cukai, terletak di bawah Kementerian


A. Keuangan
B. Teknologi
C. Budi daya
D. Ekonomi
Jawaban: A

 Materi 3 Proses Pengurusan Administrasi Kepabeanan Ekspor Impor


1. manakah proses kepabeanan ?
A. melampirkan dokumen impor dan ekspor
B. mengeluarka surat pemberitahuan pengeluaran barang
C. melakukan persyaratan administrative
D. mengurus barang menuju gudang importer
Jawaban: C

PENGURUSAN KEPABEANAN
51

2. Apa yang dimaksud dengan PPJK ?


A. adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengurusan
pemenuhan Kewajiban Pabean untuk dan atas nama pemilik
barang. Pada umumnya PPJK memiliki mitra kerja dengan
Trucking.
B. menghubungkan antara importir/eksportir dengan Bea Cukai
C. mengurus barang impor/ekspor yang harus membayar pajak
bea masuk/bea keluar
D. memeriksa barang bea dan cukai melalui petugas
Jawaban: A

3. Apakah yang digunakan untuk memasukan barang ke daerah pabean


A. PEB
B. NPE
C. PDE
D. KTE
Jawaban: B

4. Apasajakah yang di pakai untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor


barang ?
A. Memberitahu pemeriksaan barang
B. Identitas eksportir
C. menyelidiki barang di gudaang pabrik secara pribadi
D. identitas importer
Jawaban: B

5. Shipping Instruction Adalah Suatu Order dari eksportir atau freight


forwarding untuk mengusahakan pengangkutan bagi party barangnya
kepada perusahaan pelayaran, sekaligus juga berfungsi sebagai
booking ruangan kapal merupakan dokumen yang digunakan ?
A. Kegiatan Impor
B. Mengajukan BEA dan CUKAI barang
C. Proses administrasi Kepabeanan
D. Kegiatan Ekspor
Jawaban: D

PENGURUSAN KEPABEANAN
52

Unjuk Kinerja

Gunakan rubrik sederhana ini untuk ‘mengukur’ kualitas Pendahuluan Anda ! Beri
tanda (√) sesuai pendapat Anda sendiri. Anda dapat pula berbagi hasil tulisan dengan sejawat
dosen lain. Ajaklah sejawat Anda untuk berdiskusi dan memberikan pendapatnya dengan
menggunakan rubrik ini.

Penguasaan Kualitas Perbaikan


Materi tentang : SM M Sdg Krg yang akan
dilakukan.
Ideal, ingat dan Bagus, paham Paham Masih
paham semua. dan ingat sebagian banyak yang
sebagian besar. saja. belum
dipahami
Proses
Pengurusan √
Persetujuan
Ekspor Impor
Proses
Pengurusan Flat √
Ekspor
Proses
Pengurusan
Administrasi √
Kepabeanan
Ekspor Impor

Rujukan

Heaver, T. D. (2017). The Role of Customs Administration in the Structure and Efficiency
of International Logistics: An International Comparison. The
International Journal of Logistics Management, 3(1), 63–72.
Huong, T. T. T. (2020). Solutions to Expansion of Import-export Financing Operations at
Agribank Thanh Hoa in the Process of Participation in Free Trade
Agreements. Journal La Bisecoman, 1(3), 11–19.
Aan Rubiyanto, E. T. W. (2021). PENGELOLAAN CUSTOM CLEARANCE IMPOR
MELALUI PERUSAHAAN PENGURUSAN JASA KEPABEANAN
PT. MITRA SEGARA CARGO SEMARANG. Studi Nautika, 3(1),
200–206.
Dea Ayu, F., & Ayu Putu Widiati dan Wayan Arthanaya, I. I. (2020). Prosedur Penerapan
Dokumen Bill Of Lading Dalam Aktivitas Ekspor-Impor. Jurnal
Analogi Hukum, 2(1), 22–26.
DIAN I, P. D. (2019). SISTEM KEGIATAN PENYELESAIAN DOKUMEN IMPOR SEPATU

PENGURUSAN KEPABEANAN
53

CV. MITRA ADITYA SEJAHTERA OLEH EMKL PT. DHANA


PERSADA MANUNGGAL SEMARANG. KARYA TULIS.
Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga, 6–21.

PENGURUSAN KEPABEANAN
54

PENGURUSAN KEPABEANAN

Anda mungkin juga menyukai