PENDAHULUA N
D alam Modul 2 dan Modul 3 yang telah Anda pelajari, penulis telah
mengemukakan secara panjang lebar tentang tabel distribusi frekuensi
berikut grafik-grafiknya. Materi dalam modul ini masih erat hubungannya
dengan apa yang telah diuraikan pada modul sebelumnya, serta merupakan
langkah lanjut dalam penyusunan data yang telah Anda kuasai.
Pengolahan data merupakan salah satu tindak lanjut dari penyajian data
yang telah Anda susun sebagaimana yang penulis telah uraikan dalam
Modul 2 dan Modul 3. Dalam Modul 4 ini, penulis akan menyajikan
beberapa ukuran yang banyak dipakai sebagai alat atau sebagai parameter
untuk dapat digunakan sebagai bahan bantuan dalam menafsirkan suatu
gejala atau suatu yang akan diteliti berdasarkan hasil pengolahan data yang
Anda kumpulkan.
Ukuran tersebut ialah ukuran pemusatan (tendensi sentral), ukuran
lokasi, dan ukuran dispersi (penyimpangan). Selanjutnya, setelah
mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat memahami arti dan kegunaan
ukuran pemusatan (ukuran gejala pusat), ukuran lokasi, dan ukuran dispersi.
Lebih khusus lagi, Anda diharapkan dapat:
1. membedakan antara kegunaan nilai rata-rata hitung dengan rata-rata
ukur;
2. membedakan antara kegunaan nilai rata-rata hitung dengan rata-rata
harmonis;
3. membedakan antara kegunaan nilai rata-rata hitung dengan rata-rata
kuadratis;
4. menghitung nilai rata-rata hitung untuk data tersebar;
5. menghitung nilai rata-rata ukur untuk data tersebar;
6. menghitung nilai rata-rata harmonis untuk data tersebar;
4.2 Statistika Pendidikan z
Kegiatan Belajar 1
Nilai Rata-Rata
A. RATA-RATA HITUNG
∑x i
x= i =1
n
dengan x adalah nilai rata-rata
xi adalah nilai pengamatan data ke i
n adalah banyaknya data.
4.4 Statistika Pendidikan z
Contoh 1 : Jika diketahui empat buah data 25, 23, 26 dan 30, tentukan nilai
rata-rata data tersebut!
Penyelesaian:
Keempat data tersebut dapat kita tulis x1= 23; x2 = 25; x3 = 26; dan
x4 = 30, sehingga ∑ xi = 23 + 25 + 26 + 30 = 104; n = 4. Jadi, nilai rata-rata
n
∑x i
104
data tersebut x = i =1
= = 26
n 4
xi fi
x1 2
x2 5
x3 8
15
2 x1 + 5 x2 + 8 x3
Maka x = .
15
Dalam hal ini Anda dapat lihat bahwa setiap nilai xi mempunyai bobot
yang berbeda. Ada yang berbobot 2, ada yang berbobot 5, dan ada pula yang
berbobot 8. Jumlah frekuensi merupakan banyak data (yang berarti sama
k
dengan n), n = 15 atau dalam bentuk umum n = ∑ f i . Dengan demikian,
i =1
∑fx i i
x= i =1
k
∑fi =1
i
xi fi f i xi
n = ∑ fi ∑fx i i
xi fi f i xi
17 2 34
20 5 100
31 6 186
39 4 156
17 476
Penyelesaian:
Dari tabel di atas diketahui bahwa n = ∑ fi = 17 dan ∑fx
i i = 476
476
sehingga x = = 28.
17
K bk − ak fk xk f k xk
k k
n = ∑ fi ∑fx i i
i =1 i =1
∑fx i i
x= i =1
k
∑f
i =1
i
Contoh 3: Hitung nilai rata-rata data di bawah ini dengan cara ”tanda kelas”
Penyelesaian:
Dari tabel diketahui ∑f i = 80 dan ∑fx i i = 6130 , maka
k
∑fx i i
6130
x= i =1
k
=
∑f
80
i
i =1
= 76, 25
z PEMA4210/MODUL 4 4.7
Cara lain yang lebih singkat dan lebih sederhana ialah dengan
mempergunakan nilai rata-rata duga (assumed mean) disingkat dengan AM.
Cara ini sering disebut pula dengan cara pendek atau ada yang menyebutnya
cara koding.
Keuntungan dengan cara ini, kita bekerja dengan bilangan-bilangan yang
lebih sederhana (relatif kecil), berbeda sekali dengan cara ”tanda kelas” di
mana kita akan bekerja dengan bilangan-bilangan yang lebih besar.
Rumus untuk menghitung x dengan metode AM ini seperti yang tertera
di bawah ini.
⎛ k ⎞
⎜ ∑ fi di ⎟
x = AM + p ⎜ ki =1 ⎟
⎜ ⎟
⎜ ∑ fi ⎟
⎝ i =1 ⎠
dengan AM adalah nilai rata-rata duga
p adalah panjang kelas
Oleh karena AM diambil pada kelas interval nomor 3 maka Anda lihat
bahwa d3′ = x3 − x3 = 0 . Dan jika nilai data itu disusun dari kecil ke besar
maka nilai di′ pun akan terpengaruh, yaitu setelah kelas interval nomor 3,
yaitu kelas interval nomor 4, 5, 6, dan 7 akan memperoleh nila di′ positif.
Sedangkan sebelum kelas interval nomor 3, yaitu kelas interval nomor 2 dan
1 akan memperoleh nilai di′ yang negatif.
Kalau Anda renungkan kembali, antara nilai di′ untuk setiap kelas
interval akan berselisih sebesar p, yaitu panjang kelas interval. Dengan kata
lain, bahwa untuk nilai di′ di atas dan di bawah kelas interval nomor 3
merupakan kelipatan p. Oleh sebab itu, sebenarnya nilai di′ untuk setiap
kelas interval dapat kita sederhanakan, yaitu semua nilai di′ tersebut dibagi
dengan p sehingga akan kita dapat d3′ = 0 dan nilai-nilai di′ sebelum kelas
interval nomor 3 berturut-turut adalah −1 dan nilai −2. Sedangkan nilai-nilai
di′ yang terletak setelah kelas interval nomor 3 berturut-turut akan bernilai
+1; +2; +3; dan +4. Sebutlah nilai di′ yang telah disederhanakan dengan cara
membagi dengan p ini dengan simbol ” di ” saja tanpa aksen sehingga kita
akan memperoleh daftar yang lebih sederhana seperti yang terlihat di bawah
ini.
Tetapi harus Anda ingat bahwa untuk meletakkan nilai d positif atau
negatif tergantung dari susunan kelas interval yang Anda kehendaki. Apakah
kelas interval yang Anda susun dari nilai yang kecil ke yang besar atau
sebaliknya. Jika kelas interval yang Anda susun dari nilai yang kecil ke yang
besar maka pada kolom d nilai-nilai d yang bertanda negatif kita letakkan
sebelum nilai d yang harganya sama dengan nol. Perhatikan Contoh 4.
Jika kelas interval yang Anda susun dari nilai yang besar ke yang kecil,
maka nilai-nilai d yang terletak sebelum nilai d yang harganya sama dengan
nol, haruslah bernilai positif dan sesudahnya negatif. Untuk lebih jelasnya
perhatikanlah Contoh 5.
⎛ k ⎞
⎜ ∑ fi di ⎟ k
Dari rumus x = AM + p ⎜ i =1k
⎜
⎟ kita harus mencari nilai
⎟
∑fd i i ,
⎜ ∑ fi ⎟
i =1
⎝ i =1 ⎠
untuk itu pada daftar harus kita lengkapi dengan kolom f i di .
∑fd
i =1
i i
k
disebut “faktor koreksi”. Mengapa harus ada faktor itu? Sebab kita
∑f
i =1
i
Contoh 6: Hitung nilai rata-rata data di bawah ini dengan cara ”AM”!
Penyelesaian:
Data pada tabel di atas kita ubah dulu ke dalam tabel berikut.
⎛ k ⎞
⎜ ∑ fi di ⎟
⎟ = 75,5 + 10 ⎛⎜ ⎞⎟
9
x = AM + p ⎜ i =1k
⎜ ⎟ ⎝ ⎠
⎜ ∑ fi ⎟
80
⎝ i =1 ⎠
= 75,5 + 10(0,1125) = 75,5 + 1,125
= 76, 625
Bandingkan hasilnya dengan hasil perhitungan pada Contoh 3.
Contoh 7: Seandainya AM pada data Contoh 6 diambil nilai tanda kelas pada
kelas interval nomor 6, tentukan rata-rata data tersebut!
Penyelesaian :
1
Tanda kelas untuk kelas interval ke-6 adalah AM = (81 + 90) = 85,5 .
2
Jadi, nilai rata-ratanya
⎛ k ⎞
⎜ ∑ fi di ⎟ −71 ⎞
x = AM + p ⎜ k i =1 ⎟ = 85,5 + 10 ⎛⎜ ⎟
⎜ ⎟ ⎝ 80 ⎠
⎜ ∑
⎝ i =1
f i ⎟
⎠
= 85,5 + 10(−0,8875) = 85,5 − 8,875
= 76, 625
Ternyata hasilnya tetap sama.
4.12 Statistika Pendidikan z
Contoh 8: Hitunglah nilai rata-rata dari 8192, 2, 32, 512, 128, 2048, 8.
Penyelesaian:
Jika data itu Anda susun, kita peroleh hasil penyusunan sebagai berikut
2, 8, 32, 128, 512, 2048, 8192 dan kalau Anda bandingkan antara dua data
yang berdekatan.
8 32 128 512 2048 8192
= = = = = ,
2 8 32 128 512 2048
data yang demikian lebih baik dihitung nilai rata-rata ukurnya atau U.
U = 7 2 × 8 × 32 × 128 × 512 × 2048 × 8192
= 7 562.949.953.421.312
= 128
Hasil ini didapat dengan mempergunakan kalkulator. Anda dapat pula
menghitungnya dengan mempergunakan daftar log.
(
log U = log 7 2 × 8 × 32 × 128 × 512 × 2048 × 8192 )
1
= log ( 2 × 8 × 32 × 128 × 512 × 2048 × 8192 ) 7
1
= log ( 2 × 8 × 32 ×128 × 512 × 2048 × 8192 )
7
1
= ( log 2 + log 8 + log 32 + + log 2048 + log 8192 )
7
1
= ( 0,301 + 0,903 + 1,505 + 2,107 + 2, 709 + 3,311 + 3,913)
7
1
= (14750 ) = 2,107
7
U = 218
z PEMA4210/MODUL 4 4.13
Kadang kala hasilnya agak berbeda, hal ini dimungkinkan karena bekerja
dengan logaritma banyak sekali pembulatan-pembulatan.
Jika diketahui data-data x1, x2, x3, ... xn maka nilai rata-rata harmonis
yang diberi simbol H dapat ditentukan sebagai berikut.
n
H= atau dapat ditulis secara singkat
1 1 1 1
+ + + ... +
x1 x2 x3 xn
n
H= n
1
∑
i =1 xi
360 km
Maka kecepatan rata-rata p.p = km/jam = 84,71 km/jam.
4, 25
Dengan rumus rata-rata harmonis akan lebih cepat lagi. Di sini n = 2 yaitu
pergi dan pulang maka:
n 2 2 2 720
H= n = = = = 2×
1 1 1 9+8 17
∑ + 17
i =1 xi 80 90 720 720
= 84, 71 km/jam
NRK =
∑x i
2
Contoh 10: ada suatu deret bilangan 2, 4, 6, 8 maka NRK dapat dihitung
nilai rata-rata kuadratis dari data tersebut sebagai berikut.
n
∑x 2
i
x12 + x22 + ... + xn2
NRK = i =1
=
n n
2 + 4 +6 +8
2 2
120 2 2
= = = 30
4 4
= 5, 477
Biasanya NRK ini digunakan dalam ilmu-ilmu fisika dan teknik yang
banyak hubungannya dengan fisika.