Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS

KOMPUTER PADA MATA DIKLAT MENGUASAI ELEKTRONIKA DASAR


TERAPAN DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

Ihsan Nurkhakim, Lusia Rakhmawati


Jurusan Teknik Elektro UNESA

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan multimedia pembelajaran pada mata diklat
menguasai elektronika dasar terapanuntuk kompetensi dasar amplifier daya rendah/menengah.Penelitian
ini bertujuan untuk menghasilkanmultimedia pembelajaran interaktif yang sesuai dengan kondisi di SMK
Negeri 2 Surabaya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D), yang terdiri
tujuh tahapyaitu: (1) analisa masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5)
revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) analisa dan pelaporan. Pada penelitian ini dihasilkan multimedia
pembelajaran interaktif kompetensi dasar amplifier daya rendah/menengah yang disajikan dalam bentuk
Compact Disc (CD) dengan isi materi: pengertian amplifier, jenis-jenis amplifier audio, fungsi tiap bagian
amplifier audio, kelas-kelas amplifier, karakteristik biasing, gain, respon frekuensi, pre-amplifier, op-
amp, dan distorsi.
Hasil penelitian menujukkan bahwa multimedia pembelajaran interaktif kompetensi dasar amplifier
daya rendah/ menengah dinyatakan sangat baik untuk digunakan dengan rating 89,71% sedangkan soal
yang digunakan dalam multimedia pembelajaran interaktif kompetensi dasar amplifier daya
rendah/menengah dinyatakan baik dengan hasil rating 84% sehingga multimedia pembelajaran interaktif
kompetensi dasar amplifier daya rendah/menengah telah memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai
multimedia pembelajarandi SMK Negeri 2Surabaya. Respon siswa terhadap multimedia pembelajaran
interaktif kompetensi dasar amplifier daya rendah/menengah adalah menarik dengan rating 72,69%.
Tingkat ketuntasan belajar yang diperoleh dari pembelajaran yang menggunakan multimedia
pembelajaran interaktif kompetensi dasar amplifier daya rendah/menengah yang dicapai lebih baik dari
tingkat ketuntasan belajar dengan pembelajaran konvensional yaitu sebesar 81,81%.

Kata kunci: Multimedia pembelajaran interaktif,Penelitian Research and Development(R & D), Amplifier
daya rendah/menengah

ABSTRACT
This research is development of learning multimedia in basic electronics applied lesson with basic
competency to be used low/medium power amplifier. The aim of this research was producing interactive
learning in accordance with conditions in SMK Negeri 2 Surabaya.
This research was used Research and Development (R&D) method, which consists of seven steps,
namely (1) problem analyzing, (2) data collecting technique, (3) design product, (4) design validity, (5)
product revision, (6) testing of product, and (7) analyzing and reporting. This research produced
interactive learning multimedia with basic competency to be used low/medium power amplifier. This
product presented on compact disc (CD). The chapters to be used on this product were amplifier
definition, the types of audio amplifier, theeach part function of audio amplifier, amplifier classes,
biasing characteristic, gain, frequency response, pre amplifier, op-amp, and distortion.
The results showed that the interactive learning multimedia with basic competency low/medium
power amplifier expressed very good for use with rating scores 89,71%, while the evaluation of the
interactive learning multimedia with basic competency low/medium power amplifier expressed good with
rating scores 84%, so that the interactive learning multimedia with basic competency low/medium power
amplifier can be expressed qualified and can be used as learning multimedia in SMK Negeri 2 Surabaya.
The student’s responses to the interactive learning multimedia with basic competency low/medium power
amplifier are interest with rating score 72,69%. Completeness level learning gained from learning that
uses the interactive learning multimedia with basic competency low/medium power amplifier achieved
better than the level of completeness of conventional learning with rating scores 81,81%.

Keywords: interactive learning multimedia, Research and Development (R&D), low/medium power
amplifier.

1
A. PENDAHULUAN media yang terdiri dari teks, grafis,
gambar, foto, audio, video dan animasi
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh secara terintegrasi yang diprogram sesuai
sejumlah faktor. Sesuai dengan yang dengan teori pembelajaran (Ariasdi:2008).
dikemukakan oleh Slameto (2003), bahwa Multimedia interaktif dapat di artikan suatu
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi multimedia yang dilengkapi dengan alat
belajar dibagi menjadi dua bagian utama, pengontrol yang dapat dioperasikan oleh
yang pertama faktor internal yang mencakup pengguna, sehingga pengguna dapat memilih
faktor jasmani, intelegensi, motivasi, apa yang dikehendaki untuk proses
perhatian, minat, bakat, dan kesiapan. Kedua selanjutnya.Multimedia pembelajaran
faktor eksternal yang terdiri dari faktor interaktif memiliki beberapa karakteristik
keluarga, masyarakat, metoda pembelajaran, yaitu 1) siswa dapat mengontrol laju
kurikulum, sarana dan prasarana pembelajaran sesuai dengan kemampunnya
pembelajaran. sendiri, 2) Informasi pelajaran yang disajikan
Menurut Sadiman dkk (2009:10), tingkat dengan media yang tepat akan memberikan
intelegensi dan cara belajar setiap siswa yang kesan yang mendalam pada diri siswa, 3)
berbeda-beda menyebabkan dalam tingkat Pembelajaran dengan multimedia melibatkan
penyerapan dan pemahaman terhadap suatu hampir semua unsur-unsur indera.
ilmu juga berbeda-beda. Sebagian lebih cepat Berdasarkan penelitian terdahulu yang
belajar melalui media visual, sebagian dilakukan oleh Moh. Afandi tentang
melalui media audio, sebagian lebih senang multimedia pembelajaran interaktif, dalam
melalui media cetak, yang lain melalui media skripsinya tahun 2008 di Jurusan Pendidikan
audio visual, dan sebagainya. Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Di SMKNegeri 2 Surabaya Negeri Surabaya yang bertujuan mencari
pembelajaran yang dilakukan khususnya sumber belajar yang efektif untuk
pada mata diklat menguasai elektronika dasar pembelajaran kerja bengkel elektronika di
terapan masih menggunakan metode SMKN 1 Sampang, serta bagaimana
tradisional dimana siswa lebih cenderung pengaruhnya terhadap proses pembelajaran
pasif. Sistem pembelajaran tradisional yang dilakukan. Hasil dari penelitian ini
menggunakan sumber belajar yang masih menyatakan bahwa dari keseluruhan data
terbatas pada informasi yang diberikan oleh pengujian baik dari ahli media, ahli materi,
guru dan hanya ditambah dari buku dan respon siswa menunjukkan rata-rata
pelajaran.Sumber belajar yang lain masih penilaian sebesar 80,6%. Dari data tersebut
kurang atau belum mendapat perhatian dapat disimpulkan bahwa multimedia
sehingga aktivitas belajar peserta didik pembelajaran interaktif mata diklat kerja
kurang berkembang. Untuk mengatasi bengkel elektronika yang telah dibuat sangat
hambatan tersebut digunakan dengan layak digunakan dalam pembelajaran di kelas
berbagai cara, salah satunya adalah dan diterima oleh siswa sehingga dapat
melibatkan sumber belajar yang berbentuk mempengaruhi siswa untuk belajar mandiri.
multimediainteraktif agar pesan pembelajaran
Berdasar latar belakang maka dapat
yang disampaikan guru dapat diterima
diidentifikasi masalah penelitian sebagai
dengan baik oleh siswa.
berikut :
Perkembangan teknologi dewasa ini
1. Apakah multimedia pembelajaran
semakin pesat di semua bidang diantaranya
interaktif berbasis komputer pada mata
adalah teknologi komputer. Hal ini juga
diklat menguasai elektronika dasar
berpengaruh pada dunia pendidikan, salah
terapan yang dirancang memenuhi
satu aplikasi teknologi komputer dalam dunia
syarat sebagai multimedia
pendidikan yaitu sebagai media untuk
pembelajarandi SMK Negeri
meningkatkan produktivitas dan efektivitas
2Surabaya?
proses belajar, karena komputer dapat
2. Bagaimana respon siswa terhadap
digunakan sebagai multimedia. Multimedia
multimedia pembelajaran interaktif
adalah penggabungan dua unsur atau lebih

2
menguasai elektronika dasar terapan di B. KAJIAN TEORI
SMKNegeri 2 Surabaya? 1. Pembelajaran.
3. Bagaimana tingkat ketuntasan belajar Istilah pembelajaran diartikan dari kata
siswa dengan menggunakan multimedia belajar. Menurut Arikunto (1993:19) belajar
pembelajaran interaktif pada mata diklat diartikan sebagai suatu proses yang terjadi
menguasai elektronika dasar terapandi karena adanya usaha untuk mengadakan
SMKNegeri 2 Surabaya? perubahan terhadap diri manusia yang
melakukan, dengan maksud memperoleh
Untuk memperkecil ruang lingkup perubahan dalam dirinya baik berupa
penelitian yang dilakukan ini, maka batasan pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap.
masalah pada penelitian ini adalah sebagai Selanjutnya Usman (1999: 5) menyatakan
berikut: bahwa belajar diartikan sebagai proses
perubahan tingkah laku pada diri individu
1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas dan lingkungannya. Pembalajaran adalah
X AV 1 SMKNegeri 2 Surabaya. suatu kombinasi yang tersusun meliputi
2. Penyampaian multimedia pembelajaran unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
interaktif dengan menggunakan perlengkapan, dan prosedur yang saling
komputer dan Compact Disc (CD). mempengaruhi mencapai tujuan
3. Materi yang disampaikan pada mata pembelajaran. Menurut Sadiman (1993: 7)
diklat menguasai elektronika dasar pembelajaran adalah usaha-usaha yang
terapanuntuk kompetensi dasar amplifier terencana yang dapat memanipulasi sumber-
daya rendah/menengah. sumber belajar agar terjadi proses belajar
dalam diri siswa.
Tujuan dari penelitian ini sebagai
2. Ketuntasan belajar
berikut:
Ketuntasan belajar dapat diartikan
1. Untuk menghasilkan multimedia sebagai pendekatan dalam pembelajaran yang
pembelajaran interaktif berbasis mempersyaratkan peserta didik dalam
komputer pada mata diklat menguasai menguasai secara tuntas seluruh standar
elektronika dasar terapan yang kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
digunakan di SMK Negeri 2 Surabaya. yang telah ditetapkan.Ketuntasan belajar
2. Untuk mengetahui respon siswa setiap indikator yang telah ditetapkan dalam
terhadap multimedia pembelajaran yang suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-
dihasilkan. 100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
3. Mengetahui tingkat ketuntasan belajar masing-masing indikator 75%. Satuan
siswa pada mata diklat menguasai pendidikan harus menentukan kriteria
elektronika dasar terapan. ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-
Penelitian ini diharapkan dapat rata peserta didik serta kemampuan sumber
bermanfaat: daya pendukung dalam penyelenggaraan
1. Untuk kepentingan pengembangan ilmu pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan
pengetahuan. meningkatkan kriteria ketuntasan belajar
2. Bagi peserta didik, diharapkan dengan secara terus menerus untuk mencapai kriteria
penggunaan media ini proses belajar ketuntasan ideal.Kriteria ketuntasan minimal
mengajar akan lebih menarik dan (KKM) adalah batas minimal ketercapaian
interaktif. kompetensi setiap indikator, kompetensi
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat dasar, standar kompentensi aspek penilaian
memperkaya media yang digunakan mata pelajaran yang harus dikuasai oleh
dalam proses pembelajaran, mata diklat peserta didik.(www.telkomsekolah-
menguasai elektronika dasar terapan. online.net)

3. Multimedia
Secara sederhana, multimedia diartikan
sebagai lebih dari satu media.Arti multimedia

3
yang umumnya dikenal adalah berbagai terbatas pada kelas X AV 1 di SMK Negeri 2
macam kombinasi grafis, teks, suara, video, Surabaya sehingga pada penelitian ini
dan animasi.Penggabungan ini merupakan hanyaterdapat tujuh langkah yaitu: (1) analisa
suatu kesatuan yang secara bersama-sama masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain
menampilkan informasi, pesan, atau isi produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain,
pelajaran.Konsep penggabungan ini dengan (6) ujicoba produk, (7) analisa dan pelaporan.
sendirinya memerlukan beberapa jenis
peralatan perangkat keras yang masing- Validasi yang dilakukan pada
masing tetap menjalankan fungsi utamanya pengembangan multimedia pembelajaran ini
sebagaimana biasanya, dan komputer termasuk pada validasi isi (content
merupakan pengendali seluruh peralatan validity).Sugiyono (2008) menyatakan bahwa
itu.Multimedia bertujuan untuk menyajikan uji validitas merupakan suatu langkah
informasi dalam bentuk yang menyenangkan, pengujian yang dilakukan terhadap isi
menarik, mudah dimengerti, dan jelas. (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan
(Arsyad, 2008:169). untuk mengukur ketepatan instrumen yang
digunakan dalam suatu penelitian. Uji
4. Interaktif validitas pengembangan multimedia
Kata interaktif berasal dari bahasa pembelajaran ini dimaksudkan untuk menguji
Inggris yang berarti saling berhubungan, sejauhmana multimedia yang dikembangkan
saling beraksi. Dalam penggunaannya pada dapat digunakan sebagai salah satu media
multimedia, interaktif mempunyai pengertian pengajaran, sehingga dapat diketahui tingkat
bahwa multimedia tersebut memungkinkan kebenaran dan ketepatan penggunaan media
adanya interaksi (saling berhubungan, umpan tersebut.Instrumen yang digunakan dalam
balik) antara multimedia tersebut dangan penelitian ini adalah sebagai berikut:
pengguna untuk mendapatkan informasi.
Berdasarkan dua pengertian diatas
1. Lembar validasi multimedia
pembelajaran
(multimedia dan interaktif) dapat
disimpulkan bahwa multimedia interaktif
Instrumen ini digunakan mengetahui
adalah suatu tampilan multimedia yang
kelayakan dari multimedia pembelajaran
dirancang agar tampilannya memenuhi fungsi
yang telah dihasilkan dan menperoleh saran
menginformasikan pesan dan memiliki
dari validator untuk memperbaiki kekurangan
interaktifitas kepada penggunanya
multimedia pembelajaran yang dihasilkan.
(user).Multimedia yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh
2. Lembar validasi soal multimedia
pengguna, sehingga pengguna dapat memilih
pembelajaran
apa yang dikehendaki untuk proses
Instrumen ini digunakan mengetahui
selanjutnya tanpa harus menunggu jalannya
kelayakan soal yang dimuat dalam
animasi pada halaman tersebut selesai.
multimedia pembelajaran yang telah
dihasilkan dan menperoleh saran dari
C. METODE PENELITIAN
validator untuk memperbaiki kekurangan
soal multimedia pembelajaran yang
Penelitian yang digunakan adalah dihasilkan.
penelitian dan pengembangan atau Research
and Development (R&D). Penelitian dan
3. Angket respon siswa
pengembangan adalah suatu proses atau
Instrumen penelitian ini digunakan
langkah-langkah untuk mengembangkan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
suatu produk berbentuk baru atau
multimedia pembelajaran yang telah
menyempurnakan produk yang telahada,
dihasilkan.
yang dapat dipertanggungjawabkan
(Sukmadinata, 2008:164).
Hasil penelitian ini tidak diproduksi
secara masal dan hanya diujikan secara

4
4. Tes Hasil Belajar 89,71% sehingga multimedia pembelajaran
interaktif kompetensi dasar amplifier daya
Dalam penelitian ini, tes berfungsi rendah/menegah dapat pat digunakan sebagai
mengukur tingkat perkembangan atau media pembelajaran di SMK Negeri 2
kemajuan yang telah dicapai oleh peserta Surabaya. Adapun rinciannya adalah aspek
didik setelah mereka menempuh proses tujuan pembelajaran dinyatakan sangat baik
belajar mengajar dalam jangka waktu dengan hasil rating 92,5%, aspek
tertentu. konsep/materi dinyatakan baik dengan hasil
Dari hasil lembar validasi multimedia rating 82%, aspek ilustrasi dinyatakan sangat
pembelajaran dan angket respon siswa dapat baik dengan hasil rating 91,2%, aspek format
diketahui validitas dari multimedia dinyatakan baik dengan hasil rating 89,5%
pembelajaran yang telah dihasilkan.Untuk
di dan aspek evaluasi dinyatakan sangat baik
menganalisis jawaban validator digunakan dengan hasil rating 93,3%.
statistik deskriptif dan tes hasil belajar
dilakukan dengan analisis sebagai berikut:
88
88
86
84 Materi
84
82 80
Rating (%)

Keterangan: Konstruksi
80
P= Presentase ketuntasan
ntasan hasil belajar.
78 76
Bahasa atau
D. HASIL PENELITIAN DAN 76 budaya
PEMBAHASAN 74
Keseluruhan
72 Aspek
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut: 70
Aspek yang divalidasi

95 92.5 93.3 Tujuan


91.2 Gambar 2 Grafik hasil validasi soal
90 Konsep/
multimedia pembelajaran
86.2 materi
85 Soal evaluasi yang terdapat di dalam
Rating (%)

85 Ilustrasi
81
multimedia pembelajaran interaktif amplifier
Format daya rendah/menengah dikategorikan sangat
80
baik dengan rating sebesar 84%. Sehingga
Evaluasi
75 soal yang terdapat dalam multimedia
Seluruh aspek
pembelajaran tersebut layak digunakan
70
sebagai evaluasi padaa kompetensi dasar
Aspek yang divalidasi amplifier daya rendah/ menengah. Adapun
rinciannya adalah aspek materi soal
dinyatakan baik dengan hasil rating 84%,
aspek konstruksi soal dinyatakan baik dengan
Gambar 1 Grafik hasil validasi
hasil rating 80%, aspek bahasa dan budaya
multimedia pembelajaran interaktif
soal dinyatakan sangat baik denga
dengan hasil
rating 88%.
Multimedia pembelajaran interaktif
yang dirancang untuk kompetensi dasar
amplifier daya rendah/menegah dinyatakan
sangat baik dengan hasil rating sebesar

5
kompetensi dasar amplifier
plifier daya rendah/
menengah tingkat ketuntasan bbelajar yang
dicapai lebih baik 6,05
6,05% dari tingkat
ketuntasan belajar dengan pembelajaran
76 konvensional.
75.22
74.69 E. KESIMPULAN DAN SARAN
Menarik tidaknya
multimedia
Berdasarkan hasil validasi dari beberapa
74
Rating (%)

validator, multimedia pembelajaran


72.69 interaktif kompetensi dasar amplifier daya
pemahaman rendah/menengah dikategorikan sangat baik
materi multimedia dengan prosentase 89,71% sedangkan hasil
72 validasi soal dikategorikann baik dengan hasil
Respon rating 84% sehingga multimedia
keseluruhan pembelajaran interaktif kompetensi dasar
amplifier daya ya rendah/menengah telah
70
Aspek yang dinilai memenuhi syarat dan dapat digunakan
sebagai multimedia pembelajarandi SMK
Negeri 2Surabaya.. Respon siswa terhadap
multimedia pembelajaran interaktif
kompetensi dasar amplifier daya
Gambar 3 Grafik hasil respon siswa rendah/menengah sebesar 72,69% dengan
terhadap multimedia pembelajaran kategori menarik
arik yang berarti multimedia
pembelajaran interaktifkompetensi dasar
Respon siswa terhadap multimedia
amplifier daya rendah/menengah mendapat
pembelajaran interaktif kompetensi dasar
tanggapan positif dari mayoritas siswa.
amplifier daya rendah/menegah adalah
Tingkat ketuntasan belajar yang
menarik dengan hasil rating 72,69 %. Dari
diperoleh dari pembelajaran yang
hasil analisis data dapat dibuat deskripsi
menggunakan multimedia pembelajaran
bahwa “Multimedia pembelajaran intraktif
interaktif
aktif kompetensi dasar amplifier daya
kompetensi dasar amplifier daya
rendah/menengah yang dicapai lebih baik
rendah/menengah” mendapat tanggapan
dari tingkat ketuntasan belajar dengan
positif dari mayoritas siswa.
pembelajaran konvensional yaitu sebesar
Pembelajaran yang dilakukan dengan
81,81%.
menggunakan multimedia pembelajaran
Pada multimedia ini masih bersifat
selama empat kali pertemuan diperoleh
lokal yang belum bisa terkoneksi internet
tingkat ketuntasan belajar siswa di kelas
sehingga perlu dilakukan penelitian sejenis
sebesar 81,81% siswa telah tuntas
dengan kualitas multimedia pembelajaran
kompetensi dasar amplifier daya rendah/
yang mudah dipahami, dimengerti, lebih
menengah dan 18.19% siswa tidak tuntas
interaktif yang mampu terkoneksi internet
belajar kompetensi dasar amplifier daya
sehingga siswa dapat mengirim hasil evaluasi
rendah/ menengah dengan menggunakan
belajar secara langsung ke pihak
multimedia pembelajaran interaktif.
sekolah/guru yang bersangkutan.
angkutan.
Data tahun 2008/2009 menunjukkan
bahwa ketuntasan yang dicapai menggunakan
metode konvesional yang dilakukan selama
lima kali pertemuann sebesar 75,76% siswa
telah tuntas kompetensi dasar amplifier daya
rendah/ menengah dan 24,24% siswa tidak
tuntas belajar.
Dari hasil analisis tersebut dapat
dibuat deskripsi bahwa dengan menggunakan
multimedia pembelajaran interaktif

6
F. DAFTAR PUSTAKA Sadiman, Arief dkk. 2009. Media Pendidikan
Pengertian, Pengembangan dan
Afandi, Mohamad. 2008. Pengembangan Pemanfaatannya. Jakarta: PT
Multimedia Interaktif Bebasis RajaGrafindo Pres.
Komputer Pada Mata Diklat Kerja
Bengkel Elektronika di SMKN 1 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
Sampang. Skripsi yang tidak yang Mempengaruhinya. Jakarta:
dipublikasikan : Universitas Negeri Rineka Cipta
Surabaya.
Sugiyono. 2008. Metode penelitian
Ariasdi.2008. Panduan Pengembangan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Multimedia Pembelajaran, (Online), Bandung: CV Alvabeta
(http://ariasdimultimedia.wordpress.c
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode
om/2008/02/12/panduan-
penelitian Pendidikan. Bandung:PT
pengembangan-multimedia-
Remaja Rosdakarya.
pembelajaran.html, diakses 20 April
2009). Tanpa nama. 2008. Penetapan Kriteria
KetuntasanMinimal, (Online),
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manejemen
(www.telkomsekolah-
Pengajaran Secara Manusiawi.
online.net/docupl/1276_PENETAPA
Jakarta: Bumi aksara
N%20KKM.docdiakses 3 Juni 2009).
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur
Usman, Uzer. 1999. Menjadi Guru
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
Profesional. Bandung: PT Remaja
(Edisi Revisi IV). Jakarta: Bumi
Rosdakarya.
Aksara

Arsyad, Azhar. 2008. Media Pembelajaran.


Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Riduwan.2008. Skala Pengukuran Variabel-


Variabel Penelitian. Bandung:
AlfaBeta

Anda mungkin juga menyukai