Anda di halaman 1dari 3

1.

Beberapa peraturan perundang-undangan yang mendukung Upaya pemberantasan


korupsi. Carilah pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan yang dapat
menghalangi pemberantasan korupsi
Jawab :
Undang-Undang KPK :
 Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Menjadi Undang-Undang
 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi

Sejumlah peraturan perundang-undangan yang terkait dengan KPK antara lain :

 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang Undang Hukum Acara
Pidana
 Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negera yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
 Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran
Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
 Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tindak Pidana Pencucian Uang
 Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2005 tentang Sistem Manajemen Sumber
Daya Manusia KPK
 Undang-Undangn No. 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
 Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah No. 63 Tahun 2005 Tentang Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia
KPK
 Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
2. untuk melaksanakan program antikorupsi dibedakan menjadi 2 pendekatan
yaitu: Pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up) dan pendekatan dari atas ke bawah
(top-down).

Pendekatan dari bawah ke atas didasar oleh asumsi bahwa :


1)      Semakin luas pemahaman yang ada, semakin mudah meningkatkan kesadaran
memberantas korupsi.
2)      Adanya jejaring yang baik akan membantu pemerintah dan masyarakat
mengembangkan rasa saling percaya.
3)      Penyediaan data mengenai efektifitas dan efisiensi pelayanan pemerintah
membantu masyarakat mengerti bahaya buruk dari korupsi.
4)      Pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan Bank Dunia akan dapat membantu
mempercepat pemberantasan korupsi.
5)      Rencana aksi yang dipilih sendiri di sebuah Negara akan memiliki trickle down
effect dalam anti masyarakat mengetahui pentingnya pemberantasan korupsi.
Kelebihan

1. Masyarakat tidak perlu repot untuk memberikan masukan dan ide kepada pemangku
kebijakan karena program sudah berjalan sendiri.
2. Hasil program pembangunan bisa optimal karena
biaya ditanggung oleh pemerintah pusat
3. Para pelaksana kebijakan di pusat dapat berkerja dengan optimal.
Kelemahan
1. Masyarakat kurang diberikan ruang untuk memberikan gagasan dalam pembangunan
di daerahnya.
2. Masyarakat tidak mengetahui dengan detail tentnag jalannya program dari awal hingga
akhir.
3. Ada beberapa kalangan masyarakat yang nantinya merasa kecewa dengan kegiatan
pembangunan karena tidak sesuai dengan harapannya
Untuk pemberantasan dari atas ke bawah dilakukan dengan melaksanakan
reformasi disegala bidang baik hukum, politik, ekonomi maupun administrasi
pemerintah. Pendidikan anti korupsi adalah salahsatu strategi atau pendekatan dari atas ke
bawah yang dikembangkan oleh Bank Dunia.
Kelebihan
1. Masyarakat berperan aktif dalam memberikan gagasan/ide mengenai program yang
akan dilaksanakan.
2. Peran masyarakat lebih dominan dibandingkan masyarakat.
3. Masyarakat mengetahui dengan detail pelaksanaan pembangunan dari mulai awal
hingga evaluasi.
Kelemahan
1. Peran pemerintah tidak bergitu optimal dan cenderung hanya menjadi penonton.
2. Sering terjadi kesalahpahaman antara masyarakat dengan pemerintah karena perbedaan
pandangan.
3. Hasil pembangunan belum tentu baik dikarenakan di tingkat pusat pendidikan pegawai
cenderung lebih tinggi dibandingkan di daerah.
3.  kasus-kasus korupsi yang di bawa ke pengadilan ?
Berapa banyak dari kasus tersebut yang di putus bebas dan berapa banyak yang di putus
untuk di pidana ?
pemantauan Indonesia Corruption Watch ICW terhadap putusan pengadilan tindak
pidana korupsi Tipikor menunjukkan vonis bebas terhadap terdakwa kasus korupsi
meningkat menjadi 68 orang pada 2015. Tahun sebelumnya, 2014 terdakwa kasus
korupsi yang divonis bebas 28 orang. Sementara pada 2013 mencapai 16 orang. ICW
memantau 524 perkara dan 564 terdakwa kasus korupsi yang ditangani Polri, KPK dan
Kejaksaan pada 2015 lalu, sekitar 71 persen divonis bersalah
Alasan-alasannya kasus-kasus yang diputus bebas dan apa pula alasan di putus pidana?
Berdasar pada ketentuan Pasal 191 ayat (1) KUHAP, tentang putusan bebas diberikan
kepada terdakwa jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang,
kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas. Jika pengadilan berpendapat
bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak
merupakan suatu tindakan pidana, maka terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan
hukum.
4. Indonesia Corruption Watch (ICW) menyoroti upaya penegak hukum dalam mengembalikan aset
negara pada kasus korupsi. ICW menyebut, pengembalian aset negara dari kasus korupsi belum
maksimal. Berdasarkan catatan ICW, pada tahun 2018 negara mengalami
kerugian sebesar Rp 9,2 triliun berdasarkan 1.053 putusan yang dikeluarkan
pengadilan terhadap 1.162 terdakwa. Sementara pengembalian aset negara dari
pidana tambahan uang pengganti hanya Rp 805 miliar dan USD 3.012 (setara Rp 42
miliar). Maka hanya sekitar 8,7 persen kerugian negara yang diganti melalui
pidana tambahan berupa uang pengganti. Selain itu, ICW juga menyoroti masih
rendahnya pengadilan memvonis para koruptor dengan Undang-Undang Tindak Pidana
Pencucian Uang (TPPU). Jika asset Negara tidak dikembalikan maka kerugian
neraga semakin bedar dan berdampak pada rakyat misalnya kenaikkan harga bahan
pokok sehingga dapat memeprngaruhi semuanya dan kerugian bersama.

Anda mungkin juga menyukai