2
2. Tujuan Analisis Lingkungan
3
A. Scanning lingkungan
Usaha untuk memantau, memahami, dan menelusuri berbagai
kecenderungan dalam lingkungan organisasi di sebut scanning lingkungan
(environmental scanning). David (1989) menyebutnya sebagai eksternal audit.
Ini memang penting dan banyak menguntungkan karena ketidakpastian dalam
lingkungan memberi dampak yang luas pada aktivitas organisasi. Pada titik
keputusan satu, scanning lingkungan di lakukan dengan mencari sambil
menyeleksi data dalam lingkungan eksternal. Data yang di cari ialah yang
mempunyai kaitan dengan kegiatan organisasi atau yang dampaknya terhadap
organisasi baru terasa dalam jangka panjang. Pada titik keputusan kedua, para
eksekutif hendaknya mampu mengakui bahwa data tersebut mempunyai dampak
atau tidak bagi kegiatan organisasi. Kalau ternyata ada, merekapun aharus
mengakui perlunya perencanaan organisasi direvisi dengan membuat prediksi-
prediksi yang sedikit akurat.
B. Monitoring
Pada saat melakukan monitoring, para analisi mengamati perubahan
lingkungan untuk melihat apakah, sebenarnya, suatu kecendurungan sedang
berkembang. Hal penting untuk suksesnya suatu monitoring adalah kemampuan
untuk mendeteksi arti dari setiap kejadian lingkungan. Sebagai contoh,
kecendurungan baru dalam hal dengan pendidikan dapat diperkirakan dari
perubahandalam dana pusat dan Negara bagian untuk lembaga pendidikan,
4
perubahan dalam persyaratan kelulusan sekolah menengah, atau perubahan isi
kurikulum sekolah tinggi. Dalam hal ini analis akan menentukan apakah
peristiwa yang berbeda ini menggambarkan suatu kecendurngan dalam
pendidikan, dan jika memang demikian, apakah data informasi lainnya harus
dipelajari untuk memantau kecendurangan tersebut.
C. Forecasting
Scanning dan monitoring berhubungan dengan apa yang terjadi dalam
lingkungan umum pada suatu waktu tertentu. Saat melakukan forecasting, analis
mengembangkan proyeksi tentang apa yang akan terjadi, dan seberapa cepat,
sebagai hasil perubahan dan kecenderungan yang dideteksi melalui scanning
dan monitoring. Sebagai contoh, analis dapat memperkirakan waktu yang
dibutuhkan suatu teknologi baru utnuk mencapi pasar. Atau mereka juga dapat
memperkirakan kapan prosedur pelatihan perusahaan yang berbeda dibutuhkan
untuk menghadapi perubahan komposisi angkatan kerja, atau berapa lama waktu
yang diperlukan bagi perubahan dalam kebijakan perpajakan pemerintah untuk
mempengaruhi pola konsumsi pelanggang.
D. Assessing
Tujuan dari assessing adalah untuk menentukan saat dan pengaruh
perubahan lingkungan serta kecenderungan dalam manajemen strategis suatu
perusahaan. Melalui scanning, monitoring dan forecasting, analis dapat mengerti
lingkungan umum. Selangkah lebih maju, tujuan dari assessment adalah untuk
menentukan implikasi dari pengertian itu terhadap organisasi, tanpa assessment,
analis akan mendapatkan data yang menarik, tanpa mengetahui relevansinya.
5
4. Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal
A. Lingkungan umum
Lingkungan umum adalah lingkungan dalam lingkungan ekternal organisasi
yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas yang pada
dasarnya berada di luar dan terlpas dari operasi perusahaan. Lingkungan ini
hanya memiliki sedikit implikasi langsung bagi pengaturan organisasi. Faktor-
faktor tersebut di antaranya faktor ekonomi, sosial, politik dan hukum,
teknologi serta demografi.
a. Ekonomi
Keputusan para eksekutif hanya dapat efektif apabila turut
memperhitungkan gejala-gejala perilaku kondisi ekonomi secara serius.
Dalam sektor ekonomi ini, informasi yang diperlukan adalah yang
berhubungan dengan kecenderungan-kecenderungan dalam pendapatan
nasional, inflasi, tingkat pengangguran, gaji dan upah, devaluasi, tingkat
pendapatan masyarakat, dan tidak ketinggalan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemasaran produk dari organisasi publik dan nonprofit,
misalnya alumni perguruan tinggi.
b. Faktor Sosial
Faktor-faktor sosial yang memengaruhi suatu perusahaan men-cakup
keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup orang-orang
di lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya
dikembangkan dari kondisi kultural, ekologis, pendidikan, dan etnis.
Seandainya faktor sosial berubah, permintaan untuk berbagai produk dan
aktivitas juga turut mengalami perubahan.
c. Poltik dan hokum
Keluhan-keluhan yang dilontarkan melalui berbagai seminar dan media
massa, media sosial tentang adanya lembaga-lembaga publik dan nonprofit
yang kurang kompeten,dampir-hampir tidak pernah berhenti. bahkan para
manajer dari organisasi-organisasi itu biasanya di tuntut untuk tetap terbuka
dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat, hatus tunduk kepada
6
hukum, peratuan dan petunjuk yang diberka oleh pejabat yang berwenang.
Ini kembali digalakkan melalui good governance. Ini pula yang menjadi
pertimbangan mengapa diperlukan Ombudsman. Biasanya diangkat oleh
pemerintah, namun memiliki tingkat inpendensi yang tinggi dengan tugas
mewakili kepentingan masyarakat dalam menyampaikan keluhan
masyarakat berkaitan dengan malpraktek adminstrasi pemerintahan dan
pelanggara hak-hak azasi manusia sesudah mengadakan investigasi
seperlunya.
d. Teknologi
Teknologi adalah yang banyak berpengaruh terhadap ketidakseimbangan
organisasi. Ia adalah unsur yang paling dinamis, yang memaksa para
pengambil keputusan untuk terus-menerus memantau perkembangan serta
dampakny yang menguntungkan dan ada yang merugikan, serta melihat
aspek mana dari teknologi itu yang langsung berpengaruh pada yang tidak.
Beberapa hal yang perlu dicari dalam bidang teknologi ialah informasi
tentang biaya yang disediakan pemerintah dan kalangan bisnis untuk
keperluan penelitian dan pengembangan, perlindungan hak paten ,hak cipta,
dan produk-produk teknologi baru.
e. Faktor Demografi
Hal penting yang harus diperhatikan perusahaan menyangkut faktor
demografi ini di antaranya ukuran populasi, struktur umur, distribusi
geografis, percampuran etnis, dan distribusi pendapatan. Melihat dinamisnya
perubahan, perusahaan harus menganalisis perubahan faktor ini dalam
konteks yang global, bukan hanya secara domestik.
B. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi
yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki
implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi
perusahaan. Menurut Michael E. Porter dalam konteks Competitive Strategy,
7
perumusan strategi bersaing bertujuan menghubungkan perusahaan dengan
lingkungannya, yang dalam hal ini diartikan sebagai analisis lingkungan
industri tempat perusahaan tersebut bersaing. Dengan kata lain, analisis
lingkungan industri jauh lebih penting dan lebih menentukan aturan persaingan
dibandingkan dengan analisis lingkungan umum karena kekuatan lingkungan
umum dalam memengaruhi persaingan bersifat sangat relatif. Artinya, jika
terjadi perubahan dalam lingkungan umum, seperti faktor ekonomi, sosial,
politik dan hukum, teknologi dan demografi, yang terkena pengaruh akibat
perubahan adalah industri yang bersangkutan. Dengan demikian, jika terjadi
perubahan pada lingkungan umum, kunci keberhasilannya terletak pada
kemampuan yang berlainan dari masing-masing perusahaan untuk
menanggulangi implikasi perubahan tersebut.
Sekelompok factor ancaman masuknya pendatang baru, pemasok, pembeli,
produk pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing yang mempengaruhi
suatu perusahaan dan langkah serta tanggapan bersaingnya. Secara keseluruhan,
interaksi antara lima factor ini menentukan besar laba yang dapat dicapai.
Tantangannya adalah untuk menentukan posisi dalam industry dimana
perusahaan dapat mempengaruhi factor-faktor tersebut dengan baik atau dengan
mempertahankan diri dari pengaruh factor-faktor diatas. Semangkin besar
kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi lingkungan industrinya, akan
semakin besar pula kecendurungan perolehan laba di atas rata-rata.
8
Ancaman pelaku bisnis baru
Berikut ini adalah hal –hal yang harus dilihat atau menjadi dasar analisis
kekuatan lima faktor tadi yaitu :
9
A. Ancaman Pelaku Bisnis Baru
Bila sebuah perusahaan masuk ke dalam sebuah industri, maka secara
otomatis perusahaan yang ada akan terancam, karena ada kapasitas baru yang
bertambah serta kemungkinan digorotinya pangsa pasar yang ada dan akan
membuat tambahan permintaan pasokan atas sumber daya seperti SDM,
ataupun bahan baku. Semua ini akan mengganggu perusahaan – perusahaan
yang sudah ada terlebih dulu di dalam industri. Karena itu, semakin tinggi
potensi pelaku baru masuk, semakin tinggi potensi ancaman yang akan
dihadapi oleh pelaku yang ada didalamnya. Pemain baru dari sebuah industri
selalu membawa kapasitas baru dan harapan untuk mengambil pangsa pasar
dengan menekan harga, biaya, dan tingkat investasi yang diperlukan. Biasanya
mereka yang sudah punya kapasitas di pasar yang lain, punya leverage (Daya
Ungkit) untuk menggoyangkan persaingan.
B. Ancaman Produk Subtitusi
Pada dasarnya persaingan yang harus di hadapi oleh sebuah perusahaan,
bukanlah kepada perusahaan yang memiliki produk persis yang sama. Sering
kali perusahaan harus berhadapan dengan perusahaan – perusahaan yang
produknya merupakan subtitusi dari produk perusahaan pertama. Misalnya saja,
untuk membuat minyak goreng, bahan baku subtitusi selain dengan sawit
(CPO), sering digunakan orang minyak bunga matahari. Jadi produk subtitusi
disini memiliki fungsi yang sama/hamper sama dari produk yang disubtitusi.
Ancaman produk subtitusi memiliki beberapa kondisi, misalnya :
a. Skala ekonomis
b. Switching coast
c. Akses ke saluran distribusi. Biasanya produk yang sudah ada telah
memiliki akses distribusi.
C. Daya Tawar Menawar Pembeli
Pembeli yang memiliki daya tawar menawar yang tinggi, dapat mengancam
daya saing perusahaan. Pembeli ini biasanya bisa memaksa perusahaan untuk
menurunkan harga atau menuntut meningkatkan kualitas produk atau jasa dan
10
lain – lain.Perusahaan memiliki beberapa kondisi yang yang menentukan
apakah daya tawar menawar pembeli menjadi tinggi.
a. Membeli dalam jumlah besar.
b. Produk yang dibeli adalah standar.
c. Swiching coast.
d. Produk dari industri kurang begitu penting bagi pembeli.
e. Pembeli memiliki informasi yang lengkap.
Semakin tinggi daya tawar pemasok, maka semakin rendah daya tarik
sebuah industri.
11
pelaku - pelaku ada di industri yang sudah lamban pertumbuhannya, atau
apakah biaya tetap menjadi lebih tinggi. Sementara itu bila hambatan untuk ke
luar dari industi tinggi, maka intensitas juga akan terpengaruh . Semakin tinggi
intensitas persaingan, tentu saja semakin kurang menarik satu industri. Kurang
menarik bagi mereka yang ada di dalamnya, juga ada di luarnya bila ingin
berpikiran masuk di dalamnya.
6. FUNGSI ANALISIS LINGKUNGAN
A. Policy Oriented Role
Peran analisis yang berorientasi pada kebijakan top managemen dan
bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan memberikan informasi
pada top management
B. Integrated Strategic Planning Role
Bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan membuat
manajemen tingkat atas dan manajer devisi menyadari segala isu yang terjadi di
lingkungan perusahaan yg memiliki implikasi langsung pada perencanaan
C. Function Oriented Role
Bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan memberikan
informasi lingkungan yg memberi perhatian pada efektivitas kinerja fungsi
organisasi tertentu
7. Contoh Lingkungan Eksternal
A. Perusahaan Asuransi Bumi Putera 1912
a. Makro
1) Keadaan alam,
Keadaan alam Indonesia yang luas dan rawan bencana mendukung
pertumbuhan persahaan asuransi ini. Banyaknya bencana akibat
keganasan alam telah memakan banyak korban dan di sini suransi jiwa
sangat diperlukan dalam menjamin keuangan seseorang di akhir
hayatnya.
12
2) Politik dan hankam,
Pengaruh politik dan pertahanan & keamana (HANKAM) terhadap
perkembangan perusahaan jasa asuransi ini ini sagat jelas terasa. Di
mana multikrisis di penghujung millenium kedua akibat kekecauan
politik saat penghancuran rezim orde lama menyebabkan aset
perusahaan kritis karena kurs rupiah melemah terhadap dollar AS.
3) Hukum,
Perusahaan yang awalnya bernama Onderlinge Levensverzekering
Maatschappij PGHB (O.L. Mij. PGHB) ini sudah pasti legal secara
hukum dan UU yang berlaku di Indonesia. Namun dalam profilenya
tidak dicantumkan SK dari dinas terkait tentang pelegalannya. Dengan
adanya landasan hukum yang melegalkannya maka perusahaan ini
dipercaya oleh masyarakat sehingga Bumiputera 1912 bisa
mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja, melindungi lebih dari 9,7 juta
jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh
pelosok Indonesia.
4) Perekonomian,
Keadaan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
ini. Keadaan ekonomi yang bagus mendukung terhadap kelancaran
aktivitasnya. Namun keadaan ekonomi yang carut marut misalnya,
peristiwa sanering mata uang rupiah di tahun 1965 yang memangkas
asset perusahaan ini dan multikrisis di penghujung millenium kedua
membuat kinerja perusahaan terhambat.
5) Pendidikan & teknologi,
Pendidikan dan kaulifikasi yang dimiliki SDM Indosia sangat
mempengaruhi terhadap ketersediaan tenaga profesional di bidang
perasuransian ini. Melihat jumlah karyawannya yang sampai sekitar
18.000 orang, bisa dikatakan SDM yang ada sudah bisa memenuhi
kualifikasi yang diinginkan perusahaan ini. Selain itu perkembangan
teknologi informasi teknik (sistem operasi, bahasa pemrogaman,
13
sistem manajemen database, network, telekomunikasi, dan lain-lain) di
dalam organisasi sangat berperan dalam kemajuan perusahaan ini.
Teknologi informasi yang digunakan yang dapat dgunakan dalam
perusahan ini misalnya: aplikasi infrastruktur, seperti order entry
pembukaan rekening bank, analisis penjualan dan sistem pembayaran,
yang merupakan bentuk proses bisnis sesungguhnya.
6) Sosial budaya,
Aspek sosial budaya khususnya minat terhadap jasa asuransi
berpengaruh terhadap perkembanagan perusahaan ini. Tingkat
kepercayaan terhadap asuransi yang bagus telah membuat kemajuan
pesat, buktinya perusahaan ini telah memiliki banyak nasabah yang
dilindungi dengan jumlah lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat Indonesia
dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia;
dan merupakan pencapaian baru industri asuransi Indonesia
7) Kependudukan,
Aspek lingkungan kependudukan terhadap perusahaan di Indonesia
sangat penting dalam hal ketersediaan SDM dan sasaran pasar dari
produk perusahaan tersebut. Indonesia adalah negara yang luas dan
memiliki jumlah pendudk yang banyak sangat menunjang terhadap
prospek perkembangan perusahaan dan juga perekonomian negaranya.
Jumlah penduduk Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang
luas pula memungkinkan perusahaan ini untuk bisa memeilih dan
mendapatkan SDM berkualitas sebagai karyawan, serta konsumen dari
produknya. Maka tidak heran jika Bumiputera 1912 bisa
mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja, melindungi lebih dari 9,7 juta
jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh
pelosok Indonesia.
8) Hubungan internasional,
Sistem perekonomian Indonesia yang terbuka dengan menjalin
hubungan internasional dengan beberapa negara, membuat adanya
14
kebebesan ekspor-impor antar negara serta kebebasan berinvestasi dan
berbisnis. Dengan keadaan seperti itu, efeknya terhadap perusahaan
asuransi ini sangat jelas, di mana sejumlah perusahaan asing menyerbu
dan masuk menggarap pasar domestik. Mereka menjadi kompetitor
atau jaga menjadi rekan sepermainan yang ikut meramaikan dan
bersama-sama membesarkan industri yang dirintis oleh pendiri
Bumiputera, 96 tahun lampau.
b. Mikro
1) Pemasok,
Peran pemasok sepertinya tidak ada dalam perusahaan asuransi
Bumiputera 1912 ini. Karena perusahaan ini adalah perusahaan jasa
yang tidak memebutuhkan bahan baku produk seperti perusahaan
barang. Mungkin yang dibutuhkan hanyalah informan tentang
tempat-tempat atau keadaan sosial masyarkat yang dibutuhkan ketika
mau membuka kantor cabang di daerah baru. Informan di sini
bertindak sebagai pemasok informasi.
2) Perantara,
Perantara yang berperan dalam perusahaan asuransi Bumiputera
1912 di sini mungkin adalah konsultan keasuransian.
3) Teknologi,
Untuk mencapai kemajuan yang maksimal, perusahaan perlu
menyesuaikan sumber daya-sumber daya internal organisasi dengan
kesempatan dan risiko lingkungan sehingga kecepatan dan kepekaan
dalam menghadapi perubahan-perubahan dari luar sangat dibutuhkan
dan teknologi informasi sangat bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh
pelosok Indonesia, perusahaan asuransi Bumiputera 1912 sepertinya
telah dapat mengadopsi teknologi dalam pengembangan proses dan
metode kerja dalam perusahaan tersebut.
15
4) Pasar,
Jumlah penduduk Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang
luas pula memungkinkan perusahaan ini untuk mendapatkan
konsumen dari produknya. Penduduk negara Indonesia yang
jumlahnya di atas 200.000 ribu jiwa adalah pasar yang sangat
menjanjikan terhadap perusahaan asuransi ini. Maka tidak heran jika
Bumiputera 1912 memiliki nasabah lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat
Indonesia dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok
Indonesia.
16
Kesimpulan
17
Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Internet :
http://materikuliahdownload.blogspot.com/2016/05/analisis-lingkungan-
eksternal-manajemen.html
19