Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS AIRLANGGA

DIREKTORAT PENDIDIKAN
Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya

page 1 / 4
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DIREKTORAT PENDIDIKAN
Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya

EDITORIAL BOARD
empty

page 2 / 4
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DIREKTORAT PENDIDIKAN
Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya

Table of Contents
No Title Page

1 Hubungan Antara Self-Efficacy dan Motivasi Berprestasi dengan Kecemasan 123 -


Akademik pada Siswa Program Sekolah RSBI di Surabaya 128
2 Peran Dukungan Sosial terhadap Pembentukan Self Esteem yang Tinggi pada 129 -
Remaja Tunanetra di Sekolah Khusus 136
3 Hubungan antara Kemandirian dalam Melakukan Aktivitas Sehari-hari 137 -
dengan Kepuasan Hidup pada Lanjut Usia yang Mengalami Stroke 143

page 3 / 4
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DIREKTORAT PENDIDIKAN
Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo Surabaya

Vol. 3 - No. 3 / 2014-08


TOC : 3, and page : 137 - 143

Hubungan antara Kemandirian dalam Melakukan Aktivitas Sehari-hari dengan Kepuasan Hidup pada
Lanjut Usia yang Mengalami Stroke

Hubungan antara Kemandirian dalam Melakukan Aktivitas Sehari-hari dengan Kepuasan Hidup pada
Lanjut Usia yang Mengalami Stroke

Author :
Diah Ayu Cahyo Tanty Putri | diahayucahya@gmail.com
Fakultas Psikologi
Hamidah | hamidah@psikologi.unair.ac.id
Fakultas Psikologi

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur hubungan antara kemandirian dalam melakukan
aktivitas sehari-hari dengan kepuasan hidup pada lanjut usia yang mengalami stroke. Kemandirian
dalam melakukan aktivitas sehari-hari adalah tidak bergantung pada orang lain atau melakukan
kegiatan sehari-hari, sedangkan kepuasan hidup pada lansia adalah penilaian hidup secara umum
yang sudah dilewati lansia tersebut.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan tipe penelitian
ini adalah explanatory. Penelitian ini memiliki satu variabel bebas (X), yaitu kemandirian dalam
melakukan aktivitas sehari-hari dan satu variabel terikat (Y), yaitu kepuasan hidup pada lanjut usia
yang mengalami stroke. Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut usia mengalami stroke yang
mengikuti kebaktian lansia di Wiyung dan sampel penelitian ini adalah sebesar 38 subjek lansia yang
mengalami stroke. Alat pengumpulan data berupa skala kemandirian dalam melakukan aktivitas
sehari-hari merupakan terjemahaan yang diadaptasi dari Index Barthel dengan 8 indikator dan skala
kepuasan hidup yang dibuat sendiri oleh peneliti. Kuesioner yang digunakan telah melewati uji
validitas dan reliabilitas. Analisis data dilakukan dengan teknik spearman, dengan bantuan program
statistik SPSS versi 16.0.Hasil analisis data penelitian diperoleh nilai korelasi antara kemandirian
dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan kepuasan hidup pada lanjut usia sebesar 0,754
dengan P sebesar 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kemandirian
dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan kepuasan hidup pada lanjut usia yang mengalami
stroke.

Keyword : Lanjut, usia, Kepuasan, hidup, Aktivitas, sehari-hari, pada, lansia,

Daftar Pustaka :
1. Granger, C.V., Kelly H., Deutsch, A., Braun, S., and Fiedler, R. C., (1996). Quality and
Outcome Measures for Medical Rehabilitation.. 239-253. : Physical Medicine & Rehabilitation

Copy alamat URL di bawah ini untuk download fullpaper :

journal.unair.ac.id/filerPDF/jpiod9c74de6c5full.pdf

page 4 / 4

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


Hubungan antara Kemandirian dalam Melakukan Aktivitas
Sehari-hari dengan Kepuasan Hidup pada Lanjut Usia yang
Mengalami Stroke

Diah Ayu Cahyo Tanty Putri


Hamidah
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Abstract.
The Purpose of this research is to measure a relation between the independency of doing
daily activities against life satisfaction for elders who suffered from stroke. Independence
in conducting day to day activities does not depend on someone else in performing day to
day activities, but life satisfaction is the measurement of the life in general which have been
experienced by the elders.
This research use quantitative approach with purposive sampling technique and the type
of research is explanatory. This research has one free variable (x) is independences for doing
daily activities and a dependent variable (y), is life satisfaction for elderly patients with stroke.
The population in this study was those elderly people who suffered from stroke and attending
routine elderly services in the church at Wiyung. The data was taken from 38 samples of elders
who suffered from strokes. The tool for collecting data is a scale of independency in performing
daily activities which is adapted from Barthel Index with 8 indicators and life satisfaction scale
created by the researcher. Validity and reliability test has been conducted for the questionnaire
used in this research. Data analysis was done by using Spearman, with statistical program
SSPSS version 16.0.
The result of data analysis showing it is a statistical proven that there is a correlation between
independency in performing daily activities with life satisfaction for elderly patients with
Coefficient Correlation is 0.754 and the P-value 0.000, so it can be concluded that there is a
relationship between independency in performing daily activities against life satisfaction for
observed elders who suffer from stroke.

Keyword: Older Aging; Life Satisfaction of Daily Living for Elderly.

Abstrak.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur hubungan antara kemandirian dalam
melakukan aktivitas sehari-hari dengan kepuasan hidup pada lanjut usia yang mengalami
stroke. Kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari adalah tidak bergantung pada
orang lain atau melakukan kegiatan sehari-hari, sedangkan kepuasan hidup pada lansia adalah
penilaian hidup secara umum yang sudah dilewati lansia tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan tipe penelitian ini adalah explanatory.
Penelitian ini memiliki satu variabel bebas (X), yaitu kemandirian dalam melakukan aktivitas

Korespondensi:
Diah Ayu Cahyo Tanty Putri, email: diahayucahya@gmail.com
Hamidah, email: hamidah@psikologi.unair.ac.id
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286,Telp. (031)
5032770, (031) 5014460, Fax (031) 5025910.

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi 137


Vol. 3 No. 2, Agustusn 2014
Hubungan antara Kemandirian dalam Melakukan Aktivitas Sehari-hari dengan
Kepuasan Hidup pada Lanjut Usia yang Mengalami Stroke

sehari-hari dan satu variabel terikat (Y), yaitu kepuasan hidup pada lanjut usia yang mengal-
ami stroke. Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut usia mengalami stroke yang mengikuti
kebaktian lansia di Wiyung dan sampel penelitian ini adalah sebesar 38 subjek lansia yang
mengalami stroke. Alat pengumpulan data berupa skala kemandirian dalam melakukan aktivi-
tas sehari-hari merupakan terjemahaan yang diadaptasi dari Index Barthel dengan 8 indikator
dan skala kepuasan hidup yang dibuat sendiri oleh peneliti. Kuesioner yang digunakan telah
melewati uji validitas dan reliabilitas. Analisis data dilakukan dengan teknik spearman, dengan
bantuan program statistik SPSS versi 16.0.
Hasil analisis data penelitian diperoleh nilai korelasi antara kemandirian dalam melakukan
aktivitas sehari-hari dengan kepuasan hidup pada lanjut usia sebesar 0,754 dengan P sebesar
0,000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kemandirian dalam melaku-
kan aktivitas sehari-hari dengan kepuasan hidup pada lanjut usia yang mengalami stroke.

Kata Kunci: Lanjut usia; Kepuasan hidup; Aktivitas sehari-hari pada lansia

PENDAHULUAN Meningkatnya umur dalam penelitian


Peningkatan usia harapan hidup pen- epidemiologi didapatkan bahwa akan mening-
duduk membawa konsekuensi terhadap pening- katkan tekanan darah (hipertensi) pada seorang
katan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) yang individu. Hipertensi menjadi masalah pada lanjut
semakin meningkat. Penduduk lansia di seluruh usia karena sering ditemukan dan menjadi faktor
dunia yang berusia 60 tahun ke atas tumbuh den- utama stroke. Lebih dari separuh kematian di atas
gan sangat cepat, bahkan tercepat di kelompok usia 60 tahun disebabkan oleh stroke / serebros-
lainnya. Keadaan ini tidak hanya terjadi di Negara vaskuler (cerebroscascular) (Azizah, 2011). Stroke
maju, tetapi juga di Negara berkembang seperti adalah tanda-tanda klinis mengenai gangguan
halnya Indonesia. Tahun 2025 diperkirakan ter- fungsi serebral secara tertentu ataupun global,
dapat 1,2 milyar orang lanjut usia, dan di tahun yang berkembang dengan cepat, dengan gejala
2050 jumlah lanjut usia mencapai 2 milyar jiwa di yang berlangsung selama 24 jam ataupun lebih,
dunia (Badan Pusat Statistik, 2011). atau mengarah ke kematian tanpa penyebab yang
Taraf hidup dan pelayanan kesehatan kelihatan selain tanda-tanda yang berkenaan
yang semakin meningkat di Indonesia, akan dengan aliran darah ke otak (WHO, 1988 dalam
membuat populasi orang yang berusia lanjut di Pinzon, 2010).
Indonesia semakin meningkat (Darmojo, 2004). Sofwan (2010) mengungkapkan bahwa
Kondisi yang sehat lanjut usia dapat melakukan kasus stroke yang terjadi pada 100 hingga 300
aktivitas apa saja tanpa meminta bantuan orang orang per 100.000 penduduk per tahunnya dan
lain, atau sedikit mungkin tergantung pada orang menjadi urutan ketiga terbesar penyebab kema-
lain, sehingga dengan demikian lanjut usia dapat tian pada lanjut usia setelah penyakit jantung dan
mencapai kepuasan hidup seperti yang diinginkan kanker, namun merupakan penyebab kecacatan
(Kushariyadi, 2010). nomor satu. Stroke dapat menyebabkan kelema-
Menurut Surini & Utomo (2003), masa han anggota gerak hingga kelumpuhan dibeber-
usia lanjut bukan merupakan suatu penyakit, apa bagian tubuh, kehilangan keseimbangan, ke-
merupakan tahap lanjut dari suatu proses hilangan pengelihatan, kehilangan pendengaran,
kehidupan yang akan dijalani semua individu, tidak mampu memahami kata-kata hingga kesu-
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh litan bicara (Yulianto, 2011). Dari 19 juta jiwa pen-
untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. duduk Indonesia 8,5% mengalami stroke yaitu
Lansia yang dipandang sebagai masa degenerasi lanjut usia.
biologis disertai oleh berbagai penderitaan akibat Secara umum kondisi fisik seseorang
bermacam-macam penyakit menyertai proses yang telah memasuki masa lanjut usia akan men-
menua. Semakin tua kemungkinan akan memiliki galami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari be-
beberapa penyakit atau dalam keadaan sakit yang berapa perubahan yaitu perubahan penampilan
meningkat (Azizah, 2011). dan perubahan bagian dalam tubuh seperti mis-

138 Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi


Vol. 3 No. 3, Desember, 2014
Diah Ayu Cahyo Tanty Putri, Hamidah

alnya sistem syaraf otak, perubahan panca indera derita stroke dapat menimbulkan keterbatasan
seperti pengelihatan, pendengaran, perasaan, dan gerak dalam melakukan aktivitas sehari-hari se-
perubahan motorik. Perubahan-perubahan terse- hingga memiliki pengaruh negative terhadap
but pada umumnya mengarah pada kemunduran kepuasan hidup (Saeki, 2005). Tingkat aktivitas
kesehatan dan psikis yang akhirnya akan berpen- yang bias dilakukan merupakan hal yang sangat
garuh pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka, berpengaruh terhadap penderita stroke. Secara
sehingga secara umum akan berpengaruh pada umum dapat dikatakan bahwa lansia yang men-
kehidupan sehari-hari (Hurlock, 1997). galami stroke memiliki kepuasan yang lebih ren-
Lanjut usia yang stroke akan mengalami dah terhadap kehidupannya dibandingkan den-
kelumpuhan anggota gerak, merasa kehilangan gan lanjut usia yang sehat.
kekuatan pada salah satu lengan dengan tung- Menurut Hurlock (1997) kepuasan hidup
kai atau lengan dan tungkai pada satu sisi, atau digunakan secara luas sebagai indeks kesejahter-
kelemahan pada sisi kanan atau kiri. Gejala lain aan psikologis pada lansia, ada beberapa faktor
yang akan dialami oleh lanju usia yaitu wajah yang dapat menciptakan munculnya kepuasan
perot, gangguan bicara, pusing berputar, nyeri akan hidup pada lansia, seperti : kesehatan, daya
kepala, penurunan kesadaran, penurunan tajam tarik fisik, tingkat otonomi, interaksi sosial, jenis
pengelihatan dan gangguan menelan mendadak pekerjaan, status kerja, kondisi kehidupan, pemi-
diwaspadai sebagai gejala stroke. likan harta benda, keseimbangan antara harapan
Penurunan kondisi fisik saat memasuki dan pencapaian, kondisi kehidupan, periode usia
masa usia lanjut akan berdampak pada peruba- tertentu, realisme dari konsep diri, realisme dari
han-perubahan pada diri individu, salah satu- konsep-konsep peran dan aktivitas, seluruhnya
nya yaitu susunan sistem saraf dimana lanjut usia dapat menjadi peranan penting dalam kehidupan
mengalami penurunan koordinasi dan kemam- lansia.
puan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dan Masa usia lanjut yang menjadi tahapan
akan menjadi lebih parah bila lansia mengalami akhir dari fase kehidupan memang membutuh-
stroke, karena beberapa bagian tubuhnya tidak kan banyak penyesuaian agar dapat mencapai
dapat digerakkan atau menjadi terbatas geraknya. kepuasan hidup. Hal ini disebabkan karena pada
Stroke merupakan penyebab kematian masa lanjut usia, individu tersebut mengalami
nomor tiga pada lanjut usia setelah penyakit jan- penurunan kondisi fisik maupun psikis. Kepuasan
tung dan kanker (Azizah, 2011). Kurang lebih 15 hidup yang digunakan secara luas sebagai ukuran
juta orang diseluruh dunia menderita stroke se- kesejahteraan psikologis lanjut usia menjadi salah
tiap tahunnya, 5 juta orang meninggal dunia dan satu yang berperan penting dalam mencapai kes-
10 juta orang yang lain mengalami kecacatan se- uksesan fase akhir kehidupan tersebut, sebelum
hingga masalah akan berdampak pada individu kematian.
itu sendiri, keluarga, masyarakat dan pemerintah Kapasitas dan kompetensi lansia jauh
(Lawrence, 2009). lebih tinggi dari pada pengakuan masyarakat
Lansia yang mengalami keterbatasan pada masa lampau. Dorongan untuk pertisipasi
(disability) sebagian besar cenderung mengek- aktif pada lansia di masyarakat seharusnya me-
spresikan ketidakpuasan pada kehidupan mere- ningkatkan kepuasan hidup dan perasaan positif
ka. Lansia yang mengalami penyakit yang menim- pada mereka terhadap dirinya (Santrock, 2002).
bulkan keterbatasan, seperti stroke, mengalami Pola pikir lansia bahwa mereka bisa bertanggung
perubahan dalam banyak hal yang terkait dengan jawab terhadap dirinya sendiri dan mandiri mem-
kepuasan hidup atas dirinya sendiri. Clarke (2002) punyai tingkat kepuasan yang lebih baik terhadap
menyatakan bahwa keterbatasan fungsional individu lain yang memiliki lebih sedikit kontrol
(functional disabilities) dalam aktivitas instru- pada dirinya sendiri (Brockett, 1985).
mental sehari-hari (daily living) penderita stroke Menurut Neugarten (1968 dalam San-
berkaitan dengan berkurangnya kepekaan dan trock, 2002) ukuran kebahagian dan memiliki
kendali, mengurangi kesempatan bagi pertumbu- aspek, yaitu merasa senang dengan aktivitas yang
han pribadi dan mengurangi kemampuan untuk dilakukan sehari-hari, menganggap hidupnya
terlibat menjalin hubungan sosial yang positif. penuh dengan arti dan menerima dengan tulus
Gangguan motorik pada lanjut usia pen- kondisi kehidupannyam merasa telah berhasil

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi 139


Vol. 3 No. 3, Desember, 2014
Hubungan antara Kemandirian dalam Melakukan Aktivitas Sehari-hari dengan
Kepuasan Hidup pada Lanjut Usia yang Mengalami Stroke

mencapai cita-cita, mempunyai citra diri yang Dari penjelasan di atas, salah satu faktor
positif, mempunyai sikap hidup yang optimis dan yang mendukung kepuasan hidup pada lansia
suasana hati yang bahagia adalah kepuasan hidup. adalah dengan terus menerus melakukan aktivitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga tidak bergantung atau madiri dalam
kepuasan hidup pada lansia salah satunya adalah melakukan aktivitas sehari-hari. Mandiri yang
melakukan aktivitas sehari-hari, dengan kebutu- dimaksud adalah kemampuan setiap orang untuk
han dan keinginan individu pada waktu tertentu merawat diri sendiri sehingga membantu individu
yang terpenuhi dan terpuaskan. Individu yang memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
baik dalam penyesuaian diri, dalam arti bahwa in- kesehatan dan kesejahteraannya (Maramis,
dividu dapat memuaskan kebutuhan dan keingi- 1995 dalam Azizah, 2011). Sehingga lansia dapat
nannya dengan cukup dan dalam batas kontrol mencapai kepuasan hidup yang successful di
yang baik akan jauh lebih bahagia daripada indi- usianya yang merupakan akhir dalam rentang
vidu yang tidak mampu melakukan penyesuaian, waktu kehidupan. Lansia yang successful aging
sehingga pada lansia yang mengalami stroke akan secara fungsional berada pada kondisi maksimum
timbul permasalahan karena mengalami kelum- atau optimal, sehingga memungkinkan mereka
puhan dibeberapa bagian atau keseluruhan yang bisa menikmati masa tua dengan penuh makna,
menjadikan terbatas dalam melakukan aktivitas kebahagiaan, berguna dan berkualitas.
sehari-hari dan menjadikan individu yang ber- Hal ini menjadi menarik untuk dikaji lebih jauh
gantung. oleh peneliti yang ingin mengetahui tentang
Setiap penduduk usia produktif akan hubungan antara kemandirian dalam melakukan
menanggung semakin banyak penduduk lansia, aktivitas sehari-hari dengan kepuasan hidup pada
menurut Wirakartakusuma, dkk (1994) mem- lanjut usia yang mengalami stroke. Dimana lansia
perkirakan ketergantungan pada usia lanjut ta- yang mengalami stroke lebih banyak memiliki
hun 1995 adalah 6,93% dan tahun 2015 menjadi keterbatasan dalam gerak karena sarafnya
8,74% yang berarti pada tahun 1995 sebanyak 100 mengalami gangguan.
penduduk produktif harus menyokong 7 orang
lansia yang berumur 65 tahun ke atas sedangkan METODE PENELITIAN
pada tahun 2015 sebanyak 100 penduduk produk-
tif harus menyokong 9 orang lansia yang berumur Desain penelitian yang digunakan dalam
65 tahun keatas. Apabila ketergantungan tidak penelitian ini adalah penelitian explanatory, yaitu
segera diatasi, maka akan menimbulkan bebera- penelitian yang mencoba menjelaskan hubungan
pa gangguan sistem tubuh, timbulnya penyakit, kausal antara variabel-variabel melalui pengujian
menurunnya Activity of Daily Living (ADL). hipotesa (Singarimbun dan Effendy, 1989).
Lansia yang mengalami stroke akan Subyek dalam penelitian ini adalah lanjut
membutuhkan proses panjang dalam penyem- usia dengan usia 60 tahun keatas, mengalami
buhannya, dalam masa tersebut sepertiga orang stroke dan menjadi anggota dalam kebaktian
yang selamat menjadi tergantung dan mungkin lansia di GKJW Wiyung. Teknik sampling yang
akan mengalami komplikasi yang dapat menye- digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
babkan kematian atau cacat. (Cara Bijaksana purposive yaitu teknik pemilihan subjek yang
Hadapi Stroke, 2007) sekitar 500.000 penduduk didasarkan atas ciri-ciri sampel penelitian tertentu
yang terkena stroke, 167.000 bisa kembali pulih; yang mempunyai hubungan erat dengan ciri-ciri
167.000 akan mengalami gangguan fungsional atau sifat populasi tertentu. Peneliti menemukan
ringan sampai sedang; 166.000 mengalami gang- populasi lansia yang didalamnya terdapat lansia
guan fungsional berat yang mengharuskan pend- yang mengalami stroke dengan jumlah subjek
erita terus menerus di kasur. Stroke yang pernah yang sesuai dengan kriteria penelitian. Di saat
menyerang lansia hanya 10% yang akan kembali pengambilan data sampel penelitian ada 11 orang
hidup normal seperti sedia kala, 90% lainnya lansia yang tidak hadir dari jumlah keseluruhan
akan mengalami cacat sehingga penderita stroke anggota lansia yang mengalami stroke sebanyak
merasa menderita stress akibat kecacatan yang 49 orang, dengan demikian peneliti hanya
ditimbulkan setelah diserang stroke (Informasi menggunakan 38 orang lansia yang mengalami
Kesehatan Kusus Stroke, 2013). stroke sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian

140 Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi


Vol. 3 No. 3, Desember, 2014
Diah Ayu Cahyo Tanty Putri, Hamidah

ini hanya menggunakan angket, maka sebaiknya akan mempengaruhi penurunan kekuatan fisik
sampel sejumlah itu di ambil seluruhnya yang lansia, sehingga timbul keterbatasan ruang gerak
hadir dan memenuhi kriteria penelitian. dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari, hal
Instrumen yang digunakan dalam ini menjadikan lansia mencari bantuan untuk
penelitian ini menggunakan skala kemandirian memenuhi aktivitas sehari-hari. Terbatasnya
dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan skala gerak membuat lansia membutuhkan batuan
kepuasan hidup pada lansia, dengan hasil uji dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan
reliabilitas yang dilakukan didapatkan koefisien membuat lansia menjadi tergantung pada orang
reliabilitas untuk skala kemandirian dalam lain.
melakukan aktivitas sehari-hari sebesar 0,962 Secara teoritis, periode lanjut usia
dan koefisien reliabilitas pada kepuasan hidup merupakan periode akhir dari rentang hidup
pada lansia yang mengalami stroke sebesar 0,898. seseorang. Hurlock (2002) menyatakan usia tua
Berdasarkan ketentuan diatas koefisien reliabilitas adalah periode penutup dalam rentang hidup
kedua skala dalam penelitian ini dinyatakan seseorang, yaitu suatu periode seseorang telah
reliabel. ”beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih
Data yang terkumpul dianalisis terlebih menyenangkan atau beranjak dari waktu ”yang
dahulu dengan uji normalitas dan linieritas, penuh dengan manfaat”. Setiap periode dalam
hasil data yang diperoleh bersifat tidak normal rentang kehidupan seseorang, ditandai dengan
namun linier sehingga analisis data dilanjutkan perubahan fisik dan psikologis tertentu begitu juga
dengan uji hubungan menggunakan statistik lanjut usia. Selama bagian awal dari kehidupan
non parametrik, yaitu korelasi Spearman’s Rank perubahan itu bersifat evolusional dalam arti
dengan bantuan program statistik komputer SPSS bahwa orang selalu menuju pada kedewasaan dan
16.0 for Windows. keberfungsian, pada bagian selanjutnya mereka
tidak evolusional lagi, perubahan ini disebut
PEMBAHASAN menua. Proses menjadi tua yaitu kemunduran fisik
dan mental terjadi secara perlahan dan bertahap
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa pada waktu kompensasi terhadap penurunan ini
koefisien korelasi antara kedua variabel sebesar dapat dilakukan (senescence).
0,754 dengan nilai p sebesar 0,000. Hasil korelasi Pola hidup yang tidak sehat dapat
bernilai positif menunjukkan bahwa semakin menyebabkan seseorang mengalami stroke.
mandiri seorang lanjut usia dalam melakukan Santrock (2002) menyebutkan bahwa penyebab
aktivitas sehari-hari, maka akan semakin puas kematian pada hampir seluruh lansia adalah
hidupnya. Koefisien korelasi menunjukkan serangan jantung, kanker dan pada urutan
kekuatan hubungan. ketiga adalah stroke (cerebrovascular). Stroke
Lansia yang mengalami stroke dapat dapat menyebabkan kelemahan anggota gerak
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan kehilangan kekuatan pada salah satu
dengan tidak bergantung pada orang lain dan lengan dan tungkai atau pada bagian tubuh
menjadi merasa berguna, dengan makan dan lainnya, kehilangan pengelihatan, kehilangan
minum, mandi, berpakaian, ke kamar mandi, pendengaran, tidak mampu memahami kata-kata
berpindah, buang air besar atau buang air kecil, hingga kesulitan bicara. Lansia yang terserang
berjalan dan berdandan melakukan kegiatan stroke akan menjadi terbatas aktivitasnya
tersebut tanpa bantuan maka lanjut usia tersebut karena kelumpuhan yang dialami dibeberapa
akan merasakan kepuasan hidup, sebaliknya area tertentu ato bahkan seluruhnya sehingga
lanjut usia yang mengalami stroke sehingga memerlukan bantuan orang lain, termasuk dalam
tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari melakukan aktivitas sehari-harinya, misal mandi,
karena keterbatasan gerak dan membutuhkan makan, dan lain-lain.
bantuan orang lain membuat lanjut usia tersebut Semakin berkembangnya jaman,
merasa tidak berguna dan menjadikan tidak puas membuat lansia menjadi pribadi yang mandiri
hidupnya karena tidak ingin menjadi beban bagi sekitarnya
Penurunan fungsi organ maupun terutama keluarga. Secara umum, mandiri
jaringan dalam memperbaiki kerusakan sel diartikan sebagai kemampuan setiap orang untuk

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi 141


Vol. 3 No. 3, Desember, 2014
Hubungan antara Kemandirian dalam Melakukan Aktivitas Sehari-hari dengan
Kepuasan Hidup pada Lanjut Usia yang Mengalami Stroke

merawat diri sendiri sehingga membantu individu tas yang menjadi dasar fungsi bagi seorang lansia
memenuhi kebutuhan hidup, memelihara untuk mempertahankan hidup mandiri adalah
kesehatan dan kesejahteraannya. Lansia dapat dengan melakukan aktivitas sehari-hari.
dikategorikan sebagai individu yang mandiri
ketika dapat melakukan aktivitas sehari-hari SIMPULAN DAN SARAN
tanpa bantuan dari orang lain. Berdasarkan hasil analisis maka
Kepuasan hidup merupakan nilai terting- didapatkan kesimpulan bahwa hipotesis yang
gi dalam pencarian manusia secara umum atau hi- diberikan pada pembahasan sebelumnya diterima
dup secara keseluruhan dan sebuah pengukuran “Ada hubungan antara kemandirian dalam
dari semua kondisi kehidupan yang diambil dari melakukan aktivitas sehari-hari dengan kepuasan
perbandingan antara aspirasi seseorang dengan hidup pada lansia yang mengalami stroke”. Arah
hal-hal yang telah dicapainya. Kepuasan hidup korelasi bersifat positif, artinya semakin mandiri
dapat dipengaruhi beberapa hal, salah satunya dalam melakukan aktivitas sehari-hari maka akan
adalah dengan para lansia terus menerus mela- semakin puas hidup pada lansia yang mengalami
kukan berbagai aktivitas, seperti berpergian; ke stroke.
tempat ibadah; serta merawat diri sendiri. Aktivi-

142 Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi


Vol. 3 No. 3, Desember, 2014
Diah Ayu Cahyo Tanty Putri, Hamidah

PUSTAKA ACUAN
Azizah, L.M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Azwar, S. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Edisi ke 1. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Azwar, S. (2008). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi ke 2. Penerbit Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. (2011). Karakteristik Penduduk Surabaya. BPS Prop. Jatim: Mitra Guna Bahagia.
Brockett, R.G. (1985). The Relationship Between Self-Directed Learning Readiness And Life Satisfaction
Among Older Adults. Social Science Collection, 35, 210-219.
Darmojo & Martono. (2004). Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia). FKUI: Jakarta.
Franklin, H., Gavigan, M., Quinn, W., & Mancini, J. (1980). Social Network Interaction Among Older
Adults : Implications for Life Satisfaction. Tavistock Institute of Human Relations, 33, 543-554.
Glazebrook, K, dkk. (2010). Older Adults physically-active identity : Relationships between social cognition,
physical activity and satisfaction with life. University of Ottawa, School of Human Kinetics, 334
Montpetit, University of Ottawa, ON, Canada, 11, 114-121.
Granger, C.V., Kelly H., Deutsch, A., Braun, S., and Fiedler, R. C. (1996). Quality and Outcome Measures
for Medical Rehabilitation. In : Braddom, R. L., Buschbacher, R. M., Dumitru, D., Johnson, E. W.,
Mathews, and D. J., Sinaki, M. Physical Medicine & Rehabilitation. Philadelhia: WB Saunder
Company: 239-253.
Hadi, S. (2001). Metodologi Research Jilid 3. Edisi ke 1. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.
Hardywinoto, S., & Tony. (2005). Panduan Gerontologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hurlock, E.B. (1997). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi
kelima (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Hoyer, William J., & Roodin, P.A. (2003). Adult Development and Aging. Edisi ke 5. Library of Congress
Cataloging-in-Publication Data.
Junaidi, I. (2006). Stroke A-Z. Jakarta.
Kerlinger, F.N. (1986). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta. Gadjah Mada. University Press.
Kushariyadi. (2010). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika.
Nugroho, W. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi kedua. Jakarta: EGC.
Pinzon, R. (2010). Awas Stroke!. Yogyakarta.
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangaan Masa Hidup. Jilid-2 Edisi Kelima
(terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Santrock, J.W. (2004). Life-Span Development. Edisi Kesembilan. McGraw Hill.
Seri Gaya Hidup Sehat. (2007) Cara Bijak Hadapi Stroke, Jantung & Pembuluh darah. Jakarta : PT
Gramedia.
Singarimbun, M. & Effendy, S. (1989). Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3TES.
Sofwan, R. (2010). Stroke dan Rehabilitasi Pasca-Stroke. Jakarta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung.
Turner, J.S. & Helms, D.B. (1991). Lifespan Development. Orlando: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Wira. K. (2004). Tetap Bugar di Usia Lanjut. Jakarta.
Wirakartakusumah & Anwar. (1994). Aging in Indonesia Demographic Characteristic. Demographic
Institute, Faculty of Economies. University of Indonesia.
Yulianto, A. (2010). Mengapa Stroke Menyerang Usia Muda?. Jakarta.

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi 143


Vol. 3 No. 3, Desember, 2014

Anda mungkin juga menyukai