Berdasarkan berita tersebut dapat diketahui bahwa tiga perawat tersebut telah
melakukan intervensi tanpa pemberitahuan pada atasannya dan melakukan tindakan
yang lalai sehingga mengakibatkan kondisi pasien semakin parah.
Saran :
Komentar:
Saran:
Dari kasus diatas, dapat diketahui bahwa telah terjadi malapraktik yang dilakukan
oleh bidan RSU atas nama Satriani Muim yang menyebabkan kematian bayi. Bidan
tersebut telah melanggar pasal 360 ayat 2 dengan ancaman 6 tahun penjara. Dalam
kasus ini, Bidan tidak cermat dalam mengambil keputusan dan lalai dalam
melakukan tindakan terhadap sang bayi yang menyebabkan berujung terhadap
kematian.
Saran:
Komentar:
Dari berita tersebut, dapat diketahui bahwa dua bidan dan empat asisten rumah tangga telah
melakukan praktik aborsi ilegal. Malpraktik aborsi yang tidak aman dan ilegal masih banyak
dilakukan di sekitar kita, bahkan oleh tenaga kesehatan sekalipun. Tindakan aborsi
mengandung risiko yang cukup tinggi, apabila dilakukan tidak sesuai standar profesi medis.
Risiko yang mungkin timbul antara lain, perdarahan, infeksi pada alat reproduksi, rupture uteri,
bahkan bisa sampai terjadi kematian. Pasal-pasal yang mengatur tentang tindakan aborsi pun
tidak sedikit, dengan berbagai ancaman hukuman, namun hal ini tidak menyurutkan niat para
oknum tenaga medis untuk tetap melakukan praktik aborsi yang ilegal.
Komentar:
Dari kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa dr Alimun telah melakukan malapraktik
yang berujung meninggalnya pasien. Dalam kasus ini Dokter kurang menguasai
iptek kedokteran yang sudah berlaku umum dikalangan profesi kedokteran dan
melakukan kelalaian yang berat atau memberikan pelayanan dengan tidak hati-hati
yang berujung dengan semakin parahnya pasien.
Saran:
Dari segi hukum harusnya antara hak-hak pasien dan hak-hak dokter perlu
diperjelas, antara kasus yang tergolong malpraktik atau sengketa medik lainnya.
Demikian pula supaya pihak dokter semakin profesional dan ahli di bidangnya
sehingga dapat memberikan pelayanan medis dengan tepat dan benar, maka di lain
pihak juga perlu mengerti hak-haknya sehingga tidak serta merta membawa
sengketa medik ke pengadilan. Sudah saatnya pihak berwenang mengambil sikap
proaktif dalam menyikapi fenomena maraknya gugatan malpraktik. Dengan
demikian, kepastian hukum dan keadilan dapat tercipta bagi masyarakat umum dan
komunitas profesi. Dengan adanya kepastian hukum dan keadilan pada penyelesaian
kasus malpraktik ini maka diharapkan agar para dokter tidak lagi menghindar dari
tanggung jawab hukum profesinya.