Anda di halaman 1dari 2

Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak dapat ditularkan atau disebarkan oleh

seseorang ke orang lain. Menurut WHO penyakit tidak menular di Asia tenggara termasuk
tinggi. Penyakit yang ada diantaranya penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, penyakit
pernapasan, kecelakaan dan penyakit degeneratif. Penyakit tidak menular memiliki kesamaan arti
menjadi penyakit kronis yang lamanya lebih dari 3 bulan, penyakit non infeksi, dan penyakit
tidak menular lainnya yang diakibatkan karena gaya hidup. penyakit tidak menular terjadi akibat
adanya interaksi agent, host dan lingkungan. Epidemiologi untuk pendekatan penyakit tidak
menular yakni dengan penelitian, beberapa jenis penelitian pada penyakit tidak menular antara
lain penelitian cross sectional, penelitian kasus kontrol, dan penelitian kohort. Faktor penyebab
dari penyakit tidak menular menggunakan istilah faktor risiko karena untuk membedakan antara
etiologi pada penyakit menular dan diagnosa klinis.

Pada tahun 2016 penyakit tidak menular di India hampir 62% dari kematian. Selama 25 tahun
terakhir morbiditas beban penyakit tidak menular meningkat sangat cepat. Kematian yang
disebabkan penyakit tidak menular di India naik dari 3,4 pada tahun 1990 menjadi 61 juta di
2016. Penyakit kardiovaskuler menyumbang (28,1%, pernapasan kronis 10,9% dan diabetes
3,1%. (IHME, 2016. Faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular seperti polusi udara, sanitasi
yang buruk, dan merokok. IHDS survei adalah alat yang digunakan untuk mengetahu informasi
tekait kesehatan dari mulai pekerjaan, pendidikan, status ekonomi dan sebagainya. Beban
penyakit kardiovaskuler adalah salah satu penyebab kematian di India. Faktor risiko
meningkatnya beban penyakit antara lain urbanisasi yang cepat, industrialisasi, dan globalisasi
yang menyebabkan peningkatan kegemukan, hipertensi, diabetes dan dislipidemia. Studi
epidemiologi yang dilakukan oleh beberapa ahli juga mengungkapkan bahwa dari waktu ke
waktu yang berbeda menunjukkann adanya peningkatan pada kegemukan, hipertensi, diabetes
dan dislipidemia. Surveilans adalah alat yang digunakan untuk mengetahui faktor risiko
terjadinya penyakit tidak menular. Kecepatan pertumbuhan sosial dan ekonomi dalam 3 – 4
dekade terakhir karena bergesernya nilai ekonomis kurang layak menjadi ke nilai ekonomis yang
lebih layak sebagai sumber pendapatan dan digunakan sebagai pembangkit listrik, penghubung
jarngan proyek. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa perubahan ekonomi juga dapat
meningkatkan kesehatan dan penduduk asli. Faktor risiko dari beberapa penyakit seperti
hipertensi, obesitas dan diabetes melitus seperti konsumsi gula yang berlebihan, rokok dan
konsumsi alkohol. Kurangnya informasi pada masyarakat juga dapat menambah faktor risiko
yang ada.

Dalam industri pertanian penggunaan pestisida adalah wajar, karena digunakan untuk
menyuburkan tanaman. Keracunan pestisida dianggap sebagai masalah kesehatan yang utama di
dunia (zhang et all, 2011. Paparan pestisida dianggap sebagai masalah yang serius karena
paparan yang diberikan bisa jangka pendej atau jangka panjang. Keracunan pestisida pada negara
berkembang yang menyebabkan kematian sekitar 99%. Beberapa hal atau faktor risiko yang
dapat menyebabkan keracunan pestisida diantara lain adalah penggunaan APD yang tidak tepat
neupane et al,, 2014. Menurut gesesaw 2016 menyampaikan bahwa kurangnya pengetahuan
terkait keracunan pestisida menyebabkan keracunan pestisida. Tanda dan gejala keracunan
pestisida ringan seperti adanta diare, penglihatan kabur, mati rasa/kesemutan ditangan dan kaki
ataupun muncul gejala somatik seperti pingsan, nyeri dada, mual, sakit perut, kesulitan nafas,
mati rasa dan kelemahan Solomon et al, 2017. Di Iran penggunaan pestisida dalam pertanian
sangat berbahaya karena telah melebihi batas aman penggunaan pestisida menurut WHO.
Pestisida yang biasa digunakan seperti herbisida, insektisida dan fungisida mortesa et al 2017.
Faktor kurangnya pengetahuan, menganggap paparan pestisida tidak berbahaya menjadi faktor
paling tinggi

Anda mungkin juga menyukai