TAHUN 2017
BAB I
DEFINISI
Discharge Planning merupakan suatu rencana yang disusun untuk pasien sebelum keluar
Rumah Sakit yang di mulai dari mengumpulkan data sampai dengan masuk area perawatan itu
meliputi pengkajian, rencana perawatan, implementasi dan evakuasi (fisbach:1994)
Tujuan utama adalah membantu pasien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal. Dengan discharge planning yang baik di harapkan dapat meningkatkan
pengetahuan petugas kesehatan, pasien dan keluarga tentang beberapa hal antara lain:
a. Meningkatkan pemahamanan pasien dan keluarga tentang masalah kesehatan,
kemungkinan komplikasi dan pembatasanyang diberlakukan pada pasien di rumah
b. Mengembangkan kemampuan perawat, pasien dan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan pasien dan memberikan lingkungan yang aman untuk pasien di rumah
c. Meyakinkan bahwa rujukan yang diperlukan untuk perawatan selanjutnya dibuat
dengan tepat (Ester,2005)
Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk rumah sakit dan secara periodic
diperbaiki mencapai tahap akhir dan segera dilaksanakan. Periksa apakah pasien/orang
terdekat telah mendapat instruksi tertulis dan instruksi verbal tentang penanganan, obat-
obatan dan aktivitas yang boleh dilakukan di rumah. Tanda dan gejala yang menunjukkan
perlunya kontak yang terus-menerus dengan pelayanan kesehatan perlu di tinjau.
Mengidentifikasi faktor resiko yang akandapat diatasi oleh pasien selama perawatan di rumah.
Faktor resiko tersebut adalah kognitif atau pengetahuan dari pasien mengenai penyakit dan
pengobatannya, keadaan tempat tinggal yang dapat mendukung perawatan pasien, lingkungan
masyarakat yang aman, faktor kultur dan usia. Menurut (Featerdan Nicholas;1985) dikutip oleh
(Jackson;1994) menyatakan bahwa hubungan yang aktif dan baik antar tim pelaksana dengan
tersedianya dukungan dari semua pihak serta adanya fleksibilitas dari organisasi pelayanan
kesehatan yaitu Rumah Sakit dan Puskesmas merupakan faktor yang berpengaruh pada
keberhasilan dalam rencana pemulangan pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP
b. KOORDINASI, adalah komunikasi dan kerjasama antar tim dari multi disiplin profesi dan
ilmu termasuk kerjasama dengan pasien dan keluarga dalam menyusun dan
melaksanakan rencana pemulangan.
a. Pengkajian
Pengkajian perencanaan pemulangan terdiri dari “apa dan kapan” maksud dari apa
adalah apa yang harus dikaji dalam perencanaan pemulangan dan kapan yang berarti
kapan pengkajian dilaksanakan (Bull dan Robert; 2001). Pengkajian tentang apa meliputi
lima area yaitu : pengkajian area kognitif, psikologis, status ekonomi atau finansial, akses
dan dukungan lingkungan baik formal maupun informal. Sedangkan untuk mengetahui
kapan pengkajian perencanaan pemulangan dilakukan adalah sejak pasien masuk ke
rumah sakit atau pada saat skrining atau kontrol kesehatan. Pada hal ini diharapkan
discharge planning mengetahui semua kebutuhan pasien (Bull dan Robert ; 2001).
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang pasien. Ketika
melakukan pengkajian kepada pasien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan.
Pasien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge planning agar transisi
dari rumah sakit ke rumah dapat efektif.
c. Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan
untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan
member dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan. Adalah
penting untuk menentukan apakah masalah tersebut actual atau potensial.
d. Perencanaan
Menurut (Simmons ; 1986) dikutip oleh (Jackson : 1994) bahwa suatu rencana
pemulangan akan efektif bila ada tanggung jawab bersama dalam memberikan pelayanan
kepada pasien dan keluarga. Perencanaan pemulangan didasarkan pada kebutuhan pasien
yang didapatkan dari hasil pengkajian lengkap oleh tim sehingga dapat direncanakan
tanggal pemulangan dengan melibatkan pasien dan keluarga serta pemberi pelayanan.
Perencaan pemulangan juga melibatkan petugas pelayanan kesehatan komunitas dalam
hal ini adalah Puskesmas, (Bull dan Robert ; 2001). Rencana pemulangan pasien
mempertimbangkan pelayanan penunjang dan kelanjutan pelayanan medis.
Menurut (Luverne & Barbara, 1988) perencanaan pemulangan pasien membutuhkan
identifikasi kebutuhan spesifik pasien. Kelompok perawatan berfokus pada kebutuhan
rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan
METHOD, yaitu:
1. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahuai obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
2. Environment (Lingkungan)
Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga
sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas
perawatannya.
3. Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah pasien pulang,
yang dilakukan oleh pasien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan,
perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk
memberikan keterampilan perawatan.
4. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Pasien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan
kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan perawatan
kesehatan tambahan.
5. Outpatient referral
Pasien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang
dapat meningkatkan perawatan yang kontinu
6. Diet
Pasien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya, Ia sebaiknya mampu
memilih diet yang sesuai untuk dirinya
f. Evaluasi
Menurut (Staff ; 1993) dikutip oleh (Jackson ; 1994) bahwa suatu hal rehabilitasi yang efetif
merupakan suatu kombinasi dari penyusunan perencanaan pemulangan senelum pasien
masuk hingga pasien keluar Rumah Sakit.
Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan
pelayanan yang sesuai. Evalusi berjalan terus-menerus dan membutuhkan revisi dan juga
perubahan. Evaluasi lanjutan dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah
pasien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau kunjungan
rumah (home visit).
BAB IV
DOKUMENTASI
Ditetapkan di : Banjarmasin
Pada tanggal : 2017
Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Gusti Hasan Aman