Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT HEPATITIS

DISUSUN OLEH
NAMA : RIWIATUL HASANAH
NIM : 079STYJ19
PRODI : PROFESI NERS

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI NERS
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga sampai sekarang kita bisa beraktivitas
dalam rangka beribadah kepada-Nya dengan salah satu cara menuntut ilmu.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis senandungkan kepada tauladan semua
umat Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan ilmu pengetahuan
melalui Al-Qur’an dan Sunnah, serta semoga kesejahteraan tetap tercurahkan
kepada keluarga beliau, para sahabat-sahabatnya dan kaum muslimin yang tetap
berpegang teguh kepada agama Islam.
Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada Ibu, Hapipah,Ners.,M.Kep
selaku Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan masukan sehingga
laporan pendahuluan “Hepatitis” ini dapat tersusun sesuai dengan waktu yang
telah di tentukan. Semoga amal baik yang beliau berikan akan mendapat balasan
yang setimpal dari Allah S.W.T.
Akhir kata semoga Laporan Pendahuluan ini senantiasa bermanfaat pada
semua pihak untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Mataram, 08 April 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian.................................................................................................3
B. Etiologi.....................................................................................................3
C. Manifestasi Klinis.....................................................................................4
D. Patofisiologi..............................................................................................5
E. Pemeriksaan Penunjang............................................................................7
F. Penatalaksanaan........................................................................................7
G. Komplikasi...............................................................................................8
H. Pathway ...................................................................................................9
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian...............................................................................................10
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................12
C. Intervensi Keperawatan...........................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepar” berarti
kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang seperti di artritis,
dermatitis, dan pankreatitis (Green Chris W ,2016)
Radang hati – hepatitis –mempunyai beberapa penyebab, termasuk:
1. Racun dan zat kimia seperti alkohol berlebihan.
2. Penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan
sehat dalam tubuh, yang disebut sebagai penyakit autoimun.
3. Mikroorganisme, termasuk virus.HAV, HBV, dan HCV menyerang sel
hati –atau hepatosit –yang menjadi tempat yang bersahabat bagi virus
untuk berkembang biak. Sebagai reaksi terhadap infeksi, sistem kekebalan
tubuh memberikan perlawanan dan menyebabkan peradangan hati
(hepatitis). Bila hepatitisnya akut (yang dapat terjadi dengan HAV dan
HBV) atau menjadi kronis (yang dapat terjadi dengan HBV dan HCV)
maka dapat bekembang menjadi jaringan parut di hati, sebuahkondisi yang
disebut fibrosis.Lambat laun, semakin banyak jaringan hati diganti dengan
jaringan parut seperti bekas luka, yang dapat menghalangi aliran darah
yang normal melalui hati dan sangat mempengaruhi bentuk dan
kemampuannya untuk berfungsi sebagaimana mestinya. Ini disebut
sebagai sirosis. Bila hati rusak berat, mengakibatkan bendungan di limpa
dan kerongkongan bagian bawah akibat tekanan di organ yang tinggi.
Dampak dari kondisi ini –yang disebut sebagai hipertensi portal –termasuk
pendarahan saluran cerna atas dan cairan dalam perut (asites). Kerusakan
pada hati juga dapat mengurangi pembuatan cairan empedu yang
dibutuhkan untuk pencernaan yang baik dan mengurangi kemampuan hati
untuk menyimpan dan menguraikan bahan nutrisi yang dibutuhkan untuk
hidup. Dampak lain dari hati yang rusak termasuk ketidak mampuan untuk
menyaring racun dari aliran darah, yang pada akhirnya dapat

1
menyebabkan penurunan kesadaran dan bahkan koma (Green Chris W ,
2016).
Ada lima virus yang diketahui mempengaruhi hati dan menyebabkan
hepatitis: HAV, HBV, HCV, virus hepatis delta (HDV, yang hanya
menyebabkan masalah pada orang yang terinfeksi HBV), dan virus hepatitis E
(HEV). Tidak ada virus hepatitis F. Virus hepatitisG (HGV) pada awal
diperkirakan dapat menyebabkan kerusakan pada hati, tetapi ternyata
diketahui sebagai virus yang tidak menyebabkan masalah kesehatan, dan virus
ini sekarang diberi nama baru sebagai virus GB-C (GBV-C) (Green Chris W,
2016).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang konsep
penyakit, dan konsep asuhan keperawatan Hepatitis
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang Pengertian Hepatitis
b. Mengetahui tentang Etiologi Hepatitis
c. Mengetahui tentang Manifstasi Klinis Hepatitis
d. Mengetahui tentang Patofisiologi Hepatitis
e.Mengetahui tentang Penatalaksanaan Hepatitis
f. Mengetahui tentang Komplikasi Hepatitis
g. Mengetahui tentang Pathway Hepatitis
h. Mengetahui tentang Konsep Asuhan Keperawatan Hepatitis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Hepatitis merupakan suatu proses peradangan difus pada jaringan yang
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-
obatan dan bahan kimia (Amin, 2016).
Hepatitis merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,
biokimia serta seluler yang khas (Sulaiman Ali. 2012).
Menurut hepatitis adalah infeksi dan inflamasi yang disebabkan oleh virus
(Williams & Wilkins, 2012).
Dari beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa hepatitis
(Liver) adalah peradangan atau Infeksi yang terutama terjadi pada hati dan
bisa disebabkan oleh virus, bakteri, cedera atau toksik serta dapat menular
( Muhlis , 2013).

B. Etiologi
Penyebab hepatitis menurut Wening Sari (2008) meliputi:
1. Virus
a. Hepatitis A (HAV)
Disebut hepatitis infeksiosa.Penyakit ditularkan terutama melalui
kontaminasi oral-fekal akibat higiene yang buruk atau makanan yang
tercemar waktu antara pajanan dan awitan gejala 9masa tunas) untuk
HAV adalah 4 dan 6 minggu.
b. Hepatitis B (HBV)
Kadang-kadang disebut Hepatitis serum.Penyakit ini bersifat serius
dan biasanya menular melalui kontak dengan darah yang mengandung
virus. Penyakit ini juga ditularkan melalui hubungan kelamin dan
dapat ditemukan di dalam semen dan dalam cairan tubuh lainnya.HBV
memiliki masa tunas yang lama, antara 1 dan 7 bulan dengan awitan
rerata 1-2 bulan.

3
c. Hepatitis C (HCV)
Disebut hepatits non A dan non B,yang ditularkan melalui suplai
darah komersial. HCV ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV,
tetapi terutama melalui transfusi darah.
d. Hepatitis D (HDV)
Disebut hepatitis Delta.Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV
sehingga infeksi HBV bertambah parah.
e. Hepatitis E (HEV)
Adalah Hepatitis virus yang terutama ditularkan melalui ingesti air
yang tercemar.
2. Bakteri
Beberapa bakteri yang menimbulkan hepatitis antaranya Salmonella
tipy, Pneumokokkusc.
3. Obat-obatan yang bersifat hepatotoksik
Obat-obatan yang dapat menyebabkan kerusakan langsung terhadap
sel-sel hati adalah tetrasiklin, parasetamol, karbon tetrakhloride, isoniazid,
methyldopa, methotreksate, halothane Sedangkan obat-obatan yang
menyebabkan kelainan hati berdasarkan reaksi hipersensitifitas
diantaranya:chlorpromazine, phanothazin, sulphonamide, nitrofurantin,
erythromycin estolat, obat-Obatan anti hyroid,diphenyl hidantoin,
phenylbutazon.

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis hepatitis menurut Haryono, Rudi, 2012. terdiri dari 3
tahapan meliputi:
1. Fase Pre Ikterik Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan
infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama
kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit.
Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas
capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung

4
selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok
pada hepatitis virus B.
2. Fase Ikterik Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat,
penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan
sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru
berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa
seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
13
3. Fase penyembuhan Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa
mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata
14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal,
penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.

D. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahanbahan
kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena
memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada
hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah
normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari
tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal (Brunner & Suddarth. 2011).
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,
tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka
terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati, selain itu juga
terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan
sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami
konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami

5
konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi
bilirubin (Haryono, Rudi. 2012).
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan
terbawa sampai ke hati. Di sini agen infeksi menetap dan mengakibatkan
peradangan dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada
pemeriksaan SGOT dan SGPT). akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan
penyerapan dan konjugasi bilirubin sehingga terjadi disfungsi hepatosit dan
mengakibatkan ikterik. peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan suhu
tubuh sehinga timbul gejala tidak nafsu makan (anoreksia). Salah satu fungsi
hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika toksin yang masuk berlebihan atau
tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri
dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral
racun (Haryono, Rudi. 2012).
Aktivitas yang berlebihan yang memerlukan energi secara cepat dapat
menghasilkan H2O2 yang berdampak pada keracunan secara lambat dan juga
merupakan hepatitis non-virus. H2O2 juga dihasilkan melalui pemasukan
alkohol yang banyak dalam waktu yang relatif lama, ini biasanya terjadi pada
alkoholik. Peradangan yang terjadi mengakibatkan hiperpermea-bilitas
sehingga terjadi pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba
atau palpasi hati. Nyeri tekan dapat terjadi pada saat gejala ikterik mulai
nampak (Haryono, Rudi. 2012).
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan
suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan
tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan
adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati. pucat (abolis). Karena bilirubin
konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap.
Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-
garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus
(Brunner & Suddarth. 2011).

6
E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Carpenito, Lynda Juall. 2013)
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Serum Bilirubin
Bilirubin merupakan pigmen kuning yang dihasilkan dari
pemecahan hemoglobin (Hb) di hati. Bilirubin dikeluarkan lewat
empedu dan di buang melalui feses. Bilirubin ditemukan di darah
dalam dua bentuk, yaitu bilirubin direk dan bilirubin indirek. Bilirubin
direk larut dalam air dan dapat dikeluarkan melalui urin. Sementara
bilirubin indirek tidak larut dalam air dan terikat pada albumin.
Bilirubin total merupakan penjumlahan bilirubin direk dan indirek.
Peningkatan bilirubin indirek jarang terjadi pada penyakit hati.
Sebaliknya, bilirubin direk yang meningkat hampir selalu
menunjukkan adanya penyakit pada hati dan atau saluran empedu.
b. Pemeriksaan Protein
Menunjukkan penurunan albumin serum karena penurunan14
iagnose 14 mprotein. Peningkatan kadar 14 Iagnos serum karena sel
hati yang rusak tidak dapat mengubahnya menjadi serum.
Menunjukkan juga HbsAG (+).
c. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
SGPT (Serum Glutamik Piruvik Transaminase) dan SGOT (Serum
Glutamik Oksaloasetik Transaminase)
2. USG : Menunjukkan adanya Hepatomegali
3. Biopsi Hati : Menunjukkan 14 iagnose dan hasilnya nekrosis
4. Tiker Vha : Dalam Tinja menjelang awitan terjadinya kenaikan Bilirubin
meningkat

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Carpenito, Lynda Juall, 2013 adalah:
1. Pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat. Istirahat
mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan tetapi banyak
pasien akan merasakan lebih baik dengan pembatas aktifitas fisik, kecuali

7
diberikan pada mereka dengan umur orang tua dan keadaan umum yang
buruk.
2. Obat-obatan
a. Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan
bilirubin darah. Pemberian bila untuk menyelamatkan nyawa dimana
ada reaksi imun yang berlebihan.14
b. Berikan obat-obatan yang bersifat melindungi hati. Contoh obat :
Asam glukoronat/ asam asetat, Becompion, kortikosteroid.
c. Vitamin K pada kasus dengan kecenderungan perdarahan.
d. Obat-obatan yang memetabolisme hati hendaknya dihindari. Karena
terbatasnya pengobatan terhadap hepatitis maka penekanan lebih
dialirkan pada pencegahan hepatitis, termasuk penyediaan makanan
dan air bersih dan aman. Higien umum, pembuangan kemih dan feses
dari pasien yang terinfeksi secara aman, pemakaian kateter, jarum
suntik dan spuit sekali pakai akan menghilangkan sumber infeksi.
Semua donor darah perlu disaring terhadap HAV, HBV, dan HCV
sebelum diterima menjadi panel donor

G. Komplikasi
Komplikasi hepatitis menurut Haryono, Rudi, 2012 adalah:
1. Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan
oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut
ensefalopati hepatik.
2. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis
hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
3. Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis kerusakan sel hati
akan diganti oleh jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan,
semakin beras jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang
jumlah sel hati yang sehat.

8
H. Pathway

Alkohol, virus, obat-obatan

Hipertermi Inflamasi pada hepar Peregangan kapsula hati

Hepatitis Nyeri Hematologi


Resiko trasmisi
infeksi
Gangguan metabolism Gangguan suplai darah Perasaan tidak nyaman
Karohidat dan protein sel-sel hepar kuadran atas

Glikonesis gluconeogenesis Kerusakan sel parenkim, Anoreksi


Menurun menurun sel hati duktuli
empedu hepatika Perubahan nutrisi
kurang dari
glikogen dalam hepar Fungsi hepar menurun kebutuhan tubuh
berkurang
Hiperbiliubin
Glikogenesis menurun
Pigmen empedu meningkat
Glukosa dalam darah
berkurang prunitas

Cepat lelah Resiko


intrgritas
Keletihan kulit

9
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Menurut Muttaqin, 2013.
1. Anamnesa
a. Biodata
Pada biodata diperoleh data tentang nam, umur, jenis kelamin, tempat
tinggal, pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan.
b. Keluhan utama
Penderita datang untuk berobat dengan keluhan tiba-tiba tidak nafsu
makan, malaise, demam (lebih sering pada HVA), rasa pegal linu dan
sakit kepala pada HVB, serta hilangnya daya rasa lokal untuk perokok.
c. Riwayat penyakit/Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan yang mencangkup tentang nyeri abdomen pada
kuadran kanan atas, demam, malaise, mual, muntah (anoreksia),
feses berwarna tanah liat dan urine pekat
2) Riwayat penyakit lalu
Riwayat apakah pasien pernah mengalami bradikardi atau pernah
menderita masa medis lainnya yang menyebabkan hepatitis (yang
meliputi penyakit gagal hati dan penyakit autoimun). Dan, kaji
pula apakah pasien pernah mengindap infeksi virus dan buat
catatan obat-obatan yang pernah digunakan.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji riwayat keluarga yang mengonsumsi alkohol, mengindap
hepatitis, dan penyakit biliaris.
2. Aktifitas
Kelemahan, kelelahan, dan malaise.
3. Sirkulasi
Bradikardi, ikterik pada sclera kulit, dan membran mukosa.
4. Eliminasi
Urine gelap dan diare feses warna tanah liat.
5. Makanan dan cairan

10
Anoreksia, berat badan menurun, mual dan muntah, peningkatan oedem
dan asietas.
6. Neurosensori
Peka terhadap rangsang, cenderung tidur, alergi, dan asteriksis.
7. Nyeri atau kenyamanan
Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan, sakit kepala dan gatal.
8. Keamanan Demam, urtikaria, eritema, splenomegali dan pembesaran
nodul servikal posterior.
9. Seksualitas Pola hidup atau perilaku meningkat resiko terpajan.
10. Pemeriksaan dianostik pada pasien hepatitis yang perlu dikaji menurut
Doengoes (2002):
a. Test fungsi hati: Abnormal (4-10 kali normal) untuk membedakan
hepatitis virus dari non virus.
b. SGOT/SGPT: Awalnya meningkat (dapat meningkat 1-2 minggu
sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
c. Darah lengkap: Sel darah merah (SDM) menurun karena penurunan
masa hidup SDM (gangguan fungsi hati)
d. Difersnsual darah lengkap: Ekositosis, monositosis dan sel plasma.
e. Alkali fostatase: Agak meningkat.
f. Feses: Warna tanah liat, dan diare feses warna tanah liat.
g. Gula darah: Hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi
hati).
h. Anti-HAV IgM: Positif pada tipe A.
i. HbsAg: Dapat positif (tipe B) atau negstif (tipe A). Catatan:
merupakan diagnostik sebelum terjadi gejala klinik.
j. Masa protrombin: Mungkin memanjang (disfungsi hati).
k. Bilirubin serum: Di atas 2,5 mg/100 ml (bila di atas 200 mg/ml,
prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis
seluler).
l. Tes ekskresi BSP: Kadar darah meningkat.
m. Biopsi hati: Menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis.

11
n. Scan hati: Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim.

B. Diagnosa
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis

menurut (Amin, Huda 2016) :


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan,
perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis.
4. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhadap inflamasi hepar.
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam
empedu.
6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular
dari agent virus.

C. Intervensi
Intervensi 1
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan,
perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nutrisi dapat
terpenuhi
Kriteria hasil:
- Kebutuhan nutrisi adekuat
- Tidak ada tanda malnutrisi
- Mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan
atau dibutuhkan.

12
Intervensi Rasional
- Ajarkan dan bantu klien untuk - Keletihan berlanjut menurunkan
istirahat sebelum makan. keinginan untuk makan..
- Awasi pemasukan diet/jumlah - Pembesaran hepar dapat menekan
kalori, tawarkan makan sedikit saluran gastro intestinal dan
tapi sering dan tawarkan pagi menurunkan kapasitasnya
paling sering
- Pertahankan hygiene mulut - Akumulasi partikel makanan di
yang baik sebelum makan dan mulut dapat menambah baru dan
sesudah makan. rasa tak sedap yang menurunkan
nafsu makan.
- Anjurkan makan pada posisi - Menurunkan rasa penuh pada
duduk tegak. abdomen dan dapat meningkatkan
pemasukan.
- Berikan diit tinggi kalori, - Glukosa dalam karbohidrat cukup
rendah lemak. efektif untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga
akan membebani hepar.

Intervensi 2
Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri berkurang
atau terkontrol.
Kriteria hasil:
- Nyeri berkurang
- Skala nyeri menurun
- Tekanan darah :100/80, Suhu :36,5oc Nadi : 80 x / menit, Respiratori
Rate: 20 x/ menit.
Intervensi Rasional
- Kolaborasi dengan individu - Nyeri yang berhubungan dengan
untuk menentukan metode hepatitis sangat tidak nyaman,
yang dapat digunakan untuk oleh karena terdapat peregangan
intensitas nyeri. secara kapsula hati, melalui
pendekatan kepada individu yang
mengalami perubahan
kenyamanan nyeri diharapkan
lebih efektif mengurangi nyeri
- Memonitoring perkembangan - Mengetahui perkembangan
nyeri tindakan dari yang dilakukan.
- Memonitoring tanda – tanda - Untuk mengetahui keadaan pasien
vital darah dan nadi.
- Ajarkan tekhnik relaksasi - Mengurangi rasa nyeri untuk
nafas dalam pasien

13
- Berikan tindakan nyaman dan - Menigkatkan relaksasi dan
aktivitas hiburan membantu pasien memfokuskan
perhatian pada sesuatu disamping
diri atau ketidak nyamanan.
- Kolaborasi dalam pemberian - Untuk mengurangi rasa nyeri pada
analgetik sesuai advis dokter pasien.

Intervensi 3
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap
hepatitis
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan keletihan teratasi
Kriteria hasil:
- Tidak lelah
- Pasien dapat beraktivitas
Intervensi Rasional
- Jelaskan sebab-sebab keletihan - Dengan penjelasan sebab-sebab
individu. keletihan maka keadaan klien
cenderung lebih tenang.
- Sarankan klien untuk tirah - Tirah baring akan meminimalkan
baring. energi yang dikeluarkan sehingga
metabolisme dapat digunakan
untuk penyembuhan penyakit.
- Bantu individu untuk - Memungkinkan klien dapat
mengidentifikasi kekuatan- memprioritaskan kegiatankegiatan
kekuatan, kemampuan- yang sangat penting dan
kemampuan dan minat-minat. meminimalkan pengeluaran energi
untuk kegiatan yang kurang
penting.
- Analisa bersama-sama tingkat - Keletihan dapat segera
keletihan selama 24 jam diminimalkan dengan mengurangi
meliputi waktu puncak energi, kegiatan yang dapat menimbulkan
waktu kelelahan, aktivitas keletihan.
yang berhubungan dengan
keletihan.
- Bantu untuk belajar tentang - Untuk mengurangi keletihan baik
keterampilan koping yang fisik maupun psikologis.
efektif (bersikap asertif, teknik
relaksasi).

Intervene 4
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan Tidak terjadi
peningkatan suhu
Kriteria hasil:

14
- Suhu dalam batas normal
- Tidak menggigil
Intervensi Rasional
- Monitor tanda vital : suhu - Sebagai indikator untuk
badan. mengetahui status hypertermi.
- Ajarkan klien pentingnya - Dalam kondisi demam terjadi
mempertahankan cairan yang peningkatan evaporasi yang
adekuat (sedikitnya 2000 memicu timbulnya dehidrasi.
l/hari) untuk mencegah
dehidrasi, misalnya sari buah
2,5-3 liter/hari
- Pantau suhu lingkungan, batasi - Suhu ruangan harus diubah untuk
atau tambahan linen tempat mempertahan kan sushu
tidur sesuai indikasi. mendekati normal
- Berikan kompres hangat pada - Menghambat pusat simpatis di
lipatan ketiak dan femur. hipotalamus sehingga terjadi
vasodilatasi kulit dengan
merangsang kelenjar keringat
untuk mengurangi panas tubuh
melalui penguapan
- Anjurkan klien untuk memakai - Kondisi kulit yang mengalami
pakaian yang menyerap lembab memicu timbulnya
keringat. pertumbuhan jamur. Juga akan
mengurangi kenyamanan klien,
mencegah timbulnya ruam kulit.
- Kolaborasi dalam pemberian - Gunakan untuk mengurangi
obat antipiretik demam atau panas.

Intervensi 5
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi
kerusakan integritas kulit
Kriteria hasil:
- Jaringan kulit utuh
- Penurunan pruritus.
Intervensi Rasional
- Mengkaji kemampuan klien - Untuk mengetahui tingkat
dalam beraktifitas. kemampuan klien dalam
beraktifitas.
- Batasi klien dalam beraktifitas. - Agar pasien tidak cepat lelah.
- Pertahankan kebersihan tanpa - Kekeringan meningkatkan
menyebabkan kulit kering , sensitifitas kulit dengan
Sering mandi dengan merangsang ujung syaraf.
menggunakan air dingin dan
sabun ringan (kadtril, lanolin),

15
Keringkan kulit, jaringan
digosok.
- Cegah penghangatan yang - Penghangatan yang berlebih
berlebihan dengan pertahankan menambah pruritus dengan
suhu ruangan dingin dan meningkatkan sensitivitas melalui
kelembaban rendah, hindari vasodilatasi.
pakaian terlalu tebal
- Anjurkan tidak menggaruk, - Penggantian merangsang
instruksikan klien untuk pelepasan hidtamin, menghasilkan
memberikan tekanan kuat pada lebih banyak pruritus.
area pruritus untuk tujuan
menggaruk
- Pertahankan kelembaban - Pendinginan akan menurunkan
ruangan pada 30%-40% dan vasodilatasi dan kelembaban
dingin. kekeringan.

Intervensi 6
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular
dari agent virus.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi
infeksi
Kriteria hasil:
- Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
Intervensi Rasional
- Gunakan kewaspadaan umum - Pencegahan tersebut dapat
terhadap substansi tubuh yang memutuskan metode transmisi
tepat untuk menangani semua virus hepatitis.
cairan tubuh.
- Gunakan teknik pembuangan - Teknik ini membantu melindungi
sampah infeksius, linen dan orang lain dari kontak dengan
cairan tubuh dengan tepat materi infeksius dan mencegah
untuk membersihkan transmisi penyakit
peralatan-peralatan dan
permukaan yang
terkontaminasi
- Dorong dan pertahankan - Kurangi kerentanan individu
masukan TKTP. terhadap infeksi.
- Jelaskan pentingnya mencuci - Mencuci tangan menghilangkan
tangan dengan sering pada organisme yang merusak rantai
klien, keluarga dan transmisi infeksi
pengunjung lain dan petugas
pelayanan kesehatan..
- Rujuk ke petugas pengontrol - Rujukan tersebut perlu untuk
infeksi untuk evaluasi mengidentifikasikan sumber
departemen kesehatan yang pemajanan dan kemungkinan
tepat. orang lain terinfeksi.

16
- Beri therapy antibiotik sesuai - Mencegah segera terhadap infeksi.
program dokter

DAFTAR PUSTAKA

17
1. Amin, Huda (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam berbagai kasus. Jogjakarta : Mediaction
2. Arief Muttaqin dan Kumala Sari. 2013. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
3. Brunner & Suddarth. 2011. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Jakarta :
EGC.
4. Carpenito, Lynda Juall. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta
5. Green Chris W .2016. Hepatitis dan HIV.Jakarta: Yayasan spiritia
6. Haryono, Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
7. Sulaiman Ali. 2012. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati, Edisi 1, Jakarta: CV
Sagung Seto
8. Wening Sari, L. I. (2008). Care Yourself Hepatitis. Jakarta: Penebar Plus

18

Anda mungkin juga menyukai