Anda di halaman 1dari 7

SISTEM PENDIDIKAN DI CINA

Education System in China


Silmi Aziz 1)
1)
Departemen Sastra Tiongkok Universitas Al-Azhar Indonesia
aziz.silmi@gmail.com

PENDAHULUAN
Cina merupakan salah satu negara terluas di duniayaitu dengan luas daerah sekitar
9,6 juta kilometer persegi. Dua pertriga dari daerah ini terdiri dari gurun pasir dan
pegunungan. Penduduk Cina 1989 berjumlah + 540 juta jiwa, dan pada tahun 2000
berjumlah 1.246.871.951 jiwa, dengan komposisi 25,5% berusia di bawah 15 tahun
dan 5% di atas 65 tahun. Bahasa resmi adalah bahasa Mandarin, kemudian Negara ini
bertetangga dengan Monggolia di utara, Rusia di bagian barat laut dan timur laut,
dengan Afganistan, Pakistan, Tajikistan, kazakihistan di barat, dengn India. Nepal,
Bhutan, myamnmar, dan laos bagian Selatan. Cina pada umunya adalah Negara
agraris, dengan kondisi pekerja adalah 2,9% buruh industri, 17,9%sektor jasa, dan
petani 60,3%, dan hampur tidak ada angka pengangguran (Wijaya 2007).
Sejak tahun 1980an pemerintah Cina menetapkan prinsipprinsip dasar
pembangunan ekonomi sebagai tugas sentral Negara dengan tetap berpegang pada
empat landasan yaitu: Sosialisme, Komunisme, marxisme, Leuinisme serta ideology
MAO Tse Tung, dan terbuka terhadap dunia luar. Pada tahun 1985 melalui keputusan
komite petani Komunis Cina diadakan reformasi struktur pendidikan, dengan tegas
menyatakan bahwa “Pendidikan harus menjalankan tujuan
pembangunan sosialis, dan pembangunan sosialis harus tergantung
pada pendidikan”.
Keputusan ini menunjukkan adanya hubungan yang jelas antara pensisikan dan
pembanguanan ekonomi, serta menegaskan bahwa pembangunan ekonomi ini
tergantung pada kemajuan IPTEK serta peningkatan kualitas angkatan kerja. Dengan
demikian tujuan umum pembangunan pendidikan Cina adalah untuk membangun
kerangka dasar system pendidikan yang dapat dipakai dan disesuaikan dengan
keperluan gerakan modernisasi sosialis yang diarahkan pada tuntutan abad ke-21, dan
yang merefleksikan karakteristik dan nilai-nilai Cina (Wijaya 2007).
Dinamika pendidikan di Cina sejarahnya panjang dan rumit. Hal ini merupakan
produk campuran dari berbagai filsafat klasik dan modern. Pendidikan diorganisir
sejak Dinasti Han tahun 206 SM – 220 M di mana banyak literatur Konfusiunisme
yang dijadikan filosofis masyarakat Cina dikumpulkan dan disusun kembali. Filsuf
Hsun Tzu yang terkenal dengan ajarannya “Belajar terus sampai mati dan hanya
kematianlah yang menghentikannya”, menjadi semboyan Kementerian Pendidikan
Cina sekarang. Selain Hsun Tzu, salah satu filisofi asal Cina yang sangat berpengaruh
adalah Lao Tse dan ajaran Konfusius (Fatimangrum 2012).
Ajaran Taoisme dari Lao Tse dan Konfusianisme dari Konfusius. Taoisme atau
jalan Tuhan menjadi bagian penting yang mempengaruhi filosofi kehidupan
masyarakatnya sampai saat ini. Ajaran Konfusius mengenai Li atau etika dan
kewajiban sangat mempengaruhi filosofi pendidikan masyarakat China. Ajaran ini
mendasari bahwa pendidikan diawali oleh keluarga dengan cara pembentukan
karakter sejak dini dan dilanjutkan dengan pendidikan formal di sekolah yang dibuat
oleh negara. (Fatimangrum 2012).
Adapun struktur system pendidikan Cina adalah meliputi : Pendidikan dasar ( basic
education), pendidikan teknik dan kejuruan (Technical and Vactional Education,
TAPE), pendidikan tinggi (Higher Education, HE), dan pendidikan orang dewasa
(Adult Education, HA) (Wijaya 2007).p Berdasarkan paparan diatas, penulis dalam
makalah ini akan memaparkan dan menjelaskan sistem Pendidikan di Cina.

PEMBAHASAN

Sistem Pendidikan Di Cina Secara Umum


Pendidkan dasar di Cina terdiri dari PAUD selama 3 tahun, pendidikan dasar
selama 6 tahun, pendidikan menengah pertama selama 3 tahun dam pendidikan
menengah atas selama 3 tahun juga. Selain itu juga terdapat pendidikan setingkat
akademi 2-3 tahun, pendidikan kejuruan Teknik selama tahun, pendidikan gelar
sarjana selama tahun, pendidikan megister selama 2-3 tahun dan pendidikan doctor
selama 3 tahun. Semua sistem ini diawasi secara langsung oleh State Council,
Kementrian Pendidikan (Anwar 2014).
Negeri ini memiliki kesamaan dengan Indonesia dalam hal wajib belajar. Di
negara ini, wajib belajar pada seorang anak dikenakan selama 9 tahun dimana anak-
anak yang masuk ke sekolah dasar pada umur 6 tahun. Namun sebelum memasuki
sekolah dasar, anak-anak tersebut memperoleh pendidikan PAUD terlebih dahulu
beberapa tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan wajib selama 9 tahun, siswa akan
menempuh ujian nasional untuk memasuki pendidikan menengah atas yang terdiri
dari 3 kategori yaitu:
1. Sekolah Menengah Atas Umum, merupakan tingkatan yang bertujuan untuk
mempersiapkan siswanya memasuki jenjang pendidikan tinggi
2. SMA Spesialis/Teknik, merupakan tingkatan yang mempersipkan siswanya
dengan keterampilan tertetu seperti di bidang teknik. Lulusan ini
diperbolehkan megikuti pendidikan lebih lanjut di universitas
3. SMA Vokasi/Profesional, sekolah menengah atas yang mempersiapkan
siswanya dengan keterampilan dan diklat khusus di bidang vokasi yang siap
terjun di dunia kerja.
Gambar 1 Struktur pendidikan di Cina
Sumber: Anwar (2014)
Pendidikan menengah terbagi dalam dua kategori yaitu pendidikan mengah umum
dan vokasi/Teknik. Keduanya meliputi dua tahapan yaitu tahaoan pendidikan
menengah pertama dan tahapan pendidikan menengah atas. Tahapan menengah
umum mengajarkan kepada siswa dengan pengetahuan untuk melanjutkan pendidikan
ke tingkatan yang lebih tinggi sedangkan pendidikan menengah kejuruan dan teknik
dibekali dengan keterampilan kerja. Kelulusan dari kedua-duanya ditentukan dari
ujian akhir masa sekolah sementara untuk masuk ke dalam perguruan tinggi
ditentukan oleh hasil ujian dan tes saat masuk perguruan tinggi yang di ikuti. Untuk
data statistik jumlah sekolah, staf pengajar dan siswa di Cina dapat dilihat di Tabel 1

Tabel 1 Statistik Jumlah Sekolah, Pengajar, Siswa dan Gross Enrollment Rate

Sumber: Anwar 2014

Tidak jauh berbeda dengan pendidikan swasta dimungkinkan di cina berdasarkan


pada peraturan perundangan “the Private and NonGovernmental Education Act of the
People’s Republic of Cina and the Regulations on Implementation of the Act” Pihak
swasta dapat berperan dengan memberikan sumbangan fasilitas, dana, manajemen
dalam pengelolaan pendidikan dan memberi pilihan pendidikan lain yang bisa
dijadikan pertimbangan bagi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya.
Cina telah melaksanakan pembangunan sistem pendidikan dengan menganggarkan
dana investasi yang besar pada sektor pendidikan seperti membantu siswa
memperoleh layanan pendidikan yang sama. Kebijakan ini terutama diperuntukkan
bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin dengan memberikan skema bantuan
berupa pinjaman pendidikan yang dibayar setelah memperoleh pekerjaan tetap
dengan gaji minimal 1000 yuan per‐bulan, biaya pendampingan, beasiswa, subsidi
pendidikan, pembebasan biaya sekolah, dan pengurangan biaya sekolah. Pada tahun
2013, sekitar 23.878.200.000,‐ Yuan disediakan untuk 11,02 juta mahasiswa dari
keluarga miskin untuk memperoleh pendidikan tinggi.
Pelaksanaan pendidikan wajib belajar dipimpin oleh State Council yang
dilaksanakan oleh pemerintah daerah di mana manajemen pelaksanaannya dibagi ke
pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota/kecamatan. Pengaturan manajemen
pelaksanaan wajib belajar ini juga meliputi sistem pendanaan yang ditanggung oleh
pemerintah daerah. Sistem administrasi pendidikan tinggi dilakukan di pemerintah
pusat dan provinsi, dimana pemerintah provinsi memiliki tanggung‐jawab terbesar
dalam manajemen pendidikan tinggi.
Sistem administrasi pendidikan teknik dan kejuruan secara keseluruhan merupakan
tanggung jawab State Council. Namun tanggung jawab terbesar terletak pada
pemerintah daerah yang berkoordinasi dengan sektor swasta, industri, pengusaha, dan
perusahaan dengan harapan bahwa pendidikan keahlian yang diajarkan berorientasi
pada keterampilan dasar yang sesuai dengan dunia usaha dan pasar kerja.

Kurikulum Pendidikan
Untuk memenuhi tuntutan “peradaban berbasis pengetahuan” (knowledge‐driven
civilization) sebagai jawaban terhadap tantangan di abad 21, pemerintah Cina
mengubah tujuan kurikulum sesuai harapan masyarakat Cina. Contoh dari perubahan
tujuan kurikulum adalah dengan menciptakan generasi berwawasan luas, yang
memungkinkan setiap individu untuk menemukan, menggali dan memperkaya
potensi kreatif‐nya, serta menemukan kelebihan individualnya.
Menurut pakar pendidikan Cina, pendidikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan
pembangunan manusia adalah proses yang sangat individual dan pada saat yang sama
proses membangun interaksi sosial. Prinsip dasar pendidikan di Cina adalah
pendidikan harus berkontribusi pada pengembangan serba masing‐masing individu‐
pikiran dan tubuh, kecerdasan, kepekaan, rasa estetika, tanggung‐jawab pribadi, dan
nilai‐nilai spiritual (dalam pengertian nilai‐nilai konfusianisme). Pendidikan di Cina
selama dua dekade terakhir telah dipandu oleh prinsip dasar, yang diusulkan oleh
Deng Xiaoping, bahwa pendidikan harus berorientasi modernisasi, kedunia luar, dan
ke masa depan. Tujuan pendidikan adalah "mengaktifkan siswa untuk belajar dengan
cara yang aktif dan hidup serta berkembang secara moral, intelektual, dan fisik
dengan cara pengembangan semua potensi dan untuk mempersiapkan generasi baru
yang memiliki cita‐cita, kebajikan moral yang dididik dalam disiplin ". Tujuan
pendidikan, hakikatnya terdiri dari dua elemen penting yaitu: 1) penekanan pada
"pengembangan semua potensi peserta didik", dan 2) pergeseran fokus dari
"pengetahuan dasar dan pengembangan keterampilan dasar", nilai‐nilai atau
pengembangan sikap serta dari akuisisi doktrin politik‐ideologis ke pendekatan
holistik humanistik untuk pembangunan manusia seutuhnya.
Secara rinci tujuan kurikulum yang dijabarkan di atas tertuang dalam falsafah Su‐
Shi‐ Jiao‐Yu yang merupakan perwujudan pendidikan berorientasi kualitas. Berikut
tujuan kurikulum yang dimaksud:
1. Mengembangkan rasa patriotisme, kolektivisme, cinta sosialisme, dan
pelestarian tradisi budaya nasional;
2. Mengembangkan kesadaran/rasa demokrasi sosialis dan taat aturan hukum
serta mematuhi hukum dan norma‐norma sosial;
3. Mengembangkan cara pandang hidup sehat dan bertumpu pada nilai‐nilai
kehidupan;
4. Mengembangkan rasa tanggung‐jawab sosial dan kewajiban untuk melayani
rakyat;
5. Membudayakan semangat kreatifitas, kemampuan praktek, kompetensi ilmiah
dan humanistik dan kesadaran lingkungan;
6. Mengembangkan dasar pengetahuan, keterampilan dan pendekatan untuk
belajar sepanjang hayat; dan
7. Mengembangkan tubuh yang sehat, kualitas psikologis yang solid, apresiasi
estetika dan cara‐cara hidup sehat.
Tujuan kurikulum untuk tingkat SMA juga menambahkan hal berikut:
1. Mengembangkan kemampuan untuk belajar mandiri, kesadaran
kejuruan/kerja, kewirausahaan, perencanaan karir;
2. Memahami diri sendiri dan menghargai orang lain, belajar untuk
berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain, pengembangan semangat
tim/bekerja‐sama; dan
3. Memahami keanekaragaman budaya, dan keterbukaan pikiran terhadap dunia
luar.
Kurikulum pendidikan dasar memiliki 3 tujuan dimensional, yaitu:
1. Sesuai pilihan konten pendidikan, termasuk pengetahuan dasar dan
keterampilan dasar, mencerminkan pembangunan sosial, kemajuan ilmu
pengetahuan‐teknologi dan keragaman budaya, dan yang berkaitan dengan
pengalaman pembelajar;
2. Mengintegrasikan nilai‐nilai pendidikan di semua kurikulum atau bidang
pelajaran; dan
3. Memperhatikan proses dan pendekatan pembelajaran, mendorong
pengembangan aktif, strategi pembelajaran yang saling bergantungan Secara
ringkas tujuan dimensional kurikulum pendidikan dasar adalah untuk
merancang kurikulum pada dimensi: pengetahuan dan keterampilan, proses
dan pendekatan, dan afektif atau sikap dan nilai‐nilai.

Struktur kurikulum Cina memuat 3 hal yaitu:


 Peningkatan Kurikulum seimbang
 Keseimbangan yang lebih baik antara kurikulum berbasis disiplin, kurikulum
terpadu dan "kurikulum berbasis praktek yang komprehensif". Skema
kurikulum mempertahankan sejumlah kurikulum berbasis disiplin, terutama
untuk SMA, termasuk bahasa Cina, matematika, dan bahasa asing; dan
sebagai alternatif: fisika, kimia dan biologi untuk sains. Kurikulum terpadu
diterapkan di sekolah dasar dengan materi karakter dan kehidupan, kebajikan
moral dan masyarakat, seni dan sains. Kurikulum Praktek Komprehensif,
yang merupakan kurikulum eksperimental, berpusat pada kegiatan siswa dan
terkait dengan kehidupan sosial. Subjek inidimaksudkan untuk meningkatkan
hubungan pendidikan sekolah, Upaya yang dilakukan adalah membangun
keunggulan kurikulum berbasis disiplin. Sementara itu, mata pelajaran
berbasis disiplin dalam kurikulum diseimbangkan dengan keterampilan
kognitif. Selain itu, pengetahuan disiplin lebih terkait dengan pengalaman
siswa dan kehidupan atau praktek sosial.
 Keseimbangan yang lebih baik dalam proporsi pengaturan jam belajar untuk
berbagai jenis kurikulum Jumlah jam pelajaran mingguan dan total jumlah
jam pembelajaran diupayakan untuk mengurangi beban belajar siswa dalam
pendidikan wajib belajar 9 tahun. Tabel 2 menjelaskan perbandingan jam
pelajaran mingguan murid Cina dan hari kehadiran sekolah tahunan dengan
jam belajar di beberapa negara yang berbeda.

Tabel 2 Perbandingan jam belajar mingguan dan hari kehadiran sekolah


beberapa negara dengan Cina

Sumber: Anwar (2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa total jam belajari di cina tidaklah
terlalu besar yaitu sebesar 264 jam yang terbagi dalam pendidikan dasar sebesar 195
hari dan pendidikan menengah 200 hari. Angka ini lebih kecil dibandingkan negara
Hongkong 318 s.d 324 jam. Sementara di Indonesia angka jam belajar mingguan
lebih kecil yaitu sebesar 212 jam atau sekitar 190 hari.

Dasar Hukum Pendidikan Cina


Pelaksanaan kebijakan pendidikan di Cina berdasarkan payung hukum yang telah
ditentukan pemerintahan Cina. Payung hukum ini dilakukan untuk perencanaan
pendidikan, evaluasi penyelengaaran pendidikan, pengaturan kebijakan pendidikan,
pelayanan informasi, pengawasan pelayanan pendidikan dan pengalokasikan dana
pendidikan yang didapatkan dari anggaran negara. Berikut produk hukum yang
digunakan yaitu:
1. School Act
2. Educational Examination Act
3. Educational Investment Act
4. Lifelong Learning Act
5. Compulsory Education Law
6. Education Law
7. Teacher Act
8. Higher Education Act
9. Academic Degrees Regulations
10. Private and Non‐Governmental Education Promotion Act
11. National Act on Language and Scrip System
12. Regulation on China‐Foreign Joint Education Institutions and Programmes

Referensi
Anwar C. 2014. Sistem Pendidikan di Cina. Beijing (CN): KBRI Beijing.
Fatimaningrum AS. 2012. Manajemen Kurikulum Pendidikan Dasar di Cina. Seminar
Nasional Diseminasi Shortcourse BERMUTU Dikti.
Wijaya IE. 2007. Studi komperatif pendidikan di kawasan asia. Jurnal
Pendidikan. 5 (1): 48-66.

Anda mungkin juga menyukai