Anda di halaman 1dari 6

Untuk mencapai target stunting global tahun 2025, beberapa strategi yang efektif dilakukan

untuk mengurangi angka stunting nasional. Rekomendasi dari WHO Global Nutrition Target
2025 Stunting Policy Brief untuk mengurangi angka stunting adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan identifikasi, pengukuran, pemahaman tentang stunting dan meningkatkan


cakupan kegiatan pencegahan stunting
- Mengembangkan strategi untuk pencapaian target WHO
- Memperkuat metode untuk mengidentifikasi, merencanakan, merancang dan
memonitor program
- Melakukan penilaian tumbang kembang anak secara rutin untuk memantau
pertumbuhan anak
- Mengintegrasikan pemberian nutrisi dalam strategi promosi kesehatan dan
memperkuat kapasitas pemberi layanan dalam kesehatan primer sistem dalam
perawatan berbasis komunitas untuk pencegahan kekurangan gizi stunting dan
didukun oleh proram social perlindungan di masyarakat jika memungkinkan
- Mempromosikan pandangan holistic tentang kekurangan gizi melalui pengertian
bahwa stunting, wasting dan difisiensi mikronutrien dapat terjadi pada kondisi yang
sama di lingkungan anak, keluarga dan komunitas. Memastikan layanan untuk kurang
gizi diimplementasikan secara kohesif.
2. Menerapka kebijakan dan / atau memperkuat intervensi untuk meningkatkan nutrisi dan
kesehatan ibu, mulai dengan remaja
- Melaksanakan program yang memberikan suplementasi zat besi dan folat setiap
minggu, serta pencegahan dan pengobatan infeksi dan nutrisi suplemtasi selama
kehamilan
- Menerapkan kebijakan tenaga kerja, perlindungan terhadap kehamilan, untuk
mendukung pemberian ASI eksklusif dan berkelanjutan
- Menerapkan instrument peraturan seperti Code of marketing of breast-milk
substitutes and food safety regulations in compliance with the Codex Alimentarius
untuk melindungi bayi dan anak terhadap pemberian nutrisi
3. Melaksanakan intervensi untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan praktik
pemberian makanan pendamping ASI
- Melindungi dan mempromosikan pemberian ASi eksklusif di 6 bulan pertama untuk
memberikan nutrisi secara aman dan melindungi bayi dari infeksi saluran pencernaan.
- Mempromosikan konsumsi makanan yang sehat dan beragam, termasuk makanan
berkualitas tinggi, kaya nutrisi dalam periode pemberian makanan pendamping (6-23
bulan)
- Meningkatkan asupan mikronutrien melalui makanan fortifikasi, termasuk makanan
pendamping dan gunakan suplemen kapan dan dimana dibutuhkan.
- Mendorong praktik penyimpangan dan pengolahan makanan yang aman untuk
menghindari infeksi dari kontaminasi mikroba dan mitoksin
4. Memperkuat intervensi berbasis masyarakat, termasuk peningkatan air, sanitasi dan
kebersihan (WASH) untuk melindungan anak-anak dari diare, penyakit dan malaria,
cacing usus dan penyebab infeksi lingkungan subklinis (WHO, 2015)

Strategi Penanganan Stunting di Indonesia


Pemerintah menetapkan stunting sebagai salah satu program prioritas. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, upaya yang dilakukan untuk
menurunkan prevalensi stunting di antaranya sebagai berikut:
1. Ibu Hamil dan Bersalin
a. Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan;
b. Mengupayakan jaminan mutu antenatal care (ANC) terpadu;
c. Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan;
d. Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan
mikronutrien (TKPM);
e. Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular);
f. Pemberantasan kecacingan;
g. Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA;
h. Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI
eksklusif;
i. Penyuluhan dan pelayanan KB.
2. Balita
a. Pemantauan pertumbuhan balita;
b. Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk
balita;
c. Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak;
d. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
3. Anak Usia Sekolah
a. Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
b. Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS;
c. Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS); dan
d. Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba
4. Remaja
a. Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),
pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi narkoba; dan
b. Pendidikan kesehatan reproduksi.
5. Dewasa Muda
a. Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB);
b. Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular); dan
c. Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang, tidak
merokok/mengonsumsi narkoba. (Permenkes, 2016)
Daftar Pustaka

World Health Organization. 2014. Global targets tracking tool


(http://www.who.int/nutrition/trackingtool) World Health Organization.
World Health Organitation. 2015. Global Nutrition Targets 2025 Stunting Policy Brief. World
Health Organitation
Kemenkes, RI. 2016. Rencana aksi percepatan penurunan angka kematian ibu di Indonesia.
Jakarta:Direktorat Bina Kesehatan, ibu Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA.

Anda mungkin juga menyukai