Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir, memiliki posisi

penting dalam sistem ajaran islam. Hal ini karean Al-Qur’an

merupakan firman Allah SWT. sebagaimana yang diwahyukan

kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an menjadi sumber

utama ajaran islam yang memiliki otentitas yang tidak

terbantahkan. Kaum muslimin juga mengimani kitab suci lain

seperti Taurat, Injil dan Zabur. Secara mendasar pesan dari

semua kitab suci adalah sama karena bersumber dari Allah

SWT. Penerimaan wahyu oleh Nabi SAW terkait erat dengan

kondisi actual ketika ia berada di Mekah dan Madinah.

Meskipun demikian, substansi pesan Al-Qur’an tetap relevan

sepanjang zaman.

Demikian halnya dengan Hadist. Hadist merupakan

sumber ajaran islam kedua setelah Al-Qur’an. Melalui hadist

umat islam mengetahui hal yang lebih terperinci mengenai

ajaran islam, karena hadist berfungsi sebagai media yang

menjembatani kaum muslimin untuk megetahui kandungan

Al-Qur’an yang diberikan secara global. Akan sangat sulit

dibayangkan, jika tanpa “campur tangan” Hadist, Al-Qur’an


2

khususnya yang berkenaan dengan hukum dapat dipahami

dan diaktualisasikan dalam amaliah praktis kaum muslimin.

Oleh karena itulah hadist menjadi sumber utama bagi kaum

muslimin setelah Al-Qur’an sebagai petunjuk pelaksanaan

hukum serta ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga formal

pendidikan yang mendasarkan proses pembelajarannya pada

nilai-nilai agama islam, terutama Al-Qur’an dan Hadist. Mata

pelajaran Al-Qur’an Hadist adalah bagian dari mata pelajaran

Madrasah Ibtidaiyah yang bertujuan untuk memberikan

pemahaman agar siswa sejak dini belajar bermain dan

bertaqwa kepada Allah SWT, belajar untuk mampu

melaksanakan bebuat secara efektif apa yang terkandung

dalam Al-Qur’an dan Hadist, dan belajar untuk hidup bersama

dan berguna untuk orang lain sesuai tuntunan Al-Qur’an dan

Hadist.

Dengan demikian siswa MI sejak dini harus dikenalkan

dengan Al-Qur’an dan Hadist, ditanamkan dalam benaknya

serta membiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena

itu, diperlukan adanya pembelajaran. Sedangkan seorang

guru berkewajiban mengajarkan ketentuan-ketentuan dan

melatih kebiasaan tersebut dengan cara yang menyenagkan

bagi siswa.
3

Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi timbal

balik antara guru, peserta didik dan lingkungan agar terjadi

tindakan belajar pada diri peserta didik. Istilah ini digunakan

untuk menekan agar peserta didik lebih aktif melakukan

tindakan belajar.pendidikan memberikan kesempatan dan

pengalaman dalam proses pencarian informasi,

menyelesaikan masalah dan membuat keputusan bagi

kehidupannya sendiri. Oleh sebab itu, proses pembelajaran

diharapkan bisa mendorong siswa untuk lebih aktif dalam

membangun sikap, pengetahuan dan prilakunya, sehingga

mereka memperoleh pemahaman yang mendalam dan pada

akhirnya dapat meningkatkan kwalitas siswa.

Menumbuhkan sikap aktif tidaklah mudah. Fakta yang

terjadi dalam pembelajaran, siswa diposisikan sebagai

pendengar, artinya pelaksanaan pembelajaran lebih bersifat

penyampaian informasi dimana guru merupakan satu-satunya

pusat belajar. Guru menyampaikan ilmu atau mentansfer ilmu

pengetahuan, hanya guru yang berperan aktif didalam kelas

sehingga komunikasi di dalam kelas hanya satu arah yaitu

dari guru ke siswa.

Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas masih banyak

yang belum sesuia dengan konsep pembelajaran. Siswa

memandang guru hanya sebagai pencontoh, guru mengajar,


4

bukan membelajarkan siswa. Guru menyampaikan konsep

dan siswa menerima bahan jadi.

Konsep pembelajaran pada hakekatnya adalah kegiatan

guru dalam membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa proses

pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam

kondisi belajar. Pola yang dipakai guru selama ini di kelas

masih bersifat pengajaran belum membelajarkan siswa, maka

sebaliknya siswa dalam kondisi yang tidak belajar tidak aktif

dan kurang beraktivitas. Siswa hanya mendengar, melihat,

menyalin, menghafal tanpa adanya proses berpikir.

Komunikasi dan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa

dengan siswa kurang sehingga siswa kurang mendapat

kesempatan mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Hal ini cendrung menjadi siswa pasif, malas belajar, dan

pelajaran semakin membosankan. Baik buruknyakegiatan

pembelajaran di sekolah berdampak pada prestasi belajar.

Demikian rendahnya prestasi belajar siswa merupakan

indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan sekolah belum

optimal.

Berdasarkan hasil pra survey pada siswa kelas IV MI

Yaqin Kaliwangkok, didapkan data hasil ulangan semester

ganjil tahun pelajaran 2016/2017 nilai rata-rata Al-Quran

Hadist yang diperoleh siswa adalah 60. Nilai tersebut belum


5

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan

di sekolah yaitu 70.

Faktor-faktor yng menyebabkan prestasi belajar siswa

belum mencapai KKM adalah guru kurang memotivasi siswa,

lebih banyak menitik beratkan pada pemberian informasi ,

kemudian memberikan latihan dan terakhir menarik

kesimpulan, tanpa memberikan metode yang menarik dan

menyenagkan. Akibatnya siswa kurang memahami materi

yang pelajari, serta proses pembelajaran yang terkesan

membosankan dan kurang menarik, guru dalam mengajar

kurang mengeluarkan ide-ide untuk menggunakan metode di

lingkungan siswa sebagai usaha untuk mempermudah materi

pelajaran Al-Qur’an dan Hadist sehingga suasana belajar akan

lebih menyenagkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan metode Make a Match

(mencari pasangan) sangat dibutuhkan oleh siswa, karena

dapat melibatkan siswa agar aktif dalam pembelajaran. Hal ini

dapat berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar

siswa, yang tentunya akan membawa keberhasilan bagi siswa

dalam pembelajaran. Dengan dasar itulah, penulis mencoba

untuk menjawab permasalahan dengan melakukan penelitian


6

di MI Yaqin Kaliwangkok pada siswa kelas IV semester ganjil

tahun pelajaran 2016/2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan

dalam penelitian ini adalah : “Apakah pembelajaran dengan

metode Make a Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar Al-Qur’an dan Hadist kelas IV MI Yaqin Kaliwangkok

semester genap tahun pelajaran 2016/2017”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di

atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV MI Yaqin Kaliwangkok

tahun pelajaran 2016/2017.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

1. Bagi guru : hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan

masukan tentang cara penggunaan metode Make a Match

dalam belajar dan pembelajaran sebagai salah satu upaya

meningkatkan mutu pembelajaran.


7

2. Bagi siswa : dengan diterapkannya pembelajaran dengan

menggunakan metode Make a Match dapat memberikan

pengalaman baru dalam belajar.

3. Bagi sekolah : diharapkan menjadi sebuah informasi

mengenai penggunaan metode Make a Match yang datap

menunjang keberhasilan siswa.

E. Ruang Lingkup

1. Metode Make a Match yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah yang menekan pada alat bantu yang digunakan

untuk memperjelas suatu arti, fakta atau konsep.

2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran meliputi :

mendengarkan, memperhatikan penjelasan guru,

mengerjakan LKS, latihan ketrampilan menggunakan

metode Make a Match.

3. Hasil belajar siswa adalah nilai yang diperoleh dari tes

tertulis yang diberikan setiap akhir siklus.


8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kewajiban bagi orang islam.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-

Alaq ayat 1-5:

          
         
   
“bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Maksudnya:
Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca”.(QS.
Al-Alaq : 1-5)
9

Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau

aktifitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang

berdasarkan alat indra dan pengetahuannya. Belajar adalah

suatu kegiatan yang melibatkan individu secara keseluruhan,

baik fisik maupun psikis, untuk mencapai perubahan dalam

tingkah laku. Bertolak dari pengertian di atas, belajar dapat

diartikan sebagai aktivitas yang menyebabkan perubahan

tingkah laku pada diri seseorang. Perubahan yang dihasilkan

sifatnya positif, aktif dan bermanfaat. Sedangkan

perubahan yang terjadi menyangkut tiga aspek yaitu

aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

7 a Match dalam
2. Penggunaan Metode Make

Pembelajaran

Kata Make a Match diambil dari bahasa asing yang

mempunyai arti “mencari pasangan”, adalah sebuah metode

yang digunakan untuk mengingatkan siswa pada materi

pembelajaran yang diajarkan guru sebelumnya. Pada

prinsipnya antara metode Make a Match dan metode

pembelajaran lainnya secara kebendaan hampir sama dan

mempunyai hubungan yang sangat erat. Metode Make a


10

Match digunakan dalam pembelajaran oleh guru dengan

tujuan :

a. Memperjelas informasi.

b. Memberikan tekanan pada bagian-bagian yang penting.

c. Memberi variasi dalam pembelajaran.

d. Memotivasi belajar.

Terlepas dari pengertian tentang metode Make a Match,

bahwa metode Make a Match sebagai alat bantu dalam

pembelajaran memiliki fungsi yang jelas yaitu memudahkan

siswa memahami konsep/prisip atau teori dan membuat

pesan pembelajaran yang akan disampaikan lebih menarik,

aktivitas dan hasil belajar meningkat.

3. Manfaat Metode Make a Match dalam Pembelajaran

Metode Make a Match tergolong dalam metode

pembelajaran yang mempunyai manfaat yang sama sebagai

sarana dalam komunikasi dalam proses belajar mengajar.

Manfaat metode Make a Match dalam pembelajaran adalah:

a. Penyampaian materi dapat diseragamkan. Dengan bantuan

metode Make a Match memberi penafsiran kepada siswa

untuk mengurangi informasi diantara siswa.

b. Proses pembelajaran semakin jelas dan menarik serta

merangsang siswa beraksi secara fisik maupun emosional.

Metode Make a Match dapat menciptakan suasana belajar


11

semakin hidup, tidak monoton dan membosankan. Materi

yang dikemas dalam penggunaan metode Make a Match

aakan lebih jelas dan menarik aktivitas siswa.

c. Kualitas hasil belajar semakin meningkat jika hanya

dengan mendengar, informasi verbal dari guru saja

mungkin siswa kurang memahami pelajaran siswa secara

baik. Namun jika diperkaya dengan kegiatan, melihat,

menyentuh dan memperagakan atau mengalami sendiri

melalui metode Make a Match maka pemahaman siswa

akan lebih baik.

d. Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar

melalui media metode Make a Match pembelajaran

semakin menarik, sehingga mendorong siswa untuk

mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri

sumber-sumber ilmu pengetahuan kebiasaan siswa untuk

mencintai berbagai sumber dapat menambah sikap siswa

untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber

belajar yang diperlukan.

e. Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan

produktif. Seorang guru tidak perlu lagi menjelaskan

seluruh materi pelajaran karena bisa berbagi peran.

Guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi

perhatian kepada aspek-aspek edukatif seperti membantu


12

kesulitan belajar menambah aktivitas belajar dan hasil belajar

akan semakin optimal.

4. Aktivitas Belajar

Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada

aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran.

Aktivitas belajar adalah rangkaian atau aktivitas secara sadar

yang dilakukan oleh seorang guru yang mengakibatkan

perubahan dalam dirinya. Yang berupa perubahan atau

kemahiran yang sifatnya bergantung pada sedikit perubahan.

Dalam proses pembelajaran saat ini guru hanya bertugas

menyediakan bahan pembelajaran, tetapi yang mencerna dan

mengolah adalah siswa sendiri sesua dengan karakteristik

siswa sehingga akan tampak aktivitas yang dilakukan. Adapun

aktivitas yang diamati selama proses pembelajaran dalam

penelitian adalah:

a. Kegiatan visual meliputi memperhatikan penjelasan guru.

b. Kegiatan lisan mengemukakan pendapat dan kemampuan

siswa dalam menyatukan pemikiran secara individu.

c. Kegiatan mental kemampuan siswa dalam menggunakan

metode/media untuk memecahkan soal yang terdapat

dalam lembar kerja siswa.

Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa aktivitas

merupakan unsur yang sangat penting dalam proses


13

pembelajaran. Kegiatan belajar yang dilakukan adalah

kegiatan yang mendukung pencapaian tujuan dalam proses

pembelajaran. Dalam hal ini guru memiliki tanggung jawab

untuk memberikan dorongan kepada siswa dalam

membangun pemahamannya.

5. Hasil Belajar

Dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka

siswa memperoleh suatu hasil belajar yaitu yang berkaitan

dengan tingkat kemampuan dan penguasaan yang dicapai

oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar

mencerminkan keleluasaan dan kerumitan kompetensi yang

dirumuskan dalam pengetahuan, prilaku, ketrampilan, sikap

dan nilai yang dapat diukur dengan beberapa teknik penilaian

tertentu. Hasil belajar merupakan suatu proses yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

prilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman sendiri, sehingga hasil perubahan dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Hasil belajar merupakan suatu hal yang dapat

dipandang dari dua sisi, yaitu dari sisi siswa dan sisi guru. Dari

sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan

mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud


14

pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat

terselesaikannya bahan pelajaran.

B. Hipotesis Tindakan

Hipotesis itndakan adalah guru atau peneliti tentang

cara yang terbaik untuk mengatasi masalah. Hipotesis dalam

tindakan ini adalah : pembelajaran dengan metode Make a

Match di duga dapat meningkatkan hasil belajar Al-Qur’an dan

Hadist kelas IV semester genap MI Yaqin Kaliwangkok Tahun

Pelajaran 2016/2017.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa

kelas IV semester genap MI Yaqin Kaliwangkok Tahun

Pelajaran 2016/2017. Standar Kompetensi yang dijadikan

sebagai materi pembahasan adalah menerapkan kaidah-

kaidah ilmu tajwid yang dilaksanakan selama 7 (tujuh)

minggu, selama proses pembelajaran proses pembelajaran

materi yang diberikan menggunakan metode Make a Match

sebagai penunjang aktivitas dan hasil belajar siswa. Jumlah


15

siswa yang dijadikan subyek penelitian sebanyak 20 orang

siswa, yang terdiri dari 11 orang perempuan dan 9 orang laki-

laki.

B. Faktor yang Diteliti

Faktor yang diteliti adalah:

a. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran

b. Hasil belajar Al-Qur’an dan Hadist siswa, yaitu ter akhir

siklus.

C. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah:

1. Data Aktivitas, yaitu data yang diperoleh dari hasil

observasi terhadap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

2. Data hasil belajar, yaitu data yang diperoleh berupa nilai

dari tes yang diberikan pada setiap akhir siklus I dan II.
12
D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

melalui observasi, tes pada setiap akhir siklus dan catatan

lapangan.

1. Observasi
16

Observasi dapat didefinisikan sebagai pemilihan,

pengubahan, pencantuman, dan pengkodean serangkaian

perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme

sesuai dengan tujuan empiris. Observasi digunakan untuk

mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Data aktivitas diperoleh dengan menggunakan lembar

observasi aktivitas siswa menggunakan tanda “√”. Indikator

yang diobservasi mencakup sebagai berikut:

a. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru.

b. Mengerjakan lembar kerja siswa dan latihan soal.

c. Keterampilan menggunakan metode Make a Match.

d. Bertanya antar siswa dan guru.

e. Berdiskusi/bertanya antar siswa dan siswa.

f. Mengkomunikasikan hasil kerja individu.

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta

alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes pipakai untuk untuk

mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan awal,

perkembangan atau peningkatan kemamppuan selama

diberikan tindakan, dan kemampuan pada akhir siklus

tindakan.
17

Tes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa setelah diberikan pembelajaran dengan

menggunakan metode Make a Match. Tes diberikan setiap

akhir siklus pembelajaran.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini dimaksudkan untuk memperoleh

data objektif yang tidak terekam selama pemberian tindakan.

Catatan lapangan ini dapat berupa catatan prlaku siswa dan

permasalahan yang dapat dijadikan perkembangan bagi

pelaksanaan langkah berikutnya ataupun masukan terhadap

keberhasilan yang sudah dicapai.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Aktivitas Siswa

Untuk melihat aktivitas siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung dilakukan observasi. Adapun

langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data

aktivitas siswa adalah sebagai berikut.

a. Menghitung jumlah check list ( √ ) pada lembar observasi

berdasarkan indikator aktivitas yang telah ditentukan.

b. Menghitung persentasi dari setiap indikator aktivitas yang

dilakukan oleh siswa. Jika suatu indikator aktivitas

dilakukan siswa lebih dari 60% dari frekuensi yang sudah


18

ditentukan, maka siswa termasuk aktif untuk indikator

tersebut dan berilah tanda check list ( √ ).

c. Menghitung jumlah check list ( √ ) untuk semua indikator aktivitas

yang dilakukan oleh siswa.

d. Menghitung persentasi semua indikator aktivitas yang dilakukan oleh

siswa. Jika siswa melakukan lebih atau sama dengan 75% dan semua

indikator aktivitas yang ditentukan dilakukan siswa secara aktif maka

siswa dikategorikan aktif.

e. Setelah diperoleh jumlah siswa yang aktif, maka dilakukan perhitungan

persentase siswa yang aktif dengan rumus:

NA
%A =
N

Keterangan:

%A = persentase siswa yang aktif

NA = banyaknya siswa yang aktif

N = banyaknya siswa keseluruhan

2. Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan

tes pada setiap akhir siklus pembelajaran. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan untuk menganalisis data hasil belajar siswa adalah

sebagai berikut:

a. Menghitung skor ideal (skor tertinggi yang mungkin

dicapai, bila semua soal dikerjakan dengan benar).

b. Menghitung skor mentah yang dikerjakan oleh siswa.


19

c. Menghitung skor akhir yang diperoleh siswa dengan skala

10

d. Menghitung persentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 70,

dengan rumus sebagai berikut:

Σ Ns
X́ =
ΣN

Keterangan:

X́ = rata-rata kelas

Σ N s = jumlah nilai seluruh siswa

ΣN = jumlah siswa

F. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari 2 siklus yaitu:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV MI Yaqin

Kaliwangkok pada tanggal 12 dan 19 Januari 2017 dengan

jumlah siswa 20 orang, 9 laki-laki dan 11 perempuan.

b. Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap ini adalah mengimplementasikan

skenario pembelajaran yang sudah dibuat, pelaksanaan

tindakan berupa penerapan strategi pembelajaran Al-Qur’an

Hadist drengan metode Make a Match.


20

c. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami

dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan,

refleksi berguna utnuk mengetahui tingkat keberhasilan dan

kelemahannya. Kecendrungan yang terjadi di analisis sebagai

bahan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan berdasarkan refleksi siklus I

a. Perencanaan

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV MI Yaqin

Kaliwangkok pada tanggal 2 dan 9 Februari 2017 dengan

jumlah siswa 20 orang, 9 laki-laki dan 11 perempuan.

b. Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap ini adalah mengimplementasikan

skenario pembelajaran yang sudah dibuat, pelaksanaan

tindakan berupa penerapan strategi pembelajaran Al-Qur’an

Hadist drengan metode Make a Match.

c. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami

dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan,

refleksi berguna utnuk mengetahui tingkat keberhasilan dan


21

kelemahannya. Kecendrungan yang terjadi di analisis sebagai

bahan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Hufad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Dirjen


Pendidikan Agama Islam. Departemen Agama RI.

Achmad Lutfi. 2009. Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadist. Dirjen


Pendidikan Islam. Departemen Agama RI.

Andrian. 2009. Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar


Siswa. (Online) http://artikelus/art. Diakses tanggal 7
Januari 2017.

Anis Tanwir Hadi. 2009. Pengantar Fiqih untuk MI. Tiga


Serangkai.

Dimyati Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta.

Edi Kusnadi. 2005. Metodologi Penelitian Aplikasi Praktis.


Ramayana Press.

Igak Wardhani. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas


Terbuka Depdiknas.

Ishak. 1998. Program Remidiial dalam Program Belajar Mengjar.


Liberti.
22

Kurnia Inggridwati. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik.


Departemen Jenral Pendidikan Tinggi. Departemen
Ppendidikan Nasional.

Lukman Zain. 2009. Pembelajaran Fiqih. Dirjen Pendidikan Islam


Departemen Agama RI.

Muhammad Rifai. 1993. Juz ‘Amma dan terjemahannya.


Wacaksana. Semarang.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang


Mempengaruhinya. Rhineka Cipta

Suharsimi Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktis. Rhineka Cipta.

Syaiful Bakhri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta.

Winata Putra. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Universitas


terbuka.

Zainal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Dirjen Pendidikan


Islam Departemen Agama RI.

18

Anda mungkin juga menyukai