Anda di halaman 1dari 4

1.

Hormon adalah zat yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang berperan sebagai chemical
messenger atau kurir yang bertujuan mengatur fungsi metabolik sel dalam tubuh. Hormon
memiliki sel target dan memiliki reseptor khusus pada sel target sehingga dapat menjalankan
fungsinya.
2. Produksi dan pelepasan hormon terutama dikendalikan oleh negative-feedback control. Dalam
sistem negative-feedback control, stimulus memunculkan pelepasan substansi, sekali substansi
mencapai tingkat tertentu maka ia akan mengirimkan sinyal yang berhenti rilis lebih lanjut dari
substansi. Dengan cara ini, konsentrasi hormon dalam darah dipertahankan dalam kisaran yang
sempit. Misalnya, hipofisis anterior memberi sinyal tiroid untuk melepaskan hormon tiroid.
Peningkatan kadar hormon-hormon ini dalam darah kemudian memberikan umpan balik ke
hipotalamus dan hipofisis anterior untuk menghambat pensinyalan lebih lanjut ke kelenjar tiroid.
3. Hormon yang terlibat dalam pengaturan keseimbangan cairan tubuh adalah hormon aldosteron
dan hormon vasopresim
4. Hormon Prolaktin
Prolaktin adalah hormon yang membuat sel-sel produksi ASI bekerja maksimal. Selama hamil,
hormon ini tidak akan dihasilkan tubuh karena ditahan oleh hormon progesteron.
Hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituitari. Ketika bayi menyusu, rangsangan sensorik dari
puting payudara akan dikirim ke otak. Kemudian direspons dengan mengeluarkan hormon
prolaktin yang akan kembali menuju payudara melalui aliran darah, serta merangsang sel-sel lain
untuk memproduksi ASI.
Bila bayi kurang menyusu, jumlah prolaktin dapat menurun, dan produksi ASI pada payudara
menjadi lebih sedikit. Hormon ini lebih banyak diproduksi pada malam hari. Karenanya,
menyusui di malam hari bisa membantu Anda menjaga persediaan ASI untuk bayi. Hormon
prolaktin juga dapat membangkitkan perasaan nyaman dan mencegah kehamilan baru.
Hormon Oksitosin
ASI yang sudah diproduksi membutuhkan hormon oksitosin untuk mengalirkannya. Oksitosin
dipengaruhi oleh kondisi psikologis ibu. Jika ibu merasa tenang, nyaman, dan bahagia, hormon
akan berlimpah dan ASI pun akan mengalir lancar.
Rangsangan dari isapan bayi saat menyusu akan diteruskan menuju hipotalamus yang
memproduksi hormon oksitosin. Selanjutnya, oksitosin akan memacu otot-otot halus di
sekeliling alveoli untuk berkontraksi dan mengeluarkan ASI.
Proses inilah yang disebut let down reflect atau refleks pengaliran ASI. Oksitosin bisa dihasilkan
dengan cara membayangkan bayi, mendengar suaranya, menggendong, menyentuh, dan
membangkitkan rasa percaya diri.
5. Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam darah serta
mendorong penyimpanan zat-zat gizi tersebut ( Guyton, and Hall, 2006 ), hormon tersebut
berperan dalam proses meningkatkan penyimpanan dan penggunaan glukosa, sehingga bisa
menurunkan glukosa darah.
a. Efek insulin pada metabolisme karbohidrat :
 Menurunkan kadar glukosa dalam darah
Kadar glukosa darah yang meningkat, menstimulasi sel beta dalam memproduksi
insulin.
 Meningkatkan penyerapan dan metabolisme glukosa otot
mekanisme kerja insulin terjadi pada membran otot dan jaringan adiposa yang
akan menyebabkan peningkatan pemasukan glukosa. Dua kondisi dimana otot
menggunakan jumlah besar glukosa untuk sumber energi.
1. Latihan/exercise sedang berat
2. Segera setelah makan (konsentrasi glukosa darah dan insulin tinggi)
 Meningkatkan glikogenesis
pembentukan glikogen dari glukosa di otot rangka dan hati. Mekanisme :
 Insulin menginaktifasi enzim liver fosforilase
 Insulin menyebabkan peningkatan pengambilan glukosa oleh sel sel liver dengan
cara meningkatkan aktifitas enzim glukokinase (glukosa liver = glukosa
fosforilasi)
 Insulin meningkatkan aktifitas enzim yang memacu sintesa glikogen (khususnya
glikogen sintase)
 Menghambat glikogenolisis
penguraian glikogen menjadi glukosa. Dengan menghambat penguraian glikogen menjadi
glukosa maka insulin cenderung menyebabkan penyimpanan karbohidrat dan mengurangi
pengeluaran glukosa oleh hati. Ketika gula darah mulai turun diantara waktu makan,
maka liver akan mengeluarkan kembali glukosa ke sirkulasi darah dengan cara :
 Menurunnya sekresi insulin dari pankreas
 Insulin << → sintesa glikogen <<, pengambilan glukosa dari sirkulasi darah di
cegah.
 Insulin << (glukagon >>) akan mengaktifkan kembali enzim fosforilase,
glikogen → glukosa fosfat
 Glukosa fosfat → glukosa bebas + fosfat
 Glukosa bebas kembali keluar ke dalam sirkulasi darah.
 Menghambat glukoneogenesis di hati
Insulin juga menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat
glukoneogenesis, perubahan asam amino menjadi glukosa di hati. Insulin melakukannya
dengan mengurangi jumlah asam amino di darah yang tersedia bagi hati untuk
glukoneogenesis dan dengan menghambat enzim-enzim hati yang diperlukan untuk
mengubah asam amino menjadi glukosa.
b. Efek insulin pada metabolisme lemak :
 Insulin meningkatkan sintesis dan penyimpanan lemak
Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan sintesa asam lemak di liver
 Asam lemak disintesa dalam liver dan dipakai untuk membentuk trigliserida
yang merupakan bentuk penyimpanan lemak.
Insulin mempunyai dua peranan penting yang diperlukan untuk penyimpanan lemak di
sel adiposa.
 Insulin menghambat hormon sensitif lipase. Enzim ini menyebabkan hidrolisa
dari trigliserida yang tersimpan dalam sel lemak. Lebih lanjut, pelepasan asam
lemak dari jaringan adiposa ke sirkulasi darah dihambat.
 Insulin meningkatkan transpor glukosa melalui membran sel kedalam sel lemak,
beberapa glukosa ini digunakan untuk mensintesa asam lemak dan sejumlah
besar α gliserol fosfat yang menjadi gliserol kemudian bersama sama asam
lemak membentuk trigliserida.
 Menghambat lipolisis (penguraian lemak), mengurangi pembebasan asam lemak dari
jaringan lemak ke dalam darah.
c. Efek insulin pada metabolisme
 Meningkatkan sintesis dan penyimpanan protein
Insulin mendorong transpor aktif asam amino dari darah ke dalam otot dan jaringan lain.
Efek ini menurunkan kadar asam amino dalam darah dan menyediakan bahan-bahan
untuk membentuk protein di dalam sel. Insulin meningkatkan laju inkorporasi asam
amino menjadi protein oleh perangkat pembentuk protein yang ada di sel.
 Menghambat katabolisme protein
Hasil keseluruhan dari efek-efek ini adalah efek anabolik protein. Karena itu, insulin
esensial bagi pertumbuhan normal (Sherwood L., 2009).

6. a) Kadar kalsium rendah


• Jika kadar ion kalsium dalam plasma turun dibawah batas terendah (1,1 mmol/L),
kelenjar paratiroid meningkatkan sekresi PTH. PTH merangsang pergerakan kalsium dan
fosfat dari tulang ke darah dan beraksi pada ginjal meningkatkan resorbsi kalsium dan
ekskresi fosfat, aksi kedua dari PTH yang penting pada ginjal selanjutnya adalah
merangsang pembentukan 1,25 (OH)-D3
• Kalsitriol bekerja pada usus meningkatkan penyerapan kalsium dan ikut berperan dalam
aksi PTH pada tulang dan ginjal. Kerja bersama zat ini menaikkan kadar kalsium dalam
cairan ekstra sel, dan mempertahankan atau menurunkan kadar fosfat dalam cairan ekstra
sel.
• Peningkatan kalsitonin berfungsi dalam menghambat proses resorbsi tulang.
b) Kadar kalsium tinggi
• Kelenjar tiroid akan melepaskan hormon kalsitonin. Hormon kalsitonin adalah hormon
yang dapat menurunkan kadar kalsium
• Selanjutnya akan beraksi pada ginjal untuk menurunkan rearbsorbsi kalsium dan beraksi
pada tulang untuk melakukan deposisi tulang. Hal ini dapat menyebabkan kadar kalsium
turun dan menjadi normal.

Anda mungkin juga menyukai