Anda di halaman 1dari 19

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Kacamata Islam terhadap LGBT”
tanpa adanya halangan dan hambatan.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan


kepada mahasiswa-mahasiswi serta masyarakat tentang pandangan Islam terhadap
LGBT

Dalam Penulisan makalah ini penulis telah berusaha sebaik-baiknya dalam


menyelesaikan makalah ini, tetapi penulis tetap manusia biasa yang masih miliki
kekurangan dalam hal penulisan maupun teknik pembuatan karya ilmiah. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah.

Dalam penulisan makalh ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada kedua orang tua penulis, teman-teman penulis, serta kepada Dosen
Pembimbing yang telah memberikan pengarahan kepada penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Inderalaya,23 Maret 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR……………………………………………………...2

DAFTAR ISI …………………………………………………………….... 3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... .....4

1.1. Latar Belakang ………………………………………………... 4


1.2. Perumusan Masalah………………………………………........ 7
BAB II PEMBAHASAN MATERI.............................................................8

2.1 Pengertian LGBT.........................................................................8

2.2 Penyebab Terjadinya LGBT.........................................................8

2.3 Pandangan dan Hukum LGBT dalam Islam..................................9

2.4 Cara Mencegah Perilaku LGBT....................................................23

BAB III PENUTUP.....................................................................................18


3.1 Kesimpulan..................................................................................18
3.2 Saran............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Topik yang diangkat pada pembahasan makalah sederhana ini sudah menjadi
permasalahan yang melekat pada diri manusia sejak awal penciptaannya. Dimulai pada
penciptaan Nabi Adam as yang disusul oleh kehadiran Siti Hawa. Ketika pertama kali
tercipta, hal mendasar yang mereka lakukan adalah mencari dedaunan untuk menutupu
aurat mereka masing – masing. Sehingga memperkecil kemungkinan untuk terjadi
perzinahan, walaupun tujuan utama mereka melakukan itu adalah guna menutupi
kemaluan atau aurat mereka. Akan tetapi, esensi dari penutupan aurat tersebut adalah
menghindari terjadinya nafsu seksual yang dilarang oleh Allah SWT. Hal tersebut
membuktikan bahwa secara naluriah atau kodrati, manusia memiliki rasa etika dan
estetika dalam menyikapi anugerah yang telah diberikan Allah SWT dalam wujud nafsu
birahi maupun bentuk fisik anatomi tubuh manusia itu sendiri.
Namun demikian, yang terjadi pada dasawarsa dan masa ias n terakhir di
Indonesia maupun dunia internasional dalam menyikapi nafsu seksual tersebut berbalik
1800 dari peristiwa empiris pada Nabi Adam as dan Siti Hawa seperti yang tersebut
diatas. Para wanita tidak merasa malu lagi ketika berpakaian minim dan para pria tidak
lagi merasa ragu – ragu atas menggunakan jasa prostitusi. Bahkan, apa yang terjadi pada
kaum Sodom ( umat Nabi Luth as) yakni homoseksualitas ( baik gay maupun lesbian ),
sudah menjadi hal yang biasa. Luar biasa anehnya lagi, dinegara Belanda, Homoseksual
sudah menjadi budaya mereka dengan dikeluarkannya hokum politik atas perkawinan
antara para kaum gay atau lesbian.1
Homoseksual (liwath) merupakan perbuatan asusila yang sangat terkutuk dan
menunjukkan pelakunya seorang yang mengalami penyimpangan psikologis dan tidak
normal. Berbicara tentang homoseksual di ias n-negara maju, maka kondisinya sudah
sangat memprihatinkan. Di ias n-negara tersebut kegiatannya sudah dilegalkan. Yang
lebih menyedihkan lagi, bahwa ‘virus’ ini ternyata juga telah mewabah di ias n-negara
berkembang, termasuk Indonesia.

4
Masalah homoseksual dan lesbian di Indonesia kini memasuki babak-babak
yang semakin menentukan. Sebagai sebuah negeri Muslim terbesar, Indonesia menjadi
ajang pertaruhan penting perguliran kasus ini. Anehnya, ias n tidak ada organisasi dan
tokoh umat yang serius menanggapi masalah ini. Padahal, ibarat penyakit, masalahnya
sudah semakin kronis, karena belum mendapatkan terapi yang serius.
Front Pembela Islam (FPI) memprotes penyelenggaraan Miss Waria Indonesia,
di Gedung Sarinah. Namun, protes FPI tidak digubris. Kontes itu tetap jalan. Ini
merupakan kontes yang kedua. Pemenang kontes Miss Waria tahun lalu, Meggie
Megawatie (bernama asli Totok Sugiarto), berhasil masuk dalam jajaran 10 besar dalam
kontes waria se-dunia di Thailand. Menurut laporan Jawa Pos (25/6/2005), kali ini,
Gubernur Sutiyoso menyumbang Rp 100 juta untuk penyelenggaraan kontes waria.
Perkawinan ias n jenis telah mulai mengemuka,setelah kejadian itu terjadi di
luar negeri dan rentetannya kemudian dengan akan dilakukannya rencana konggres
kaum Gay di Surabaya yang dihadiri dari anggota organisasi Gay dari negeri luar
( Eropah ). Dimuka telah disinggung bahwa ketertarikan dua orang manusia yang
berlainan jenis, tidak hanya bertujuan bersetubuh, tetapi juga ingin membentuk keluarga
(rumah tangga). Harus diakui ias n bersetubuh atau berhubungan seksual merupakan
factor pendorong yang penting untuk berkeluarga. Juga harus diakui ias n hubungan
seksual tidaklah merupakan syarat mutlak membentuk keluarga dengan perkawinan,
buktinya manusia yang sudah lanjut usiapun (manula) menurut ias tidak dilarang
kawin. Pernyataan tersebut di atas, terkesan bebas dan demokratis serta penuh
penghargaan terhadap HAM untuk melangsungkan suatu perkawinan yang dilandasi
atas hubungan seksual. Kini menjadi suatu kajian tersendiri bagi hubungan seksual yang
dilakukan secara menyimpang atau tidak umum dilakukan oleh kebanyakan orang (yaitu
hubungan kelamin laki-laki dengan kelamin perempuan), melainkan hubungan seksual
yang dilakukan laki-laki dengan laki-laki, yang lazim disebut hubungan secara sodomi,
pelakunya yang umum dikenal homoseksual. Begitu juga hubungan seksual yang
menyimpang karena dilakukan oleh perempuan dengan perempuan, melalui oralsek,
pelakunya lazim disebut ias nd.

5
Bagaimana sesungguhnya masalah besar ini menurut kacamata Islam? Apa
ancaman yang akan diterima pelakunya? Beberapa uraian berikut akan merangkum
pendapat Imam Ibn al-Qayyim di dalam bukunya, ad-Dâ` Wa ad-Dawâ. Dalam
istilah Islam, homoseksual lebih dikenal dengan nama “al-Liwâth” yang diambil dari
kata “Luth,” nama seorang Nabi Allah. Mengapa dinisbatkan kepada Nabi Allah
tersebut? Sebab perbuatan semacam itu dilakukan oleh kaumnya. (Kadang juga disebut
dengan sodomi, dari nama negri kaum Nabi Luth, Sodom, red)
Dampak ias ndi yang ditimbulkan perbuatan Liwath (Homoseksual),
sebagaimana perkataan Jumhur Ulama ijma’ dari para shahabat mengatakan, “Tidak ada
satu perbuatan maksiat pun yang kerusakannya lebih besar ias nding perbuatan
homoseksual. Bahkan dosanya berada persis di bawah tingkatan kekufuran bahkan lebih
besar dari kerusakan yang ditimbulkan tindakan pembunuhan.” Allah subhanahu
wata’ala tidak pernah menguji dengan ujian yang seberat ini kepada siapa pun umat di
muka bumi ini selain umat Nabi Luth. Dia memberikan siksaan kepada mereka dengan
siksaan yang belum pernah dirasakan oleh umat mana pun. Hal ini terlihat dari beraneka
ragamnya adzab yang menimpa mereka, mulai dari kebinasaan, dibolak-balikkannya
tempat tinggal mereka, dijerembabkannya mereka ke dalam perut bumi dan dihujani
bebatuan dari langit. Ini tak lain karena demikian besarnya dosa perbuatan tersebut.
Sementara itu Resolusi PBB dengan mengatas namakan HAM telah ‘merestui’
kesamaan hak kaum homoseksual, Resolusi bersejarah itu diputuskan melalui voting
Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss.
Dinamika homoseksual tersebut, secara garis besar ( mainstream ) akan penulis
uraikan dari beberapa aspek, yakni agama (menurut pendapat para ulama), kejiwaan /
psikis, akal/ daya pikiran, keturunan / regenerasi, harta dan HAM. Aspek – aspek
tersebut adalah bagian yang melekat kepada setiap individu. Sehingga akibat apa yang
mungkin ditimbulkan dari perbuatan homoseksual yang dilakukan individu terhadap
aspek – aspek tersebut.

6
1.2.Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan LGBT?


b) Apa yang penyebab dari LGBT ?
c) Bagaimana pandangan dan hukum LGBT dalam Islam?
d) Bagaimana cara mencegah perilaku LGBT?

7
BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian LGBT

LGBT  singkatan dari lesbian, gay, bisexual dan transgender. Lesbian adalah
istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama
perempuan, Gay adalah sebuah istilah bagi laki-laki yang umumnya digunakan untuk
merujuk orang homoseksual atau sifat-sifat homoseksual, Biseksualitas merupakan
ketertarikan romantis, ketertarikan seksual, atau kebiasaan seksual kepada pria maupun
wanita. Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks ketertarikan manusia untuk
menunjukkan perasaan romantis atau seksual kepada pria maupun wanita sekaligus, dan
Transgender merupakan ketidaksamaan identitas gender seseorang terhadap jenis
kelaminnya yang ditentukan, atau kelaminnya dari laki-laki menjadi perempuan.
Transgender bukan merupakan orientasi seksual. Seseorang yang transgender dapat
mengidentifikasi dirinya sebagai seorang heteroseksual, homoseksual, biseksual
maupun aseksual. Dari semua definisi diatas walaupun berbeda dari sisi pemenuhan
seksualnya, akan tetapi kesamaanya adalah mereka memiliki kesenangan baik secara
psikis ataupun biologis dan orientasi seksual bukan saja dengan lawan jenis akan tetapi
bisa juga dengan sesama jenis.

2.2 Penyebab Terjadinya LGBT

Ada banyak faktor yang menyebabkan seorang pria menjadi gay atau penyuka
sesama jenis. Menurut psikolog Elly Risman Musa, faktor pemicu itu di antaranya
adalah ia berada di lingkungan di mana homoseksual dianggap sesuatu yang biasa atau
umum. Karena tidak ada nilai-nilai moral atau agama yang membekali pengetahuannya
sehingga ia memiliki wawasan yang tidak lurus mengenai hubungan antara pria dan
perempuan.

8
Seseorang dapat tumbuh menjadi seorang gay karena pengalaman buruk dengan
pengasuhan keluarga seperti memiliki ibu yang dominan sehingga anak tidak
memperoleh gambaran seorang tokoh laki-laki, atau sebaliknya. Faktor lain yang
mungkin membuat seseorang keluar dari fitrahnya adalah pengalaman seks dini, yang
disebabkan karena menyaksikan gambar-gambar porno dari televisi, DVD, Internet,
komik ataupun media lain di sekitarnya.
LGBT dapat juga merupakan sebuat penyakit akibat faktor kelainan otak dan
genetik maupun karena faktor psikologi.

2.3 Pandangan dan Hukum LGBT dalam Islam

Dalam Islam LGBT dikenal dengan dua istilah, yaitu Liwath (gay) dan Sihaaq
(lesbian). Liwath (gay) adalah perbuatan yang dilakukan oleh laki-laki dengan cara
memasukan dzakar (penis)nya kedalam dubur laki-laki lain. Liwath adalah suatu kata
(penamaan) yang dinisbatkan kepada kaumnya Luth ‘Alaihis salam, karena kaum Nabi
Luth ‘Alaihis salam adalah kaum yang pertama kali melakukan perbuatan ini. Allah
SWT menamakan perbuatan ini dengan perbuatan yang keji (fahisy) dan melampui
batas (musrifun). Sebagaimana Allah terangkan dalam al Quran:

ِ ‫ ْه َوةً ِمنْ د‬4‫ش‬


‫ُون‬ َ ‫ ا َل‬4‫الر َج‬ ِّ َ‫أْتُون‬44َ‫الَ ِمينَ ( ) إِنَّ ُك ْم لَت‬44‫ ٍد ِمنَ ا ْل َع‬4‫ا ِمنْ أَ َح‬44‫بَقَ ُك ْم بِ َه‬4‫س‬ َ ‫َولُوطًا إِ ْذ قَا َل لِقَ ْو ِم ِه أَتَأْتُونَ ا ْلفَا ِح‬
َ ‫شةَ َما‬
ْ ‫سا ِء بَ ْل أَ ْنتُ ْم قَ ْو ٌم ُم‬
َ‫س ِرفُون‬ َ ِّ‫) ( الن‬ 

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia
berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang
belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu. Sesungguhnya
kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada
wanita, bahkan kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (TQS. Al ‘Araf: 80 –
81)

Sedangkan Sihaaq (lesbian) adalah hubungan cinta birahi antara sesama wanita
dengan image dua orang wanita saling menggesek-gesekkan anggota tubuh (farji’)nya

9
antara satu dengan yang lainnya, hingga keduanya merasakan kelezatan dalam
berhubungan tersebut (Sayyid Sabiq, Fiqhu as-Sunnah, Juz 4/hal. 51).

Hukum Sihaaq (lesbian) sebagaimana dijelaskan oleh Abul Ahmad Muhammad


Al-Khidir bin Nursalim Al-Limboriy Al-Mulky (Hukmu al liwath wa al Sihaaq, hal. 13)
adalah haram berdasarkan  dalil hadits  Abu Said Al-Khudriy yang diriwayatkan oleh
Al-Imam Muslim (no. 338), At-Tirmidzi (no. 2793) dan Abu Dawud (no. 4018) bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

« َ‫ ٍد َوال‬4‫ب َوا ِح‬


ٍ ‫و‬4 ِ ‫رأَ ِة َوالَ يُ ْف‬4
ْ َ‫ ِل فِى ث‬4‫ ُل إِلَى ال َّر ُج‬4‫ى ال َّر ُج‬4‫ض‬ ْ 4‫رأَةُ إِلَى َع‬4
ْ ‫و َر ِة ا ْل َم‬4 ْ 4‫الَ يَ ْنظُ ُر ال َّر ُج ُل إِلَى َع‬
ْ ‫ ِل َوالَ ا ْل َم‬4‫و َر ِة ال َّر ُج‬4
ِ ‫ضى ا ْل َم ْرأَةُ إِلَى ا ْل َم ْرأَ ِة فِى الثَّ ْو‬
ِ ‫ب ا ْل َو‬
‫اح ِد‬ ِ ‫»تُ ْف‬.

“Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lain, dan jangan pula seorang
wanita melihat aurat wanita lain. Dan janganlah seorang laki-laki memakai satu
selimut dengan laki-laki lain, dan jangan pula seorang wanita memakai satu selimut
dengan wanita lain”

Terhadap pelaku homoseks, Allah swt dan Rasulullah saw benar-benar melaknat
perbuatan tersebut. Al-Imam Abu Abdillah Adz-Dzahabiy -Rahimahullah- dalam
Kitabnya “Al-Kabair” [hal.40] telah memasukan homoseks sebagai dosa yang besar
dan beliau berkata: “Sungguh Allah telah menyebutkan kepada kita kisah kaum Luth
dalam beberapa tempat dalam Al-Qur’an Al-Aziz, Allah telah membinasakan mereka
akibat perbuatan keji mereka. Kaum muslimin dan selain mereka dari kalangan pemeluk
agama yang ada, bersepakat bahwa homoseks termasuk dosa besar”.

Hal ini ditunjukkan bagaimana Allah swt menghukum kaum Nabi Luth yang
melakukan penyimpangan dengan azab yang sangat besar dan dahsyat, membalikan
tanah tempat tinggal mereka, dan diakhiri hujanan batu yang membumihanguskan
mereka, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Hijr ayat 74:

َ ‫سافِلَ َها َوأَ ْمطَ ْرنَا َعلَ ْي ِه ْم ِح َج‬


ِ ْ‫ارةً ِمن‬
‫س ِّجيل‬ َ ‫فَ َج َع ْلنَا عَالِيَ َها‬.

10
“Maka kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan kami hujani mereka
dengan batu dari tanah yang keras”

Sebenarnya secara fitrah, manusia diciptakan oleh Allah swt berikut dengan
dorongan jasmani dan nalurinya. Salah satu dorongan naluri adalah naluri melestarikan
keturunan (gharizatu al na’u) yang diantara manifestasinya adalah rasa cinta dan
dorongan seksual antara lawan jenis (pria dan wanita). Pandangan pria terhadap wanita
begitupun wanita terhadap pria adalah pandangan untuk melestarikan keturunan bukan
pandangan seksual semata. Tujuan diciptakan naluri ini adalah untuk melestarikan
keturunan dan hanya bisa dilakukan diantara pasangan suami istri. Bagaimana jadinya
jika naluri melestarikan keturunan ini akan terwujud dengan hubungan sesama jenis?
Dari sini jelas sekali bahwa homoseks bertentangan dengan fitrah manusia.

Oleh karena itu, sudah dipastikan akar masalah munculnya penyimpangan kaum
LGBT saat ini adalah karena ideologi sekularisme yang dianut kebanyakan masyarakat
Indonesia. Sekularisme adalah ideologi yang memisahkan agama dari kehidupan (fash
al ddin ‘an al hayah).

Masyarakat sekular memandang pria ataupun wanita hanya sebatas hubungan


seksual semata. Oleh karena itu, mereka dengan sengaja menciptakan fakta-fakta yang
terindera dan pikiran-pikiran yang mengundang hasrat seksual di hadapan pria dan
wanita dalam rangka membangkitkan naluri seksual, semata-mata mencari pemuasan.
Mereka menganggap tiadanya pemuasan naluri ini akan mengakibatkan bahaya pada
manusia, baik secara fisik, psikis, maupun akalnya. Tindakan tersebut merupakan suatu
keharusan karena sudah menjadi bagian dari sistem dan gaya hidup mereka (al Nizham
al Ijtima’i fi al Islam, hal. 22). Tidak puas dengan lawan jenis, akhirnya pikiran liarnya
berusaha mencari pemuasan melalui sesama jenis bahkan dengan hewan sekalipun, dan
hal ini merupakan kebebasan bagi mereka. Benarlah Allah swt berfirman:

‫ا َولَ ُه ْم آ َذانٌ ال‬44‫رُونَ ِب َه‬44‫ص‬ ِ ‫ا َولَ ُه ْم أَ ْعيُنٌ ال يُ ْب‬44‫ونَ بِ َه‬44ُ‫وب ال يَ ْفقَه‬44 ِ ‫ي ًرا ِمنَ ا ْل ِجنِّ َواإل ْن‬44ِ‫ا لِ َج َهنَّ َم َكث‬44َ‫ ْد َذ َر ْأن‬44َ‫َولَق‬
ٌ ُ‫س لَ ُه ْم قُل‬
َ‫ض ُّل أُولَئِكَ ُه ُم ا ْل َغافِلُون‬
َ َ‫س َمعُونَ بِ َها أُولَئِ َك َكاأل ْن َع ِام بَ ْل ُه ْم أ‬
ْ َ‫ي‬

11
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”(TQS
Al ‘Araf : 179)

Sementara itu, Islam menghendaki pernikahan antar lawan jenis, laki-laki


dengan perempuan, tidak semata untuk memenuhi hasrat biologis namun sebagai ikatan
suci untuk menciptakan ketenangan hidup dengan membentuk keluarga sakinah dan
mengembangkan keturunan umat manusia yang bemartabat. Perkawinan sesama jenis
tidak akan pernah menghasilkan keturunan, dan mengancam kepunahan generasi
manusia. Perkawinan sesama jenis semata-mata untuk menyalurkan kepuasan nafsu
hewani.

LGBT dalam pandangan Islam, sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulullah
dalam Al-Quran dan Sunah, homosek merupakan perbuatan hina dan pelanggaran berat
yang merusak harkat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah paling mulia. Pada masa
Nabi Luth kaum homosek langsung mendapat siksa dibalik buminya dan dihujani batu
panas dari langit. Selain zina dan pemerkosaan, pelanggaran seksual menurut Islam
termasuk LGBT, incest (persetubuhan sesama muhrim) dan menjimak binatang. Sanksi
bagi pelaku semua pelanggaran seksual tersebut adalah hukuman mati, Rasulullah SAW
bersabda:”…dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:” Barang siapa
menjumpai kalian orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah orang
yang mengerjakan dan orang yang dikerjai”.[Hadist Ibnu Majah No. 2561 Kitabul
Hudud].  Dalam hadits lain Rasulallah SAW bersabda:”… Ibnu Abbas meriwayatkan:
“Barang siapa menjimak muhrimnya maka bunuhlah, dan barang siapa menjimak
hewan maka bunuhlah pelaku dan binatang yang dijimak”. [Hadist Ibnu Majah No.
2564 Kitabul Hudud].

12
Didalam Al Quran, Allah Ta’ala mengabadikan bagaimana dahsyatnya laknat
dan azab langsung dari Allah subhanahu wa ta’ala kepada pelaku homoseksual ini di
jaman nabiyullah Luth AS. Pelanggaran seksual berupa homoseks umat Nabi Luth bisa
dilihat dalam Al-Quran: Surat An-Naml ayat 54-55, Ash-Syu’araa’ ayat 165 – 166 dan
Huud ayat 77-82.

Dalam Surat An-Naml ayat 54-55, Allah SWT berfirman: “Dan (ingatlah kisah)
Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan hina
itu dan kalian memamerkannya?”(54)Mengapa kamu mendatangi laki-laki dengan
nafsu(mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kalian adalah kaum yang
bodoh(55). Dalam surah Ash-Syu’araa’ ayat 165 – 166 Allah SWT berfirman:
“Mengapa kamu mendatangi (menyukai) jenis lelaki di antara manusia (165), dan kamu
tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah
orang-orang yang melampaui batas(166)”. Dalam surah Huud ayat 81-82, bagaimana
dahsyatnya azab dari Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya: “Para utusan (malaikat)
berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali
mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa
keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di
antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab
yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di
waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?”(81).Maka tatkala datang azab Kami,
Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami
hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi (82).

2.4 Cara Mencegah Perilaku LGBT

1. .Pakaian yang menutup aurat


Sejak usia dini, anak-anak harus tahu perbedaan pakaian muslim untuk laki-laki
dan wanita.  Fungsi pakaian adalah untuk menutup aurat.  Aurat lelaki dan wanita
jauh berbeda.Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah saw telah melaknat
seorang pria yang berpakaian menyerupai pakaian wanita dan melaknat seorang

13
wanita yang berpakaian menyerupai pakaian pria.  Ibn Malykah juga menyatakan:
Pernah dikatakan kepada Aisyah ra: “Sesungguhnya ada seorang wanita yang
mengenakan terompah”.  Aisyah berkata: “Rasulullah telah melaknat wanita yang
menyerupai pria”.
2. Tingkah laku lelaki dan wanita
Abdullah bin Amr bertutur bahwa Rasul bersabda: “Bukan termasuk golongan
kami wanita yang menyerupai pria”.  Ibn Abbas bertutur: “Rasulullah telah
melaknat pria yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai pria”. 
Rasulullah bersabda: “Keluarkanlah oleh kalian para wanita yang menyerupai pria
dari rumah-rumah kalian.  Rasulullah lantas mengeluarkan seseorang dan Umar pun
mengeluarkan seseorang”.Sikap tomboy bagi seorang wanita atau sikap lebay lemah
gemulai bagi seorang pria sangat dilarang dalam Islam.
3. Teman pergaulan
Rasulullah saw bersabda: “Seseorang dilihat dari siapa temannya”.  Orangtua
harus memperhatikan siapa yang menjadi teman dari anaknya.  Bagaimana
akhlaqnya, keluarganya, agamanya, dll.  Kalau temannya baik, maka anak itu
menjadi baik.  Kalau temannya buruk perangainya, maka seorang anak bisa tertular
keburukannya.  Orangtua bisa mencarikan teman yang baik buat anaknya,  dengan
memperkenalkan dan mendekatkan anaknya dalam suatu kegiatan yang positif
dengan anak teman yang sudah dikenalnya sebagai orang yang baik
agamanya.Dalam hadits:  “Jika seseorang yang berkumpul dalam suatu tempat,
maka dia termasuk golongan orang-orang tersebut”.  Kalau berkumpul di tempat
kajian ke-Islaman, maka dianggap sebagai golongan orang-orang yang mengkaji
Islam meskipun belum berniat untuk mengkaji Islam.  Kalau bergabung dengan
kaum gay/lesbian, maka dianggap sebagai gay/lesbian meskipun dia tidak mau
menjadi gay/lesbian.Remaja jangan berprinsip “yang penting asal gaul”.  Tidak
peduli dengan siapa saja dia bergaul. Dianggapnya, bergaul bebas dengan berbagai
kalangan adalah suatu kebaikan.  Disinilah peran orangtua agar dapat membimbing
anak untuk selektif dalam memilih teman.Ghodhul Bashor (Menundukkan
Pandangan)Islam telah memerintahkan kepada pria dan wanita agar menundukkan

14
pandangannya serta memelihara kemaluannya (QS An Nur: 30-31).  Fadhl ibn
Abbas pernah memboncengi Rasulullah saw.  Tiba-tiba datanglah Khuts’amiyah
bertanya kepada nabi.  Fadhl memandang wanita tersebut dan si itu wanita pun
memandangnya.  Kemudian Rasulullah saw memalingkan wajah Fadhl dari wanita
itu.  Ibn Abbas lalu berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, mengapa anda
menundukkan leher keponakan anda ini?  Rasulullah saw menjawab:  “Aku melihat
seorang pemuda dengan seorang pemudi yang tidak aman dari gangguan
syetan”.Menahan pandangan dari setiap pria ataupun wanita merupakan tindakan
pemeliharaan diri yang hakiki bagi mereka masing-masing.  Sebab, mata merupakan
sarana praktis kearah perbuatan yang terlarang.
4. Pergaulan Bebas
Islam melarang pergaulan bebas.  Pria dan wanita dilarang berkhalwat, yaitu
berdua-duaan di suatu tempat yang tidak memberikan kemungkinan orang lain
untuk bergabung dengan keduanya, kecuali dengan ijin keduanya.  Jadi, pacaran itu
dilarang.  Karena aktivitas utama pacaran adalah berkhalwat.  Target berkhalwat
hanya satu, yaitu melampiaskan nafsu seksual.Ketika wanita dan pria gampang
melakukan pergaulan bebas, maka akan sampai pada titik jenuh dimana  timbul
kebosanan antar lawan jenis.  Akhirnya beralihlah mereka kepada pelampiasan
seksual terhadap sesama jenis.  
5. Pisahkan  tempat tidur
Rasulullah saw bersabda: …”pisahkanlah tempat tidur mereka ketika berumur
10 tahun…”. Islam mengajarkan tentang tindakan preventif ketika menjelang usia
balligh agar dipisahkan tempat tidur kakak-beradik yang berlainan jenis. 
6. Jenis Pekerjaan Pria dan Wanita
Jenis pekerjaan pria dan wanita disesuaikan dengan tanggung jawab pria dan
wanita dalam syariat, ataupun tabiat khusus dari pria dan wanita.  Pria dalam
keluarga bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga yang berkewajiban
memberikan nafkah, dan lebih banyak berada di luar rumah.  Anak lelaki harus
diajarkan pekerjaan yang membutuhkan  tenaga dan kekuatan mental lebih kuat. 
Sedangkan wanita bertanggung jawab menjadi istri dan ibu. Anak perempuan harus

15
diajarkan pekerjaan seorang istri dan ibu.  Dan hukum asal wanita adalah berada di
dalam rumah.Selain itu, Islam melarang pria dan wanita melakukan amal perbuatan
yang membahayakan akhlak atau yang dapat merusak jamaah Islam.  Jadi seorang
pria atau wanita dilarang melakukan pekerjaan yang hanya menonjolkan aspek
sensualitas kelelakian atau kewanitaannya. 
7. .Permudah Pernikahan
Islam mendorong para perjaka dan para gadis untuk menikah secara bertanggung
jawab.  Naluri seksual hanya boleh terjadi dalam lembaga pernikahan saja. 
Rasulullah saw bersabda: “Wahai pemuda, siapa saja di antara kalian mampu
menanggung beban hendaklah segera menikah.”  Jadi “Daripada haram pacaran,
lebih baik menikah.Daripada sekolah (SMP/SMA) menjadi ajang pacaran, lebih
baik dibuat kebijakan tidak mempersulit remaja yang sudah menikah untuk
bersekolah.  Mestinya remaja yang sedang bersekolah ketahuan pacaran, ditangkap,
diberi peringatan, dan jalanterakhir dikeluarkan.
8. Puasa Sunnah
Bagi para pemuda yang belum memungkinkan melakukan pernikahan
disebabkan keadaan tertentu, hendaknya memiliki sifat ‘iffah (senantiasa menjaga
kehormatan) dan mampu mengendalikan hawa nafsu.  Rasul bersabda: …”Siapa
saja yang tidak mampu menikah hendaknya melakukan shaum, karena shaum adalah
perisai baginya”.Shaum dilakukan untuk meningkatkan keimanan remaja, sehingga
mampu mengendalikan nafsu seksual.
9. Selektif Memilih Tontonan dan Bacaan
Media masa begitu gencarnya menayangkan tontonan yang memicu munculnya
gejolak seksual. Mulai dari sinetron, lagu, film, tarian, bacaan, bahkan sampai
iklannya.  Orangtua harus berperan aktif untuk meyeleksi tontonan dan bacaan anak,
agar anak tidak didominasi oleh naluri seksual.
10. Keluarga harmonis
Orangtua harus dapat memberi kenyamanan kepada anak-anaknya.  Anak-anak
harus mendapatkan curahan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari bapak atau

16
ibunya.  Jangan sampai keluarga menjadi berantakan dan menimbulkan trauma bagi
anak-anaknya, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang.
11. Kepedulian terhadap lingkungan
Ketika ada kerusakan yang terjadi di lingkungannya, orangtua harus
memberitahu kepada anak apa penyebabnya dan rambu-rambu yang harus
diperhatikan agar tidak terjerumus.  Bahkan kalau perlu dilibatkan dalam usaha
memberantas kerusakan tersebut.  Informasi ini perlu disampaikan dalam suasana
dialogis ataupun pengarahan secara tegas dari orangtua.

17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perlu menjadi kesadaran bagi umat Islam di Indonesia, bahwa LGBT merupakan
penyimpangan orientasi seksual yang dilarang oleh semua agama terlebih lagi Islam.
Selain karena perbuatan keji ini akan merusak kelestarian manusia, yang lebih penting
Allah swt dan Rasulullah melaknat perbuatan kaum Nabi Luth ini. Oleh karena itu,
sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk melawan segala jenis opini yang seolah
atas nama HAM membela kaum LGBT akan tetapi sesungguhnya mereka membawa
manusia menuju kerusakan yang lebih parah.

Disinilah urgensitas penerapan syariah Islam dalam bingkai Khilafah Islam dengan
seperangkat aturan dan konsep dalam mengatur hubungan diantara pria dan wanita.
Aturan Islam akan senantiasa membentuk ketaqwaan individu, memberi dorongan
kepada masyarakat untuk saling menasihati dan menciptakan lingkungan Islami serta
negara yang menindak tegas para pelaku LGBT sebagai fungsi pencegah dan penebus
dosa.

3.2. Saran
Muda-mudahan dalam penulisan makalah ini ias bermanfaat bagi para pembaca
umumnya dan bagi penulis khususnya. Dan dalam penulisan makalah ini mungkin
masih banyak kesalahan dan kekeliruan, maka dari itu kami selaku penulis mohon saran
dan masukanya, karena dengan saran dan masukan itu akan menjadikan penulisan
makalah selanjutnya akan semakin baik dan sesuai dengan EYD yang diterapkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Muhammad Husain, 1990. Dirasat fi al fikr al Islamiy, Dar al Bayariq.

ABD. Madjid Ahmad. "Masa'il Fiqhiyyah (membahas Masalah Fiqih yang Aktual". PT.
Garuda Buana Indah, Pasuruan - Jatim 1994.

AL-QUR’AN NUR KARIM

An Nabhani, Syaikh Taqiyuddin, 2003. Al Nizham al Ijtima’i fii al Islam, Beirut: Dar al
Ummah, cet. IV.

Al-Mulky, Abul Ahmad Muhammad Al-Khidir bin Nursalim Al-Limboriy, Hukm al


liwath wa al sihaaq, Yaman: Dammaj-Sha’dah.

Jay P. Paul, Bisexual and Homosexual Identities, New York: Haword Press, 1984.

Sabiq, Sayyid, 2000. Fiqhus Sunnah (terj), Kairo: Dar al Fath Lil I’lam Al ‘arobi, cet.
I.co.id, diakses 22/03/2016.

19

Anda mungkin juga menyukai