Makalah Pembalakan Liar
Makalah Pembalakan Liar
PENDAHULUAN
Pada zaman ini sebagian besar masyarakat Indonesia banyak yang kehilangan
pekerjaannya dikarenakan banyak sekali pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh mesin-
mesin yang canggih. Apalagi sekarang adalah zaman dimana teknologi modern sedang
berkembang pesat.
menggunakan hutan sebagai jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan hidup, yaitu dengan
Dewasa ini mungkin kita sudah sering mendengar, membaca, dan bahkan kita
sendiri juga menyaksikan sendiri penebangan hutan secara liar sehingga kita
menganggap itu tidak penting dan merupakan kejadian yang sudah biasa. Namun, apakah
Penebangan hutan secara liar saat ini sudah sangat merajalela sehingga tidak
Masalah ini timbul karena masyarakat tidak menyadari apa yang akan terjadi
akibat ulah mereka itu, atau mungkin mereka tahu namun tidak memperdulikannya.
Lantas, apa yang menyebabkan masyarakat menebang hutan secara liar walaupun tahu
1.2. Tujuan
1
1.2.2 Mengetahui dampak yang akan timbul akibat penebangan hutan secara liar.
1.2.4 Mencegah penebangan hutan secara liar menjadi kebiasaan bagi masyarakat.
1.3.2. Apa dampak yang ditimbulkan akibat penebangan hutan secara liar?
Metode penulisan yang penulis gunakan dalam penulisan makalah ini yaitu dengan
menggunakan metode studi teks (studi kepustakaan) dimana dalam penulisan makalah
ini penulis melakukan penelusuran dari data-data yang diperoleh dari internet.
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis terlebih dahulu membuat sistematika
penulisan agar memudahkan dalam penyusunan karya tulis ini. Adapun sistematika
BAB I PENDAHULUAN
2
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
3
BAB II
PEMBAHASAN
menempati daerah yang cukup luas. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis
maupun daerah beriklim dingin, di daratan rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil
Fungsi hutan sendiri yaitu sebagai penampung CO2 (karbon dioksida), sebagai
habitat hewa, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang
paling penting. Hutan sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal
seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berbagai jenis flora dan
fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global.
Penebangan hutan merupakan suatu usaha menebang pohon yang ada di dalam
suatu kawasan hutan, baik yang dilakukan oleh perorangan maupun oleh badan usaha.
Penebangan hutan dapat dibenarkan selama tidak merusak ekosistem hutan dan juga
Menurut konsep manajemen hutan, penebangan adalah salah satu rantai kegiatan
yaitu memanen proses biologis dan ekosistem yang telah terakumulasi selama daur
hidupnya. Penebangan sangat diharapkan atau jadi tujuan, tetapi harus dicapai dengan
rencana dan dampak negatif seminimal mungkin (reduced impact logging). Penebangan
dapat dilakukan oleh siapa saja asal mengikuti kriteria pengelolaan hutan lestari
4
(sustainable forest management), tetapi kegiatan penebangan liar (illegal logging) bukan
melanggar peraturan kehutanan. Tindakan ini adalah sebuah kejahatan yang mencakup
kegiatan seperti menebang kayu di area yang dilindungi, area konservasi dan taman
nasional, serta menebang kayu tanpa ijin yang tepat di hutan-hutan produksi.
Mengangkut dan memperdagangkan kayu illegal dan produk kayu illegal juga dianggap
harganya. Kehancuran kehidupan masyarakat dan kehilangan kayu senilai US$ 5 milyar
hayati serta jasa-jasa lingkungan yang dapat dihasilkan dari sumberdaya hutan.
Sekitar 60 juta rakyat Indonesia sangat bergantung kepada hutan, dan pada
dengan datangnya era reformasi dan demokratisasi, yang disalah tafsirkan yang
5
2.3.2. Kelembagaan
penebangan hutan melalui pemberian hak penebangan huatn skala kecil oleh
mendorong terjadinya penebangan kayu secara liar. Disamping itu terdapat juga
kayu dalam jumlah besar. Dibukanya keran ekspor kayu menyebabkan sulitnya
Kelemahan korodinasi antara lain terjadi dalam hal pemberian ijin industri
pengolahan kayu antara instansi perindutrian dan instansi kehutanan serta dalam
banyak terlibat dalam praktek KKN yang berkaitan dengan penebangan secara
liar. Penegak hukum bisa “dibeli” sehingga para pelaku pencurian kayu,
khususnya para cukong dan penadah kayu curian dapat terus lolos dari hukuman.
6
Adapun faktor-faktor terjadinya penebangan liar antara lain
a. Faktor-faktor yang berkaitan dengan nilai-nilai masyarakat dan situasi penduduk desa
b. Faktor-faktor ekonomi yang suplai dan permintaan normal berkaitan dengan industri
1) Kebutuhan kapasitas industri kayu dalam negeri dan permintaan kayu dari luar
negeri.
oleh unsur-unsur:
3) Besarnya partisipasi penjabat lokal dalam kegiatan penebangan hutan secara liar.
4) Banyaknya kerja sama illegal yang dilakukan oleh pengusaha dengan pengusaha
Beberapa pelaku yang terlibat dalam kegiatan penebangan liar menurut hasil
identifikasi hingga saat ini terdapat 6 (enam) pelaku utama, antara lain:
Pemilik modal atau yang biasa dikenal dengan nama cukong merupakan pihak
7
para cukong terdiri dari: anggota MPR, anggota DPR, pejabat pemerintah
(termasuk para pensiunan pejabat), para pengusaha kehutanan, TNI, dan POLRI.
2.4.2. Masyarakat
Sebagian pemilik pabrik industry perkayuan berperan sebagai pembeli kayu hasil
curian (penadah).
semestinya.
Para cukong dan penadah kayu curian menyuap para penegak hukum (hakim,
jaksa, polisi, dan TNI), sehingga mereka dapat terus lolos dengan mudah dari
hukuman praktek KKN. Oknum TNI dan POLISI turut terlibat dalam mengawal
Negara.
Penebangan hutan secara liar akan berdampak buruk bagi penduduk di sekitarnya.
Salah satu bencana yang ditimbulkan adalah kekeringan. Pepohonan yang berfungsi
sebagai penahan air tidak dapat lagi memenuhi fungsinya akibat kekeringan. Air hujan
akan langsung mengalir ke laut dan cadangan air tanah tidak akan ada lagi.
8
Akibatnya, bencana besar yang juga dapat ditimbulkan adalah banjir. Jika
penebangan utan secara tidak ditanggulangi dan hanya dibiarkan bukan tidak mungkin
banjir akan terus terjadi dan akan membawa korban yang lebih banyak lagi.
adalah manusia sendiri. Dan yang lebih menyedihkan lagi, para pelaku penebang liar itu
penerimaan devisa Negara dan pendapatan Negara. Berbagai sumber mengatakan bahwa
kerugian Negara yang diakibatkan oleh penebangan liar mencapai Rp. 30 trilyun per
tahun.
dengan para penyandang dana. Dan bisa dikatakan bahwa para penebang tersebut
mendapat kerugian yang besar dikarenakan dapat berdampak buruk seperti datangnya
Tak hanya itu, penebangan liar juga mengakibatkan timbulnya anomali di sektor
kehutanan. Salah satu situasi yang paling buruk iahalah anacama proses deindustrialisasi
sektor kehutanan. Artinya, sektor kehutanan nasional yang secara konseptual bersifat
berkelanjutan karena ditopang oleh sumber daya alam yang bersifat terbaharui kini
9
e. Desentralisasi sektor kehutanan
Sedangkan kita sendiri juga dapat membantu guna mencegah datangnya bencana-
bencana lainnya yang timbul akibat penebangan hutan secara liar, yaitu dengan cara:
e. Menjaga hutan dari para penebang pohon liar dengan cara menjadikan hutan sebagai
hutan lindung
Ketentuan pada Pasal 50 ayat (3) huruf c menyatakan bahwa, “Setiap orang
dilarang melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius atau jarak
sampai dengan:
2) 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa;
6) 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi
pantai.
Pelanggaran terhadap ketentuan ini, diancam dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000,. (lima miliar rupiah)
(Pasal 78 ayat (1), (2) dan ayat (3)) tersebut jika dilakukan oleh badan hukum atau badan
10
usaha, tuntutan dan sanksi pidananya dijatuhkan terhadap pengurusnya sesuai dengan
ancaman pidana masing – masing di tambah 1/3 (sepertiga) dari pidana yang dijatuhkan
(Pasal 78 ayat(4)).
angka 3,8 juta hektar pertahun, sebagian besar disebabkan oleh aktivitas penebangan liar.
Data yang dikeluarkan Bank Dunia menunjukkan bahwa sejak tahun 1985-1997
Indonesia telah kehilangan hutan sekitar 1,5 juta hektar setiap tahunnya dan diperkirakan
Berdasarkan hasil analisis FWI dan GFW dalam kurun waktu 50 tahun, luas
tutupan hutan Indonesia mengalami penurunan sekitar 40% dari total tutupan hutan di
seluruh Indonesia. Dan sebagian besar, kerusakan hutan (deforestasi) di Indonesia akibat
dari sistem politik dan ekonomi yang memperlakukan sumber daya hutan sebagai sumber
Menurut data Departemen Kehutanan RI tahun 2006, luas hutan yang rusak dan
tidak dapat berfungsi optimal telah mencapai 59,6 juta hektar dari 120,35 juta hektar
hutan) dalam 5 tahun terakhir mencapai 2,83 juta hektar per tahun. Bila keadaan seperti
ini berjalan terus, dimana Sumatera dan Kalimantan sudah kehilangan hutannya, maka
hutan di Sulawesi dan Papua akan mengalami hal yang sama. Menurut analisis World
11
Gambar: Hutan di Kalimantan yang hilang dari tahun 1950 – 2010.
Gambar: Hutan Indonesia yang hilang dari tahun 2000 – 2005. Warna hijau adalah hutan
12
2.10. Negara Dengan Tingkat Penebangan Hutan Secara Liar Terbesar
Selain Indonesia, negara lainnya dengan tingkat penebangan liar yang tinggi salah
satunya adalah Brazil. Penggundulan hutan di hutan Amazon sudah muncul sejak akhir
tahun 1960-an, namun skalanya tidak terlalu besar. Namun penebangan hutan tersebut
Sejak Juni 2000 hingga Juni 2008, lebih dari 150.000 km2 hutan hujan Amazon
telah hilang. Meski tingkat penebangan hutan telah melambat sejak tahun 2004, namun
Hingga saat ini, Brazil telah menduduki peringkat pertama untuk kehilangan
hutan alam, tempat ke-tiga untuk menggunakan pupuk, posisi ke-empat untuk spesies
terancam, posisi ke-empat untuk emisi CO2, dan tempat ke-delapan untuk polusi air .
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penebangan hutan secara liar merupakan gejala yang muncul akibat dari berbagai
permasalahan yang sangat kompleks melibatkan banyak pihat dari berbangai lapisan.
masyarakat golongan bawah dan yang bertempat tinggal disekitar hutan. Namun, justru
para pelaku utama dari penebangan liar adalah orang-orang dari golongan tinggi dan
3.2. Saran
Hutan akan tetap lestari bila kita melestarikannya. Namun, apabila hutan tidak
kita lestarikan , maka akan timbul kerusakan terhadap ekosistem hutan tersebut.
Oleh karena itu sebaikanya kita sebagai anak bangsa dan juga sebagai penerus
bangsa harus peduli dengan keadaan sekitar dan juga ikut aktif dalam melestarikan hutan
Dan juga pemerintah harus tegas dalam menghadapi para penebang liar yang tak
bertanggung jawab dan member sanksi seberat-beratnya agar para penebang liar jera dan
14
DAFTAR PUSTAKA
Adinugroho, Wahyu Catur. 2009. Penebangan Liar (Illegal Logging), Sebuah Bencana Bagi
pericantikk.blogspot.com/2013/01/penebangan-liar-illegal-logging_1226.html
id.wikipedia.org/wiki/Hutan
www.infowagu.co.vu/2013/01/kondisi-hutan-di-indonesia-dulu-dan.html
www.unikdunia.com/2013/07/8-negara-penyumbang-kerusakan-bumi-terbesar-di-
dunia.html#
world.mongabay.com/indonesian/amazon_threats.html
15