Pada saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia, komoditas hortikultura yang
meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias merupakan salah
satu pemicu pertumbuhan ekonomi baru pada sektor pertanian. Bahkan beberapa produk komoditas sayuran Indonesia telah menjadi mata dagang ekspor dan sumber devisa negara. Oleh karena itu, produksi, produktivitas, dan kualitas sayuran nasional perlu ditingkatkan terutama untuk jenis sayuran potensial yang selama ini belum mendapat perhatian. Beberapa jenis komoditas sayuran potensial dan layak dikembangkan secara intensif dalam skala agribisnis adalah sawi (Brassica Juncea L.) dan bawang daun (Allium fistulosum L.). Sawi dan bawang daun merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai komersial dan prospek yang tinggi, budidayanya relatif mudah untuk dilaksanakan, cepat menghasilkan karena tanaman ini memiliki umur panen relatif pendek (genjah), dan juga selain tanaman ini kaya akan serat dan kandungan gizinya tinggi, juga dipercaya mempunyai kasiat obat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Sawi dan bawang hasil panen bawang daun lebih sedikit pada musim hujan dibandingkan musim kamarau. Namun pada saat musim kemarau kedua tanaman ini harus diperhatikan kebutuhan airnya untuk melakuman pertumbuhan. Penanaman kedua tanaman ini dalam satu lahan merupakan salah satu lemanfaatan lahan dengan teknik tumpang sari memungkinkan untuk berkebun dan memanfaatkan tempat secara efisien. Sehingga produksi tanaman sawi dan bawang daun dapat meningkat dan di dukung oleh teknik budidaya seperti dengan pemberian pupuk dan sistem pengairan yang tepat. Suplai air perlu dijaga dengan baik, terutama areal pertanaman didataran rendah yang suhu udaranya cenderung tinggi dan sering terjadi keterbatasan pasokan air. Ketersediaan air yang berlebihan juga tidak baik untuk pertumbuhan tanaman sawi dan bawang daun karena dapat menimbulkan berbagai penyakit dan penurunana kualitas hasil. Ketersediaan air merupakan salah satu faktor penting bagi pertumbuhan tanaman. Cara untuk mempertahankan ketersedian air bagi tanaman dapat dilakukan dengan penyiraman menggunakan teknik Pengairan Separuh Daerah Akar (PSDA). Pengairan Separuh Daerah Akar (PSDA) yaitu teknik pengairan yang hanya membasahi sebagian dari zona akar, sedangkan membiarkan bagian zona akar yang lain mengering sampai tingkat yang telah ditentukan sebelum penyiraman berikutnya. Partial Root-zone Drying (PRD) adalah strategi baru dalam pengairan hemat air yang saat ini sedang diteliti oleh banyak negara. Penambahan perlakuan efisiensi pengairan dan pengairan akar sebagian mampu meningkatkan biomassa tanaman jika dibandingkan dengan budidaya secara konvensional.