PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Situasi kesehatan global saat ini menimbulkan pertanyaan yang mendesak dan
penting berkaitan dengan keadilan. Di beberapa negara ada harapan untuk terus hidup lebih
lama dan lebih nyaman, sementara banyak yang mempunyai keputusasaan atas kegagalan
untuk mengendalikan penyakit meskipun ada sarana untuk melakukannya. Hal ini
menyebabkan perlunya bekerja sama dengan negara-negara tersebut terutama mereka yang
paling membutuhkan, tidak hanya untuk menghadapi krisis kesehatan tetapi untuk
Jangka Menengah (RPJM) yang dilaksanakan pada tahun 2012, dari 51 indikator
indikator yang memerlukan perhatian lebih serius. Sembilan indikator yang dimaksud, yakni
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di mana saat ini berada pada angka 228/100.000
kelahiran hidup (KH) tahun 2009, masih jauh dari target pemerintah yaitu 118/100.000 KH di
tahun 2014. Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 32/1000 KH pada 2012, diakui masih
sulit mencapai target 24/1000 KH di tahun 2014. Sementara angka kelahiran total (Total
Fertility Rate/TFR) 2,6 anak pada 2012, masih sulit diturunkan menjadi 2,1 anak pada 2014.
Peningkatan persentase penduduk dengan akses air minum yang berkualitas yakni 42,76%
pada 2011, sulit diturunkan menjadi 68% pada 2014. Penurunan Annual Parasite Index untuk
penyakit malaria adalah 1,69 pada 2012, menjadi 1 pada 2014. Selain itu, ada empat
indikator lain yang masih dalam status warna kuning artinya diperlukan kerja keras dalam
mencapai target. Di antaranya peningkatan umur harapan hidup dari 71,1 tahun saat ini,
menjadi 72 tahun pada 2014. Peningkatan cakupan persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan terlatih dari 88,64% pada 2012, menjadi 90% yang ditargetkan pemerintah pada
tentang HIV/AIDS sebesar 79,5% pada 2012, menjadi 90% tahun 2014 dan peningkatan
persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan dari 64,58% pada 2012, ditargetkan
Salah satu strategi pencapaian Prioritas Nasional Bidang Kesehatan adalah meningkatkan
pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis
bukti dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif. Terdapat delapan fokus
Prioritas Nasional Bidang Kesehatan yaitu: Peningkatan KIA dan KB; Perbaikan gizi
sekunder dan tersier (Kemenkes, 2013). Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, ketenagaan
dan jaminan pembiayaan kesehatan perlu terus ditingkatkan dalam mendukung pencapaian
Biaya medis yang tinggi merupakan alasan yang paling sering disebutkan untuk tidak
menggunakan pelayanan kesehatan (Liu et.al., 2012). Penelitian yang dilakukan Kimani et al.
(2012) menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari masyarakat miskin yang tinggal di
perkotaan dan berasal dari sektor informal yang terdaftar dalam program NHIF (National
Hospital Insurance Fund). Proporsi penduduk yang bermukim di kawasan kumuh tanpa
mempunyai jenis asuransi dapat menjadi acuan akan perlunya program jaminan kesehatan
sosial diantara penduduk miskin dan rentan di populasi untuk menjamin akses yang adil ke
kebijakan penting yang dapat meningkatkan perlindungan finansial bagi banyak orang
(Saksena et al., 2011), dengan tidak adanya asuransi akan memberikan beban keuangan
rumah tangga yang diakibatkan dari biaya pengobatan (Scheil-Adlung, 2001) sehingga
kesehatan sekaligus perlindungan keuangan kepada masyarakat tanpa melihat status sosial.
dalam kesehatan yaitu untuk mengurangi hambatan keuangan terkait dengan akses ke
pelayanan kesehatan serta perlindungan dari bencana keuangan dan pemiskinan yang
berkaitan dengan pengeluaran perawatan kesehatan (WHO, 2007; Hidayat et al., 2004).
Pada tahun 2005, semua negara anggota WHO membuat komitmen untuk mencapai
cakupan kesehatan universal. Komitmen adalah ekspresi kolektif keyakinan bahwa semua
orang harus memiliki akses ke layanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa risiko
kehancuran finansial atau pemiskinan. Bekerja menuju cakupan kesehatan universal adalah
mekanisme yang kuat untuk mencapai kesehatan yang lebih baik, kesejahteraan, dan untuk
merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menjamin
berkecukupan bagi semua orang dengan harga yang terjangkau (Carrin & James, 2004).
Dalam penelitian yang dilakukan di wilayah Thailand bagian selatan, hampir secara
keseluruhan perempuan di Thailand bagian selatan (93%) setuju bahwa asuransi kesehatan
namun kesenjangan kaya-miskin dalam status kesehatan dan akses ke pelayanan terus
berlanjut (Utomo et.al., 2011). Namun penelitian yang dilakukan di Rwanda terkait asuransi
pemanfaatan yang ada antara kaya dan miskin (Saksena et.al., 2011).
menganjurkan perawatan kesehatan primer sebagai strategi utama untuk mencapai tujuan
WHO "Health for All" (WHO, 2008b). Sistem perawatan kesehatan akan mencapai kinerja
yang baik ketika didasarkan pada perawatan kesehatan primer (WHO, 2008a). Program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mewajibkan peserta untuk berkunjung pertama kali di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas, Praktik dokter, Praktik dokter gigi, Klinik
responden pedesaan dilaporkan tergantung pada pusat kesehatan empat sampai lima kali
lebih sering daripada responden perkotaan di tahun 2001 dan 2005, namun dalam tahun
kedua secara tidak proporsional masyarakat miskin lebih sering menggunakan pusat
kesehatan terdapat dua indikator penting yaitu dengan melihat pemanfaatan pelayanan dan
perlindungan keuangan (yang dapat dilihat sebagai ukuran keterjangkauan) (Liu et.al., 2012).
Dari hasil penelitian yang dilakukan Kimani et.al. (2012), menunjukkan bukti bahwa
upaya dalam melaksanakan program jaminan kesehatan sosial terhambat oleh kurangnya
mekanisme pembiayaan yang berkelanjutan sehingga pola yang berbeda dari pemanfaatan
rawat jalan harus diperhitungkan untuk perumusan kebijakan (Sumputtanon et.al., 2014)
pelayanan kesehatan (Chomi et.al,. 2014). Maka penting untuk dilakukan Utilization Review
atau belum. Apakah dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat
Bukti kuat dari penelitian yang dilakukan di Afrika dan Asia menunjukkan bahwa CBHI
(asuransi kesehatan berbasis masyarakat) dan SHI (asuransi kesehatan sosial) meningkatkan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah
Nasional di Puskesmas.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Nasional di Puskesmas ?
2. Tujuan Khusus
A. Puskesmas