PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bernilai ekonomi tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Direktorat
Jenderal Hortikultura (2012), luas areal panen cabai merah di Indonesia pada
tahun 2008 tercatat seluas 109.178 ha. dan pada 2011 yaitu mencapai 183.347 ha.
Dari jumlah tersebut, 65% kebutuhan cabai nasional didistribusikan untuk pulau
2012).
lima spesies kutu daun yang menyerang tanaman cabai di Padang yaitu Aphis
penyakit daun keriting kuning cabai yang disebabkan oleh virus PepYLCV yang
dibawah oleh kutu daun Bemicia tabaci. Kehilangan hasil tanaman cabai akibat
penyakit keriting kuning cabai berkisar antara 20% sampai 60%. Hasil survai
menunjukan bahwa kutu daun Aphis gossypii di beberapa lokasi sentra sayur
1
2
2007).
Salahs satu upaya yang cukup efektif yang dilakukan untuk mengendalikan
hama kutu daun adalah Pengendalian Hama Terpadu. Salah satu komponen utama
PHT yaitu pengendalian hayati. Musuh alami seperti predator adalah pengendali
hayati yang cukup efekif dalam menekan populasi hama di lapangan. Kumbang
koksi predator adalah musuh alami yang umum ditemukan pada ekoksisstem
dari 6000 spesies yang tersebar diseluruh dunia yang terbagi menjadi 7 subfamili
fitofag (Kundoo and Akhtar, 2017). Menurut Efendi et al. (2016), kumbang koksi
predator merupakan pengendali hama hayati yang menjadi musuh alami hama
1990). Serangga predator adalah musuh alami yang sangat penting karena
predator pada tanaman cabai masih sedikit khusus di Yogyakarta. Oleh karena itu
3
Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah
terserang hama kutu daun dan informasi mengenai jenis dari kumbang koksi
C. Batasan Masalah
Beberapa batasan masalah yang dikemukakan pada penelitian adalah sampel
yang diambil berupa kumbang koksi predator hama kutu daun dan pengambilan
D. Definisi Operasional
E. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis kumbang koksi predator yang ditemukan pada tanaman cabai
4
F. Tujuan
Tujuan dari l penelitian adalah:
G. Manfaat
Manfaat dari penelitian adalah menambah ilmu pengetahuan tentang
Bantul terdapat kumbang koksi sebagai pengendali hama alami kutu daun dan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kumbang Koksi
dikenali karena memiliki bentuk bulat dengan warna yang sangat mencolok dan
beberapa jenis memiliki corak bintik hitam pada sayapnya (Natawigena, 1991).
Kumbang koksi terdiri dari dua jenis yaitu kumbang koksi pemakan hama kutu
daun (predator) dan kumbang koksi yang merusak tanaman (Hama) (Nano, et al.,
1996). Kumbang koksi yang tergolong musuh alami kutu daun memiliki ciri-ciri
pada sayap berwarna mengkilap dengan corak hitam yang jelas (pada genus
yang tergolong hama tanaman memiliki ciri-ciri sayap berwarna agak kusam
seperti berlapis butiran tepung dan juga terdapat corak yang terlihat kusam (pada
Famili Coccinellidae terdiri dari 6000 spesies yang tersebar diseluruh dunia
memangsa banyak hama yang bertubuh lunak seperti kutu daun (Aphididae:
5
6
memangsa larva kecil, telur serangga dan tungau fitofag yang merusak lahan
adalah coccinellidae predator untuk kutu daun (family Aphididae), kutu sisik dan
serangga kecil lannya (Amir, 2002), Chilocorus nigrita adalah pemangsa kutu
sisik dan kutu hijau pada tanaman perkebunan, seperti kopi dan jeruk (Amir,
2002), Coccinella transversalis adalah predator kutu daun pada tanaman padi,
tingkat konsumsi mangsa yang berbeda-beda hal ini dipengaruhi oleh bebrbagai
reproduksi, ukuran mangsa, efek tanaman inang mangsa dan adanya kompetisi.
faktor ekologi (Efendi et al., 2018). Salah satu faktor ekologi yang
karena semakin banyak populasi mangsa pada suatu wilayah maka akan
mengundang pemangsa untuk datang dan hidup di tempat tersebut (Efendi et al.,
2018). Selain itu menurut Krebs (1989), tingginya diversitas suatu mangsa pada
populasi mangsa akan meningkat. Saat populasi mangsa sedang tinggi, maka saat
C. Tanaman Cabai
bernilai ekonomi tinggi. Cabai dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan, baik
yang berhubungan dengan kegiatan memasak maupun untuk keperluan yang lain
seperti untuk bahan ramuan obat tradisional (Rahmansah, et al., 2014). Tanaman
masyarakat (Tuhumury dan Amanupunyo, 2013). Dilihat dari kandungan gizi dan
manfaat yang dimiliki cabai, maka cabai juga penting dikonsumsi oleh manusia
(Tuhumury dan Amanupunyo, 2013). Tanaman cabai dalam satu tahun dapat
8
dipanen beberapa kali bilamusim dan perawatannya baik yaitu dipanen sebanyak
15-17 kali namun umumnya sebanyak 10-12 kali (Tuhumury dan Amanupunyo,
2013).
(2012), luas areal panen cabai merah di Indonesia pada tahun 2008 tercatat seluas
109.178 ha. dan pada 2011 yaitu mencapai 183.347 ha. Dari jumlah tersebut, 65%
D. Lokasi Penelitian
wilayah seluas 757,6 ha, Desa Srigading terdiri dari lahan pertanian, jalan,
pemukiman penduduk, bangunan fasilitas umum, dan lain lain (BPS Bantul,
2017).
sawah dan ladang, dan lahan pesisir pantai, yang digunakan untuk pertanian dan
Desa Srigading terbagi menajdi dua yaitu pertama lahan pertanian lahan basah
9
yang meliputi 18 padukuhan. Dan kawasan pertanian lahan pesisir pantai aatau
unggulan bawang merah dan cabai. Jenis tanaman atau varietas yang
maupun yang tidak. Komoditas yang di budidayakan oleh petani Desa Srigading
ada tiga komoditas yaitu tanaman pangan, sayuran, dan buah buahan. Adapun
tanaman pangan yang dibudidayakan di Kecamatan Sanden yaitu padi (sawah dan
ladang), tanaman jagung ubi kayu, kacang tanah, dan kedelai. Tanaman
holtikultural yaitu melitputi sayur mayur yaitu bawang merah, cabe merah,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Efendi et al. pada tahun 2016 di dua
kabupaten dan satu kota sentra produksi cabai di Provinsi Sumatera Barat yakni
Kabupaten 50 Kota, Agam, dan Kota Padang Panjang, kumbang koksi predator
yang ditemukan sebanyak 223 individu dari 10 spesies. Jumlah kumbang koksi
di Kabupaten Agam yaitu 88 individu dari 5 spesies dan di Kota Padang Panjang
koksi predator dipengaruhi oleh kondisi geografik dan keberadaan mangsa pada
10
yaitu, Kabupaten 50 Kota dan di dataran tinggi yaitu Kabupaten Agam dan Kota
predator adalah suhu. Jika dihubungan antara suhu dengan pola sebaran populasi
sexmaculatus dapat berkembang pada kisaran suhu yang luas yaitu pada kisaran
suhu 150-350C.
c.) C. melanophthalmus
Gambar 1. Jenis kumbang koksi yang ditemukan dalam penelitian Efendi et al. (2016)
di dua kabupaten dan satu kota sentra produksi cabai di Provinsi Sumatera
Barat.
11
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hendrival et al. pada tahun 2011
individu yang terdiri dari 353 individu dari jenis H. octomaculata, 638 individu
dari jenis M. sexmaculata, 121 individu dari jenis Scymnus sp., 372 individu dari
Gambar 2. Jenis kumbang koksi predator kutu daun yang ditemukan dalam penelitian
Hendrival et al. (2011) di lahan tanaman cabai Kecamatan Pakem Kabupaten
12
Sleman.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Biologi Fakultas MIPA Universitas Ahmad Dahlan. Kegiatan penelitian ini akan
dilaksanakan pada 27 Maret sampai dengan Mei 2019. Luas wilayah pengambilan
sampel kumbang koksi predator yaitu 5% dari luas total lahan tanaman cabai di
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian yaitu jarum pentul, ATK,
serangga, kamera
D. Cara Kerja
penelitian diambil 5% dari luas total 11,1 Ha, sehingga luas lokasi
12
13
hand picking dilakukan pada pukul 09.00-14.00 WIB dalam plot dengan
pertimbangan kumbang koksi predator aktif pada pagi hingga siang hari.
3. Pengawetan Sampel
dengan kuteks bening pada ujung dan menyentuh sampel pada sisi
4. Identifikasi Sampel
mengunakan mikroskop.
al. (2016).
E. Analisis Data
H’= -Ʃ pi log pi
Keterangan: pi = n/N
Shannon-Wiener adalah untuk menegtahui sebaran tiap jenis hewan dalam luasan
Pengukuran parameter
lingkungan (suhu, intensitas
Identifikasi kumbang koksi cahaya, kelembapan udara)
predator
Perhitungan keanekaragaman
kumbang koksi predator
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3. Jadwal Penelitian
No. Jenis kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4 5 6
1 Studi pustaka X X X X X X
2 Persiapan alat dan X X
bahan
3 Pelaksaan penelitian X X X
4 Analisis data X X
5 Penulisan skripsi dan X X X X X X
seminar