Anda di halaman 1dari 4

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Annelida berasal dari bahasa Latin, Annulus yang artinya cincin dan oidos yang
berarti bentuk. Jadi secara etimogi, Annelida berarti cacing yang memiliki bentuk tubuh yang
tersusun dari sejumlah segmen-segmen yang Annelida menberbentuk cincin. Annelida
mencakup cacing-cacing yang memiliki sistem metameri yang menjadi ciri khas dalam
phylum ini.

Annelida merupakan hewan-hewan yang bersifat kosmopolit, dimana hewan ini dapat
ditemukan pada berbagai jenis ekosistem, baik daratan yang lembab, perairan tawar maupun
perairan laut. Annelida telah memiliki suaru bentuk adaptasi fisiologis yang mendukung sifat
kosmopolit dari phylum ini. Berbagai proses fisiologis telah berkembang dengan baik
sehingga hewan ini mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana ia berada.

Dalam klasifikasi modern, Annelida dibedakan dalam empat kelas, yakni Polychaeta,
Olygochaeta dan Hirudinae. Dasar pengklasifikasian ini mengacu pada ciri morfologi,
fisiologi, maupun Anatomi dari hewan-hewan ini. Dengan demikian, kita akan menemukan
adanya perbedaan-perbrdaan cirri di antara tiap kelas dalam phylum ini.

Annelida ada yang bersifat parasit namun ada juga yang menguntungkan. Annelida
memegang peranan yang sangat penting bagi ekosistem, terutama dalam kehidupan manusia.
Beberapa spesies dalam phlum Annelida memegang peranan dalam upaya penyuburan tanah
dan ada pula yang menjadi bahan makanan maupun obat-obatan yang telah dikembangkan
sejak dahulu. Selain itu, beberapa spesies dari phylum ini dapat menjadi eksoparasit seperti
halnya pacet yang mengisap darah. Berbagai peranan tersebut menjadikan pengetahuan
mengenai phylum menjadi sangat penting

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis cacing yang merugikan bagi kehidupan sehari-hari (cacing parasit) ?

2. Bagaimana ciri-ciri dari cacing tersebut ?

3. Apakah cacing-cacing tersebut juga memiliki keuntungan bagi kehidupan sehari-

hari ?
1.3 Tujuan

Mengetahui jenis-jenis cacing yang merugikan bagi kehidupan sehari-hari serta


mengidentifikasi bentuk anatominya
BAB II. ISI

Cacing parasit bisa ditemukan langsung di saluran pencernaan (Neta 2006) contohnya
Acanthocephala maupun diinsang (Khairuinnisa 2007) contohnya Acanthocephala. Infeksi cacing
pada ikan yang hidup bebas merupakan inang perantara antara parasit dengan ikan yang
dibudidayakan. Selain itu, dari segi kesehatan manusia terdapat berbagai jenis cacing yang
menginfeksi ikan juga bisa menginfeksi manusia (Sarjito dan Desrina 2005). Dalam budidaya
ikan, penyakit ikan dapat mengakibatkan kerugian ekonomis. Beberapa jenis cacing parasit yang
sering menginfeksi ikan bandeng diantaranya Digenea gen. sp., Monogenea gen. Jurnal Perikanan
dan Kelautan Vol. 4 No. 4 : 251-257. Desember 2014
252 Juniardi et al.

sp., Cestoda Scolex pleuronectis pleroceoid, Nematoda gen. sp., Acanthocephalus sp., Cavisoma
magnus (FAO 1997). Hasil penelitian Mas’ud (2011) menunjukkan bahwa tingkat prevalensi
Dactylogyrus sp pada insang benih bandeng (Chanos chanos) berturut-turut dari yang tertinggi
adalah Desa Pedurungan (86,67%), Desa Rayung (66,67%) dan Desa Dalung (53,33%). Oleh
karena itu maka pengetahuan tentang infeksi penyakit cacing pada ikan diperlukan sebagai
dasar untuk keberhasilan kegiatan budidaya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
menginventarisasi serta mengetahui nilai intrensitas dan prevalensi ikan yang terinfeksi parasit
cacing parasit pada ikan bandeng di Tambak Desa Ketapang Kecamatan Mauk Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten.

Kelas nematoda merupakan kelompok parasit yang memiliki intensitas paling sering menginfeksi
ikan bandeng. Parasit Nematoda yang paling sering menginfeksi ikan ialah Nematoda 1 sebesar
20 ind/ekor masuk ke dalam katagori infeksi sedang, artinya 20 dari 200 ikan bandeng terinfeksi
oleh cacing Nematoda 1. Infeksi parasit kedua setelah Nematoda 1 ialah genus Anisakis dengan
intensitas 4 ind/ekor masuk kedalam katagori infeksi ringan, artinya 4 ind/ekor dari 200 ikan
bandeng hasil budidaya di Tambak Desa Ketapang Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten terserang parasit dari genus Anisakis. Infeksi parasit ketiga yaitu dari genus
Procamallanus dengan intensitas serangan 3 ind/ekor masuk dalam katagori serangan infeksi
ringan artinya 3 ind/ekor dari 200 ikan bandeng hasil budidaya di Tambak Desa Ketapang
Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Provinsi Banten terserang parasit dari genus
Procamallanus. Infeksi parasit keempat dari genus Dichelyne dan yang kelima dari genus
Rhabdochona memiliki intensitas sebesar 1 masuk kedalam katagori infeksi ringan, artinya 1 dari
200 ikan bandeng hasil di Tambak Desa Ketapang Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten terinfeksi cacing parasit dari genus Dicheline dan Rhabdochona.
Genus Digenea 1 merupakan parasit ke dua yang sering menginfeksi ikan bandeng hasil
budidaya di Tambak Desa Ketapang Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Provinsi Banten
dengan intensitas serangan 3 masuk dalam katagori infeksi ringan, maka 3 dari 200 ikan
bandeng hasil budidaya di Tambak Desa Ketapang Kecamatan Mauk Kabupaten
TangerangProvinsi Banten terinfeksi cacing parasit dari genus Digenea.
Parasit yang ditemukan pada bagian kulit
permukaan tubuh dan rongga mulut ikan kerapu
macan dan kerapu sunu dikenal dengan nama
lintah dari phylum Annelida, kelas Hirudinea,
famili Piscicolidae dan spesies Piscicola sp. (Roberts,
1978). Parasit ini mempunyai panjang total
antara 1.20 - 19.30 mm dan lebar 0.10 - 1.42
mm, serta berwarna kehitam-hitaman. Parasit ini
pernah ditemukan menempel pada ikan kerapu
lumpur dan kakap putih (Diani et al, 1995).
Parasit Piscicola sp. memiliki tubuh yang beruas.
Tubuhnya dilengkapi 2 buah alat penghisap
(sucker). Alat penghisap yang pertama terletak
di bagian kepala (anterior sucker) dan yang kedua
ukurannya lebih besar terletak di bagian
Diani, S., P. Sunyoto dan E. Danakusumah, Derajat Infestasi Ektoparasit Hirudinea Piscicola sp … 3
punggung (posterior sucker). Hewan ini memiliki
bentuk mata di bagian kepala (Roberts,
1978). Sachlan (1952) mengatakan bahwa parasit
ini mempunyai panjang 2 cm dan lebar 3
mm serta berwarna merah.

Kabata (1985) mengatakan bahwa parasit


Piscicola sp. ditemukan terutama menyerang ikan
laut dan beberapa spesies ikan air tawar.
Setiap jenis parasit biasanya mempunyai habitat
tertentu pada organ inang sebagai tempat hidupnya
(Fernando et al, 1972). Menurut Brotowidjoyo
(1987), tingkat serangan ektoparasit terhadap
inangnya terbagi dalam dua tingkat yaitu
infestasi (tahap awal serangan) dan infeksi (tahap
perusakan jaringan).

b. Peranan Annelida yang merugikan


 Menimbulkan penyakit cacing pita, cacing darah, cacing hati, cacing perut, cacing kremi, cacing
tambang, cacing filaria.
 Menyebabkan anemia, seperti cacing darah, cacing tambang, pacet, dan lintah.

Anda mungkin juga menyukai