Anda di halaman 1dari 107

SSBM – 05 = ALOKASI WAKTU DAN PENJADWALAN

PELATIHAN
PELAKSANA MADYA PERAWATAN
GEDUNG
(SITE SUPERVISOR OF BUILDING
MAINTENANCE)

2005

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

KATA PENGANTAR

Buku Alokasi Waktu dan Penjadwalan ini merupakan salah satu modul dari seluruh
modul yang harus dikuasai oleh Peserta Pelatihan Pelaksana Madya Perawatan
Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance).

Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana Para
Peserta Pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of
Building Maintenance) ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal pekerjaan
Perawatan Bangunan Gedung.

Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari segi materi
sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam rangka perbaikan dan
penyempurnaan modul ini.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -i-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -ii-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

LEMBAR TUJUAN

MODUL PELATIHAN : Pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan


Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :


Mampu mengawasi pekerjaan perawatan bangunan gedung sesuai dengan metode dan
prosedur yang dapat diterima, dinyatakan pada gambar teknik dan spesifikasi seperti pada
dokumen kontrak dan perjanjian kerja.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :


Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Melaksanakan sesuai spesifikasi struktur bangunan gedung.
3. Melaksanakan sesuai spesifikasi arsitektur bangunan gedung.
4. Melaksanakan sesuai spesifikasi utilitas bangunan gedung.
5. Membuat alokasi waktu dan penjadwalan.
6. Membuat perhitungan rancangan anggaran biaya.
7. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak.
8. Menggunakan teknologi bahan, bangunan dan konstruksi.
9. Menggunakan Komputer
10. Menjelaskan rekayasa bangunan.
11. Menggunakan perlengkapan dan metode kerja.
12. Melaksanakan manajemen pemeliharaan & perawatan bangunan gedung.
13. Melaksanakan manajemen supervisi lapangan & pelaporan.
14. Menjelaskan pranata pembangunan.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -iii-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

NO. DAN JUDUL MODUL : SSBM - 05 ALOKASI WAKTU DAN PENJADWALAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mempelajari modul, peserta mampu membuat alokasi waktu dan penjadwalan dan
menerapkan prinsip perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung sesuai ketentuan
dokumen kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan perawatan bangunan
gedung sesuai peraturan yang berlaku sehingga layak difungsikan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Melakukan analisa volume pekerjaan.
2. Melakukan analisa kecepatan pekerjaan.
3. Melakukan analisa alokasi waktu pekerjaan.
4. Melakukan penjadwalan pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -iv-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


LEMBAR TUJUAN ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN
PELAKSANA MADYA PERAWATAN BANGUNAN
GEDUNG (Site Supervision of Building
Maintenance) .................................................................................................... vi
DAFTAR MODUL................................................................................................................. vii
PANDUAN INSTRUKTUR .................................................................................................. viii

BAB I ANALISA VOLUME PEKERJAAN


1.1 Pekerjaan Struktur ............................................................................. I-1
1.1.
1

C
a
r
a

P
e
n
g
u
k
u
r
a
n

B
e
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -v-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

t
o
n

I
-
1
1.1.
2

P
e
n
g
u
k
u
r
a
n

U
n
t
u
k

P
e
k
e
r
j
a
a
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -vi-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

B
e
t
o
n

Y
a
n
g

D
i
p
e
r
b
a
i
k
i

I
-
2
1.1.
3

C
a
r
a

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -vii-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

P
e
n
g
u
k
u
r
a
n

B
a
j
a

T
u
l
a
n
g
a
n

I
-
2
1.1.
4

P
e
n
g
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -viii-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

u
k
u
r
a
n

B
a
j
a

S
t
r
u
k
t
u
r

I
-
2
1.1.
5

A
d
u
k
a
n

S
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -ix-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

e
m
e
n

I
-
3
1.1.
6

P
e
n
g
u
k
u
r
a
n

u
n
t
u
k

P
e
m
b
a
y
a
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -x-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

r
a
n

P
a
s
a
n
g
a
n

B
a
t
u

I
-
3
1.2 Pengendalian Kondisi Bangunan............................................................... I-4
1.2.
1

P
e
n
g
u
k
u
r
a
n
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xi-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

U
n
t
u
k

P
e
m
b
a
y
a
r
a
n

P
e
n
g
e
m
b
a
l
i
a
n

K
o
n
d
i
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xii-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

s
i

I
-
4
1.2.
2

P
e
n
g
u
k
u
r
a
n

P
e
k
e
r
j
a
a
n

P
e
n
g
e
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xiii-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

m
b
a
l
i
a
n

K
o
n
d
i
s
i

L
a
i
n
n
y
a

I
-
4
1.3 Pengukuran Kuantitas Pekerjaan .............................................................. I-5
1.3.
1

P
e
n
g
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xiv-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

u
k
u
r
a
n

D
a
n

P
e
m
b
a
y
a
r
a
n

U
n
t
u
k

P
e
k
e
r
j
a

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xv-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

I
-
5
1.3.
2

P
e
n
g
u
k
u
r
a
n

D
a
n

P
e
m
b
a
y
a
r
a
n

U
n
t
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xvi-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

u
k

P
e
r
a
l
a
t
a
n

I
-
6
1.3.
3

P
e
n
g
u
k
u
r
a
n

U
n
t
u
k
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xvii-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

B
a
h
a
n

I
-
6
1.3.
4

P
e
m
b
a
y
a
r
a
n

U
n
t
u
k

B
a
h
a
n
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xviii-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

I
-
6
1.4 Pengukuran Kuantitas Pekerjaan Pemeliharaan
Rutin .................................................................... I-7
1.4.
1

P
e
n
g
u
k
u
r
a
n

U
n
t
u
k

P
e
m
b
a
y
a
r
a
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xix-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

I
-
7
1.4.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xx-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

BAB II ANALISA KECEPATAN PEKERJAAN


2.1 Pengertian ............................................................................. II-1
2.2 Menggambar Diagram Jaringan Kerja (Network
Planning) ............................................................. II-2
2.3 Lintasan Kritis ............................................................................. II-4
BAB III ANALISA ALOKASI WAKTU PEKERJAAN
3.1 Pengertian .................................................................................................... III-1
3.2 Kegiatan Pelaksanaan ................................................................................ III-1
3.3 Waktu ........................................................................................................... III-3
3.4 Penggambaran Jadwal ............................................................................... III-4

BAB IV PENJADWALAN PEKERJAAN


4.1 Pengertian ............................................................................. IV-1
4.2 Membuat Diagram Batang ......................................................................... IV-2
4.3 Fungsi ............................................................................. IV-4

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

HAND OUT

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xxi-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN


PELAKSANA MADYA PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG
(Site Supervision of Building Maintenance)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Pelaksana Madya


Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance)
dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang
didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Pelaksana
Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance)
unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan
kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen
Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus
pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan


Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul
pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan
pengajaran dalam pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site
Supervisor of Building Maintenance).

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xxii-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

DAFTAR MODUL

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung


Jabatan Kerja :
(Site Supervisor of Building Maintenance)

Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SSBM – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2 SSBM – 02 Spesifikasi Struktur Bangunan Gedung

3 SSBM – 03 Spesifikasi Arsitektur Bangunan Gedung

4 SSBM – 04 Spesifikasi Utilitas Bangunan Gedung

5 SSBM – 05 Alokasi Waktu dan Penjadwalan


6 SSBM – 06 Perhitungan Rancangan Anggaran Biaya

7 SSBM – 07 Dokumen Kontrak

8 SSBM – 08 Teknologi Bahan, Bangunan & Konstruksi

9 SSBM – 09 Komputer

10 SSBM – 10 Rekayasa Bangunan

11 SSBM – 11 Perlengkapan dan Metode Kerja


Manajemen Pemeliharaan & Perawatan Bangunan
12 SSBM – 12
Gedung
13 SSBM – 13 Manajemen Supervisi Lapangan dan Pelaporan

14 SSBM – 14 Pranata Pembangunan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xxiii-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

PANDUAN INSTRUKTUR

A. UMUM

NAMA PELATIHAN : Pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan


Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance)

KODE MODUL : SSBM - 05

JUDUL MODUL : ALOKASI WAKTU DAN PENJADWALAN

DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan Analisa Volume


Pekerjaan, Analisa Kecepatan Pekerjaan, Analisa
Alokasi Waktu Pekerjaan, Penjadwalan Pelaksanaan
Pekerjaan untuk pelatihan pelaksana madya perawatan
bangunan gedung.

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 2 (Dua) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xxiv-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

B. RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan
▪ Menjelaskan tujuan
▪ Mengikuti penjelasan TIU OHT
instruksional umum(TIU) dan
dan TIK dengan tekun dan
Tujuan instruksional khusus
aktif
(TIK). ▪ Mengikuti penjelasan
▪ Menjelaskan maksud dan maksud dan tujuan alokasi
tujuan alokasi waktu dan
waktu dan penjadwalan.
penjadwalan.
▪ Mengikuti penjelasan
▪ Menjelaskan pengertian
pengertian alokasi waktu
alokasi waktu dan
dan penjadwalan.
penjadwalan.
▪ Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
Waktu : 5 menit jelas.

2. Ceramah : Bab I, Analisa


▪ Mengikuti penjelasan, OHT
volume pekerjaan uraian atau bahasan
Memberikan penjelasan, uraian instruktur dengan tekun
atau-pun bahasan mengenai : dan aktif.
Analisa volume pekerjaan.
▪ Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
Waktu : 25 menit
jelas.

3. Ceramah : Bab II, Analisa ▪ Mengikuti penjelasan, OHT


kecepatan kerja uraian atau bahasan
Memberikan penjelasan, uraian instruktur dengan tekun
atau-pun bahasan mengenai : dan aktif.
Analisa kecepatan kerja. ▪ Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
Waktu : 20 menit jelas.

4. Ceramah : Bab III, Analisa ▪ Mengikuti penjelasan, OHT


alokasi waktu kerja uraian atau bahasan
Memberikan penjelasan, uraian instruktur dengan tekun
atau-pun bahasan mengenai : dan aktif.
Analisa alokasi waktu kerja. ▪ Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
Waktu : 20 menit jelas.

5. Ceramah : Bab IV, Penjadwalan ▪ Mengikuti penjelasan, OHT


Memberikan penjelasan, uraian uraian atau bahasan
atau-pun bahasan mengenai : instruktur dengan tekun
Penjadwalan. dan aktif.
▪ Mengajukan pertanyaan
Waktu : 20 menit apabila ada yang kurang
jelas.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xxv-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) -xxvi-
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

BAB I
ANALISA VOLUME PEKERJAAN

1.1 PEKERJAAN STRUKTUR

1.1.1 Cara Pengukuran Beton

Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan


beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi
yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan
garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya
yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan,
selongsong pipa (conduit).

Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang


akan dilakukan untuk cetakan, perancah untuk balok dan
lantai pemompaan, penyelesaian akhir permukaan,
pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaan
beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap
termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.

Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang


akan dilakukan untuk pelat (plate) beton pracetak untuk
acuan yang terletak di bawah lantai (slab) beton Pekerjaan
semacam ini dianggap telah termasuk di dalam harga
penawaran untuk beton sebagai acuan.

Kuantitas bahan untuk landasan, baja tulangan dan mata


pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur
yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk
dibayarkan seperti disyaratkan dalam Spesifikasi.

Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar
sebagai beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton
Struktur haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui oleh

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-1
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

Direksi Pekerjaan sebagai K250 atau lebih tinggi dan Beton


Tak Bertulang haruslah beton yang disyaratkan atau
disetujui untuk K175 atau K125. Bilamana beton dengan
mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk
digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih
rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton
dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.

1.1.2 Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki

Bilamana pekerjaan telah diperbaiki kuantitas yang akan


diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus
dibayar bilamana pekerjaan semula telah memenuhi
ketentuan.

Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap


peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah (aditif),
juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan
atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk
mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

1.1.3 Cara Pengukuran Baja Tulangan

Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang


dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah kilogram yang
dipasang harus dihitung dari panjang aktual yang dipasang,
atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat
dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau
kilogram per meter persegi luas anyaman. Satuan berat
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan didasarkan atas
berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila
Direksi Pekerjaan memerintahkan, atas dasar pengujian
penimbangan yang dilakukan Kontraktor pada contoh yang
dipilih oleh Direksi Pekerjaan.
Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan
untuk penempatan atau pengikatan baja tulangan pada

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-2
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk


pembayaran.
Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton
bertulang atau struktur lain di mana pembayaran terpisah
untuk struktur yang lengkap telah disediakan dalam Seksi
lain dari Spesifikasi ini, tidak boleh diukur untuk pembayaran
menurut Seksi ini.

1.1.4 Pengukuran Baja Struktur

Kuantitas baja struktur yang akan diukur untuk pembayaran


sebagai jumlah dalam kilogram pekerjaan yang telah selesai
di tempat dan diterima. Untuk menghitung berat nominal dari
baja roll atau besi tuang, maka bahan-bahan tersebut
dianggap mempunyai berat volume 7.850 kilogram per meter
kubik. Berat logam lainnya harus sebagaimana yang
ditunjukkan dalam Gambar atau disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

Berat bahan yang dihitung harus merupakan berat nominal


dari pekerjaan baja yang telah selesai dikerjakan, terdiri dari
pelat, bagian-bagian yang dirol, penghubung geser (shear
connector), pengaku, penjepit, paking, pelat sambungan dan
semua perlengkapan, tanpa adanya kelonggaran untuk
keuntungan sampingan dan penyimpangan yang diijinkan
lainnya atas berat standar atau dimensi nominal dan
termasuk berat las, fillet, baut, mur, ring, kepala paku keliling
dan lapisan pelindung. Tidak ada pengurangan yang dibuat
untuk penakikan, lubang baut dan lubang paku keling dan
sebagainya dengan luas kurang dari 0,03 m 2.

Pengecatan atau lapisan pelindung lainnya tidak akan


dibayar, biaya pekerjaan ini dianggap telah termasuk dalam
harga penawaran untuk pekerjaan baja struktur.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-3
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

1.1.5 Adukan Semen

Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah . Pekerjaan ini
harus dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang
diuraikan dalam Spesifikasi ini dan biaya dari pekerjaan telah termasuk dalam
Harga Kontrak yang telah dimasukan dalam berbagai mata pembayaran.

1.1.6 Pengukuran untuk Pembayaran Pasangan Batu

Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter


kubik sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan
diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang ditentukan
oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.

Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis


yang disetujui harus tidak diukur atau dibayar.

Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan


kembali dengan bahan porous atau kantung penyaring harus
diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, seperti yang
disebutkan dalam Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau
pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk
penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa,
juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk galian dan
penimbunan kembali yang diperlukan.

1.2 PENGENDALIAN KONDISI BANGUNAN

1.2.1 Pengukuran Untuk Pembayaran Pengembalian Kondisi

Pengukuran atas setiap Mata Pembayaran untuk pekerjaan pengembalian kondisi


bangunan lama, yaitu :
• Pintu kamar mandi
• Handel dan kunci pintu
• Plafond
• Peralatan sanitary
• Bak mandi
• Kran air
• Saklar dan stop kontak
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-4
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

Dimana terdapat spesifikasi bahan yang serupa dengan bahan yang terdapat dalam
Spesifikasi, harus mencakup semua operasi pengembalian kondisi seperti
pemasokan, pemasangan dan pembersihan.

Pengukuran Mata Pembayaran pengembalian kondisi yang terdaftar di bawah ini


harus mencakup semua operasi pengembalian kondisi seperti pemasokan dan
penyelesaian akhir setiap jenis pekerjaan yang diuraikan dalam Spesifikasi.

1.2.2 Pengukuran Pekerjaan Pengembalian Kondisi Lainnya

Pekerjaan pengembalian kondisi bangunan lama yang dirancang oleh Direksi


Pekerjaan yang tidak tercakup pada pekerjaan dalam pasal-pasal yang berkaitan
dengan tersebut di bawah :

1. Pengukuran pekerjaan pengembalian kondisi untuk lantai khusus;


2. Pengukuran pekerjaan pengembalian kondisi untuk arsitektur;

Harus diukur untuk pembayaran menurut berbagai Mata


Pembayaran sesuai dengan bahan yang digunakan dalam
pekerjaan, atau jika diperlukan Pekerjaan Harian sesuai
dengan Spesifikasi.

Pekerjaan pengembalian kondisi yang termasuk dalam


kategori ini tetapi harus tidak terbatas pada setiap atau
semua operasi berikut ini :

1. Pemasokan dan pengoperasian kran


2. Pemasokan, pemasangan, pemeliharaan dan pembongkaran susunan perancah
khusus.
3. Pemasokan dan operasi pekerjaan sementara khusus seperti dongkrak hidrolik.
4. Pembuatan, pemasokan, pemasangan dan penyelesaian elemen-elemen baja
struktur.
5. Perbaikan setempat di lapangan pada elemen-elemen baja struktur atau penge-
lasan yang rusak atau retak.
6. Pembongkaran dan penggantian pengencang struktur yang berkarat pada
struktur tangga darurat.
7. Penggantian dan pelumasan perletakan rol logam yang tidak berfungsi dalam lift
dan eskalator.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-5
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

8. Pembuatan, pemasokan, pemasangan dan penyelesaian dari penggantian


plumbing.
9. Semua pekerjaan pengembalian kondisi yang diperlukan untuk sanitasi dan
kamar mandi.

1.3 PENGUKURAN KUANTITAS PEKERJAAN

1.3.1 Pengukuran Dan Pembayaran Untuk Pekerja

Pengukuran pekerja untuk pembayaran menurut Pekerjaan Harian harus


dilakukan menurut jam kerja aktual dari penggunaan pekerja yang disahkan pada
Harga Satuan untuk berbagai jenis pekerja yang dimasukkan oleh Kontraktor
dalam Daftar dan Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran itu
haruslah merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini :

1. Upah pekerja, pajak, bonus, asuransi, tunjangan hari libur, akomodasi dan
fasilitas kesejahteraan, pengobatan, seluruh tunjangan serta biaya lainnya yang
diuraikan dalam "Peraturan Tenaga Kerja Indonesia", Petunjuk Untuk
Penanaman Modal Asing, yang diterbitkan oleh Biro Hukum, Departemen
Tenaga Kerja;
2. Penggunaan dan pemeliharaan perkakas tangan;
3. Biaya transportasi ke dan dari lokasi pekerjaan yang dilaksanakan;
4. Seluruh biaya administrasi dan keuangan yang bersangkutan, pengawasan di
luar mandor, dan biaya pelengkap lainnya serta biaya umum (over head) yang
diperlukan untuk memobilisasi pekerja ke lokasi pekerjaan;
5. Laba.

1.3.2 Pengukuran dan Pembayaran Untuk Peralatan

Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut Pekerjaan Harian, baik


peralatan yang disewa atau milik Kontraktor harus dilakukan sesuai jam kerja
aktual dari penggunaan peralatan yang disahkan pada Harga Satuan menurut
jenis peralatan yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana
harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan sudah termasuk
kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini :

1. Supir, operator dan pembantunya;


2. Bahan bakar dan perbekalan yang habis dipakai lainnya;
3. Turun mesin (overhaul), perbaikan dan penggantian;

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-6
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

4. Waktu lowong dan waktu perjalanan di lapangan;


5. Pengeluaran yang telah ditetapkan, biaya untuk keperluan lapangan dan kantor
pusat dan semua biaya umum;
6. Biaya pemindahan peralatan ke dan dari lapangan;
7. Laba.

1.3.3 Pengukuran Untuk Bahan

Kuantitas Pekerjaan Harian yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas


bahan yang aktual digunakan dalam Pekerjaan Harian sebagaimana yang
dibuktikan dengan kwitansi pemasok dan catatan pekerjaan harian yang telah
disetujui.

1.3.4 Pembayaran Untuk Bahan

Untuk bahan “khusus” (tidak terdapat dalam Harga Satuan


Dasar yang tercantum dalam Penawaran) yang telah
digunakan dalam Pekerjaan Harian, pembayaran harus
berdasarkan harga netto yang dibayarkan oleh Kontraktor
untuk bahan-bahan yang didatangkan ke lapangan,
sebagaimana tertulis dalam faktur tagihan dari pemasok, di
mana harga tersebut harus ditambah sebesar 15 persen dari
jumlah harga bahan yang bersangkutan. Pembayaran yang
demikian harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk
penyediaan bahan, termasuk biaya-biaya :
1. Pengadaan dan pengiriman ke lapangan;
2. Penerima di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan,
penyimpanan, peng-ujian, perlindungan dan
penanganan secara umum;
3. Pembuangan bahan sisa;
4. Biaya administrasi dan akuntan dan semua biaya umum
lainnya yang bersangkutan;
5. Laba.
Pembayaran semua bahan yang telah digunakan dalam
Pekerjaan Harian, harus diambilkan dari seluruh anggaran
yang telah ditetapkan untuk Pekerjaan Harian menurut
Daftar Kuantitas dan Harga atau, menurut pendapat Direksi
Pekerjaan, harus dari Mata Pembayaran lain di mana
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-7
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

terdapat kelebihan anggaran. Dalam setiap hal, suatu


Variasi (pekerjaan tambah/kurang) yang telah
ditandatangani akan diperlukan sebelum pembayaran bahan
yang digunakan dalam Pekerjaan Harian yang disetujui.

1.4 PENGUKURAN KUANTITAS PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN

1.4.1 Pengukuran untuk Pembayaran

Semua pekerjaan yang dirancang oleh Direksi Pekerjaan


sebagai pekerjaan pemeliharaan rutin menurut batas-batas
yang diberikan dalam Spesifikasi, harus disahkan untuk
pembayaran setiap bulan berdasarkan pengesahan tertulis dari
Direksi Pekerjaan dimana standar pelayanan bangunan
minimal telah dipelihara dengan baik menurut ketentuan dalam
Spesifikasi.

Untuk tempat-tempat dimana Pemilik Gedung telah


menentukan bahwa cakupan pekerjaan lebih besar dari batas-
batas untuk pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan dalam
Spesifikasi, pekerjaan yang telah dilaksanakan akan
diklasifikasi sebagai pekerjaan pengembalian kondisi dan tidak
akan dibayar menurut Seksi ini. Pengukuran dan pembayaran
harus dilakukan berdasarkan kuantitas bahan yang aktual
digunakan dalam pekerjaan, sebagaimana ditentukan dalam
Spesifikasi.

1.4.2 Dasar Pembayaran

Pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan di atas harus


dibayar dari harga lump sum dalam Kontrak untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah dan dalam Daftar
Kuantitas Harga tersebut harus mencakup semua kompensasi
Kontraktor untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan,
perkakas dan keperluan lainnya yang perlu atau lazim untuk
pekerjaan pemeliharaan sampai diterima oleh Pemilik Gedung.

Dengan syarat diterbitkannya pengesahan tertulis setiap bulan


dari Pemilik atas kinerja Kontraktor yang memenuhi ketentuan
dalam pelaksanaan semua operasi pemeliharaan rutin yang

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-8
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab I: Analisa Volume Pekerjaan

diperlukan, maka Mata Pembayaran lump sum harus


dibayarkan kepada Kontraktor.

1.1 PEKERJAAN STRUKTUR ....................................................................................... 1


1.1.1 Cara Pengukuran Beton ...................................................................................... 1
1.1.2 Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki ....................................... 2
1.1.3 Cara Pengukuran Baja Tulangan ....................................................................... 2
1.1.4 Pengukuran Baja Struktur ................................................................................... 3
1.1.5 Adukan Semen .................................................................................................... 4
1.1.6 Pengukuran untuk Pembayaran Pasangan Batu.................................................. 4
1.2 PENGENDALIAN KONDISI BANGUNAN ............................................................ 4
1.2.1 Pengukuran Untuk Pembayaran Pengembalian Kondisi .................................... 4
1.2.2 Pengukuran Pekerjaan Pengembalian Kondisi Lainnya ..................................... 5
1.3 PENGUKURAN KUANTITAS PEKERJAAN ......................................................... 6
1.3.1 Pengukuran Dan Pembayaran Untuk Pekerja ..................................................... 6
1.3.2 Pengukuran dan Pembayaran Untuk Peralatan ................................................... 6
1.3.3 Pengukuran Untuk Bahan ................................................................................... 7
1.3.4 Pembayaran Untuk Bahan .................................................................................. 7
1.4 PENGUKURAN KUANTITAS PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN ........... 8
1.4.1 Pengukuran untuk Pembayaran .......................................................................... 8
1.4.2 Dasar Pembayaran .............................................................................................. 8

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) I-9
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

BAB II
ANALISA KECEPATAN PEKERJAAN

2.1 PENGERTIAN

Network Planning dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah jaringan


kerja atau jaringan kegiatan atau gambar pekerjaan, seluruh
kegiatan/pekerjaan konstruksi.

Mengapa perlu Network Planning ?

Untuk pekerjaan yang mempunyai daftar kegiatan yang banyak, dan


hubungan atau kaitan dari kegiatan-kegiatan itu sangat komplek, maka
penjadwalan dengan barchart malah sulit. Oleh karena itu dikembangkan oleh
ahli-ahli bidang system penjadwalan kerja, dalam bentuk jaringan kerja atau
network planning.

Contoh suatu network planning yang sederhana :

1 2 3 4 5

A = Galian Pondasi
B = Pasang Pondasi
C = Membuat Kozen
D = Pasang Dinding dan Stel Kozen
E = Pembuatan Rangka Atap
F = Pekerjaan Atap

Untuk dapat membaca atau membuat network planning, maka perlu dikenali
symbol-symbol serta cara-cara menggambar suatu network.
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-1
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

2.2 MENGGAMBAR DIAGRAM JARINGAN KERJA (NETWORK


PLANNING)

a. Symbol
: Aktivitas, job, kegiatan

: Event, milstone, peristiwa

: Dummy, penghubung peristiwa

: Node Arrow node


Event job event
(beginning) (end)

Catatan

P
a
n
j
a
n
g

a
r
r
o
w

t
i

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-2
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

d
a
k

m
e
n
y
a
t
a
k
a
n

l
a
m
a
n
y
a

w
a
k
t
u

p
e
l
a
k

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-3
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

s
a
n
a
a
n
,

t
e
t
a
p
i

m
e
m
p
u
n
y
a
i

d
i
m
e
n
s
i

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-4
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

a
k
t
u
.

Beberapa aturan untuk menggambar Network Planning

➢ Setiap kegiatan dinyatakan dengan anak panah daripada


kepala/ekornya ditandai dengan angka. Pada diagram aktivitas berikut
ini, kegiatan G belum bisa dimulai sampai kejadian 9 telah dicapai dan
ini selesai pada kejadian 10.

9 10

Pekerjaan-pekerjaan yang langsung mengikuti, maka masing-masing


dihubungkan dengan simpul yang sama.
Diagram berikut, kegiatan A berakhir disimpul 2 dan kegiatan B dimulai
pada simpul 2.

1 2 3

Pekerjaan-pekerjaan yang ekornya berpangkal pada waktu yang sama


boleh dikerjakan pada waktu yang sama. Ini berarti bahwa dalam diagram
berikut (dibawah) kegiatan R dan S tidak dapat dimulai, tapi pekerjaan R
tidak perlu menunggu pekerjaan S dan sebaliknya.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-5
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

b. Dummy (kegiatan semu)

Suatu pekerjaan disebut semu jika kegiatan tersebut mempunyai waktu


sama dengan nol (duration = 0) dan digambarkan dengan anak panah
putus-putus. Sangat mudah membayangkan symbol kegiatan semu.
Berikut ini symbol kegiatan semu yang digunakan untuk menunjukkan
hubungan waktu antara kejadian-kejadian.

Dibawah ini contoh network pembuatan pondasi plat beton :

B
4

A D E
1 2 5 6
3

C
3

A = Pekerjaan persiapan D = Gali Tanah


B = Membuat Cetakan E = Pemasangan cetakan dan besi
C = Membuat pembesian F = Cor
Kegiatan semu mulai dari kejadian 4 menuju 5. Semua kegiatan semu
adalah untuk mengingatkan kita bahwa acuan akhir (5-6) tidak dapat
dilaksanakan sebelum galian selesai (2-5).

Lama kegiatan (Duration)


Lama kegiatan dari suatu kegiatan biasanya dinyatakan dengan angka
dibawah symbol kegiatan.
Contoh:

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-6
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

a
n
d
a
/
a
n
g
k
a

d
i
b
a
w
a
h

a
n
a
k

p
a
n
a
h

m
e
n
u

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-7
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

n
j
u
k
k
a
n

p
e
r
k
i
r
a
a
n

w
a
k
t
u

d
a
r
i

l
a
m
a
n

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-8
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

y
a

s
u
a
t
u

k
e
g
i
a
t
a
n

4
B
3
A D E
1 2 5 6
3 1 1
2 C

A = 3 hari, B = 3 hari, C = 2 hari, D = 1 hari, E = 1 hari, F = 1 hari.

2.3 LINTASAN KRITIS

Sekarang kita mendapatkan semua informasi yang diperlukan untuk


mempersiapkan Network suatu proyek. Kita mengetahui lamanya setiap
kegiatan dan bagaimana mengklopkannya, ini maksudnya bahwa sekarang
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-9
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

mungkin memperoleh waktu minimum, untuk menyelesaikan proyek dan


kegiatan-kegiatan harus diselesaikan tepat pada waktunya bila periode waktu
kontrak minimum tidak dapat dicapai.
Lintasan pada Network yang menunjukkan semua kegiatan kritis disebut
lintasan Kritis.

Mencari Lintasan Kritis


Perhatikan Diagram Network diatas dan hitung waktu yang diambil untuk
mendapatkan dari kejadian 1 sampai kejadian 7, sampai anda telah
mengerjakannya tandai lintasan melalui diagram yang memberikan sejumlah
waktu. Jangan melangkah ke hal yang lain sebelum anda membuat ini.
Total waktu dari kejadian 1 sampai kejadian 7 adalah 8 (delapan) hari lintasan
yang menunjukkan jumlah kegiatan terlama adalah lintasan yang melalui
kejadian-kejadian 1 – 2 – 3 – 5 – 6 – 7, termasuk kegiatan semu, tapi hal ini
tidak mempengaruhi perhitungan analisa Network.

4
B
3
A D E
1 2 5 6
3 1 1
2 C

Jadi lintasan kritis adalah lintasan 1 – 2 – 3 – 5 – 6 – 7 ialah merupakan


lintasan kritis. Lintasan kritis ialah lintasan melalui diagram yang menghasilkan
sejumlah lamanya kegiatan yang memberikan total waktu terpanjang/lama.

Berapa lintasan dapat ditunjukkan seperti dibawah ini :

Lintasan Kejadian Total Waktu Keterangan

1–2–3–5–6–7 8 hari Lintasan Kritis

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-10
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

1–2–5–6–7 6 hari

1–2–4–5–6–7 7 hari

Harus diingat, Lintasan kritis memberikan waktu terpanjang yang


menunjukkan jumlah waktu, karena ini mencakup semua kegiatan kritis.

Anggap sekarang bahwa penyelesaian pekerjaan galian dijadwalkan 4 hari


menggantikan yang satu hari.

6
4
B 6

3
A 3 D E
1 2 5 6
3 3 1 1
C

Buat sebagaimana halaman sebelumnya dan isi tabel berikut :

Lintasan Kejadian Total Waktu Keterangan

Tanda lintasan kritis pada diagram Network di atas :


1. Mempunyai waktu panjang
2. Total waktu sepanjang lintasan kritis adalah waktu minimum dari seluruh
kegiatan proyek, apabila sesuatu berjalan sesuai dengan rencana.
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-11
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

a. Waktu paling awal (Earliest Even Time = EET)

➢ Setiap kejadian didalam Network mempunyai waktu/tanggal paling awal


yang memungkinkan pekerjaan dapat dimulai.
Waktu paling awal dimana suatu kejadian dapat mengambil tempat
ditandai diruangan kiri dari kejadian.

Waktu paling awal

Nomor kejadian

Cara menghitung waktu paling awal


Waktu paling awal dihitung dimulai dengan kejadian 1 dan berjalan
melalui Network, dari kiri kekanan. Untuk setiap kegiatan, waktu paling
awal dihitung dengan menambahkan waktu paling awal sebelumnya
dengan lamanya kegiatan sebelum kejadian tersebut.
Akan tetapi apabila lebih dari satu kegiatan bertemu pada suatu
kejadian (termasuk kegiatan semu), misal kejadian 5 harus diingat
bahwa waktu paling awal yang memungkinkan adalah jika seluruh
pekerjaan sebelumnya selesai.

Kejadian No. 1
Waktu paling 6
4
Awal = 0 B
3
0 A 3 D
1 2 5
3
C
Kejadian No. 2 5
3
Waktu paling
Awal = 3

Sebelum melangkah berikutnya, agar diisi waktu paling awal untuk


kejadian-kejadian selanjutnya.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-12
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Untuk kejadian No.5 anda harus hati-hati.


Kejadian No.5 anda harus memperhatikan 3 lintasan yang mempunyai
waktu berlainan.

Lintasan : 1–2–3–5 = 3 (A) + 3 (B) = 6


1–2–5 = 3 (A) + 1 (D) = 4
1–2–4–5 = 3 (A) + 2 (C) = 5
Untuk kejadian 5 dipilih waktu yang paling banyak = 6
Dengan demikian anda telah dapat mengisi waktu untuk seluruh
kejadian.

6
4
B
3
0 A 3 D 6 E 7
1 2 5 6
1 1
C
5
3

Sekarang anda tahu bahwa waktu paling awal pada suatu kejadian
dapat ditentukan. Hal ini akan membuat perjadwalan penyerahan
bahan dan peralatan yang diperlukan demikian juga tenaga kerja.

Network untuk pekerjaan sederhana ini, mungkin dirasakan kurang


bermanfaat. Dengan diagram batang mungkin akan lebih mudah
dimengerti. Tetapi untuk pekerjaan yang mempunyai banyak kejadian-
kejadian Network sangat berguna untuk mengetahui waktu paling
lambat suatu kegiatan harus dimulai.

Selanjutnya timbul pertanyaan adalah hubungan antara waktu paling


awal (EET) dari kejadian akhir dengan lintasan kritis.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-13
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita bahas bersama. Waktu


paling awal dari kejadian yang paling akhir adalah waktu paling awal
dimana proyek dapat diselesaikan ini adalah lamanya waktu proyek.
Lamanya waktu dari suatu proyek dihitung dengan menambahkan
lamanya waktu kegiatan sepanjang lintasan kritis.

Selanjutnya jumlah waktu sepanjang lintasan kritis akan menghasilkan


waktu paling awal untuk penyelesaikan kegiatan.

b. Waktu paling lambat (Latest Even Time = LET)


Hal ini juga sangat bermanfaat untuk mencari waktu paling lambat suatu
network dimulai dari diagram, tanpa penundaan perkembangan seluruh
proyek. Waktu paling lambat dicari kejadian paling akhir dan diakhiri pada
kejadian awal. Dengan kata lain, mencari waktu paling lambat dilakukan
mundur. Waktu paling lambat ditempatkan pada ruang sebelah dari
lingkaran kejadian.

Earliest Even Time (EET)

Nomor Kejadian Latest Even Time (LET)

Cara menentukan LET, sebagai berikut :

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-14
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

LET didapat deng


Mengurangi LET
6 7 dengan waktu F
4
B
3
0 A 3 D 6 E 7
1 2 5 6
1 1
C
5
3
Pada ke
dan LET
ET Kejadian 5 = LET 6-1 (E) = 7-1 = 6 kejadian
LET kejadian 3 dan 4 karena dummy, maka
LET kejadian 3 menandakan LET 5 yaitu 6
LET kejadian 4 menandakan LET 5 yaitu 6

Anda harus hati-hati menentukan LET 2


LET 2 = LET 4-3 (B) = 6-3 = 3
LET 5-1 (D) – 6-1 = 5 atau
LET 3-2 (C) = 6-2 = 4

Pilih yang paling terkecil yaitu 3


Jadi kejadian 2 LET-nya 3, dengan demikian gambar keseluruhan adalah :

6
4
6
B 3
0 A 3 D 6 E 7
1 2 5 6
0 3 1 6 1 7

2 C
5
3
6

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-15
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Perhatikan kejadian 1,2,3,4,5,6 dan 7 EET dan LET sama. Pertanda


apakah itu?

Bila EET dan LET sama menandakan kegiatan itu kritis.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan denganlintasan kritis, yaitu :


1) Lintasan kritis merupakan suatu lintasan penuh sejak event nomor 1
sampai end event.
2) Lintasan kritis melalui kegiatan-kegiatan yang disebut kegiatan kritis.
3) Lintasan kritis merupakan lintasan yang terpanjang waktunya.
Panjangnya lintasan kritis sama dengan lamanya waktu penyelesaian
proyek.
4) Penyimpangan yang terjadi pada lintasan kritis (kegiatan kritis) akan
mempengaruhi akhir penyelesaian proyek.
5) Penyimpangan yang terjadi pada kegiatan non kritis tidak akan
mempengaruhi akhir penyelesaian proyek, sejauh penyimpangannya
tidak melampaui latest event time-nya.
6) Mempercepat proyek dapat dilakukan dengan mempercepat masing-
masing kegiatan kritis atau dengan kata lain memperpendek lintasan
kritis.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-16
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Contoh mencari lintasan kritis dari Network berikut:

B C D
2 5 9 11
7 5 E
A 4 3 4
F H I J P
1 3 6 10 12 13
6 6 5 8 5
2 K N 15
L M
4 7 8

Ada 5 kemungkinan lintasan.


Kelima lintasan tersebut adalah :

Dari start sampai finish ditempuh lintasan-


lintasan :

1) Melalui aktivitas-aktivitas A –
B–C–D–E–P=
4+8+7+5+4+5 = 28
Waktu = 28 hari

2) Melalui aktivitas-aktivitas F –
G–C–D–E–P=
6 + 6 + 5 + 8 + 5 = 37
Waktu = 37 hari

3) Melalui aktivitas-aktivitas F –
H–I–J–P=
6 + 6 + 5 + 8 + 5 = 30
Waktu = 30 hari

4) Melalui aktivitas-aktivitas F –
H–N–P=
6 + 6 + 15 + 5 = 32

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-17
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Waktu = 32 hari

5) Melalui aktivitas-aktivitas K –
L–M–N–P
2 + 4 + 4 + 15 + 5 = 32
waktu = 42 hari
Dari kelima lintasan F – G – C – D – E – P
(jumlah waktu = 37 hari) adalah yang
terlama. Artinya waktu pelaksanaan
proyek = 37 hari. Dengan demikian dari
Network itu lintasan kritisnya (oritical path)
adalah lintasan kritis yang melalui
aktivitas-aktivitas F – G – C – D – E – P.

Cara lain mencari lintasan kritis dengan


EET dan LET

Catatan :

U
n
t
u
k

m
e
n
c
a
r
i

E
E
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-18
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

T
,

k
i
t
a

m
u
l
a
i

d
a
r
i

e
v
e
n
t

N
o
.
1

b
e
r
g

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-19
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

e
r
a
k

k
e
a
r
a
h

e
n
d

e
v
e
n
t

d
e
n
g
a
n

j
a
l
a
n

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-20
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

m
e
n
j
u
m
l
a
h
k
a
n

d
a
n

d
i
a
m
b
i
l

h
a
r
g
a
/
w
a

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-21
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

k
t
u

y
a
n
g

p
a
l
i
n
g

b
e
s
a
r

p
a
d
a

s
e
t
i
a
p

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-22
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

e
v
e
n
t
.

4 B C
2 5 9 11
3 7
A

0 F 6 H I
1 3 6 10 12 13
6 6 5 8 5
2 K N 15
2 L M
4 7 8
4 4

Catatan : Untuk mencari LET, kita mulai


dari end event bergerak kearah event No.
1 dengan pengurangan dan diambil
harga/waktu yang paling kecil pada setiap
event.

B C D
2
3 5 7 9 11
A 4

0 F 3 H 6 I 10 12 P 13
1
6 6 5 8 5
2 K N 15
L M
4 7 8
4 4

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-23
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Catatan :

C
r
i
t
i
c
a
l

p
a
t
h

m
e
l
a
l
u
i

e
v
e
n
t
-
e
v
e
n

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-24
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

y
a
n
g

E
E
T

L
E
T
,

y
a
i
t
u

e
v
e
n
t

N
o

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-25
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

1
1

1
2

1
3

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-26
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

B C D
2
3 5 7 9 5 11
A 4

F H I 12 P
1 3 6 10 13
0 6 6 5 8 5
2 K N 15
L M 8
4 7

Pertanyaan :
Perhatian dalam waktu paling awal dan waktu paling lambat, apa
perbedaan antara kejadian-kejadian sepanjang lintasan kritis dan
kegiatan-kegiatan dalam lintasan yang lain.

Jawab :
Sepanjang lintasan kritis, waktu paling awal dan waktu paling
lambat untuk setiap kejadian nilainya sama.
Jika kedua waktu tersebut harganya sama untuk suatu kejadian,
ini berarti bahwa kejadian tidak dapat dilaksanakan lebih awal
atau lebih lambat dari waktu yang ditentukan tersebut.
Maksudnya ialah bahwa kejadian-kejadian sepanjang lintasan
kritis harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal, jika tidak
demikian seluruh proyek akan terlambat. Hal ini mengapa kita
sebut lintasan kritis.

Latihan :
Sekarang anggap bahwa pekerjaan begisting besi mulai
dilaksanakan dengan mengambil waktu 4 hari bukan 3 hari,
tulislah waktu paling awal dan waktu paling lambatnya. Kalau
anda buat Networknya akan dihasilkan Network sebagai berikut :

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-27
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

7
4
B 6
3 4 E F
0 A D 7 7 9
1 2 5 6 7
0 3 1 7 9 9
C
7
3
5

Dari Network tersebut terlihat proyek terlambat 1 hari yaitu


mestinya selesai 8 hari menjadi 9 hari. Mengapa?

Karena kegiatan B terlambat 1 hari, padahal B di lintasan kritis.

Sekarang bandingkan bila yang terlambat pekerjaan pembuatan


pembesian (C) bukan 2 hari tetapi 3 hari, maka akan dihasilkan
Network planning sebagai berikut:

7
4
B 6
3 4 E F
0 A D 7 7 9
1 2 5 6 7
0 3 1 7 9 9
C
7
3
5

Meskipun C terlambat 1 hari, tidak akan mempengaruhi


penyelesaian proyek, karena C tidak dilintasan kritis.

Dari Network di atas terlihat ada 2 lintasan kritis yaitu yang


melalui 1 – 2 – 3 – 5 – 6 – 7 dan yang melalui 1 – 2 – 4 – 5 – 6 –
7.

Dari Network di atas terlihat bahwa pekerjaan galian tanah tidak


perlu dilakukan dalam 1 hari tetapi dalam 3 hari.

Kesimpulan :
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-28
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab II: Analisa Kecepatan Pekerjaan

Kegiatan pada lintasan kritis tidak boleh terlambat. Bila ada


kegiatan di lintasan kritis terlambat, proyek akan terlambat.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) II-29
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab III: Analisa Alokasi Waktu Pekerjaan

BAB III
ANALISA ALOKASI WAKTU PEKERJAAN

3.1 PENGERTIAN
Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, kegiatan yang dilakukan
mengikuti urutan pekerjaan yang sesuai dengan metode pelaksanaan
konstruksi yang ditetapkan. Oleh karena itu sebelum melangkah membuat
perencanaan-perencanaan pelaksanaan izin, maka terlebih dahulu perlu
menyusun kegiatan pelaksanaannya.

3.2 KEGIATAN PELAKSANAAN


Kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan secara sistematis untuk mewujudkan bangunan sesuai dengan
rencana. Langkah yang harus dilakukan dalam menyusun kegiatan
pelaksanaan adalah menginventasikan dan menyusun seluruh kegiatan dalam
rangka mewujudkan suatu bangunan dalam susunan yang urut. Susunan
kegiatan tersebut harus sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dari bangunan yang akan dibuat itu.

Contoh :
Daftar Kegiatan Pelaksanaaan Pekerjaan
Membuat Gedung yang Tidak Urut dan yang Urut
Tidak Urut Urut
1. Membersihkan dan meratakan tanah 1. Membersihkan dan meratakan tanah
2. Menggali tanah untuk pondasi 2. Menggali tanah untuk pondasi
(umpak)
3. Membuat dinding 3. Membuat pondasi
4. Membuat pondasi 4. Membuat kerangka dinding dan atap
5. membuat kerangka atap dan penutup 5. Memasang penutup atap
atap
6. Membuat lantai 6. Membuat lantai

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) III-1
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab III: Analisa Alokasi Waktu Pekerjaan

Untuk menyusun urutan pekerjaan atau kegiatan pelaksanaan pekerjaan


konstruksi perlu mempelajari gambar bangunan yang akan dibuat, serta
metode kerja yang akan digunakan.

Bahwa metode yang berbeda akan menghasilkan susunan kegiatan yang


berbeda dapat dicontohkan, membuat 20 rumah secara individual dengan
membuat 20 rumah itu secara seri, atau membuat rumah susun secara
tradisional dengan cara atau sistem panil/brecast, akan menghasilkan urutan
pekerjaan yang berbeda.

Gambar sket ini adalah untuk menunjukkan kepada anda bagaimana


menganalisa kegiatan yang urut sesuai dengan metode kerja yang digunakan.

Kontraktor yang sudah berpengalaman banyak, biasanya telah mempunyai


daftar urut kegiatan pelaksanaan dari berbagai jenis bangunan. Seperti daftar

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) III-2
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab III: Analisa Alokasi Waktu Pekerjaan

susunan bangunan rumah, gedung, jembatan, jalan, saluran irigasi dan lain-
lain.
Daftar kegiatan itu selain digunakan untuk membuat rencana waktu, dapat
digunakan pula dalam menghitung volume dan harga penawaran, biaya
pelaksanaan, alat kontrol dan lain-lain.

Contoh Daftar Kegiatan Pekerjaan Rumah


Tidak Urut Urut
1. Pembersihan lahan 10. Stel Kosen
2. Perataan lahan 11. Pasang bata/dinding
3. Unit Set dan pasang bouwplank 12. Ring Balok
4. Galian tanah pondasi 13. Instalasi listrik dan air
5. Pasangan profil 14. Plester
6. Pasangan pondasi 15. Langit-langit
7. Urugan samping tanah pondasi 16. Lantai
8. Peralatan dan pemadatan tanah 17. Daun pintu/jendela
Lantai
9. Sloof dan trasraam 18. Finishing (cat, kunci-kunci, dll)

Daftar seperti itu, harus dibuat pula untuk pekerjaan gedung, jembatan, jalan
saluran dan lain-lain.

3.3 WAKTU

Yang dimaksud dengan waktu disini adalah jumlah hari yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan. Misalnya berapa hari yang dibutuhkan untuk
membuat pondasi?

Untuk menetapkan jumlah hari untuk setiap kegiatan dapat dilakukan secara
teoritis atau dilakukan secara perkiraan berdasar pengalaman.
Bagi para pelaksana lapangan yang sudah berpengalaman dengan mudah
akan dapat memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Perhitungan cara analitis perlu dilakukan untuk mencegah kekeliruan.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) III-3
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab III: Analisa Alokasi Waktu Pekerjaan

Dalam menghitung waktu, faktor yang menentukan adalah volume pekerjaan,


metode kerja dan keadaan serta keterampilan tenaga kerja yang
melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan.

Menghitung volume pekerjaan tentu sudah dikuasai oleh para pelaksana


lapangan. Dalam menghitung waktu keadaan lapangan dapat mempengaruhi
kecepatan. Misalnya memasang bata untuk dinding pada ketinggian lebih dari
1,5 m, tentu lebih lama dari kecepatan memasang dinding dibawah 1,5 m,
sekalipun dilakukan oleh tukang yang sama.

Metode kerja juga mempengaruhi kecepatan kerja.


Misalnya karena sesuatu hal, metode kerja dalam memasang bata harus
dilakukan tidak sesuai dengan kebiasaan kerja tukang bersangkutan, maka
kecepatan kerjanya akan berkurang.

Dalam menghitung waktu biasanya dibuat dalam tabel dibawah ini :


WAKTU
No. PEKERJAAN VOLUME
(Hari)
1. Pembersihan dan perataan lahan 150 m2 1
2. Unit set dan pasang bouwplank 45 m2 7
3. Galian tanah pondasi 135 m2 3
4. Dst.

3.4 PENGGAMBARAN JADWAL

Penjadwalan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah


menghubungkan kegiatan dan waktu dalam susunan yang lazimnya
digambarkan dalam diagram batang (barchart) atau dalam bentuk jaringan
kerja (net work planning).

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) III-4
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

BAB IV
PENJADWALAN PEKERJAAN

4.1 PENGERTIAN

Diagram batang (Barchart) dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah


kertas kerja yang memuat urutan pekerjaan dan gambar balok/batang yang
menunjukkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan/kegiatan
yang berlainan.

Yang dimaksud dengan urutan pekerjaan adalah daftar pekerjaan-pekerjaan


yang akan dilakukan selama pekerjaan konstruksi yang telah diurutkan
menurut metode kerja yang digunakan.

Yang dimaksud gambar balok/batang adalah garis yang menggambarkan


lama atau periode pelaksanaan suatu pekerjaan. Telah dibahas bahwa untuk
menentukan waktu yang diperlukan pada suatu pekerjaan banyak factor yang
harus diperhitungkan. Antara lain volume pekerjaan itu sendiri, tingkat
kesulitan pelaksanaan, ruang kerja, keterampilan tenaga kerja yang
melaksanakan, ketersediaan bahan dan alat.

Dibawah ini contoh barchart sederhana.

WAKTU
NO. PEKERJAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pekerjaan Tanah

2. Pekerjaan Struktur

3. Pekerjaan Fasilitas

4. Pekerjaan Finishing

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-1
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

4.2 MEMBUAT DIAGRAM BATANG

Membuat diagram batang meliputi pekerjaan mengumpulkan serta


menganalisa gambar konstruksi, metode kerja, menginvestarisasi kegiatan
menyusunnya dalam suatu daftar kegiatan yang urut sesuai dengan metode
kerja, menghitung volume, menghitung waktu selanjutnya menggambar
diagram batang.

Dengan demikian, maka langkah membuat diagram batang adalah sebagai


berikut.

STEP 5 Gambar

STEP 4 Konsep

STEP 3 Menghitung volume dan waktu

STEP 2 Menyusun Kegiatan

STEP 1 Mempelajari Gambar dan Metode Kerja

a. Mempelajari gambar dan metode kerja yang akan digunakan.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-2
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

b. Menyusun kegiatan sesuai dengan metode kerja

c. Menghitung dan menganalisa volume dan waktu yang diperlukan

d. Membuat konsep barchart

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-3
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

e. Menggambar barchart

4.3 FUNGSI

Barchart atau diagram batang dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi


berfungsi sebagai instrument manajemen untuk perencanaan terutama
perencanaan waktu, pengendalian pelaksanaan dan alat control.

Barchart dalam perencanaan pelaksanaan pekerjaan selain digunakan untuk


perencanaan waktu pelaksanaan (penjadwalan), digunakan untuk
penjadwalan penggunaan bahan, alat dan tenaga kerja.

Barchart dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi digunakan mencatat


kemajuan pelaksanaan (recording progress).

Recording Progress (RP) sangat penting peranannya dalam pelaksanaan


pekerjaan konstruksi. Dengan adanya RP yang lengkap dan baik, akan
mudah mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari rencana
atau lambat. Bila diketahui ada kelambatan, maka RP harus dilakukan lebih
intensif dan lebih cermat. Misalnya, dalam keadaan proyek berjalan lancer RP
dilakukan setiap minggu, bila ternyata pelaksanaan pekerjaan lambat RP
dilakukan setiap hari.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-4
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Perencanaan kemajuan pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara.


Mungkin perusahaan dimana anda bekerja telah mempunyai cara mencatat
kemajuan pekerjaan. Dalam latihan ini anda akan diajak berlatih membuat RP
dengan barchart. Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi, biasanya membuat
perencanaan waktu atau penjadwalan dengan diagram batang. Misalnya,
diagram batang itu adalah sebagai berikut :

I II III
NO. PEKERJAAN VOLUME
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pek. Persiapan dan 50 M3


pekerjaan tanah

2. Pekerjaan Pondasi 20 M3

3. Pekerjaan Struktur

4. Pekerjaan Fasilitas

5. Pekerjaan Finsihing

Kita ambil contoh pekerjaan No.2 yaitu Pekerjaan Pondasi

2. Pekerjaan Pondasi 20 M3

Pekerjaan pondasi dimulai pada minggu ke-2 dan akan berakhir pada minggu
ke-5 jadi waktu yang tersedia 4 minggu.
Ada kemungkinan yang terjadi pada saat dimulainya pekerjaan pondasi.
Kemungkinan Pertama : Lebih awal dimulai
Kemungkinan Kedua : Tepat Waktu
Kemungkinan Ketiga : Terlambat mulai

Sedangkan penyelesaian pekerjaan pondasi juga ada tiga kemungkinan yaitu:


lebih awal selesai, tepat waktu dan terlambat selesai.

Bagaimana mencatat progress pelaksanaan pekerjaan pada barchart.


Misalnya pekerjaan dimulai terlambat satu minggu. Dari pengukuran hasil
kerja satu minggu 20%, minggu kedua 20% atau secara akumulatif 40%.
Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-5
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pencatatan itu digambar dan ditulis progressnya dalam barchart dengan


memberikan arsir dan mencatat progress diatasnya, sebagai berikut :

20 40
2. Pekerjaan Pondasi 20 M3

Penjelasan:

a. Karena pekerjaan dimulai terlambat seminggu, maka blok yang diarsir


mulai minggu ke-2. Hasil kerja minggu pertama 20%. Hasil itu ditulis diatas
minggu ke-2 = 2-%. Hasil kerja minggu ke-2 juga 20%, maka secara
akumulatif = 10% pada minggu ke-3 ditulis angka 40.

b. Dari hasil pencatatan itu, artinya :


• Mulai terlambat 1 minggu
• Progress sampai minggu ke-3 = 40%
• Sisa pekerjaan 60% harus selesai dalam 1 minggu.

Seandainya pekerjaan tersebut harus selesai pada waktunya tindakan


anda untuk mengetahuinya, anda tinggal mempunyai waktu 1 minggu = 6
hari kerja.
Volume yang belum selesai 60% x 20 m3 = 12 m3.

Ada dua kemungkinan yang anda bisa lakukan, yaitu :

Pertama

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-6
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Kedua

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-7
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Cara Kedua

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-8
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-9
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-10
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

25 50 75 100
2. Pekerjaan Pondasi 20 M3 R
20 40
P

Dari contoh pekerjaan pondasi tersebut


(bila tidak ada tindakan turun tangan)
pekerjaan pondasi pasti akan terlambat.
Keterlambatannya bisa 2 minggu. Artinya
pekerjaan pondasi baru akan selesai pada
minggu ke-7.

Pertanyaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-11
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-12
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-13
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-14
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-15
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-16
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-17
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Jawaban

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-18
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-19
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-20
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-21
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-22
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-23
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-24
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-25
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-26
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-27
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-28
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-29
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-30
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Bab IV: Penjadwalan Pekerjaan

Pekerjaan konstruksi berlangsung di


lapangan terbuka dan kadang-kadang
lokasinya terpencil. Oleh karena itu,
banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan. Misalnya cuaca,
karena angin, terik matahari, banjir dan
lain-lain. Disamping faktor cuaca, faktor
lain juga dapat mempengaruhi kelancaran
pekerjaan. Misalnya bahan, alat, tenaga
kerja datang terlambat dilokasi, ada
wabah, bencana dan lain-lain.

Oleh karena itu, selalu ada saja masalah


yang dapat mempengaruhi kelancaran
pekerjaan konstruksi. Oleh karena itu
barchart perlu digaris bawahi disesuaikan
dengan adanya penambahan-
penambahan yang disebabkan faktor-
faktor tersebut.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) IV-31
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Rangkuman

RANGKUMAN

BAB I: ANALISA VOLUME PEKERJAAN

PEKERJAAN STRUKTUR
Dalam suatu pekerjaan Struktur Bangunan Gedung yang perlu dilakukan diperhatikan
adalah :
1. Cara Pengukuran Beton
2. Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
3. Cara Pengukuran Baja Tulangan
4. Pengukuran Baja Struktur
5. Adukan Semen
6. Pengukuran untuk Pembayaran Pasangan Batu

PENGENDALIAN KONDISI BANGUNAN


1. Pengukuran Untuk Pembayaran Pengembalian Kondisi
Pengukuran atas setiap Mata Pembayaran untuk pekerjaan pengembalian kondisi
bangunan lama, yaitu :
• Pintu kamar mandi
• Handel dan kunci pintu
• Plafond
• Peralatan sanitary
• Bak mandi
• Kran air
• Saklar dan stop kontak
2. Pengukuran Pekerjaan Pengembalian Kondisi Lainnya
Pekerjaan pengembalian kondisi bangunan lama yang dirancang oleh Direksi
Pekerjaan yang tidak tercakup pada pekerjaan dalam pasal-pasal yang berkaitan
dengan tersebut di bawah :
• Pengukuran pekerjaan pengembalian kondisi untuk lantai khusus;
• Pengukuran pekerjaan pengembalian kondisi untuk arsitektur;
Pekerjaan pengembalian kondisi yang termasuk dalam kategori ini tetapi
harus tidak terbatas pada setiap atau semua operasi berikut ini :
• Pemasokan dan pengoperasian kran
• Pemasokan, pemasangan, pemeliharaan dan pembongkaran susunan perancah
khusus.
• Pemasokan dan operasi pekerjaan sementara khusus seperti dongkrak hidrolik.
• Pembuatan, pemasokan, pemasangan dan penyelesaian elemen-elemen baja
struktur.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) R-1
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Rangkuman

• Perbaikan setempat di lapangan pada elemen-elemen baja struktur atau penge-


lasan yang rusak atau retak.
• Pembongkaran dan penggantian pengencang struktur yang berkarat pada struktur
tangga darurat.
• Penggantian dan pelumasan perletakan rol logam yang tidak berfungsi dalam lift
dan eskalator.
• Pembuatan, pemasokan, pemasangan dan penyelesaian dari penggantian
plumbing.
• Semua pekerjaan pengembalian kondisi yang diperlukan untuk sanitasi dan kamar
mandi.

PENGUKURAN KUANTITAS PEKERJAAN


1. Pengukuran Dan Pembayaran Untuk Pekerja
Harga Satuan untuk berbagai jenis pekerja yang dimasukkan oleh Kontraktor dalam
Daftar dan Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran itu haruslah
merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini :
• Upah pekerja, pajak, bonus, asuransi, tunjangan hari libur, akomodasi dan fasilitas
kesejahteraan, pengobatan, seluruh tunjangan serta biaya lainnya yang diuraikan
dalam "Peraturan Tenaga Kerja Indonesia", Petunjuk Untuk Penanaman Modal
Asing, yang diterbitkan oleh Biro Hukum, Departemen Tenaga Kerja;
• Penggunaan dan pemeliharaan perkakas tangan;
• Biaya transportasi ke dan dari lokasi pekerjaan yang dilaksanakan;
• Seluruh biaya administrasi dan keuangan yang bersangkutan, pengawasan di luar
mandor, dan biaya pelengkap lainnya serta biaya umum (over head) yang
diperlukan untuk memobilisasi pekerja ke lokasi pekerjaan;
• Laba.

2. Pengukuran dan Pembayaran Untuk Peralatan


Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah
merupakan sudah termasuk kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini :
• Supir, operator dan pembantunya;
• Bahan bakar dan perbekalan yang habis dipakai lainnya;
• Turun mesin (overhaul), perbaikan dan penggantian;
• Waktu lowong dan waktu perjalanan di lapangan;
• Pengeluaran yang telah ditetapkan, biaya untuk keperluan lapangan dan kantor
pusat dan semua biaya umum;
• Biaya pemindahan peralatan ke dan dari lapangan;
• Laba.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) R-2
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Rangkuman

3. Pengukuran Untuk Bahan


Kuantitas Pekerjaan Harian yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas bahan
yang aktual digunakan dalam Pekerjaan Harian sebagaimana yang dibuktikan
dengan kwitansi pemasok dan catatan pekerjaan harian yang telah disetujui.
4. Pembayaran Untuk Bahan
Pembayaran bahan harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk
penyediaan bahan, termasuk biaya-biaya :
• Pengadaan dan pengiriman ke lapangan;
• Penerima di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan, penyimpanan, peng-ujian,
perlindungan dan penanganan secara umum;
• Pembuangan bahan sisa;
• Biaya administrasi dan akuntan dan semua biaya umum lainnya yang
bersangkutan;
• Laba.

PENGUKURAN KUANTITAS PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN


1. Pengukuran untuk Pembayaran
Semua pekerjaan yang dirancang oleh Direksi Pekerjaan sebagai pekerjaan
pemeliharaan rutin menurut batas-batas yang diberikan dalam Spesifikasi,
harus disahkan untuk pembayaran setiap bulan berdasarkan pengesahan
tertulis dari Direksi Pekerjaan dimana standar pelayanan bangunan minimal
telah dipelihara dengan baik menurut ketentuan dalam Spesifikasi.
2. Dasar Pembayaran
Pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan di atas harus dibayar dari
harga lump sum dalam Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah dan dalam Daftar Kuantitas Harga tersebut harus mencakup semua
kompensasi Kontraktor untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan,
perkakas dan keperluan lainnya yang perlu atau lazim untuk pekerjaan
pemeliharaan sampai diterima oleh Pemilik Gedung.

BAB II: ANALISA KECEPATAN KERJA

Untuk pekerjaan yang mempunyai daftar kegiatan yang banyak, dan hubungan atau
kaitan dari kegiatan-kegiatan itu sangat komplek, maka penjadwalan dengan
barchart malah sulit. Oleh karena itu dikembangkan oleh ahli-ahli bidang system
penjadwalan kerja, dalam bentuk jaringan kerja atau network planning.
Untuk dapat membaca atau membuat network planning, maka perlu dikenali symbol-
symbol serta cara-cara menggambar suatu network.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) R-3
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Rangkuman

Sekarang kita mendapatkan semua informasi yang diperlukan untuk


mempersiapkan Network suatu proyek. Kita mengetahui lamanya setiap kegiatan
dan bagaimana mengklopkannya, ini maksudnya bahwa sekarang mungkin
memperoleh waktu minimum, untuk menyelesaikan proyek dan kegiatan-kegiatan
harus diselesaikan tepat pada waktunya bila periode waktu kontrak minimum
tidak dapat dicapai.
Lintasan pada Network yang menunjukkan semua kegiatan kritis disebut lintasan
Kritis.
Tanda lintasan kritis pada diagram Network di atas :
• Mempunyai waktu panjang
• Total waktu sepanjang lintasan kritis adalah waktu minimum dari seluruh
kegiatan proyek, apabila sesuatu berjalan sesuai dengan rencana.
Kegiatan pada lintasan kritis tidak boleh terlambat. Bila ada kegiatan di lintasan
kritis terlambat, proyek akan terlambat.

BAB III: ANALISA ALOKASI WAKTU KERJA

Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, kegiatan yang dilakukan mengikuti


urutan pekerjaan yang sesuai dengan metode pelaksanaan konstruksi yang
ditetapkan. Oleh karena itu sebelummelangkah membuat perencanaan-perencanaan
pelaksanaan izin, maka terlebih dahulu perlu menyusun kegiatan pelaksanaannya.

Kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan


secara sistematis untuk mewujudkan bangunan sesuai dengan rencana.

Untuk menyusun urutan pekerjaan atau kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi


perlu mempelajari gambar bangunan yang akan dibuat, serta metode kerja yang
akan digunakan.

Daftar kegiatan selain digunakan untuk membuat rencana waktu, dapat digunakan
pula dalam menghitung volume dan harga penawaran, biaya pelaksanaan, alat
kontrol dan lain-lain.

Untuk menetapkan jumlah hari untuk setiap kegiatan dapat dilakukan secara teoritis
atau dilakukan secara perkiraan berdasar pengalaman.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) R-4
SSBM-05 : Alokasi Waktu dan Penjadwalan Rangkuman

Bagi para pelaksana lapangan yang sudah berpengalaman dengan mudah akan
dapat memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Perhitungan cara analitis perlu dilakukan untuk mencegah kekeliruan.

Dalam menghitung waktu, faktor yang menentukan adalah volume pekerjaan,


metode kerja dan keadaan serta keterampilan tenaga kerja yang melaksanakan
pekerjaan yang bersangkutan.

Penjadwalan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah menghubungkan


kegiatan dan waktu dalam susunan yang lazimnya digambarkan dalam diagram
batang (barchart) atau dalam bentuk jaringan kerja (net work planning).

BAB IV: PENJADWALAN PEKERJAAN

Dengan Diagram batang (Barchart) dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah


kertas kerja yang memuat urutan pekerjaan dan gambar balok/batang yang
menunjukkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan/kegiatan yang
berlainan sesuai dengan jadwal pelaksanaan.

Dalam membuat jadwal suatu pekerjaan diperlukan diagram batang meliputi


pekerjaan mengumpulkan serta menganalisa gambar konstruksi, metode kerja,
menginvestarisasi kegiatan menyusunnya dalam suatu daftar kegiatan yang urut
sesuai dengan metode kerja, menghitung volume, menghitung waktu selanjutnya
menggambar diagram batang.

Barchart dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi digunakan mencatat kemajuan


pelaksanaan (recording progress).

Barchart dalam perencanaan pelaksanaan pekerjaan selain digunakan untuk


perencanaan waktu pelaksanaan (penjadwalan), digunakan untuk penjadwalan
penggunaan bahan, alat dan tenaga kerja.

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) R-5
SSBM-05: Alokasi Waktu dan Penjadwalan Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. , Merencana Arsitektur (Rumah Tinggal), Ars Group, Bandung

2. ,Peraturan Beton Indonesia 1971.

3. , Penerangan Alami Siang Hari dari Bangunan, Direktorat


Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung, 1981

4. , Standar Arsitektur di bidang Perumahan, Direktorat Penyelidikan


Masalah Bangunan, Bandung, 1977

5. CONQUAS (Contruction Quality Assessment System) yang dikembangkan oleh


BCA (Building and Construction Assessment Authority).

6. Bill Creech, The Five Pillars of TQM (Lima Pilar TQM) Binarupa Aksara, 1996

7. Camellerie, J.F, Construction Methods and Equipment, Part 23 of Handbook of


Concrete Engineering by Marj Fintel, Van Nostrand Reinhold Company, New
York,1974

8. Caterpilar Performance Handbook, Edition 29

9. Direktorat Jenderal Bina Marga, Spesifikasi Umum Jalan, April 2005

10. Ernst Neufert, Data Arsitektur, Alih Bahasa Syamsu Amril, Edisi kedua, Erlangga,
Jakarta, 1989

11. Fandy Ciptono & Anastasia Diana, Total Quality manajemen, Penerbit Andi Offset
Yogyakarta 1995.

12. Freedman, Sidney, Properties of Materials for reinforced Concrete, Part 6 of Handbook
of Concrete Engineering by Marj Fintel, Van Nostrand Reinhold Company, New York,
1974

13. Imam Soekoto, Mempersiapkan Lapisan Dasar Konstruksi I & II

14. Ir. Rochmanhadi, Alat-alat Berat dan Penggunaannya

15. Istimawan Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Kanisius Yogyakarta, 1996

16. James M Luthin, Drainage Engineering

17. Jimmy S. Juwana, Ir, MSAE, Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga 2005

18. Kenneth B Woods, Highway Enggineering Handbook

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) DP-1
SSBM-05: Alokasi Waktu dan Penjadwalan Daftar Pustaka

19. Keputusan Menteri KIMPRASWIL Nomer : 362/KPTS/M/2004, tentang : Sistem


Manajemen Mutu Konstruksi Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

20. Keputusan Menteri Nomor 382/KPTS/M/2004 tentang Sistem Manajemen Mutu


Konstruksi Dep. PU. Dalam Bab V huruf C mengenai pengadaan dimana
persyaratan / kriteria dan tata cara evaluasi ditetapkan.

21. Keputusan Kepala Bapekin No 29/KPTS/KF/2003 mengenai Tata Cara Penilaian


Prasarana dan Sarana Kimpraswil.

22. Leaflets : Caterpillar, Komatsu, Fassi

23. Mahendra Sultan Syah, Ir. Manajemen Proyek – Kiat Sukses Mengelola Proyek PT.
Gramedia Pusaka Utama, Jakarta Januari 2004.

24. Proyek Monitoring Pelaksanaan Irigasi, Balai Irigasi, Metode Pengawasan Mutu Irigasi
PP 03, Bekasi Agustus 1989.

25. Puspantoro, Benny, Ir, Ing, MSc Konstruksi Bangunan Bertingkat Rendah, Penerbit
Universitas Atmajaya Yogyakarta

26. R.L.Peurifoy, Contruction Planning, Equipment and Method

27. Sabnis, Gajanan M, Ph.D,P.E., Handbook of Composite Construction Engineering,


Van Nostrand Reinhold Company, New York,1979

28. Soeharto, Imam, Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional, 1995,
Penerbit Erlangga

29. Soeharto, Iman, Manajemen Proyek, Jilid 2 PT. Gelora Aksara Pratama, 2001

30. Soekarto, Soetarman Menggambar Teknik Bangunan 3, DPMK, Jakarta, 1979

31. Undang – undang No 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,

32. Vincent Gaspersz, Statiscal Process Contral (Penerapan teknik – Teknik Statistikal
Dalam Manajemen Bisnis Total).

33. Waskita Karya PT, Manual Mutu 2000

34. Waskita Karya PT, Manual Perencanaan dan Pengendalian Proyek 1999

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) DP-2

Anda mungkin juga menyukai