Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

Pengukuran Perubahan Tekanan Air Akibat Tinggi (Head)

Oleh :

Nama : Rofi Muhammad Ridho Muhyidin

NPM : 240110150077

Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 14 Maret 2016

Co.Ass :  Dita Luthfian

 Feby Santana

 Nirmaya Arti Utami

 Riska Dwi W. T

 Rizkyanti Dwi H. M

LABORATORIUM SUMBERDAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tekanan merupakan salah satu satuan turunan dalam fisika yang dapat di
nyatakan sebagai satuan gaya (F) dibagi satuan luas (A). Tekanan juga dapat
dinyakan sebagai hasil kali dari kerapatan jenis (), percepatan gravitasi (g), dan
ketinggian (h). Untuk persamaan yang kedua, lebih lazim digunakan pada objek-
objek fluida, misalnya dalam pengukutan tekanan air, uap air, udara, dan jenis
fluida lainnya.
Dialam dunia keteknikan (engineering) sendiri, fluida merupakan hal yang
sangat penting dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di dunia
keteknikan, contohnya dalam proses irigasi dan drainase, aerodinamika, mesin
pompa, dan lain-lain.
Karena sifat dasarnya yang dapat mengalir dan menempati ruang, maka
sangat penting untuk kita dapat mengetahui besar kekuatan tekanan yang
ditimbulkan dari fluida tersebut. Salah satu cara mengukur tekanan yang
ditimbulkan fluida adalah dengan metode pengukuran ketinggian (head). Dengan
cara mengukur ketinggian fluida dalam suatu pipa kapiler dan menggunakan data
hasil praktikum ke dalam proses perhitungan maka tekanan fluida dalam pipa
tersebut dapat kita ketahui.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dilaksanaknnya praktikum ini, adalah sebagai berikut :
1. Mengukur perubahan tekanan air akibat tinggi (head).
2. Mengetahui faktor-faktor tekanan dalam pipa.
3. Mengetahui dan memahami pembacaan manometer U.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tekanan
Dalam berbagai permasalahan keteknikan, fluida memegang peranan
penting dalam peneyelesaian permasalahan. Tinjauan fluida statis dan fluida
dinamis mutlak diperlukan untuk mencari berbagai solusi yang diperlukan. Salah
satu hal yang diperhatikan dalam fluida statis adalah tekanan (pressure).
Tekanan adalah hasil kali gaya kompresif yang bekerja pada suatu luas.
(Potter,2002) Satuan-satuan tekanan dihasilkan dibagi satuan luas atau N/m2, yang
adalah pascal, Pa. Namun satuan pascal sangatlah kecil, sehingga lebih sering
diekspresikan dalam kilo Pascal (kPa).

Sedangkan tekanan dalam fluida dipancarkan dengan kekuatan sama besar


ke semua arah dan bekerja tegak lurus pada suatu bidang. Dalam bidang datar
yang sama kekuatan tekanan dalam suatu cairan sama. Pengukuran-pengukuran
aatuan tekanan dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk meteran.

2.1.1. Pengukuran Tekanan


Tekanan fluida dapat dibedakan menjadi absolute pressure dan gage
pressure. Absolute pressure diukur relatif terhadap perfect vacuum (absolute zero
pressure), dimana gage pressure diukur relatif terhadap tekanan lokal atmosfer.
Dengan demikian, gage pressure pada saat nol terhadapa tekanan sama dengan
tekanan lokal atmosfer. Absolute pressure akan selalu bernilai positif, sedangkan
gage pressure dapat bernilai negatif atau positif tergantung apakah tekanan di atas
tekanan atmosfer (bernilai positif) atau tekanan di bawah tekanan atmosfer
(bernilai negatif). Jika gage pressure benilai negatif maka itu juga menunjukan
bahwa keadaan tersebut adalah tarikan atau tekanan vakum. Dengan demikian kita
dapat menghitung tekanan dengan :
P > Pa Gage Pressure : P(gage) = P – Pa
P < Pa Vacuum Pressure : P(vacuum) Pa - P

2.1.2. Tekanan Hidroststika


Tekanan hidrostatika adalah tidak terjadinya pergerakkan relatif diantara
partikel-partikel fluida, sehingga tidak terjadi tegangan geser (gaya geser
disebablan oleh gradient kecepatan). Ini tidak berarti bahwa partikel-partikel
fluida tidak bergerak, melainkan mereka hanya tidak bergerak relatif satu sama
lainnya.
Tekanan hidrostatis itu sendiri dapa didapat dari menurunkan persamaan
umum tekanan dengan menurunkannya menjadi

Dengan F adalah massa dikali percepatan gravitasi, dimana massa merupakan


hasil kali massa jenis () dengan volume (V) yang adalah luas permukaan(A)
dikali tinggi (h). Sehingga kita dapat menyederhanakannya menjadi persamaan
tekanan hidrostatis yang umum kita ketahui sekarang ini.
2.2. Kerapatan Jenis
Kerapatan jenis (density) didefinisikan sebagai massa dibagi satuan
volume. Dengan persamaan :

Kerapatan jenis sangat bervariasi dalam gas dan dapat meningkatkan secara
proporsional pada tiap tingkatan tekanan. Kepadatan dalam cairan hampir selalu
konstan, seperti densitas air (sekitar 1000 kg / m3) yang hanya meningkat 1
persen jika tekanan ditingkatkan dengan faktor 220. Sehingga aliran fluida cairan
lebih sering diperlakukan secara analitis karena hampir "tidak bisa dimampatkan."
Secara umum, cairan diurutkan menjadi tiga terhadap kerapatannya dari
pada gas di tekanan atmosfer. Cairan terberat adalah merkuri, dan gas yang paling
ringan adalah hidrogen. Bandingkan kerapatan mereka pada suhu 20 C dan
tekanan 1 atm.
Merkuri :  = 13,58 g/cm3 Hidrogen :  = 0,0838 g/cm3
Mereka berbeda dengan faktor 162.000 Sehingga parameter fisik di berbagai
cairan dan arus gas mungkin bervariasi. Perbedaan sering diselesaikan dengan
penggunaan analisis dimensi.
Sedangkan kebalikan dari massa jenis adalah volume spesifik (specific
volume) yang didefinisikan sebagai hasil bagi dari volume dan satuan massa.

2.3. Manometer Tabung U


Manometer adalah instrument yang menggunakan suatu kolom cairan untuk
mengukur tekanan dalam tabung,dengan ketinggian ketimbang menggunakang
alat ukur tekanan. Manometer adalah alat yang digunakan secara luas pada audit
energy untuk mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan. Jenis
manometer tertua adalah jenis manometer kolom cairan. Versi manometer
sederhana kolom cairan adalah bentuk pipa U yang diisi cairan setengahnya
(biasanya berisi air dengan minyak atau air dengan raksa) dimana pengukuran
dilakukan pada satu sisi pipa. Sedangkan tekanan (yang mungkin terjadi karena
tekanan atmosfer) diterapkan pada tabung yang lainnya. Perbedaan ketinggian
yang berbeda memperlihatkan perbedaan tekanan yang terjadi.
2.3.1. Menghitung Tekanan Mengunakan Manometer Tabung U
Prinsip perhitungan tekanan pada manometer tabung U adalah
menggunakan prinsip tekanan hidrostatis, yaitu dipengaruhi oleh massa jenis (),
gravitasi (g) dan ketinggian (h) relatif terhadap pusat gravitasi.

Tekanan yang ada didalam tabung dapat dihitung dengan cara :

Ppipa = Praksa - Pair

Ppipa = ( raksa x g x hraksa ) – ( air – x g x hair )

Keterangan :

hraksa = h1 – h2

hair = ha – h2
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat
Alat yang digunakan :
1. Manometer tabung U
2. Penggaris dalam satuan mm
3. Selang yang berisi air

3.2. Bahan
Bahan yang digunakan :
1. Air untuk mengisi selang plastik
2. Raksa untuk mengisi manometer tabung U

3.3. Prosedur Pelaksanaan


1. Sambungka selang plastik pada salah satu sisi manometer tabung U
2. Isi selang plastik dengan air dan manometer dengan raksa
3. Gerakan selang air ke atas dan kebawah sehingga ketinggian air raksa
di kedua sisi sama, lalu ukur dan catat ketinggian airnya (ha)
4. Gerakan kembali selang air ke atas, tetapkan sedikitnya 5 titik (posisi)
pada setiap ketinggian (head), lalu ukur dan catat h1, h2, h3, h4, h5.
5. Tekanan air dihitung pada setiap posisi, berdasarkan hasil pengukuran
manometer.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengukuran Tekanan Air


Data hasil pengukuran ketinggian air dan raksa dalam manometer tabung
U pada saat melakukan praktikum.

Nomor Ketinggian (cm) P dalam


Air Raksa
Pengukuran ha (m) hair (m) h1 (m) h2 (m) hraksa (m) Pipa (kPa)
-1
1. 1,8x10 16,9x10-2 2,2x10-2 1,1x10-2 1,1x10-2 -190,314
-1
2. 2,1x10 20,0 x10-2 2,3 x10-2 1,0 x10-2 1,3 x10-2 -227,592
3. 2,4x10-1 23,1 x10-2 2,4 x10-2 0,9 x10-2 1,5 x10-2 -264,87
-1
4. 2,7x10 26,2 x10-2 2,5 x10-2 0,8 x10-2 1,7 x10-2 -302,148
5. 3,0x10-1 29,3 x10-2 2,6 x10-2 0,7 x10-2 1,9 x10-2 -339,68

P1 = raksa x g x hraksa - air x g x hair


= (13.600 x 9,81 x 1,1x10-2 ) – (1000 x 9,81 x 16,9x10-2)
= 1467,576 – 1657,89
= -190,314 kPa

P2 = raksa x g x hraksa - air x g x hair


= (13.600 x 9,81 x 1,3x10-2 ) – (1000 x 9,81 x 20,0x10-2)
= 1734,408 – 1962
= -227,592 kPa

P3 = raksa x g x hraksa - air x g x hair


= (13.600 x 9,81 x 1,5x10-2 ) – (1000 x 9,81 x 23,1x10-2)
= 2001,24 – 2266,11
= -264,87 kPa
P4 = raksa x g x hraksa - air x g x hair
= (13.600 x 9,81 x 1,7x10-2 ) – (1000 x 9,81 x26,2x10-2)
= 2268,072 – 2570,22
= -302,148 kPa

P5 = raksa x g x hraksa - air x g x hair


= (13.600 x 9,81 x 1,9x10-2 ) – (1000 x 9,81 x 29,3x10-2)
= 2532,32 – 2871,4
= -339,68 kPa

Dari hasil pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan, kita dapat
melihat bahwa setiap kenaikan selang plastic yang berisi air sejauh 3 cm, terjadi
kenaikan tekanan sebesar 37,278 kPa. Dan kenaikan ini terjadi relatif secara
konstan mengikuti kenaikan tinggi selang plastik yang dinaikan sengaja secara
konstan. Hal ini juga menunjukan bahwa adanya hubungan dan pengaruh
ketinggian tehadap tekanan dalam pipa manometer.

Diagram Hubungan Praksa dan hraksa

Tekanan (MPa)
1.467 1.734 2.001 2.268 2.532
20
18
16
14
12
Ketinggian (mm) 10
8
6
4
2
0

Diagram Hubungan Pair dan hair

Tekanan (MPa)
1.657 1.734 2.001 2.268 2.532
300
250
200
Ketinggian (mm) 150
100
50
0
4.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tekanan dalam Pipa
Dengan terjadinya perubahan tekanan yang terjadi dalam pipa, maka telah
kita ketahui pada pembahasan sebelumnya bahwa ketinggian merupakan salah
satu faktor sekaligus objek yang sedang diteliti pengaruhnya terhadap perubahan
tekanan dalam pipa.
Berasal dari prinsip yang sama antara cara pengukuran tekanan
menggunakan manometer dengan tekanan hidrostatis, maka kita dapat melihat
bahwa ketinggian (h) dan massa jenis () memiliki pengaruh yang besar dalam
pengukuran tekanan menggunakan manometer.
Ketinggian jelas akan menjadi faktor yang memengaruhi perubahan
tekanan, karena ketinggian akan memengaruhi gravitasi dalam manometer dan
memperbesar gaya tarik fluida itu sendiri tehadap bumi. Sehingga tekanan untuk
menolak aksi tersebut semakin besar dan terjadi peningkatan tekanan. Selain itu,
massa jenis juga akan berpengaruh karena berat relatif dari suatu fluida akan
berdampak pada banyak sedikitnya parikel yang berada pada suatu satuan volume
yang sama. Sesuai dengan persamaan tekanan hidrostatis, yaitu :

PHidrostatis =  x g x h

Maka pertambahan massa jenis akan berbanding lurus dengan pertambahan


tekanan yang terjadi dalam manometer.

4.3. Pembacaan Manometer Tabung U


L R
Pair O

ha A2

A1
Dalam pembacaan manometer itu sendiri, terdapat beberapa cara, namun
untuk memudahkan dalam proses perhitungan dan pemahaman, maka dapat
dilakukan beberapa pengabaian. Namun, sebelumnya kita bagi manometer
menjadi 2 bagian kanan dan kiri oleh garis O untuk memudahkan dalam proses
visualisasi. Setelah itu, kita bisa memberikan tanda pada tiap batas-batas tinggi air
dan raksa dalam tabung. Untuk interval A 0 ke A1 dapat kita abaikan karena
mempunyai ketinggian yang sama. Selanjutnya kita dapat mengukur hair dengan
cara ha dikurang A1 dan mengukur hraksa dengan cara A2 dikurang A1.Setelah
mengetahui perbedaan ketinggian antara air dan raksa maka kita dapat
menghitung tekanan dalam pipa menggunakan persamaan tekanan hidrostatis.
BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pengukuran tekanan akibat ketinggian (head), maka
kita dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Tekanan dalam pipa dapat kita dapatkan dari persamaan
Ppipa = Praksa - Pair
= (raksa x g x hraksa ) – (air x g x hair )
2. Hasil negatif yang didapat dari hasil perhitungan praktikum adalah karena
adanya perbedaan tekanan antara air dan raksa.
3. Faktor yang memengaruhi tekanan dalam pipa manometer adalah
ketinggian dan massa jenis cairan fluida.
4. Ketinggian fluida dan massa jenis fluida berbanding lurus dengan
pertambahan tekanan.

5.2. Saran
Sebelum melakukan praktikum, praktikan disarankan untuk membaca dan
memahami terlebih dahulu metode dan prinsip-prinsip kerja yang akan
dilakukan pada saat praktikum nanti agar praktikan dapat lebih memperdalam
materi yang akan dipraktikan dan dapat bertanya hal yang belum dimengerti
pada saat praktikum.Selain itu disarankan juga agar praktikan dan peralatan
praktikum dalam kondisi baik, karena pada praktikum ini membutuhkan
ketelitian dan kecermatan.
DAFTAR PUSTAKA

Cengel A. Y and Cimbala M. J. 2006. Fluids Mechanics : Fundamental and


Application. First Edition. McGraw-Hill Companies, Inc. New York
Massey B. S and Smith W. J. 2006. Mechanics of Fluids. Eighth Edition. Taylor
& Francis Group. New York
Munson R. Bruce,Okiishi H. Ted, et. al. 2009. Fundamental of Fuids Mehanics.
Sixth Edition. John Wiley and Sons, Inc. New Jersey
Potter C. M and Wiggert C. D. Alih bahasa oleh Thombi Layukallo. 2008.
Schaum’s Outline Mekanika Fluida. Erlangga. Jakarta
Ranald V. Giles Alih bahasa oleh Hermawan Soemitro. 1984. Seri Buku Schaum :
Teori dan Soal-Soal Mekanika Fuida dan Hidraulika (SI-Metrik). Edisi
Kedua. Erlangga. Jakarta
Sahaja, Irwan. 2014. Tekanan Hidrostatis. Terdapat pada : http://irwansahaja.
blogspot.co.id/2014/07/modul-pembelajaran-fisika-tekanan.html. Diakses
tanggal 20 Maret 2016
White M. Frank. 2011. Fluids Mechanis. Seventh Edition. McGraw-Hill
Companies, Inc. New York

Anda mungkin juga menyukai