Oleh :
NPM : 240110150077
Feby Santana
Riska Dwi W. T
Rizkyanti Dwi H. M
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Tekanan
Dalam berbagai permasalahan keteknikan, fluida memegang peranan
penting dalam peneyelesaian permasalahan. Tinjauan fluida statis dan fluida
dinamis mutlak diperlukan untuk mencari berbagai solusi yang diperlukan. Salah
satu hal yang diperhatikan dalam fluida statis adalah tekanan (pressure).
Tekanan adalah hasil kali gaya kompresif yang bekerja pada suatu luas.
(Potter,2002) Satuan-satuan tekanan dihasilkan dibagi satuan luas atau N/m2, yang
adalah pascal, Pa. Namun satuan pascal sangatlah kecil, sehingga lebih sering
diekspresikan dalam kilo Pascal (kPa).
Kerapatan jenis sangat bervariasi dalam gas dan dapat meningkatkan secara
proporsional pada tiap tingkatan tekanan. Kepadatan dalam cairan hampir selalu
konstan, seperti densitas air (sekitar 1000 kg / m3) yang hanya meningkat 1
persen jika tekanan ditingkatkan dengan faktor 220. Sehingga aliran fluida cairan
lebih sering diperlakukan secara analitis karena hampir "tidak bisa dimampatkan."
Secara umum, cairan diurutkan menjadi tiga terhadap kerapatannya dari
pada gas di tekanan atmosfer. Cairan terberat adalah merkuri, dan gas yang paling
ringan adalah hidrogen. Bandingkan kerapatan mereka pada suhu 20 C dan
tekanan 1 atm.
Merkuri : = 13,58 g/cm3 Hidrogen : = 0,0838 g/cm3
Mereka berbeda dengan faktor 162.000 Sehingga parameter fisik di berbagai
cairan dan arus gas mungkin bervariasi. Perbedaan sering diselesaikan dengan
penggunaan analisis dimensi.
Sedangkan kebalikan dari massa jenis adalah volume spesifik (specific
volume) yang didefinisikan sebagai hasil bagi dari volume dan satuan massa.
Keterangan :
hraksa = h1 – h2
hair = ha – h2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Alat
Alat yang digunakan :
1. Manometer tabung U
2. Penggaris dalam satuan mm
3. Selang yang berisi air
3.2. Bahan
Bahan yang digunakan :
1. Air untuk mengisi selang plastik
2. Raksa untuk mengisi manometer tabung U
Dari hasil pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan, kita dapat
melihat bahwa setiap kenaikan selang plastic yang berisi air sejauh 3 cm, terjadi
kenaikan tekanan sebesar 37,278 kPa. Dan kenaikan ini terjadi relatif secara
konstan mengikuti kenaikan tinggi selang plastik yang dinaikan sengaja secara
konstan. Hal ini juga menunjukan bahwa adanya hubungan dan pengaruh
ketinggian tehadap tekanan dalam pipa manometer.
Tekanan (MPa)
1.467 1.734 2.001 2.268 2.532
20
18
16
14
12
Ketinggian (mm) 10
8
6
4
2
0
Tekanan (MPa)
1.657 1.734 2.001 2.268 2.532
300
250
200
Ketinggian (mm) 150
100
50
0
4.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tekanan dalam Pipa
Dengan terjadinya perubahan tekanan yang terjadi dalam pipa, maka telah
kita ketahui pada pembahasan sebelumnya bahwa ketinggian merupakan salah
satu faktor sekaligus objek yang sedang diteliti pengaruhnya terhadap perubahan
tekanan dalam pipa.
Berasal dari prinsip yang sama antara cara pengukuran tekanan
menggunakan manometer dengan tekanan hidrostatis, maka kita dapat melihat
bahwa ketinggian (h) dan massa jenis () memiliki pengaruh yang besar dalam
pengukuran tekanan menggunakan manometer.
Ketinggian jelas akan menjadi faktor yang memengaruhi perubahan
tekanan, karena ketinggian akan memengaruhi gravitasi dalam manometer dan
memperbesar gaya tarik fluida itu sendiri tehadap bumi. Sehingga tekanan untuk
menolak aksi tersebut semakin besar dan terjadi peningkatan tekanan. Selain itu,
massa jenis juga akan berpengaruh karena berat relatif dari suatu fluida akan
berdampak pada banyak sedikitnya parikel yang berada pada suatu satuan volume
yang sama. Sesuai dengan persamaan tekanan hidrostatis, yaitu :
PHidrostatis = x g x h
ha A2
A1
Dalam pembacaan manometer itu sendiri, terdapat beberapa cara, namun
untuk memudahkan dalam proses perhitungan dan pemahaman, maka dapat
dilakukan beberapa pengabaian. Namun, sebelumnya kita bagi manometer
menjadi 2 bagian kanan dan kiri oleh garis O untuk memudahkan dalam proses
visualisasi. Setelah itu, kita bisa memberikan tanda pada tiap batas-batas tinggi air
dan raksa dalam tabung. Untuk interval A 0 ke A1 dapat kita abaikan karena
mempunyai ketinggian yang sama. Selanjutnya kita dapat mengukur hair dengan
cara ha dikurang A1 dan mengukur hraksa dengan cara A2 dikurang A1.Setelah
mengetahui perbedaan ketinggian antara air dan raksa maka kita dapat
menghitung tekanan dalam pipa menggunakan persamaan tekanan hidrostatis.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pengukuran tekanan akibat ketinggian (head), maka
kita dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Tekanan dalam pipa dapat kita dapatkan dari persamaan
Ppipa = Praksa - Pair
= (raksa x g x hraksa ) – (air x g x hair )
2. Hasil negatif yang didapat dari hasil perhitungan praktikum adalah karena
adanya perbedaan tekanan antara air dan raksa.
3. Faktor yang memengaruhi tekanan dalam pipa manometer adalah
ketinggian dan massa jenis cairan fluida.
4. Ketinggian fluida dan massa jenis fluida berbanding lurus dengan
pertambahan tekanan.
5.2. Saran
Sebelum melakukan praktikum, praktikan disarankan untuk membaca dan
memahami terlebih dahulu metode dan prinsip-prinsip kerja yang akan
dilakukan pada saat praktikum nanti agar praktikan dapat lebih memperdalam
materi yang akan dipraktikan dan dapat bertanya hal yang belum dimengerti
pada saat praktikum.Selain itu disarankan juga agar praktikan dan peralatan
praktikum dalam kondisi baik, karena pada praktikum ini membutuhkan
ketelitian dan kecermatan.
DAFTAR PUSTAKA