Anda di halaman 1dari 3

1. a.

Reaksi diazotasi pada analisis kloramfenikol

b. Sulfanilamid, Klormfenikol, Isoniazid (INH)

c.- Indikator dalam, pada penggunaan tropeolin o.o, berwarna merah dalam sasana asam dan
berwarna kning bila dioksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit ketajaman perubahan warna
diperbaiki dengan menambah metanol 10% atau biru metilen sehingga pada titik akhir titrasi akan
terjadi perubahan dari ungu menjadi biru sampai hija tergantung senyawa yg dititrasi.

- indicator luar Ferocyphen, Menggunakan Pasta Kanji Iodide/Kertas Iodida perubahan warnanya
menjadi biru

2. a. 1) Amoxsilin

2) Ampisilin

b. Penetapannya :

Larutan Uji

Ditimbang seksama dalam pelarut dengan konsentrasi Amoxsilin (1,0 mg/ml), Ampisilin (1,25 mg/ml)
lakukan pengenceran dengan pelarut air, ambil 2,0 ml masing-masing masukan ke 2 labu Erlenmeyer
bertutup kaca (A).

Larutan Baku

Bahan baku Pembanding BPFI kering, ditimbang saksama Amoxsilin (1,0 mg/ml), Ampisilin (1,25
mg/ml) diencerkan dengan pelarut air. Ambil 2,0 ml masing-masing masukkan ke 2 labu Erlenmeyer
bertutup kaca (B)

Cara Penetapan / Prosedur

Inaktivasi dan Titrasi

Larutan A dan B masing-masing + 2,0 ml larutan NaOH 1,0 N dicampurkan, diamkan selama 15
menit

Masing2 + 2,0 ml HCl 1,2 N + 10,0 ml Iod 0,01 N, ditutup, diamkan 15 menit

Masing2 dititrasi dengan Na-tiosulfat 0,01N, Indikator : pasta kanji iodida

Penetapan Blangko

Larutan A dan B masing-masing + 10,0 Iod 0,01 N, karena ampisilin dan amoksilin segera + 0,1 ml HCl
1,2 N

Segera dititrasi dg Na-tiosulfat 0,01N, Indikator : kanji-iodida

c. Cara perhitngannya

Menghitng faktor kesetaraan

F = 2CP/(B-I)

Menghitung kadar mg penisilin per unit dosis (misalnya tablet atau kapsul) dihitung dengan rumus
berikut :

Kandungan (mg) zat aktif per tablet = (T/D)(F/2000)(B-I)


Menghitung kadara (%) zat aktif per unit dosis, misalnya tabelet

Kadar (%) zat aktif per tablet = (F/2000D)(B-I) x 100%

Keterangan :

F = Kesetaraan dlm μg /ml Na-tiosulfat Lar Baku (μg atau unit )

C = Kadar BPFI mg/ml B

P = Potensi BPFI μg/mg atau unit/mg

B = Volume dlm ml Na-tiosulfat 0,01 N pada Penetapan Blangko

I = Volume dlm ml Na-tiosulfat 0,01 N pada Penetapan Blangko

T = Kadar ampisilin dlm mg per kapsul ( etiket

D = Kadar ampisilin dlm mg per ml Lar Uji

3. a. Prinsip umum Titrasi Bebas Air

Titrasi bebas air adalah titrasi yang menggunakan pelarut organic sebagai pengganti air untuk
memperjatam titik akhir titrasi asam/basa lemah.

b. Pembagian pelarut secara umum

1) Inert, aprotik, “netral” : benzena

2) Amfiprotik : alkohol

3) Asam, protogenik : asam asetat

4) Basa, protofilik : n-butilamina

c. 1 contoh senyawa yg dititrasi TBA

Senyawa asam lemah : Fenol

Basa lemah : Amina alifatis

d. Penetapan titik Akhir TBA

Pengamatan titik akhir titrasi dapat menggunakan potensiometer atau secara visual. Penggunaan
potensimeter merupakan pilihan utama untuk menentukan titik akhir titrasi bebas air. Pemilihan
indicator secara visual berdasarkan pengalaman empiric dan dilakkan secara trial and error.

Asidimetri (basa) indicator Kristal violet (violet-biru)

Alkalimetri (asam) indicator Biru timol (kuning-biru)

4. a. Prinsip umum penetapan kadar Bromatometri dan Bromometri

Bromo-Bromatometri merupakan salah satu penetapan kadar suatu zat dengan prinsip reaksi
reduksi-oksidasi.

Bromotometri adalah penentuan kadar senyawa berdasarkan reaksi redoks dimana proses titrasi
(reaksi antara reduktor dan bromine berjalan lambat), sehingga dilakukan titrasi secara tidak
langsung dengan menambahkan bromine berlebih.
Bromatometri adalah salah satu metode oksidometri dengan dasar reaksi oksidasi dari ion bromat
dilakukan dengan titrasi secara langsung karena proses titrasi berjalan cepat.

b. Senyawa organic aromatik

resorsinol

c. Pada titik akhir titrasi

Pada titik akhir, sedikit brom berlebih, berwarna kuning lemah karena itu digunakan cara sbb :

Gunakan KBrO3 berlebih, + KI. Kelebihan KBrO3 dan KI membentuk I2, titrasi dengan Na tiosulfat,
dengan indikator kanj

Anda mungkin juga menyukai