Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pajak dan Retribusi Daerah
Kelompok 9:
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan hasil penelitian Penerapan
Prosedur Retribusi Jasa Usaha Kabupaten Bangkalan yang telah diberikan Ibu Rita Yuliana,
SE., MSA., Ak., CA selaku dosen pengampu mata kuliah Pajak dan Retribusi Daerah dapat
terselesaikan tepat waktu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Rita Yuliana, SE., MSA., Ak., CA selaku
dosen pengampu Mata Kuliah Pajak dan Retribusi Daerah, Bapak Ibu narasumber dari Dinas
Pariwisata, Badan Pendapatan Daerah Bangkalan, Taman Rekreasi Kota Bangkalan serta
teman-teman yang membantu kelancaran tugas kami. Sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Kami berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami selaku penyusun memahami bahwa laporan ini jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
untuk memperbaiki cara menulis kami selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, pengertian retribusi daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau badan.
Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-
undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk
pemungut atau pemotong retribusi tertentu. Besarnya retribusi yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang menggunakan jasa atau perizinan tertentu dihitung dengan cara
mengalikan tarif retribusi dengan penggunaan jasa (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009).
Dalam Pasal 126 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, objek Retribusi Jasa
Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut
prinsip komersial yang meliputi :
1. pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum
dimanfaatkan secara optimal;dan/atau
2. pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum disediakan secara
memadai oleh pihak swasta.
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi jasa usaha didasarkan
pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan
yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara efisien
dan berorientasi pada harga pasar
Menurut Pasal 127 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2008 Jenis Retribusi Jasa
Usaha terdiri dari :
1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, adalah pungutan atas pemakaian
kekayaan daerah, antara lain pemakaian tanah dan bangunan, pemakaian
ruangan untuk pesta, pemakaian kendaraan/alat-alat berat/alat-alat besar milik
daerah. Tidak termasuk penggunaan tanah yang tidak mengubah fungsi dari
tanah tersebut, misalnya pemancangan tiang listrik/telepon, dan lain-lain.
2. Retribusi Pasar Grosir dan/atau pertokoan, adalah pungutan atas penyediaan
fasilitas pasar grosir berbagai jenis barang, dan fasilitas pasar/pertokoan yang
dikontrakkan, yang disediakan/diselenggarakan oleh daerah, tidak termasuk
yang disediakan BUMD dan swasta.
3. Retribusi Tempat Pelelangan adalah pungutan atas pemakaian tempat
pelelangan yang secara khusus disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk
melakukan pelelangan ikan, ternak, hasil bumi, dan hasil hutan termasuk jasa
pelelangan serta fasilitas lainnya yang disediakan di tempat pelalangan.
Termasuk objek retribusi adalah tempat yang dikontrak oleh Pemerintah
Daerah dari pihak lain untuk dijadikan sebagai tempat pelalangan.
Dikecualikan dari objek retribusi adalah tempat pelelalngan yang disediakan,
dimiliki dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
4. Retribusi Terminal, adalah pungutan atas pemakaian tempat pelayanan
penyediaan parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan
usaha, dan fasilitas lainnnya di lingkungan teminal, yang dimiliki dan/atau
dikelola oleh daerah tidak termasuk pelayanan peron. Dikecualikan dari objek
retribusi terminal yaitu terminal yang disediakan dimiliki dan/atau dikelola oleh
Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
5. Retribusi Tempat Khusus Parkir, adalah pungutan atas pemakaian tempat
parkir yang khusus disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh daerah,
dikecualikan dari objek retribusi tempat parkir khusus yaitu tempat parkir yang
disediakan dan dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.
6. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa, adalah pungutan atas
pelayanan tempat penginapan/pesanggrahan/villa yang dimiliki dan atau
dikelola oleh daerah, tidak termasuk atau dikecualikan retribusi tempat
penginapan/pesanggrahan/villa adalah yang disediakan, dimiliki, dikelola oleh
Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
7. Retribusi Rumah Potong Hewan, adalah pungutan atas pelayanan penyediaan
fasilitas pemotongan hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan
hewan sebelum dan sesudah dipotong, yang dimiliki dan/atau dikelola oleh
daerah.
8. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, adalah pungutan atas pelayanan jasa
kepelabuhan, termasuk fasilitas lainnnya di lingkungan pelabuhan yang
disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola ole Pemerintah Daeah
9. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahrga, adalah pungutan atas pemakaian
tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang dimiliki dan dikelola daerah.
10. Retribusi Penyeberangan di Air, adalah pungutan atas pelayanan
penyeberangan orang/barang dengan menggunakan kendaraan di air yang
dimiliki dan/atau dikelola oleh daerah.
11. Retribusi penjualan produksi usaha daerah, adalah penjualan hasil produksi
usaha pemerintah daerah, dikecualikan dari objek retribusi penjualan produksi
usaha daerah adalah penjualan oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak
swasta.
2.2 Tata Cara Pemungutan Retribusi Jasa Usaha
Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau
kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan
ditagih dengan menggunakan STRD. Penagihan Retribusi terutang didahului dengan
Surat Teguran. Tata cara pelaksanaan pemungutan Retribusi ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah.
Retribusi jasa Usaha Kabupaten Bangkalan dijelaskan dalam Peraturan Daerah
Nomer 13 tahun 2013 Perubahan atas Perda No 10 Tahun 2010 tentang Retribusi jasa
Usaha
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
2) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, JL. Soekarno Hatta No. 39A, Mlajah, Bangkalan
3) Taman Rekreasi Kota ,Wr 08, Mlajah, Kec. Bangkalan, Kabupaten Bangkalan
a) Data Primer
Yaitu data yang kami peroleh berasal dari hasil observasi, yaitu dengan
wawancarasecara mendalam terhadap objek observasi.
b) Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh berupa laporan-laporan data Wajib Pajak Hotel, Restoran, dan
Parkir.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi ini dilakukan di Kabupaten Bangkalan dengan 3 informanyaitu;
1) Bapak R. Herman Hidayat,SE selaku Sub bagian Perencanaan dan
Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangkalan
2) Reta Haryani selaku Kasubid Pengembangan IT dan Kajian Per UU-an
3) Bapak Rizal selaku pengelola tiket masuk taman rekreasi kota
2. Wawancara, yang dilakukan untuk menggali informasi mengenai pandangan,
pengetahuan, dan pengalaman tentang Retribusi Jasa Usaha.
3.7Jumlah Narasumber
A. Deskripsi Narasumber
1. Bapak R. Herman Hidayat,SE selaku Sub bagian Perencanaan dan Keuangan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangkalan.
2. Reta Haryani selaku Kasubid Pengembangan IT dan Kajian Per Undang-
undangan
3. Bapak Rizal selaku pengelola tiket masuk taman rekreasi kota
HASIL PENELITIAN
Untuk tarif retribusi atas pemakaian kekayaan daerah tersebut diatur dalam Peraturan
Daerah Kab.Bangkalan Nomor 13 Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan daerah
nomor 10 tahun 2010 tentang retribusi daerah.Retribusi tempat Rekreasi dan olahraga
yang ada di kabupaten bangkalan ini terdiri atas:
Dari beberapa retribusi tempat rekreasi dan olahraga diatas, kami melakukan
penelitan di Taman Rekreasi Kota dimana dalam penelitian ini kami memperoleh
informasi mengenai retribusi yang ada di taman tersebut, dimana TRK sendiri berada
dibawah naungan dinas kebudayaan dan pariwisata. Berikut data penerimaan retribusi
Jasa Usaha Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Lokasi Taman Rekreasi Kota (TRK) Berada belakang Stadion Gelora Bangkalan,
tepatnya di alamat Wr 08, Mlajah, Kec. Bangkalan, Kabupaten Bangkalan.Tempat wisata
dengan beberapa wahana tersebut dikelola secara langsung oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata. Petugas yang bekerja di TRK tersebut adalah penjaga karcis (Bapak rizal)
dan koordinator (bapak Wahyudi) yang bertugas mengawasi dan menyetorkan perolehan
retribusi TRK ke Dinas terkait.
Pengelolaan dan alokasi retribusi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan
pariwisata harus dilakukan berdasarkan prosedur yang ditetapkan oleh daerah.Sebagai
contoh, pada tahun 2018 Dinas kebudayaan dan Pariwisata ingin mengembangkan sektor
pariwisata yang ada di Kabupaten Bangkalan. Pihak Dinas mengajukan usulan program
melalui Ripparkab (rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten) yang
dibahas bersama sejumlah pihak terkait seperti camat dan beberapa lembaga OPD
lainnya yang juga ikut membahas perencanaan tersebut.
Wajib retribusi membayar retribusi sesuai dengan tarif yang ditetapkan ke petugas
yang ada di loket.Hasil retribusi tersebut kemudian oleh koordinator di setorkan ke Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata.Prosedur penyetoran seharusnya dilakukan setiap hari,
akantetapi oleh koordinator Taman Rekreasi Kota disetorkan satu minggu sekali ke dinas
atau UPT yang bersangkutan. Selanjutnya Dinas akan menyetorkan ke Kas Daerah yang
dilakukan satu bulan sekali.
4.3 Kendala
Perkembangan sector pariwisata di Kabupaten bangkalan masih belum mengalami
perubahan yang signifikan.Hal ini terjadi karena Pemkot bangkalan kurang tanggap
terhadap usulan program yang diajukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Keterlambatan pengesahan Raperda dari pihak pemkot tersebut menghambat proses
pengembangan pariwisata karena pihak dari Dinas terkait masih menunggu keputusan
dari pemkot Bangkalan. Tanpa adanya SK (surat Keputusan) dari Pemkot/Kab dinas
pariwisata tidak memiliki otoritas dalam melakukan inovasi atau ide-ide kreatif dalam
mengembangkan pariwisata yang ada di Bangkalan .
4.4 Temuan
1. Penyetoran retribusi Taman Rekreasi Kota tidak dilakukan sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan. Harusnya penyetoran dilakukan setiap hari ke Dinas terkait,
akantetapi penyetoran tidak dilakukan sesuai dengan prosedur, penyetoran TRK
kepada dinas pariwisata dilakukan setiap seminggu sekali.
2. Beberapa wahana permainan di Taman Rekreasi Kota banyak yang mengalami
kerusakan (karat, warna cat pudar, berlumut) dan belum diperbaiki. Hal tersebut juga
mempengaruhi minat masyarakat untuk berkunjung ke TRK tersebut.
4.5 Usulan Program
1. Setiap ada pengusulan program yang dapat meningkatkan PAD segera ditanggapi
agar perkembangan diberbagai sektor yang diharapkan segera terealisasikan,
seperti raperda tentang Ripparkab diatas.
2. setiap ada kerusakan di tempat wisata segera diperbaiki, atau bahkan ditambahi
beberapa fasilitas yang mendukung sehingga nantinya menarik minat pengunjung.
3. mengembangkan sektor pariwisata semaksimal mungkin dengan mengangkat
potensi-potensi pariwisata yang masih belum dikembangkan oleh Pemda contoh
pantai-pantai yang masih belum dikelola.
4. gencar mempromosikan pariwisata di Kabupaten Bangkalan baik secara online
maupun offline. Promosi secara online bisa melalui instagram, facebook, website,
dll. Promosi secara offline bisa dengan menampilkan gambar pariwisata yang
akan dipromosikan di beberapa tempat yang strategis Seperti, pemasangan
reklame di pusat kota.
5. melakukan kerjasama dengan dinas-dinas lain, seperti Dinas Pendidikan. Dinas
pendidikan membuat program pengenalan budaya dan sejarah yang ada di bawah
naungan dinas kebudayaan dan pariwisata. Contoh, siswa dari TK sampai SMA
diwajibkan berkunjung ke museum setidaknya sekali dalam satu jenjang
pendidikan untuk belajar terus mengingat tentang budaya dan sejarah di
Kabupaten Bangkalan.
6. Bekerja sama dengan Kacong Jebbing Bangkalan selaku duta Bangkalan dalam
memperkenalkan kearifan budaya local serta memperkenalkan wisata-wisata yang
ada di Bangkalan. Sebagai bentuk peduli pemerintah daerah dam rangka
memajukan pariwisata yang ada di bangkalan
LAMPIRAN