Anda di halaman 1dari 16

X

Kurikulum 2013

s
Kela
matematika PEMINATAN

VEKTOR II

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami tentang pembagian vektor.
2. Memahami tentang teorema Menelaus.
3. Dapat melakukan operasi perkalian dua vektor.
4. Dapat menentukan sudut antara dua vektor.
5. Dapat menentukan panjang dari jumlah dan selisih vektor.
6. Dapat menentukan proyeksi suatu vektor pada vektor lain.

A. Pembagian Vektor
1. Pembagian Ruas Garis
 
Titik P membagi ruas garis AB dengan perbandingan m : n, sehingga AP : PB = m : n. Ada
2 kemungkinan posisi titik P terhadap ruas garis AB, yaitu titik P di dalam AB atau titik P
di luar AB. Untuk mengetahui pengaruh posisi titik P terhadap tanda perbandingan ruas
garis, perhatikan tabel berikut.

Posisi Titik P
Perbedaan
Titik P di dalam AB Titik P di luar AB
Gambar m n m

A P B A B P
n
Posisi Titik P
Perbedaan
Titik P di dalam AB Titik P di luar AB
Tanda    
AP dan PB mempunyai arah AP dan PB mempunyai arah
perbandingan yang sama, sehingga m dan n yang berlawanan, sehingga m
mempunyai tanda yang sama. dan n mempunyai tanda yang
berlawanan.
Perbandingan    
AP : PB = m : n AP : PB = m : −n
ruas garis    
AP : AB = m : (m + n) AP : AB = m : (m − n)


Contoh Soal 1

Diketahui layang-layang PQRS yang diagonal-diagonalnya berpotongan di titik O.


   
Jika panjang PO = OR = 4 cm, OS = 6 cm, dan QO = 10 cm, tentukan perbandingan-
perbandingan berikut!
   
a. PO : OR c. QO : SO
   
b. PO : PR d. QO : SQ
Pembahasan:
Layang-layang pada soal dan unsur-unsur yang diketahui dapat digambarkan sebagai
berikut.

6
P R
O
10

Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh:


 
a. PO : OR = 4 : 4 = 1 : 1
 
b. PO : PR = 4 : (4 + 4) = 4 : 8 = 1 : 2
   
c. QO : SO = QO : (− OS ) = 10 : (−6) = 5 : −3
   
d. QO : SQ = QO : (− QS ) = 10 : −(10 + 6) = 5 : −8

2
2. Pembagian dalam Bentuk Vektor
  
Misalkan a , b , dan p berturut-turut merupakan vektor posisi dari titik A, B, dan P. Jika titik P
 
membagi ruas garis AB dengan perbandingan AP : PB = m : n, berlaku rumus berikut.
B

n  
  mb + na
b
p=
 P m+n
p
m

O  A
a

Contoh Soal 2
 
Diketahui vektor posisi dari titik C dan D berturut-turut adalah c dan d . Jika titik P
 
membagi ruas garis CD dengan perbandingan CP : PD = 2 : 3, tuliskan vektor posisi dari
 
titik P dalam c dan d !
Pembahasan:
 
Oleh karena perbandingan CP : PD = 2 : 3, maka m = 2 dan n = 3.
Dengan menggunakan rumus pembagian ruas garis dalam bentuk vektor, diperoleh:
   
 md + nc 2d + 3c 2  3 
p= = = d+ c
m+n 2+3 5 5
   2  3 
Jadi, vektor posisi dari titik P dalam c dan d adalah p = d + c .
5 5

Contoh Soal 3

Diketahui titik E(11, 3) dan F(6, 8). Jika titik P membagi ruas garis EF dengan perbandingan
 
EP : PF = −2 : 7, tentukan koordinat titik P!
Pembahasan:
 
Oleh karena perbandingan EP : PF = −2 : 7, maka m = −2 dan n = 7.
Dengan menggunakan rumus pembagian ruas garis dalam bentuk vektor, diperoleh:
 6   11  65 
  −2   + 7    
 mf + ne 8 3 5  13 
p= =     =   = 
m+n −2 + 7 5 1

Jadi, koordinat titik P adalah (13, 1).

3
B. Teorema Menelaus
Diketahui sebuah segitiga ABC. Titik Y terletak pada sisi AC dan titik Z terletak pada sisi AB.
Melalui titik Y dan Z dibuat garis YZ. Garis CB dan YZ diperpanjang sehingga berpotongan
di titik X seperti pada gambar berikut.

Bunyi Teorema Menelaus


A

Y Z

X
C B
  
BX CY AZ
Titik X, Y, Z segaris (kolinear) jika dan hanya jika  .  .  = 1.
XC YA ZB

Teorema Menelaus disebut juga dengan teorema Ceva.

SUPER "Solusi Quipper"


Cara Mudah Mengingat Teorema Menelaus
Agar kamu lebih mudah mengingat teorema ini, perhatikan arah panah berikut.

A
2 1
Y Z
1
2
X
C B 1
2

  


BX CY AZ
 .  .  = 1.
XC YA ZB

4
Contoh Soal 4

Perhatikan gambar berikut!


A

Y Z

X
C B
   
Diketahui koordinat titik A(4, 8) dan B(8, −2). Jika perbandingan BX : XC = 1 : 2 dan CY : YA
= 4 : 1, tentukan koordinat titik Z!
Pembahasan:
 
Mula-mula, tentukan perbandingan AZ : ZB dengan menggunakan teorema Menelaus.
  
AZ BX CY
 ⋅  ⋅  = 1
ZB XC YA

AZ 1 4
⇔  ⋅ ⋅ = 1
ZB 2 1

AZ
⇔  ⋅ 2 = 1
ZB

AZ 1
⇔  =
ZB 2


AZ m 1
Ini berarti,  = =
ZB n 2

Selanjutnya, tentukan koordinat titik Z dengan menggunakan rumus pembagian ruas


garis dalam bentuk vektor.
 8   4   16 
  1  + 2      16 
 mb + na  −2   8   14   3 
z= = = = 
m+n 1+ 2 3  14 
 
 3 

 16 14 
Jadi, koordinat titik Z adalah  , .
 3 3 

5
C. Perkalian Skalar Dua Vektor (Perkalian Titik atau Dot Product)
Perhatikan gambar berikut!


a
θ

b
 
Pangkal vektor a dan b berimpit di satu titik

 
Hasil perkalian skalar vektor a dan b adalah suatu bilangan real yang dapat
ditentukan dengan rumus berikut.
   
a ⋅ b = a b cos θ
 
dengan θ adalah sudut antara vektor a dan b .
     
Perkalian skalar vektor a dan b disebut juga dengan perkalian titik a dan b atau a ∙ b
 
(dibaca a dot b ). Syarat perkalian skalar dua vektor adalah pangkal kedua vektor harus berimpit
di satu titik.
Perhatikan gambar vektor di R³ berikut!
Z A (a1, a2, a3)


a
B (b1, b2, b3)

θ b
Y
O

a  b 
  1   1
Jika diketahui komponen vektornya, misalnya a =  a2  dan b =  b2  , perkalian
a  b 
 3  3
skalar dua vektor dapat ditentukan dengan rumus berikut.
 
a ⋅ b = a1 ⋅ b1 + a2 ⋅ b2 + a3 ⋅ b3
Tips: Cukup kalikan elemen-elemen yang seletak.

6
Sekarang, perhatikan gambar berikut ini!

Z A(a1, a2, a3)


A(a1, a2, a3)


a
Y θ
θ
O O B(b1, b2, b3)

X b
B(b1, b2, b3)

 
Jika vektor a tegak lurus vektor b (θ = 90°), diperoleh:
   
a ⋅ b = a b cos 90° = a1 ⋅ b1 + a2 ⋅ b2 + a3 ⋅ b3 = 0

Contoh Soal 5

Perhatikan gambar berikut!



a =4
45°

b =6
 
Tentukan nilai dari a ∙ b !
Pembahasan:
Syarat perkalian skalar dua vektor adalah pangkal kedua vektor harus berimpit di satu

titik. Oleh karena itu, vektor b harus digeser sedemikian rupa hingga pangkalnya berimpit

dengan pangkal vektor a .

a =4

θ 45°

b =6

7
Berdasarkan gambar tersebut, diketahui θ = 180° − 45° = 135° (sudut berpelurus).
Dengan demikian, diperoleh:
   
a ⋅ b = a b cos θ
= ( 4 )( 6 ) cos 135°
 1 
= 24  − 2 
 2 
= −12 2

 
Jadi, nilai dari a ⋅ b = −12 2 .

Contoh Soal 6
   
Diketahui a = 2i − 3j + k dan b = −5i − 2 j + 4 k . Tentukan nilai dari a ⋅ b !
Pembahasan:
Oleh karena yang diketahui komponen vektornya, maka cukup kalikan elemen-elemen
yang seletak.
 
a ⋅ b = a1b1 + a2 b2 + a3b3
= ( 2 ) ( −5 ) + ( −3 ) ( −2 ) + (1)( 4 )
= −10 + ( 6 ) + ( 4 )
=0
 
Jadi, nilai dari a ∙ b = 0.

Sifat-Sifat Perkalian Skalar Dua Vektor


  2
a. a ⋅ a = a
   
b. a ⊥ b ⇔ a ⋅b = 0
   
c. Komutatif: a ⋅ b = b ⋅ a
      
( )
d. Distributif: a ⋅ b + c = a ⋅ b + a ⋅ c
     
( ) ( )
e. Tidak asosiatif: a ⋅ b ⋅ c ≠ a ⋅ b ⋅ c
f. Tidak memiliki elemen identitas
g. Tidak memiliki invers

8
Contoh Soal 7
   
Diketahui a = 4i + 2 j − 5k˘ , b = i + 3j + xk˘ , dan c = 6i + 5j + 2k˘ . Jika vektor a tegak lurus
   
vektor b , hasil dari 2a + 3b − c adalah .... (UN 2015)
A. 5i + 8 j + 6k
B. 5i + 8 j − 6k
C. 5i − 8 j + 6k
D. 6i + 5j − 8k
E. 6i − 5j + 6k
Pembahasan:
Mula-mula, tentukan nilai x.
   
Oleh karena vektor a tegak lurus vektor b , maka a ∙ b = 0

 4  1 
    
a ⋅ b =  2  3 
 −5   x 
  
⇔ 0 = 4 + 6 − 5x
⇔ 5 x = 10
⇔ x =2

Ini berarti, b = i + 3j + 2k .
  
Selanjutnya, tentukan 2a + 3b − c .
 4   1  6 
        
2a + 3b − c = 2  2  + 3  3  −  5 
 −5   2   2 
     
 8  3 6
     
=  4  + 9 − 5
 −10   6   2 
     
 5
 
= 8 
 −6 
 
  
Jadi, hasil dari 2a + 3b − c = 5i + 8 j − 6k .

9
D. Sudut antara Dua Vektor
   
Misalkan a dan b adalah vektor-vektor di Rn. Besarnya sudut antara vektor a dan b (θ)
dapat ditentukan dari rumus perkalian titik dua vektor, yaitu sebagai berikut.
   
a ⋅ b = a b cos θ
 
a⋅b
⇔ cos θ =  
ab
  
a⋅b 
⇔ θ = arc cos   
 ab
 

Dengan demikian, rumus untuk menentukan sudut antara dua vektor adalah sebagai
berikut.

  
a ⋅ b 
θ = arc cos   
 ab
 

Pertanyaan yang muncul terkait materi ini tidak terbatas pada nilai θ saja, tetapi
juga dapat ditanyakan nilai sin θ, tan θ, dan sebagainya. Jika θ bukan sudut istimewa,
nilai sin θ dan tan θ dapat ditentukan berdasarkan nilai cos θ yang telah diperoleh
sebelumnya. Dalam penentuan tersebut, kamu dapat memanfaatkan identitas berikut.

Identitas Pythagoras: sin2 θ = 1− cos2 θ ⇔ sinθ = 1− cos2 θ

sin θ
Identitas perbandingan: tan θ =
cos θ

Contoh Soal 8
 
Jika θ merupakan sudut antara vektor a = 2i − 3j + 5k dan b = −3i − 5j + 2k , tentukan nilai
dari sin θ!
Pembahasan:
Tentukan dahulu nilai dari θ.

10
 
a⋅b
cos θ =  
ab
 2   −3 
  
 −3   −5 
 5  2 
⇔ cos θ =   
22 + ( −3 ) + 52 ⋅ ( −3) + ( −5)
2 2 2
+ 22
−6 + 15 + 10
⇔ cos θ =
38 ⋅ 38
19
⇔ cos θ =
38
1
⇔ cos θ =
2
⇔ θ = 60°
1
Jadi, nilai dari sin θ = sin 60° = 3.
2

E. Rumus Panjang dari Jumlah dan Selisih Vektor

  
Misalkan a dan b adalah vektor-vektor di Rn, serta θ adalah sudut antara vektor a
  
dan b . Panjang dari jumlah dan selisih vektor a dan b dapat ditentukan dengan
rumus berikut.
 2 2 2   2 2  
a ± b = a + b ± 2 a b cos θ = a + b ± 2a ⋅ b

Contoh Soal 9
     
Diketahui vektor a dan b dengan a = 4, b = 3, dan a + b = 5. Jika θ adalah sudut antara
 
vektor a dan b , nilai cos 2θ adalah .... (UN 2015)
A. 1
4
B.
5
C. 0
1
D. −
2
E. -1

11
Pembahasan:
Dengan menggunakan rumus panjang dari jumlah dua vektor, diperoleh:
 2 2 2  
a + b = a + b + 2 a b cos θ
⇔ 52 = 4 2 + 32 + 2 ( 4 )( 3 ) cos θ
⇔ 25 = 25 + 24 cos θ
⇔ 24 cos θ = 0
⇔ cos θ = 0
⇔ θ = 90°
Jadi, nilai cos 2θ = cos 2 ( 90° ) = cos 180° = −1.

F. Proyeksi Suatu Vektor pada Vektor Lain


  
Jika vektor a diproyeksikan pada vektor b , akan dihasilkan vektor c yang segaris dengan

vektor b seperti gambar berikut.


a

θ 
 b
c

Dengan menggunakan rumus perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku,


diperoleh:

c
cos θ = 
a
 
⇔ c = a cos θ
  
 Substitusikan cos θ = a ⋅ b 
 ab
 
 
  a⋅b
⇔c =a  
ab

 a.b
⇔c = 
b
 
Oleh karena nilai c merupakan suatu bilangan real (skalar), maka c disebut
   
proyeksi skalar vektor a pada b , atau panjang proyeksi vektor a pada b .

12
 
 a⋅b
c = 
b

 
Sementara itu, vektor hasil proyeksi a pada b dinyatakan sebagai proyeksi vektor
   
a pada b . Proyeksi vektor a pada b dapat ditentukan dengan rumus berikut.
 
 a⋅b 
c =  2 ⋅b
b

Agar kamu dapat membedakan proyeksi skalar dan proyeksi vektor dengan baik,
perhatikan tabel berikut.

Tabel Perbedaan Proyeksi Skalar dan Proyeksi Vektor Ortogonal


 
Vektor a pada b

Proyeksi Skalar Ortogonal Proyeksi Vektor Ortogonal


Proyeksi Vektor    
Vektor a pada b Vektor a pada b
Nama lain Proyeksi skalar/panjang proyeksi Proyeksi vektor/vektor proyeksi
   
vektor a pada b a pada b

Rumus      
  a⋅b   a⋅b  c ⋅b
c = ab =  c = ab =  2 ⋅ b = 
b b
b

Hasil Bilangan real (skalar atau konstanta) Vektor


Contoh Soal 10
 
Tentukan panjang proyeksi vektor a = 7i − j − 9k pada b = i − 2 j − 2k , kemudian tentukan
proyeksi vektornya.
Pembahasan:
 
Panjang proyeksi vektor a pada b dapat dirumuskan sebagai berikut.
 7  1 
  
   −1   −2 
 a⋅b  −9   −2  7 + 2 + 18 27
c =  =    = = =9
b 1 + ( −2 ) + ( −2 )
2 2 2
9 3

13
 
Sementara itu, proyeksi vektor a pada b dapat dirumuskan sebagai berikut.

   1  1  3
 a ⋅ b  27      
c =  2 ⋅ b =  −2  = 3  −2  =  −6  = 3i˘ − 6 ˘j − 6k˘
b 9     
 −2   −2   −6 
 
Jadi, panjang proyeksi vektor a pada b adalah 9, sedangkan proyeksi vektornya adalah
3i˘ − 6 ˘j − 6k˘ .

Contoh Soal 11
  
Diketahui vektora = 2i − p j + 3k dan b = i − 2 j + 2k . Jika c adalah panjang proyeksi vektor
 
a pada b , dan c = 4, nilai p adalah .... (UN 2015)
A. −4
B. −2
C. 2
D. 4
E. 8
Pembahasan:
 
Dengan menggunakan rumus panjang proyeksi vektor a pada b , diperoleh:
 
 a⋅b
c = 
b
 2  1 
  
 − p   −2 
 3  2 
⇔4=   
12 + ( −2 ) + 22
2

2 + 2p + 6
⇔4=
3
⇔ 12 = 8 + 2 p
⇔ p=2
Jadi, nilai p adalah 2.

G. Perkalian Silang Dua Vektor (Cross Product)


Berbeda dengan perkalian skalar dua vektor, hasil perkalian silang dua vektor adalah suatu
      
vektor. Perkalian vektor a dan b ditulis sebagai a × b (dibaca a kali silang b atau a cross

14
    
b ). Vektor hasil a × b tidak sebidang dengan a dan b , tetapi tegak lurus dengan bidang
    
yang memuat keduanya. Ini berarti, a × b tegak lurus dengan a dan a × b tegak lurus

dengan b . Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

N  
a×b

 b
a

 
Perkalian silang vektor a = ( a1 , a2 , a3 ) dan b = ( b1 , b2 , b3 ) dapat ditentukan dengan
rumus berikut.
  a a3  a1 a3  a1 a2 
a×b = 2 i− j+ k
b2 b3 bi b3 b1 b2
 
Selain itu, perkalian vektor a dan b juga dapat ditentukan dengan menggunakan
determinan matriks 3 × 3 berikut.
i j k
 
a × b = a1 a2 a3
b1 b2 b3
i j k i j
= a1 a2 a3 a1 a2
b1 b2 b3 b1 b2

= ( a2 b3 ) i + ( a3b1 ) j + ( a1b2 ) k − ( a1b3 ) j + ( a3b2 )i + ( a2 b1 ) k 


 

Sifat-Sifat Perkalian Silang Dua Vektor


       
1. Tidak komutatif: a × b ≠ b × a , karena a × b = − b × a ( )
      
( )
2. Distributif : a × b ± c = a × b ± a × c
     
( ) ( )
( )
3. m a × b = ma × b = a × mb , m konstanta real
     
( ) ( )
4. Tidak asosiatif : a × b × c ≠ a × b × c
        
( ) ( ) ( )
5. a × b × c = a ⋅ c b − a ⋅ b c
        
6. ( ) ( ) ( )
a×b ×c = a⋅c b − b ⋅c a

15
Contoh Soal 12
   
Diketahui vektor
 p = 3i + j + 5k dan q = i + j − 2k . Buktikan bahwa vektor p × q tegak

lurus vektor p dan q .
Pembahasan:
 
Mula-mula, tentukan p × q .

i j k
 
p×q = 3 1 5
1 1 −2
i j k i j
=3 1 5 3 1
1 1 −2 1 1

= −2i + 5j + 3k −  −6 j + 5i + k 


 
= −7i + 11j + 2k
  
Selanjutnya, hitung nilai dari p × q ⋅ p .( )
 −7   3 
      
( )
p × q ⋅ p =  11   1 
 2  5 
  
= −21+ 11+ 10
=0
     
( )
Oleh karena p × q ⋅ p = 0, maka p × q tegak lurus vektor p .
  
(
Setelah itu, hitung nilai dari p × q ⋅ q . )
 −7   1 
      
( )
p × q ⋅ q =  11   1 
 2   −2 
  
= −7 + 11− 4
=0
     
( )
Oleh karena p × q ⋅ q = 0, maka p × q tegak lurus vektor q .
   
Jadi, terbukti bahwa vektor p × q tegak lurus vektor p dan q .

16

Anda mungkin juga menyukai