Anda di halaman 1dari 15

DASAR PERMUKIMAN DAN PERKOTAAN

PERUMAHAN UNTUK SEKTOR INFORMAL

OLEH:
FIKA AURA RATITYA /052001700050

DOSEN:
Dermawati DS, Ir, MT,Dr.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2020
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Pasal 1 Angka 24 UU Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Masyarakat berpenghasilan rendah MBR adalah masyarakat
yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu
mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah
ISUE DAN FAKTA PERUMAHAN MBR PERKOTAAN
• Banyak keluarga tidak mampu memberi rumah yang layak
• Kekurangan persediaan rumah untuk masyarakat berpendapatan rendah

FAKTA

Sektor Informal 1.
2.
Setiap Penduduk Membutuhkan Tempat Tinggal
Memiliki rumah adalah bagian dari Hak Asasi
Kota 3.
4.
Perumahan adalah sektor penting bagi perekonomian kota
Mahalnya harga rumah bagi hampir setiap warga
5. Perumahan formal yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan
Sebuah fenomena yang masih sering
muncul di perkotaan dimana memebedakan
kegiatan penduduk kota dalam memperoleh
kesempatan kerja ke dalam dua sektor
yakni formal dan informal, berdasarkan
penghasilan pendapatan dari gaji
(formal) atau pendapatan dari
usahasendiri(informal).
KeithHart (1973)
Isu Strategis Perumahan dan Permukiman
1. Isu kesenjangan pelayanan
2. Isu lingkungan
3. Isu manajemen pembangunan

Permasalahan Perumahan Dan Permukiman

Belum terlembaganya Rendahnya tingkat Menurunnya kualitas


sistem penyelenggaraan pemenuhan kebutuhan lingkungan
perumahan dan perumahan yang layak dan permukiman
permukiman. terjangkau

Indonesia juga menyepakati Deklarasi Millenium dan Deklarasi


“Cities Without Slums Initiative”, yang juga sama-sama
mengamanatkan pentingnya upaya pewujudan daerah
perkotaanyangterbebasdaripermukimankumuh.
STAKE HOLDERS DALAM PENGADAAN PERUMAHAN
UNTUK MBR menurut UU No 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman(PKP).
Pemerintah
Kewajiban pemerintah adalah memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR.
Bantuan kemudahan pembangunan dalam memperoleh rumah berupa :
(a) subsidiperolehan rumah,
(b) stimulan rumah swadaya,
(c) insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan di bidang perpajakan, perijinan
(d) asuransi dan penjaminan, peyediaan tanah
(e) sertifikasitanah dan PSU
STAKE HOLDERS Swasta/Pengembang
Berorientasi ke sektor profit, swasta dapat bekerja sama dan menaati aturan
PERMUKIMAN MBR yang telah ditetapkan, mendapatkan tanah akan mengurangi munculnya
spekulan yang pada akhirnya merugikan MBR sebagai konsumen. Oleh karena
itu, jika digandeng pemerintah mampu mengurangi spekulan tanah dan
mempercepat proses peralihanhak atas tanah

Kegiatan perencanaan diselenggarakan Partisipasi Masyarakat


oleh pemerintah dan pemerintah Menurut Undang – Undang No 1 Tahun 2011 keterlibatan masyarakat tidak
hanya pada upaya pemenuhan rumah secara fisik tetapi keseluruhan proses
daerah dengan melibatkan peran mulai dari perencanaan sampai pengawasan
masyarakat.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
LSM sangat dibutuhkan untuk pengadaan rumah swadaya terutama akses ke
ketersediaan tanah. Keterlibatan LSM mulai dari tahap Perencanaan sampai
Pengawasan
TINJAUAN

Definisi Sektor Informal

Keith Hart (1971) Dengan menggambarkan sektor informal sebagai


bagian angkatan kerja kota yang berada diluar pasar
tenaga terorganisasi

Alma, (2001: 63) Memberikan pengertian bahwa, istilah sector informal


biasanya digunakan untuk menunjukkan sejumlah
kegiatan ekonomi yang berskala kecil
Muchdarsyah Mendefinisikan sektor informal secara umum adalah
Sinungan (1988: sektor informal terdiri dari unit usaha beskala kecil yang
22) memproduksi, mendistribusi barang dan jasa dengan
tujuan pokok menciptakan kesempatan kerja
Hadionoto, Menyatakan bahwa pilihan sektor informal adalah suatu
(1988: 42) jawaban atas rendahnya Pendidikan dan keterampilan
yang dimiliki oleh anak-anak jalanan

SEKTOR INFORMAL merupakan rangkaian aktivitas yang sangat


mudah dilakukan oleh sebagian masyarakat khususnya pada
masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi rendah atau
terbelenggu dengan kemiskinan dimana mereka yang tidak mampu
mengakses pekerjaan di sektor formal karena keterbatasan
banyak hal.
TINJAUAN

DEFINISI PERUMAHAN
Kumpulan tempat tinggal yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu
kelengkapan dasar fisik lingkungan yang baik dan tertata.

DEFINISI PERUMAHAN SEKTOR INFORMAL


merupakan sebutan lain dari Informal settlement adalah suatu areal
tempat tinggal di suatu kota yang dihuni oleh masyarakat sangat miskin
dan tidak mempunyai kepemilikan lahan legal. unit-unit perumahan
diadakan secara mandiri oleh masyarakat level bawah. Masalah
kebutuhan ini selalu berkaitan dengan poverty society. Keterbatasan
budget akan menyebabkan ruang gerak yang sempit Oleh sebab itu
mereka menempati lahan-lahan kosong ditengah kota baik yang berupa
lahan privat maupun lahan umum.(Srinivas, 2005)

LATAR BELAKANG PERUMAHAN SEKTOR INFORMAL

Terjadi kekurangan lahan pada tahap pengembangan baru


Ada sedikit lahan di tengah kota, namun dipakai oleh kaum gelandangan
Ada cukup lahan yang tersedia, namun tidak adanya insentif yang cukup
untuk subsidi pembangunannya
TINJAUAN
KARAKTER DAN DAMPAK PERUMAHAN SEKTOR INFORMAL

❑Menghambat program pengaturan dan keindahan kota


❑Menuntut legalitas sertifikat melalui kekuatan politik
tertentu
❑Pertumbuhan dan perkembangan permukiman yang tidak
terkendali
❑Stimulator bangunan liar
❑Menimbulkan kerentanan keamanan dan nilai moral

PEMBAGIAN JENIS PERUMAHAN INFORMAL


1.Slum
kelompok rumah yang terbangun dari bahan yang sederhana. Bisa
dari papan kayu, setengah bata , dan lain sebagainya. Kondisinya
kumuh dan kurang mempedulikan factor kesehatan lingkungan.
Adapun yang menjadi inti masalah di sini adalah masalah
legalitasnya. Hal ini berkaitan dengan adanya status sertifikat dan
pemanfaatan tanah negara.

2.Squatter

kompleks rumah dengan kondisi minimal. Rumah terbuat dari kardus,


gedheg, papan kayu . Kondisi rumah kumuh dan rentan terhadap
berbagai masalah kesehatan
TINJAUAN

SOLUSI PERUMAHAN INFORMAL


1. Keamanan bermukim (secure tenure) dan perbaikan
permukiman setempat
Banyak program perbaikan kampung berskala besar yang
menunjukkan bahwa pemerintah kota dan warga miskin dapat
bekerjasama dalam memberikan kepastian hukum dan
memperbaiki permukiman kumuh.

2. Resettlement
Resettlement ini bisa dilakukan di lokasi awal (in situ
resettlements) jika lokasi awal berada pada lahan yang tidak
rentan maupun di lokasi yang berbeda atau relokasi (ex situ
resettlements) jika lokasi awal berada pada lahan yang rentan.
Relokasi ini bisa dengan program RUSUNAWA maupun perumahan
biasa.

3. Land Sharing
adalah strategi kompromi antara kaum miskin yang menempati
lahan illegal dan pemerintah ataupun swasta pemilik lahan. Melalui
proses negosiasi yang panjang,perjanjian dibuat untuk membagi
penggunaan lahan. Terdapat bagian lahan yangdihibahkan, dijual
atau disewakan
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PERUMAHAN
UNTUK SEKTOR INFORMAL
ANALISA KASUS
01 Program Pemerintah
RUSUN (RUMAH SUSUN) HUNIAN DP 0 RUPIAH

Program DP 0 Rupiah adalah salah satu


upaya mewujudkan affordable
housing (hunian yang terjangkau) sebagai
salah satu kebutuhan pokok warga Jakarta.
Pasar hunian yang tidak terjangkau bagi
mayoritas kelas menengah ke bawah
membuat mereka semakin tersingkir
dengan mencari hunian di pinggiran Jakarta.
Program DP Nol Rupiah adalah Kredit
Murah Berbasis Tabungan Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Menengah Ke Bawah.

PROGRAM SEJUTA RUMAH, PERUMNAS

Perumnas harus memiliki pertumbuhan pendapatan dan profit


yang diharapkan terus meningkat untuk terus berkembang
mengembangkan program-program besarnya dalam mendukung
penyediaan perumahan nasional. Seperti di Jakarta kebutuhan
tempat tinggal bagi kaum urban harus menjadi prioritas kita
bersama. Terkait program sejuta rumah, pemerintah siap
menyiasati daya beli masyarakat rendah untuk menyukseskan
program tersebut. Terutama untuk Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR), akan diberikan fasilitas uang muka rendah.
ANALISA KASUS

02 Program Masyarakat
Pelaksanaan Program P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan Komunitas Kreatif Masyarakat

Hunian padat di kota-kota besar rata-rata penghuninya mempunyai


tingkat perekonomian kebawah, namun disisi lain mempunyai karakter
guyub, gotong-royong, dan nilai sosialitasnya tinggi.
khususnya jenis kegiatan fisik, mampu mendorong masyarakat
Didampingi oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM)menciptakan
untuk melakukan swadaya guna memperlancar proses pelaksanaan
pusat pelayanan bagi sektor-sektor ekonomi informal demi
kegiatan dimaksud. Berbagai jenis kegiatan fisik tersebut antara lain
perberdayaan dan peningkatan sumber daya manusia Selain itu juga
adalah perbaikan jalan, perbaikan prasarana perumahan masyarakat,
harus dilaksanakan pelatihan bagi sector informal berupa Industri
perbaikan drainase, pembuatan sarana MCK, penyediaan air bersih
kreatif yang merupakan wadah untuk mengembangkan ekonomi kreatif.
(non pipa), pembuatan sarana persampahan, pembuatan saluran
Industri kreatif adalah industri yang menggunakan kreatifitas,
pembuangan limbah, jembatan, sarana penerangan, dan lain-lain.
kemampuan dan ketrampilan individu manusia sehingga dapat
Bentuk swadaya masyarakat untuk mendukung proses pelaksanaan
menghasilkan kesejahteraan bagi dirinya.
kegiatan fisik yang Program P2KP atau PNPM Mandiri Perkotaan
Beberapa pengertian dari ekonomi kreatif adalah
adalah berupa tenaga kerja, konsumsi, dan berupa iuran dana (rupiah)
1. Gagasaran individu manusia yang dapat menghasilkan uang,
bagaimana manusia membuat uang dari ide. Sehingga koualitas
perumahan masyarakat dapat meningkat bila perkeonomian
masyarakat membaik.
2. Kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan.
ANALISA KASUS

03 Program Swasta
Program KPR oleh perusahaan Perbankan Program rumah subsidi murah, yang dibangun Developer

Berperan sebagai teknisi dalam membangun bangunan


perumahan untuk pekerja informal. peran developer swasta
dalam pembangunan rumah MBR ini merupakan wujud
partisipasi demi terbangunnya rumah berkualitas, layak huni,
Perusahaan perbankan dapat berpartisipasi dalam program dan terjangkau.
Pembangunan Rumah Layak Huni ini. maka sudah Selain untuk mendapatkan pundi-pundi keuntungan untuk
selayaknya turut memberikan manfaat nyata bagi perusahaan developer swasta itu sendiri, peran pengembang
masyarakat dengan program. Dalam hal ini perusahaan swasta dalam pembangunan rumah MBR ini merupakan wujud
perbankan dapat menjadi Lembaga yang menyediakan partisipasi demi terbangunnya rumah berkualitas, layak huni,
dukungan KPR untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan terjangkau.
yang ingin memiliki hunian layak. Hal tersebut mengingat Developer swasta biasanya membangun rumah yang lebih
tingginya harga rumah yang seringkali tidak menarik dan baik disbanding rumah subsidi pemerintah, hal ini
memungkinkan bagi masyarakat untuk melakukan bermaksud untuk menarik peminat masyarakatlebih banyak dan
pembayaran secara tunai sekaligus sehingga membutuhkan supaya menghadirkan hunian yang berkualitas dan sesuai
kredit atau pembiayaan dari pihak perbankan. permintaan masyarakat
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari Kajian teori dan Analisa dapat disimpulkan bahwa permukiman informal lebih cenderung menjadi Problem daripada menjadi Solusi.
Karena menurut data dan analisa, masalahan rentang waktu telah mengubah konsep permukiman masyarakat setempat.

Saran dan penyelesaian permasalahan permukiman informal


Mengurangi kekumuhan di sudut-sudut kota
Material pengadaan rumah bernilai sederhana dan mencerminkan keindahan kota
Penghuni dapat dibina guna memberi pengertian tentang kebersihan dan keteraturan kota
Mempengaruhi wajah kota
Mendeskripsikan sejarah kota
Membatasi dan memantau perkembangan slum dan squatter
Mengalihfungsikan daerah-daerah rawan ( bantaran sungai, pinggiran rel kereta api, terminal ). Misalnya : daerah wisata, open space, dsb
Pemantauan jaringan infrastruktur lingkungan slum dan squatter

Program yang dilakukan oleh berbagai macam stakeholder seperti pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta dapat menjadi penyelesaian
perumahan informal yang kondisinya masih kurang baik. Semua program penyelesaian harus tetap diawasi pemerintah.penyelesaian ini dapat
dimanfaatkan untuk mengendalikan dan mengatur ruang kota. Sehingga kebijakan pemerintah akan menjadi tolok ukur keberhasilan dalam
menata ruang kota
REFERENSI
Materi kuliah minggu ke 9, Dasar Permukiman Perkotaan , SEKTOR INFORMAL KOTA DAN
PENYEDIAAN KEBUTUHAN PERUMAHAN, di unduh 24 April 2020

Moh. Ilyas Rolis, 2013, SEKTOR INFORMAL PERKOTAAN DAN IKHTIAR PEMBERDAYAANNYA , Jurnal Sosiologi
Islam, Vol. 3, No.2, diunduh tanggal 17 april 2020

Panudju, Bambang (1999); Pengadaan Perumahan Kota dengan Peran Serta Masyarakat Berpenghasilan
Rendah, Penerbit Alumni, Bandung.Rintuh,

http://dosen.ar.itb.ac.id/wdp/wp-content/uploads/2006/05/Perumahan%20informal.pdf
Diunduh 24 April 2020

(Anonimus),Kajian Kebijakan Pengelolaan Sektor Informal Perkotaan di Beberapa Negara ASIA/2007


http://ppid.lan.go.id/wp-content/uploads/2014/10/ES-Kajian-Kebijakan-Pengelolaan-Sektor-Informal-
Perkotaan-di-Beberapa-Negara-Asia-2007.pdf diunduh 24 April 2020

https://www.beritasatu.com/nasional/151121-rei-peran-swasta-dalam-pembangunan-perumahan-lebih-
besar di akses 24 April 2020

https://www.perumnas.co.id/perumnas-pembangunan-perumahan-dibagi-dalam-tiga-koridor-salah-satunya-
adalah-housing-agency/ di akses 24 April 2020

Anda mungkin juga menyukai