Lap PBL 6.1 SK 1 Kel 7
Lap PBL 6.1 SK 1 Kel 7
Skenario 1
Telat Menstruasi
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang bersama suaminya ke
Puskesmas karena telat menstruasi selama 3 minggu. Pasien juga mengeluhkan
mual, muntah, badannya lemah dan payudara terasa kencang sejak 1 minggu yang
lalu. Pada pemeriksaan PP test didapatkan hasil (+). Dokter mengatakan bahwa
pasien sedang hamil dan gejala yang dirasakan merupakan hal yang normal terjadi
pada ibu hamil akibat hormon kehamilan. Dokter mengedukasi pasien untuk
selalu menjaga asupan gizi agar pertumbuhan dan perkembangan janin dapat
optimal.
STEP 1
STEP 2
STEP 3
STEP 4
1. Karena :
a) Fase folikuler
b) Fase Ovulasi : korpus luteum dipertahankan oleh sinsisiotrofoblas
-> menghasilkan HCG -> endometrium dipertahankan oleh hormon
estrogen dan hormon progesterone -> tidak terjadi menstruasi.
c) HCG akan terdeteksi didalam darah pada hari ke 8-9 setelah
ovulasi dan meningkat pada hari ke 10-12 setelah ovulasi lalu
terdeteksi didalam urin pada 12-14 hari setelah ovulasi, puncaknya
diminggu ke 8-9 kehamilan dan akan mengalami penurunan pada
minggu ke 16-20.
2. Karena :
a) Lemah karena terjadi penurunan BMR di trimester 1. Di trimester
2 dan 3 janin sudah dapat metabolisme sendiri sehingga rasa lemah
pada tubuh ibu berkurang.
3
MIND MAP
Perubahan psikis Perubahan fisiologi
ibu hamil dan anatomi ibu hamil
Proses fertilisasi
USG PP Test
Pertumbuhan dan
perkembangan janin,
plasenta, tali pusat dan
cairan amnion.
4
STEP 5
REFLEKSI DIRI
Terlampir
STEP 6
Belajar mandiri
STEP 7
1. Fertilisasi sampai tumbuh kembang janin :
Tahap embrionik
Tahap kedua, yang disebut tahap embrionik berlangsung
dari minggu kedua sampai kedelapan perkembangan. Tahap
embrio mulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada
dinding rahim. Dalam tahap ini, sistem dan organ dasar bayi
mulai terbentuk dari susunan sel. Meskipun bentuk luar masih
jauh berbeda dibandingkan manusia dewasa, beberapa bentuk
seperti mata dan tangan, bahkan telinga dan kaki mulai dapat
dikenali. 3
Seperti lintah menghisap darah ke kulit, kluster sel (embrio)
manusia menghisap darah dari dinding rahim (endometrium)
yang mengalami kehamilan. Tak terhitung banyaknya embrio
yang berusia 23-24 hari bertindak seperti lintah semula.
Embrio pada tahap ini hanya dapat terlihat dengan bantuan
mikroskop. Setelah itu, baru pada awal minggu keempat,
embrio dapat dilihat oleh mata telanjang. 3
Sel throphoblast pada lapisan luar kluster sel melakukan
sekresi enzim yang disebut hyaluronidase. Enzim ini akan
menghancurkan lapisan asam (hyaluronic acid) pada jaringan
5
2. Pembentukan plasenta
Setelah nidasi, trofoblas terdiri atas 2 lapis, yaitu bagian dalam
disebut sitotrofoblas dan bagian luar disebut sinsisiotrofoblas.
Endometrium atau sel desidua di mana terjadi nidasi menjadi pucat dan
besar disebut sebagai reaksi desidua. Sebagian lapisan desidua mengalami
fagositosis oleh sel trofoblas. Reaksi desidua agaknya merupakan proses
untuk menghambat invasi, tetapi berfungsi sebagai sumber pasokan
makanan. 1
Hormon Plasenta
Sebagai kelanjutan proses fertilisasi dan implantasi/nidasi adalah
terbentuknya plasenta. Plasenta adalah organ endokrin yang unik dan
merupakan organ endokrin terbesar pada manusia yang menghasilkan
berbagai macam hormon steroid, pepdda, faktor-faktor pertumbuhan, dan
sitokin. 1
Pada trimester I plasenta berkembang sangat cepat akibat
multiplikasi sel-sel sitotrofoblas. Vili korialis primer tersusun oleh sel-sel
sitotrofoblas yang proliferatif di lapisan dalam dan sel-sel sinsisiotrofoblas
di lapisan luar. Sel-sel mesenkim yang berasal dari mesenkim
ekstraembrional akan menginvasi vili korialis primer sehingga terbentuk
vili korialis sekunder, sedangkan vili korialis tersier terbentuk bersamaan
dengan terbentuknya pembuluh darah-pembuluh darah janin.
Sinsisiotrofoblas umumnya berperanan dalam pembentukan hormon
steroid, neurohormon/neuropeptida, sitokin, faktor pertumbuhan, dan
7
Neuropeptide-Y (NPY) 1
Peptide kecil yang mengandung 35 asam amino ini berdistribusi
luas di otak. Peptide ini juga ditemukan di neuron-neuron simpatik yang
menginervasi sistem kardiovaskular, respirasi, gastrointestinal, dan
9
3. Sirkulasi darah
Sirkulasi janin memiliki perbedaan-perbedaan penting dari
sirkulasi dewasa dan berfungsi hingga bayi lahir. Misalnya karena darah
janin tidak perlu memasuki sistem vaskular paru-paru untuk teroksigenasi,
sebagian besar darah yang keluar dari ventikel kanan memintas paru-paru.
Selain itu ruang jantung janin bekerja secara pararel, bukan serial, yang
secara efektif memasok otak dan jantung yang mengandung kadar oksigen
lebih tinggi dibagian tubuh lainnya. 2
Oksigen dan materi nutrisi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan
pematangan janin dihantarka dari plasenta melalui vena umbilikalis
tunggal. Vena kemudian terbagi dua menjadi ductus venosus merupakan
cabang utama vena umbilikalis dan melewati hati untuk memasuki vena
kava inferior secara langsung. Karena tidak memasok oksigen ke jaringan
yang dilaluinya, ductus venosus mengantarkan darah yang teroksigenasi
tinggi ke jantung. Sebaliknya sinus porta membawa darahke vena
hepatika, khususnya pada sisi kiri hati, tempat diekstrasinya oksigen.
Darah yang relatif terdeoksigenasi yang berasal dari hati kemudian
mengalir kembali ke dalam vena kava inferior, yang juga menerima darah
yang beroksigen rendah dari bagian tubuh bagian bawah. Darah mengalir
ke jantung janin dari vena kava inferior sehingga jantung mengandung
campuran darah mirip darah arteri, yang mengalir langsung melalui duktus
11
venosus dan darah yang beroksigen rendah, yang berasal dari sebagian
besar vena dibawah tingkat diafragma. Karena itu kandungan oksigen
dalam darah yang dihantarkan ke jantung dari vena kava inferior lebih
rendah dibandingkan yang meninggalkan plasenta. 2
Berkebalikan dengan kehidupan pascalahir, ventrikel janin bekerja
secara paralel, buka seri. Darah yang mengandung oksigen berkadar tinggi
memasuki ventrikel kiri, yang mendarahi jantung dan otak, sedangkan
darah yang mengandung oksigen memasuki ventrikel kanan yang
memasuki bagian tubuh lainnya. Keterpisahan kedua sirkulasi ini
dipertahankan oleh struktur atrium kanan, yang secara efektif
mengarahkan darah yang masuk ke atrium kri atau ventrikel kanan,
bergantung pada kadar oksigennya, pemisahan darah menurut kadar
oksigen ini dibantu oleh pola aliran darah dalam vena kava inferior. Darah
yang mengandung banyak oksigen cenderung berjalan disepanjang sisi
medial vena kava inferior, sedangkan darah yang kurang mengandung
oksigen berjalan disisi lateral dinsing pembuluh darah. Hal ini membantu
pemintasan mereka ke sisi jantung yang berbeda. Setelah darah memasuki
atrium kanan, septum interatriale bagian atas-krista devindes- memiliki
konfigurasi sehingga cenderung memintas darah beroksigen tinggi, yang
berasal dari sisi medial vena kava inferior dan dari ductus venosus, melalui
foramen ovale ke dalam jantun ke sebelah kiri, kemudian ke jantung dan
otak. Setelah jaringan-jaringa ini mengekstrasi oksigen yang dibutuhkan,
sisi darah yang mengandung oksigen akan kembali ke jantung sisi kanan
melalui vena kava superior. 2
Darah yang kurang mengandung oksigen berjalan disepanjang
dinding lateral vena kava inferior memasuki atrium kanan dan didorong
leh katup triskuspid ke ventrikel kanan. Vena kva superior berjalan
dibagian inferior dan anterior saat measuki atrium kanan, memastikan
bahwa darah yang kurang teroksigenasi, yang kembali dari bagian otak
dan tas tubuh, juga akan dipintas secara langsung ke ventrikel kanan.
Serupa dengan itu ostium sinus koronarius terletak tepat diatas katup
12
DAFTAR PUSTAKA