Dosen Pengampu :
Di susun oleh :
2020
PRAKATA
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah Filsafat Ilmudengan judul : “Penelitian dan Penulisan Ilmiah”
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dengan mendapatkan
bantuan dari banyak pihak manapun. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada pembaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih terdapat kekurangan dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan masukan dari pembaca untuk menyempurnakan tugas ini,
baik dalam segi bahasa maupun isinya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PRAKATA....................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana filosofi penelitian dan penulisan ilmiah?
2. Bagaimana struktur penelitian dan penulisan ilmiah ?
3. Bagaimana teknik penulisan ilmiah ?
4. Bagaimana teknik notasi ilmiah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui filosofi penelitian dan penulisan ilmiah.
2. Untuk mengetahui struktur penelitian dan penulisan ilmiah.
3. Untuk mengetahui teknik penulisan ilmiah.
4. Untuk mengetahui teknik notasi ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
1
a. Pola Berpikir Induktif
Pola berpikir induktif merupakan suatu pola dari proses menemukan teori baru.
Atau suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari
kasus yang bersifat khusus.
b. Pola berpikir Deduktif
Pola berpikir deduktif merupakan sbuah pola dari penerapan suatu teori. Atau
suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan bersifat khusus dari pernyataan
yang bersifat umum.
Penelitan berasal dari kata teliti yang artinya mempelajari sesuatu secara teliti dan
mendalam. Kegiatan ”meneliti” dan mencoba dengan kemungkinan gagal (trial and error).
Dalam bahasa Inggris penelitian dikenal dengan istilah research. Definisi Research adalah:
systematic investigation to establish facts atau a search for knowledge. Jadi titik tekan suatu
penelitian adalah menemukan secara sistematis fakta-fakta untuk menyusun pengetahuan. Fakta
artinya “a concept whose truth can be proved”, suatu konsep yang membuktikan suatu
kebenaran. Sedangkan pengetahuan artinya “the psychological result of perception and
learning and reasoning”, buah dari persepsi, belajar dan pertimbangan yang sehat secara akal
budi.
Kesimpulannya penelitian adalah proses mencari bukti-bukti kebenaran lewat persepsi,
belajar dan berfikir sehingga tertanamlah dalam jiwa kita suatu keyakinan yang kuat. Penelitian
Ilmiah adalah suatu proses pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis,
logis, dan empiris sehingga akan ditemukan suatu kebenaran. Hasil penelitian ilmiah adalah
kebenaran atau pengetahuan ilmiah. Adapun ciri-ciri penelitian ilmiah secara ringkas adalah
sistematis, logis dan empiris. Dan lengkapnya Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah sebagai berikut.
1. Purposiveness : fokus tujuan yang jelas.
2. Rigor : teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik.
3. Testibility : prosedur pengujian hipotesis jelas.
4. Replicability : Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis.
5. Objectivity : Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional.
6. Generalizability : Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna.
7. Precision : Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat
dilihat.
8. Parsimony : Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
9. Kaidah Epistemologis : Epistemologi adalah teori metafisis tentang pengetahuan.
Epistemologi dapat diartikan sebagai pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan.
Dalam kerangka epistemology, penelitian ilmiah berkedudukan di dalam metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan salah satu cabang bahasan epistemology.2[3]
Sebenarnya banyak sekali bentuk dan cara penulisan keilmuan yang dapat kita temui
dalam berbagai pedoman penulisan. Bentuk luarnya bias berbeda namun jiwa dan
penalarannya adalah sama. Dengan demikian maka yang lebih penting adalah bukan saja
mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya melainkan memahami dasar pikiran yang
melandasinya.Bagi seorang maestro penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dalam kegiatan keilmuan.Demikian juga penulisan ilmiah pada
dasarnya merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa
tulisan.Untuk itu mutlak diperlukan penguasaan yang baik mengenai hakikat.
Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka
penalaran ilmiah.Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis, disertasi,
laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar mereka lebih
memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal kerangka berpikir
filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang bersifat teknis.
1. Pengajuan Masalah
2
sendiri dan terisolasi dari faktor-faktor lain. Selalu terdapat konstelasi yang merupakan
latar belakang dari suatu masalah tertentu.Secara operasional suatu gejala baru dapat
disebut masalah bila gejala itu terdapat dalam suatu situasi tertentu. Dalam konstelasi
yang bersifat situsional inilah maka kita dapat mengidfentifikasikan objek yang menjadi
masalah.Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan
masalah dimana suatu objek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali sebagai
suatu masalah.
Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua dalam
metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis.Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban
sementara terhadap permasalahan yang diajukan.Cara ilmiah dalam memecahkan
persoalan pada hakikatnya adalah mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar
argumentasi dalam mengkaji persoalan agar kita mendapatkan jawaban yang dapat
diandalkan.Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan maka
kita mempergunakan teori-teori ilmiah sebagai alat yang membantu kita dalam
menemukan pemecahan.
3. Metodologi Penelitian
Setelah kita berhasil merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari
pengetahuan ilmiah yang relevan maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis
tersebut secara empiris.Artinya kita melakukan verifikasi apakah pernyataan yang
dikandung oleh hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh kenyataan
yang bersifat faktual. Masalah yang dihadapi dalam proses verifikasi ini adalah
bagaimana prosedur dan cara dalam pengumpulan dan analisis data agar kesimpulan
yang ditarik memenuhi persyaratan berpikir induktif. Penetapan prosedur dan cara ini
disebut metodologi penelitian yang pada hakikatnya merupakan persiapan sebelum
verifikasi dilakukan.
a. Tujuan penelitian secara lengkap dan operasional dalam bentuk pernyataan yang
mengidentikasikan variabel-variabel dan karakteristik hubungan yang akan diteliti.
b. Tempat dan waktu penelitian di mana akan dilakukan generalisasi mengenai variable-
variabel yang diteliti.
c. Metode penelitian yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan tingkat
generalisasi yang diharapkan.
d. Teknik pengambilan contoh yang relevan dengan tujuan penelitian, tingkat
keumuman dan metode penelitian.
e. Teknik pengumpulan data yang mencakup identifikasi variable yang akan
dikumpulkan, sumber data, teknik pengukuran, instrument dan teknik mendapatkan
data.
f. Teknik analisis data yang mencakup langkah-langkah dan teknik analisis yang
dipergunakan yang ditetapkan berdasarkan pengajuan hipotesis.
4. Hasil Penelitian
Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk
pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah
yang dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang
memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.
Bahasa yang dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin
dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga
sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.Penulis ilmiah
harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bias
diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan predikat serta
hubungan yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan
informasi yang tidak jelas. Dalam menulis karangan ilmiah penggunaan kata harus dilakukan
secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang ingin
disampaikan.
1. Jika satu kalimat terdiri dari beberapa catatan kaki, tanda catatan kaki diletakkan di
ujung kalimat yang dikutip sebelum tanda baca penutup. Sedangkan satu kalimat yang
seluruhnya terdiri dari satu kutipan tanda catatan kaki diletakkan sesudah tanda baca
penutup kalimat. Contoh :Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat
diandalkan1 sedangkan Ricther melihat ilmu sebagai sebuah metode2 dan Conant
mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari pengamatan
dari percobaan3. Kalimat yang kita kutip harus dituliskan secara tersurat dalam catatan
kaki sebagai berikut :
a) Harlod A. Larrabe, Reliable Knoeledge (Boston : Houghton miffin,1964),hlm,4.
hlm. 4.
b) Maurice N. Ricther, Jr. Science as a Cultural Process (Cambrige : Schenkman,
1972), hlm.15.
c) James B. Connant, Science and Common Sence (New Haven : yale University
press, 1961),hlm. 25.
2. Jika pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah
pengarang yang lebih dari tiga orang hanya ditulis nama pengarang pertama ditambah
kata et al. (et all : dan lain-lain)
a) William S. Shakian and Mabel L. Sahakian, Realms of Philosophy (Cambrige :
Schkenkman, 1965).
b) Sukarno et all., Dasar-DasarPendidikan Science (Jakarta : Bhrata,1973).
3. Kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halamannya dengan singkatan p
(page) atau hlm. (halaman). Jika nama pengarang tidak ada langsung saja dituliskan
nama buku atau dituliskan Anom.
a) James R. Newman (ed), What is Science? (New York : Simon and Schuster,
1995).
4. Jika sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majala, Koran, kumpulan karangan
atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip yang disertai dengan
informasi mengenai makalah tersebut.
a) Karlina,”Sebuah Tanggapan: Hipotesis dan Setengah Ilmuan”. Kompas 12
Desember 1981, hlm. 4.
5. Jika pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan memakai notasi
op. cit ( opera citato : dalam karya yang telah dikutip), loc. Cit (loco citato : dalam
tempat yang telah dikutip) dan ibid (ibidem : dalam tempat yang sama).
a) Ibid, hlm. 131.
Semua kutipan tersebut, baik yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung,
sumbernya kemudian kita sertakan dalam daftar pustaka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian (research) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-
ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah yang tertentu yang bersifat logis.
Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan
kerangka penalaran ilmiah. Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis
tesis, disertasi, laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar
mereka lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal
kerangka berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang
bersifat teknis. Struktur penulisan dan penelitian ilmiah yaitu: 1) Pengajuan masalah, 2)
penyusunan kerangka teori dan pengajuan hipotesis, 3) metodologi penelitian, 4) hasil
penelitian, dan 5) ringkasan dan kesimpulan.
Teknik penulisan ilmiah menggunakan bahasa yang jelas di mana pesan
mengenai objek yang ingin dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan
sedemikian rupa sehingga si penerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang
disampaikan kepadanya. Salah satu teknik notasi ilmiah yang digunakan adalah catatan
kaki (footnote). Catatan kaki adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah
halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh
ketukan.
B. Saran
Alhamdulillah kami panjatkan sebagai ucapan rasa syukur kami atas selesainya
makalah Filsafat Ilmu tentang Penelitian dan Penulisan Ilmiah ini. Namun, dengan
selesainya bukan berarti telah sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sangat kami perlukan guna penyempurnaan dalam tugas
berikutnya dan dijadikan suatu pertimbangan dalam setiap langkah.
DAFTAR PUSTAKA
Suriasumantri, Jujun. 1993. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.