Anda di halaman 1dari 18

PENELITIAN dan PENULISAN ILMIAH

Di susun untuk mememenuhi sebagian tugas

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu :

Ratri Rahayu, S.Pd., M.Pd.

Di susun oleh :

Evi Widianingrum (201935005)

Rita Aulia R. (201935008)

Shera Eka K. (201935020)

Dwi Damayanti (201935021)

Alfin Alfian (201935006)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2020
PRAKATA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah Filsafat Ilmudengan judul : “Penelitian dan Penulisan Ilmiah”

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dengan mendapatkan
bantuan dari banyak pihak manapun. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada pembaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih terdapat kekurangan dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan masukan dari pembaca untuk menyempurnakan tugas ini,
baik dalam segi bahasa maupun isinya.

Waalaikumsalam Wr. Wb.

Kudus, 28 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
PRAKATA....................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN...............................................................................................................5


A. Filosofi Penelitian dan Penulisan Ilmiah................................................................................5
B. Struktur Penelitian dan Penulisan llmiah...............................................................................7
C. Teknik Penulisan Ilmiah ........................................................................................................8
D. Teknik Notasi Ilmiah .............................................................................................................8

BAB III. PENUTUP.....................................................................................................................15


A. Kesimpulan..........................................................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara


alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru
yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tigkat ilmu serta teknologi
(Margono,2003). Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga
merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking).
Sebenarnya banyak sekali bentuk dan cara penulisan keilmuan yang dapat kita temui
dalam berbagai pedoman penulisan. Bentuk luarnya bisa berbeda namun jiwa dan penalarannya
adalah sama. Dengan demikian maka yang lebih penting adalah bukan saja mengetahui teknik-
teknik pelaksanaannya melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya.
Perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan mensyaratkan dan memutlakkan
adanya kegiatan penelitian.Tanpa penelitian itu ilmu pengetahuan tidak dapat hidup.Pada
pokoknya kegiatan penelitian merupakan upaya untuk merumuskan permasalahan, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, dengan jalan
menemukan fakta-fakta dan memberikan penafsirannya yang benar.Tetapi lebih dinamis lagi
penelitian dilakukan terus menerus untuk memperbaharui lagi kesimpulan yang telah
diketemukan. Tanpa usaha penelitian itu ilmu pengetahuan akan berhenti, bahkan akan surut ke
belakang. Ilmu pengetahuan berkembang atas dasar dilakukannya penelitian sedangkan
penelitian masalah bagi suatu penelitian tergantung dari suatu kepentingan tertentu.Maka,
sebelum melakukan penelitian perlu diberi kejelasan nilai.
Sejak abad ke-18, ilmu pengetahuan telah berkembang pesat dan melahirkan teknologi
canggih yang berperan penting dalam kehidupan manusia.Perkembangan ilmu pengetahuan
telah mengubah sejarah peradaban manusia menjadi lebih modern.Para ilmuan berhasil
mengembangkan ilmu pengetahuan karena mereka bekerja secara sistematis, jujur dan
disiplin.Mereka mengembangkan semua keterampilan yang mereka miliki. Keterampilan itu
dinamakan keterampilan proses. Seseorang yang ingin mempelajari sains diharapkan dapat
menggunakan dan melatih keterampilan proses yang dimilikinya sehingga akan terbentuk suatu
sikap ilmiah dalam menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan di alam.
Metode ilmiah adalah langkah-langkah sistematis dan teratur yang digunakan dalam
rangka mencari kebenaran ilmu pengetahuan.Metode ilmiah diperlukan dalam melakukan suatu
penelitian.Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu
manusia terhadap suatu kejadian atau gejala alam tertentu.Ilmu pengetahuan terus berkembang
karena para ilmuan tak berhenti mencari tahu dan meneliti mengenai gejala-gejala alam yang
terjadi. Untuk itu dalam makalah ini akan membahas tentang struktur penelitian dan penulisan
ilmiah, teknik penulisan ilmiah, serta teknik notasi ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana filosofi penelitian dan penulisan ilmiah?
2. Bagaimana struktur penelitian dan penulisan ilmiah ?
3. Bagaimana teknik penulisan ilmiah ?
4. Bagaimana teknik notasi ilmiah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui filosofi penelitian dan penulisan ilmiah.
2. Untuk mengetahui struktur penelitian dan penulisan ilmiah.
3. Untuk mengetahui teknik penulisan ilmiah.
4. Untuk mengetahui teknik notasi ilmiah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Filosofi Penelitian dan Penulisan Ilmiah

Setiap kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan selalu berlandaskan filosofi. Hakikat


filosofi ialah kebenaran yang diperoleh melalui berpikir logis, sistematis dan metodis.
Kebenaran merupakan sesuatu yang didasarkan pada hal yang nyata yang sesuai dengan
logika sehat manusia. Sedangkan berpikir logis merupakan berpikir secara bernalar menurut
logika yang diakui secara ilmu pengetahuan dimana digunakan untuk menyelesaikan suatu
masalah yang terjadi dalam suatu kegiatan sosial masyarakat. Sistematis adalah berpikir dan
berbuat yang beristem, yaitu beruntut dan tidak tumpang tindih. Metodis adalah berpikir dan
berbuat sesuai dengan metode tertentu yang diakui kebenarannya.1[2]
Penelitian merupakan suatu bentuk kegiatan dari proses sosial yang disusun secara
sistematis, logis dan metodes dalam kaitannya untuk menemukan suatu kebenaran dalam
proses sosial tersebut. Dasar penelitian sosial ini, antara lain:
1. Keingintahuan (Curiousity)
Masyarakat berkembang demikian halnya dengan ilmu sosial juga berkembang. Namun,
perkembangannya belum dapat ditentukan secara pasti sehingga perlu dilakukan suatu
upaya untuk mendapatkan pengetahuan tersebut. Hal yang mendorong manusia untuk
mendapatkan pengetahuan ialah hasrat keingintahuannya (Curiousity).
2. Telah Terjadi Sekulerisasi Alam
Hal yang dimaksud dalam hal ini adalah terjadi suatu perubahan dalam alam atau
berkaitan dengan faktor gangguan yang terjadi pada alam.
3. Ditemukannya berbagai cara utnuk mencari kebenaran
Ada berbagai cara untuk mencari kebenaran yang dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
Kebetulan, Trial dan Error, Otoritas.
4. Metode penyelidikan ilmiah
Dalam kegiatan penelitian dikenal dua macam pola berpikir yakni:

1
a. Pola Berpikir Induktif
Pola berpikir induktif merupakan suatu pola dari proses menemukan teori baru.
Atau suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari
kasus yang bersifat khusus.
b. Pola berpikir Deduktif
Pola berpikir deduktif merupakan sbuah pola dari penerapan suatu teori. Atau
suatu proses berpikir untuk menarik kesimpulan bersifat khusus dari pernyataan
yang bersifat umum.
Penelitan berasal dari kata teliti yang artinya mempelajari sesuatu secara teliti dan
mendalam. Kegiatan ”meneliti” dan mencoba dengan kemungkinan gagal (trial and error).
Dalam bahasa Inggris penelitian dikenal dengan istilah research. Definisi Research adalah:
systematic investigation to establish facts atau a search for knowledge. Jadi titik tekan suatu
penelitian adalah menemukan secara sistematis fakta-fakta untuk menyusun pengetahuan. Fakta
artinya “a concept whose truth can be proved”, suatu konsep yang membuktikan suatu
kebenaran. Sedangkan pengetahuan artinya “the psychological result of perception and
learning and reasoning”, buah dari persepsi, belajar dan pertimbangan yang sehat secara akal
budi.
Kesimpulannya penelitian adalah proses mencari bukti-bukti kebenaran lewat persepsi,
belajar dan berfikir sehingga tertanamlah dalam jiwa kita suatu keyakinan yang kuat. Penelitian
Ilmiah adalah suatu proses pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis,
logis, dan empiris sehingga akan ditemukan suatu kebenaran. Hasil penelitian ilmiah adalah
kebenaran atau pengetahuan ilmiah. Adapun ciri-ciri penelitian ilmiah secara ringkas adalah
sistematis, logis dan empiris. Dan lengkapnya Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah sebagai berikut.
1. Purposiveness : fokus tujuan yang jelas.
2. Rigor : teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik.
3. Testibility : prosedur pengujian hipotesis jelas.
4. Replicability : Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis.
5. Objectivity : Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional.
6. Generalizability : Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna.
7. Precision : Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat
dilihat.
8. Parsimony : Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
9. Kaidah Epistemologis : Epistemologi adalah teori metafisis tentang pengetahuan.
Epistemologi dapat diartikan sebagai pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan.
Dalam kerangka epistemology, penelitian ilmiah berkedudukan di dalam metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan salah satu cabang bahasan epistemology.2[3]

B. Struktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah

Sebenarnya banyak sekali bentuk dan cara penulisan keilmuan yang dapat kita temui
dalam berbagai pedoman penulisan. Bentuk luarnya bias berbeda namun jiwa dan
penalarannya adalah sama. Dengan demikian maka yang lebih penting adalah bukan saja
mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya melainkan memahami dasar pikiran yang
melandasinya.Bagi seorang maestro penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dalam kegiatan keilmuan.Demikian juga penulisan ilmiah pada
dasarnya merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa
tulisan.Untuk itu mutlak diperlukan penguasaan yang baik mengenai hakikat.

Keilmuan agar dapat melakukan penelitian dan sekaligus mengkomunikasikannya


secara tertulis. Demikian juga bagi seorang penulis ilmiah yang baik, tidak jadi masalah
apakah hipotesis ditulis langsung setelah perumusan masalah, ditempat mana akan dinyatakan
postulat, asumsi atau prinsip, sebab dia tahu benar hakikat dan fungsi unsur-unsur tersebut
dalam keseluruhan struktur penulisan ilmiah (Suriasumantri : 1993).

Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka
penalaran ilmiah.Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis, disertasi,
laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar mereka lebih
memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal kerangka berpikir
filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang bersifat teknis.

1. Pengajuan Masalah

Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah.


Satu hal yang harus disadari bahwa pada hakikatnya suatu masalah tidak pernah berdiri

2
sendiri dan terisolasi dari faktor-faktor lain. Selalu terdapat konstelasi yang merupakan
latar belakang dari suatu masalah tertentu.Secara operasional suatu gejala baru dapat
disebut masalah bila gejala itu terdapat dalam suatu situasi tertentu. Dalam konstelasi
yang bersifat situsional inilah maka kita dapat mengidfentifikasikan objek yang menjadi
masalah.Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan
masalah dimana suatu objek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali sebagai
suatu masalah.

Ternyata identifikasi masalah memberikan kepada kita sejumlah pertanyaan


yang banyak sekali.Dalam kegiatan ilmiah berlaku semacam asas bahwa bukan
kuantitas jawaban yang menentukan mutu keilmuan suatu penelitian elainkan kualitas
jawabannya.Lebih baik sebuah penelitian yang menghasilkan dua atau tiga hipotesis
yang teruji dan terandalkan dari pada sebuah penemuan yang kurang dapat
dipertanggungjawabkan.Ilmu merupakan pengetahuan ilmiah yang dikembangkan
secara kumulatif di mana setiap permasalahan dipecahkan tahap demi tahap dan sedikit
demi sedikit. Permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnya, pembatasan masalah
merupakan upaya untuk untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang
memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk ke
dalam lingkup permasalahan, dan faktor mana yang tidak.

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat


pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan jawabannya. Perumusan masalah
dijabarkan dari identifikasi dan pembatasan masalah, atau dengan katalain perumusan
masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup
permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Massalah yang dirumuskan dengan baik, berarti sudah setengah dijawab. Perumusan
masalah yang baik bukan saja membantu memusatkan pikiran namun sekaligus
mengarahkan juga cara berpikir kita. Bagi kita sendiri sebaiknya logika berpikir ilmiah
itulah yang didahulukan dan dengan demikian maka struktur penulisannya
mencerminkan alur jalan berpikir.Jika postulat, asumsi dan prinsip dipergunakan dalam
penyusunan kerangka teoritis dalam pengajuan hipotesis maka ketiga pikiran dasar
tersebut sebaiknya dinyatakan dalam bagian kajian teoritis itulah diperlukan pernyataan
secara tersurat mengenai pikiran-pikiran dasar yang melandasi kerangka argumentasi
kita.

2. Penyusunan Kerangka Teoritis

Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua dalam
metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis.Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban
sementara terhadap permasalahan yang diajukan.Cara ilmiah dalam memecahkan
persoalan pada hakikatnya adalah mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar
argumentasi dalam mengkaji persoalan agar kita mendapatkan jawaban yang dapat
diandalkan.Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan maka
kita mempergunakan teori-teori ilmiah sebagai alat yang membantu kita dalam
menemukan pemecahan.

Agar sebuah kerangka teoritis dapat meyakinkan maka argumuntasi yang


disusun tersebut harus dapat memenuhi beberapa syarat. Pertama, teori-teori yang
dipergunakan dalam membangun kerangka berpikir harus merupakan pilihan dari
sejumlah teori yang dikuasai secara lengkap dengan mencakup perkembangan-
perkembangan terbaru.

Pengetahuan filsafati tentang suatu teori adalah pengetahuan tentang pikiran-


pikiran dasar yang melandasi teori tersebut dalam bentuk postulat, asumsi atau prinsip
yang sering kurang mendapatkan perhatian dalam proses belajar mengajar. Kedua,
Analisis filsafatidari teori-teori keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut dengan
pembahasan eksplisit mengenai postulat, asumsi, dan prinsip yang mendasarinya.Ketiga,
mampu mengidentifikasikan masalah yang timbul sekitar disiplin keilmuan tersebut.

Pada hakikatnya kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis didasarkan pada


argumentasi berpikir deduktif dengan mempergunakan pengetahuan ilmiah, sebagai
premis-premis dasarnya. Mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai premis dasar
dalam kerangka argumentasi akan menjamin dua hal. Pertama, karena kebenaran
pernyataan ilmiah telah teruji lewat proses keilmuan maka kita merasa yakin bahwa
kesimpulan yang ditarik merupakan jawaban yang terandalkan. Kedua, dengan
mempergunakan pernyataan yang secara sah diakui sebagai pengetahuan ilmiah maka
pengetahuan baru yang ditarik secara deduktif akan bersifat konsisten dengan tubuh
pengetahuan yang telah disusun.

Kerangka teoritis suatu penelitian dimulai dengan mengidentifikasi dan nengkaji


berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis. Bahwa produk
akhir dari proses pengkajian kerangka teoritis ini adalah perumusan hipotesis harus
merupakan pangkal dan tujuan dari seluruh analisis.

3. Metodologi Penelitian

Setelah kita berhasil merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari
pengetahuan ilmiah yang relevan maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis
tersebut secara empiris.Artinya kita melakukan verifikasi apakah pernyataan yang
dikandung oleh hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh kenyataan
yang bersifat faktual. Masalah yang dihadapi dalam proses verifikasi ini adalah
bagaimana prosedur dan cara dalam pengumpulan dan analisis data agar kesimpulan
yang ditarik memenuhi persyaratan berpikir induktif. Penetapan prosedur dan cara ini
disebut metodologi penelitian yang pada hakikatnya merupakan persiapan sebelum
verifikasi dilakukan.

Metodologi adalah pengetahuan tentang metode-metode, jadi metodologi


penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam
penelitian.Setiap penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing dan metode
penelitian tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Pada hakikatnya proses verifikasi adalah mengumpulkan dan menganalisis data


dimana kesimpulan yang ditarik kemudian dibandingkan dengan hipotesis untuk
menentukan apakah hipotesis yang diajukan tersebut ditolak atau diterima. Dengan
demikian maka teknik-teknik yang tergabung dalam metode penelitian harus dipilih
yang bersifat cocok dengan perumusan hipotesis.

Penyusunan metodologi penelitian mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Tujuan penelitian secara lengkap dan operasional dalam bentuk pernyataan yang
mengidentikasikan variabel-variabel dan karakteristik hubungan yang akan diteliti.
b. Tempat dan waktu penelitian di mana akan dilakukan generalisasi mengenai variable-
variabel yang diteliti.
c. Metode penelitian yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan tingkat
generalisasi yang diharapkan.
d. Teknik pengambilan contoh yang relevan dengan tujuan penelitian, tingkat
keumuman dan metode penelitian.
e. Teknik pengumpulan data yang mencakup identifikasi variable yang akan
dikumpulkan, sumber data, teknik pengukuran, instrument dan teknik mendapatkan
data.
f. Teknik analisis data yang mencakup langkah-langkah dan teknik analisis yang
dipergunakan yang ditetapkan berdasarkan pengajuan hipotesis.

4. Hasil Penelitian

Dalam membahas hasil penelitian tujuan kita adalah membandingkan


kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang
diajukan.Secara sistematik dan terarah maka data yang telah di kumpulkan diolah,
deskripsikan, bandingkan dan evaluasi yang semuanya diarahkan pada sebuah penarikan
kesimpulan apakah data tersebut data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang
diajukan. Hasil penelitian dapat dilaporkan dalam kegiatan sebagai berikut

1. Menyatakan variabel-variabel yang diteliti.


2. Menyatakan teknik analisis data
3. Mendeskripsikan hasil analisis data.
4. M.emberikan penafsiran terhadap kesimpulan analisis data.
5. Menyimpulkan pengujian hipotesis apakah ditolak atau diterima.
5. Ringkasan dan Kesimpulan

Kesimpulan penelitian merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian


yang terdiri dari masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi penelitian dan
penemuan penelitian.Sintesis ini membuahkan kesimpulan yang ditopong oleh suatu
kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam
perspektif yang menyeluruh. Kesimpulan dapat diperinci ke dalam langkah-langkah
sebagai berikut :

a. Deskripsi singkat mengenai masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi


dan penemuan penelitian.
b. Kesimpulan penelitian yang merupakan sistesis berdasarkan keseluruhan aspek.
c. Pembahasan kesimpulan penelitian dengan melakukan perbandingan terhadap
penelitian lain dan pengetahuan ilmiah yang relevan.
d. Mengkaji implikasi penelitian.
e. Mengajukan saran

C. Teknik Penulisan Ilmiah

Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk
pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah
yang dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang
memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.

Bahasa yang dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin
dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga
sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.Penulis ilmiah
harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bias
diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan predikat serta
hubungan yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan
informasi yang tidak jelas. Dalam menulis karangan ilmiah penggunaan kata harus dilakukan
secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang ingin
disampaikan.

Komunikasi ilmiah harus bersifat reproduktif, artinya bahwasipenerima pesan


mendapatkan kopi yang benar-benar sama dengan prototipe yang disampaikan sipemberi
pesan, seperti fotokopi. Dalam komunikasi ilmiah tidak boleh terdapat penafsiran yang lain
selain isi yang dikandung oleh pesan tersebut, sedangkan dalam komunikasio estetik sering
terdapat penafsiran yang berbeda terhadap objek komunikasi yang sama, yang disebabkan
oleh penjiwaan yang memang tidak ditujukan kepada penjiwaan melainkan kepada penalaran
dan oleh sebab itu harus dihindarkan bentuk pernyataan yang tidak jelas atau bermakna jamak.

D. Teknik Notasi Ilmiah

Pernyataan ilmiah yang kita pergunakan dalam tulisan harus mencakup


beberapahal.Pertama, harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat penyataan
tersebut.Kedua, harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan
itu disampaikan apakah itu makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya.Ketiga, harus
dapat kita identifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat
berdomisili dan waktu penerbitan itu dilakukan.Cara mencantumkan hal tersebut dalam tulisan
ilmiah disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang
pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama meskipun dalam format dan
symbol yang beerbeda-beda. Dibawah ini akan dipelajari teknik notasi ilmiah yang
menggunakan catatan kaki (footnote). Tanda catatan kaki diletakkan diujung kalimat yang kita
kutip dengan mempergunakan angka arab yang diketik naik setengah spasi. Catatan kaki pada
tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 sampai habis dan diganti dengan nomor 1
kembali pada bab yang baru. Beberapa contoh cara penulisan catatan kaki :

1. Jika satu kalimat terdiri dari beberapa catatan kaki, tanda catatan kaki diletakkan di
ujung kalimat yang dikutip sebelum tanda baca penutup. Sedangkan satu kalimat yang
seluruhnya terdiri dari satu kutipan tanda catatan kaki diletakkan sesudah tanda baca
penutup kalimat. Contoh :Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat
diandalkan1 sedangkan Ricther melihat ilmu sebagai sebuah metode2 dan Conant
mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari pengamatan
dari percobaan3. Kalimat yang kita kutip harus dituliskan secara tersurat dalam catatan
kaki sebagai berikut :
a) Harlod A. Larrabe, Reliable Knoeledge (Boston : Houghton miffin,1964),hlm,4.
hlm. 4.
b) Maurice N. Ricther, Jr. Science as a Cultural Process (Cambrige : Schenkman,
1972), hlm.15.
c) James B. Connant, Science and Common Sence (New Haven : yale University
press, 1961),hlm. 25.
2. Jika pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah
pengarang yang lebih dari tiga orang hanya ditulis nama pengarang pertama ditambah
kata et al. (et all : dan lain-lain)
a) William S. Shakian and Mabel L. Sahakian, Realms of Philosophy (Cambrige :
Schkenkman, 1965).
b) Sukarno et all., Dasar-DasarPendidikan Science (Jakarta : Bhrata,1973).
3. Kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halamannya dengan singkatan p
(page) atau hlm. (halaman). Jika nama pengarang tidak ada langsung saja dituliskan
nama buku atau dituliskan Anom.
a) James R. Newman (ed), What is Science? (New York : Simon and Schuster,
1995).
4. Jika sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majala, Koran, kumpulan karangan
atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip yang disertai dengan
informasi mengenai makalah tersebut.
a) Karlina,”Sebuah Tanggapan: Hipotesis dan Setengah Ilmuan”. Kompas 12
Desember 1981, hlm. 4.
5. Jika pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan memakai notasi
op. cit ( opera citato : dalam karya yang telah dikutip), loc. Cit (loco citato : dalam
tempat yang telah dikutip) dan ibid (ibidem : dalam tempat yang sama).
a) Ibid, hlm. 131.
Semua kutipan tersebut, baik yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung,
sumbernya kemudian kita sertakan dalam daftar pustaka.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian (research) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-
ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah yang tertentu yang bersifat logis.
Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan
kerangka penalaran ilmiah. Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis
tesis, disertasi, laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar
mereka lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal
kerangka berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang
bersifat teknis. Struktur penulisan dan penelitian ilmiah yaitu: 1) Pengajuan masalah, 2)
penyusunan kerangka teori dan pengajuan hipotesis, 3) metodologi penelitian, 4) hasil
penelitian, dan 5) ringkasan dan kesimpulan.
Teknik penulisan ilmiah menggunakan bahasa yang jelas di mana pesan
mengenai objek yang ingin dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan
sedemikian rupa sehingga si penerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang
disampaikan kepadanya. Salah satu teknik notasi ilmiah yang digunakan adalah catatan
kaki (footnote). Catatan kaki adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah
halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh
ketukan.

B. Saran
Alhamdulillah kami panjatkan sebagai ucapan rasa syukur kami atas selesainya
makalah Filsafat Ilmu tentang Penelitian dan Penulisan Ilmiah ini. Namun, dengan
selesainya bukan berarti telah sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sangat kami perlukan guna penyempurnaan dalam tugas
berikutnya dan dijadikan suatu pertimbangan dalam setiap langkah.
DAFTAR PUSTAKA

Suriasumantri, Jujun. 1993. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.

Margono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai