PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Berbicara tentang teknologi nano, maka tidak akan bisa lepas dari mikroskop, yaitu
alat pembesar untuk melihat struktur benda kecil tersebut. (Teknologi nano : teknologi
yang berbasis pada struktur benda berukuran nano meter. Satu nano meter = sepermilyar
meter). Tentu yang dimaksud di sini bukanlah mikroskop biasa, tetapi mikroskop yang
mempunyai tingkat ketelitian (resolusi) tinggi untuk Melihat struktur berukuran nano
meter
Untuk melihat benda berukuran di bawah 200 nanometer, diperlukan
mikroskopdengan panjang gelombang pendek.Dari ide inilah, di tahun 1932 lahir
mikroskop elektron.Sebagaimana namanya, mikroskop elektron menggunakan sinar
elektron yang panjanggelombangnya lebih pendek dari cahaya.Karena itu, mikroskop
elektron mempunyaikemampuan pembesaran obyek (resolusi) yang lebih tinggi dibanding
mikroskop optik.Sebenarnya, dalam fungsi pembesaran obyek, mikroskop elektron juga
menggunakan lensa,namun bukan berasal dari jenis gelas sebagaimana pada mikroskop
optik, tetapi dari jenismagnet. Sifat medan magnet ini bisa mengontrol dan mempengaruhi
elektron yangmelaluinya, sehingga bisa berfungsi menggantikan sifat lensa pada
mikroskop optik.
Kekhususan lain dari mikroskop elektron ini adalah pengamatan obyek dalam kondisi
hampaudara (vacuum). Hal ini dilakukan karena sinar elektron akan terhambat alirannya
bilamenumbuk molekul-molekul yang ada di udara normal. Dengan membuat ruang
pengamatan obyek berkondisi vacum, tumbukan elektron-molekul bisa terhindarkan
(Oktaviana, 2009 ).
Konsep awal yang melibatkan teori scanning mikroskop elektron pertama kali
diperkenalkan di Jerman (1935) oleh M. Knoll.Konsep standar dari SEM modern dibangun
oleh von Ardenne pada tahun 1938 yang ditambahkan scan kumparan ke mikroskop
elektron transmisi.Desain SEM dimodifikasi oleh Zworykinpada tahun 1942 ketika bekerja
untuk RCA Laboratories di Amerika Serikat.Desain kembali direkayasa oleh CW pada
tahun 1948 seorang profesor di Universitas Cambridge.Sejak itu,semakin banyak
1
bermunculan kontribusi signifikan yang mengoptimalkan perkembangan modern
mikroskop elektron.
Fungsi mikroskop elektron scanning atau SEM adalah dengan memindai terfokus
balok halus elektron ke sampel.Elektron berinteraksi dengan sampel komposisi molekul.
Energi dari elektron menuju ke sampel secara langsung dalam proporsi jenis interaksi
elektron yang dihasilkan dari sampel. Serangkaian energi elektron terukur dapat dihasilkan
yang dianalisis oleh sebuah mikroprosesor yang canggih yang menciptakan gambar tiga
dimensi atau spektrum elemen yang unik yang ada dalam sampel dianalisis.Ini adalah
rangkaian elektron yang dibelokkan oleh tumbukan dengan elektron sampel.Sebelum
menjelajahi jenis elektron dihasilkan oleh SEM khas, pemahaman dasar dari teori elemen
yang dikelilingi diklasifikasikan tabel periodik perlu disebutkan.Sepanjang sejarah banyak
fisikawan, matematikawan, dan ahli kimia mempelajari unsur-unsur di bumi. Beberapa
nama.
Ini adalah karya Proust yang terinspirasi John Dalton (1766-1844) untuk
mengembangkan hipotesis-nya ke "Hukum perbandingan berganda":
Ketika dua unsur membentuk suatu rangkaian senyawa, rasio massa dari elemen
kedua yang menggabungkan dengan 1 gram dari elemen pertama selalu bisa
direduksi menjadi bilangan bulat kecil.
Seorang ahli kimia Rusia bernama Dmitri Mendeleev (1834-1907) menyusun 63 unsur
yang dikenal ke tabel berdasarkan massa atom mereka.Susunan elemen akhirnya berubah
menjadi tabel periodik modern unsur digunakan di seluruh dunia.
Melalui kerja keras orang-orang ini dan sejumlah orang lain, sejumlah besar informasi
yang disusun dan diuji untuk menetapkan prinsip dasar digunakan saat ini dalam
pengembangan mikroskop elektron scanning modern. Sebelum menjelajahi lebih lanjut ke
teori dan fungsionalitas dari EDX / mikroskop SEM, itu adalah layak disebut dualitas
elektron dan x-ray. Awal percobaan dengan elektron dan karakteristik fisik telah
menyebabkan ilmuwan untuk memodifikasi pemahaman dasar fisika.
Sebelum kemajuan teknologi modern, banyak ilmuwan harus menjelaskan perilaku
fisik berdasarkan interaksi kimia yang dilihat dengan mata telanjang.Ketika prinsip-prinsip
radiasi elektro magnetik pertama kali diperkenalkan, konsep ini paling mudah dijelaskan
sebagai gelombang yang berjalan di panjang dan frekuensi tertentu.Kemudian eksperimen
menunjukkan bahwa cahaya dan x-rays partikel aktual yang dapat dideteksi.Singkatnya,
Tergantung pada jenis informasi analis yang tertarik pada jenis elektron satu studi.
Setiap elektron yang dihasilkan dari berkas elektron primer yang dihasilkan oleh SEM
ketika melanggar sampel yang diberikan menghasilkan elektron energi tertentu yang dapat
diukur.Jenis-jenis elektron yang dihasilkan untuk setiap contoh yang diberikan perlu
terlebih dahulu dieksplorasi.Elektron yang dihasilkan dari komposisi molekul sampel
diklasifikasikan sebagai baik dan elektron inelastis elastis.
Elektron inelastik adalah elektron energi rendah dibelokkan dari sampel.Kebanyakan
diserap oleh spesimen, tetapi mereka yang melarikan diri dekat permukaan.Elektron ini
disebut elektron sekunder, yaitu energi elektron muncul kurang dari 50eV, 90% dari
elektron sekunder memiliki energi kurang dari 10 eV, sebagian besar dari 2 sampai 5
eV.Elektron sekunder memberikan informasi topografi permukaan dan putih, tiga dimensi
gambar hitam sampel.Ini adalah gambar paling umum kebanyakan orang mengasosiasikan
dengan SEM.Elektron elastis adalah setiap elektron yang berinteraksi dengan berkas
elektron utama untuk menghasilkan energi spesifik dari tabrakan dan menahan sebagian
besar energinya.Elektron ini dikategorikan sebagai:
Elektron Backscattered-menghasilkan komposisi dan crystallographical informasi
permukaan, topologi.
Diserap saat ini yang memungkinkan studi struktur internal semi-konduktor atau
(EBIC).
Cathodluminescence-menunjukkan dan energi tingkat distribusi di fosfor.
elektron Auger-berisi informasi dan kimia unsur dari lapisan permukaan.
Karakteristik X-ray radiasi-hasil Mikroanalisis dan distribusi unsur-unsur sampel
yang diberikan.
Sebuah SEM khas memiliki kemampuan untuk menganalisa suatu sampel tertentu
menggunakan salah satu metode yang disebutkan di atas. Sayangnya, setiap jenis analisis
dianggap merupakan tambahan perangkat aksesori untuk SEM.Yang paling umum aksesori
dilengkapi dengan SEM adalah dispersif energi x-ray detektor atau EDX (kadang-kadang
disebut sebagai EDS).Jenis detektor memungkinkan pengguna untuk menganalisis sampel
komposisi molekul.
1.2. TUJUAN
1.2.1. Mahasiswa dapat melakukan pengujian Scaning Electron Microscopy (SEM)
terhadap suatu material.
1.2.2. Mahasiswa mampu menjelaskan komposisi material dari specimen baja ST60
yang dithreathment dengan suhu 750° C
1.2.3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisa penyebab specimen dari
kelompok K tidak ter-etsa.
Gambar 2.1
Perbedaan Hasil Gambar Microcope dengan Electron
Disamping itu dengan menggunakan elektron kita juga bisa mendapatkan
beberapa jenis pantulan yang berguna untuk keperluan karakterisasi. Jika elektron
mengenai suatu benda maka akan timbul dua jenis pantulan yaitu pantulan elastis
dan pantulan non elastis seperti pada gambar dibawah ini.
Lakukan Proses Polishing pada specimen dengan memberi pasta gigi pada
karpet specimen agar specimen halus
Gambar 2.11 Specimen yang sudah proses Polishing
Lakukan proses etsa (Etching) dengan melapisi specimen dengan larutan
NHO3 + Alcohol dengan perbandingan 1 : 4
Menyalakan instrument SEM
o tekan tombol On pada catu daya untuk menyalakan semua
perangkat instrumen SEM (SEM, PC dan Monitor)
o tekan tombol On pada bagian samping SEM untuk menyalakan
SEM. Pada saat SEM menyala , indikator EVAC/AIR akan
menyala biru.
Mempersiapkan Sample
o Siapkan sample yang akan diuji
o Potonglah sedikit doubletape untuk menempelkan sample pada
spesimen yang tersedia
o Masukan spesimen pada holder, kemudiann aturlah jarak antara
permukaan spesimen dengan ketinggian gauge, kira-kira 1 mm.
Cairan Etsa tidak bereaksi pada Specimen kelompok K, ketika dilakukan uji SEM
hanya terlihat bercak-bercak hitam pertanda spesimen mengandung karbon. Maka dicurigai
Specimen untuk kelompok K bukanlah ST 60.
3.1. KESIMPULAN
3.1.1. Specimen mengandung material karbon terlihat pada saat uji SEM.
3.1.2. Specimen bukan merupakan baja ST 60, melainkan material non fero.
3.1.3. Dikatakan non fero dikarenakan specimen tidak bersifat korosi ketika diberi
cairan etsa dan juga kekerasan specimen sangat rendah (mirip seperti kekerasan
yang dimiliki oleh alumunium).
3.2. SARAN
3.2.1. Untuk praktikum selanjutnya mohon untuk diperhatikan specimen yang akan
diuji. Pastikan specimen yang akan diuji sesuai dengan keterangan yang tertera.