Anda di halaman 1dari 7

MENGENAL GREEN ACCOUNTING

Neni Astuti
Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal
Email: n_astuty@yahoo.co.id

Abstract

Growing the business world, as well as accounting continues to grow. Conventional accounting for only
providing information about the activities of the company to third parties (investors and creditors) that
contribute directly to the survival of the company, while others are ignored. Conventional accounting is
insufficient and inadequate to meet the demands of an increasingly complex business world. The existence
of these demands, the accounting is not just encapsulate information about the company's relationship
with third parties, but also with the environment. Understanding of environmental issues within the
company will direct its policies, especially related to environmental safety. There are four environmental
conditions associated companies namely Lean Green, Defensive Green, Shaded Green and Extreme
Green. Selection matrix strategy adapted to the conditions of the company.

Keywords: Green Accounting, Lean Green, Defensive Green, Shaded Green and Extreme Green.

PENDAHULUAN kal, transaksi antar keduanya tidak


Akuntansi tumbuh dan berkem- menimbulkan prestasi timbal balik.
bang di dalam masyarakat yang juga Suatu perusahaan tidak hanya meng-
terus berkembang, dan bisnis telah hasilkan laba setinggi-tingginya, tetapi
mengetahui bahwa sistem akuntansi juga bagaimana laba tersebut dapat
konvensional tidak mencukupi dan memberikan manfaat kepada masyara-
memadai seiring dengan semakin kat. Semakin berkembangnya kegiatan
tingginya kompleksitas bisnis. Pada perusahaan dalam menghasilkan laba
akuntansi konvensional, perusahaan secara otomatis menimbulkan konse-
hanya memberi perhatian pada mana- kuensi lingkungan hidup di sekitarnya.
jemen dan pemilik modal (stockholders Tanggung jawab lingkungan memiliki
dan bondholders), pihak yang lain berbagai pengaruh pada kinerja perusa-
sering terabaikan. Tuntutan terhadap haan. Perusahaan yang baik tidak hanya
perusahaan semakin besar dan peru- memburu keuntungan ekonomi saja,
sahaan harus melihat sisi baru yaitu melainkan juga harus memiliki kepe-
tanggung jawab perusahaan terhadap dulian terhadap kelestarian lingkungan
stakeholder, dimana perusahaan tidak dan kesejahteraan masyarakat di seki-
hanya mementingkan kepentingan ma- tarnya, untuk dapat bergerak maju dan
najemen dan pemilik modal, tetapi juga tetap menjaga kelansungan perusahaan-
karyawan, konsumen, serta masyarakat. nya.
Perusahaan mempunyai tanggung jawab Permasalahan ini menjadikan ilmu
sosial terhadap pihak-pihak di luar akuntansi semakin berkembang yang
manajemen dan pemilik modal. Peru- selama ini hanya memberikan informasi
sahaan kadang kala melalaikannya tentang kegiatan perusahaan kepada
dengan alasan bahwa mereka tidak pihak ketiga (stockholders dan bond-
memberikan kontribusi terhadap ke- holders) yang mempunyai kontribusi
langsungan hidup perusahaan. Hal ini langsung terhadap perusahaan, tetapi
disebabkan hubungan perusahaan deng- sekarang dituntut tidak hanya merang-
an lingkungannya bersifat non recipro- kum informasi tentang hubungan peru-

69
PERMANA – Vol . IV No.1 Agustus 2012

sahaan dengan pihak ketiga, tetapi juga litian yang terkait dengan isu green
dengan lingkungannya. Lingkungan accounting tersebut di tahun 1980-an
yang ikut dalam proses berjalannya (Bebbington, 1997 ; Gray el al., 1996).
perusahaan. Perusahaan juga dituntut Di negara-negara maju seperti yang ada
untuk memberikan informasi yang di Eropa (Roussey, 1992), Jepang
transparan, organisasi yang akuntabel (Djogo, 2006) perhatian akan isu-isu
serta tata kelola perusahaan yang lingkungan ini berkembang pesat baik
semakin bagus (Good Corporate Gover- secara teori maupun praktik. Hal ini
nance), sehingga perusahaan dipaksa dibuktikan dengan banyaknya peraturan
untuk memberikan informasi mengenai terkait dengan lingkungan ini.
aktivitas sosialnya. Masyarakat membu- Akuntansi lingkungan kerapkali
tuhkan informasi mengenai sejauh mana dikelompokkan dalam wacana akun-
perusahaan sudah melaksanakan aktivi- tansi sosial. Hal ini terjadi karena kedua
tas sosialnya sehingga hak masyarakat diskursus (akuntansi lingkungan dan
untuk hidup aman, tentram dan kese- akuntansi sosial) tersebut memiliki tuju-
jahteraan karyawan terpenuhi. an yang sama, yaitu menginternalisasi
Manakala gerakan peduli lingku- eksternalitas (eksternalitas lingkungan
ngan (green movement) melanda dunia, sosial dan lingkungan ekologis), baik
akuntansi berbenah diri agar siap positif maupun negatif, ke dalam
menginternalisasi berbagai eksternalitas laporan keuangan perusahaan. Serupa
yang muncul sebagai konsekuensi dengan akuntansi sosial, akuntansi
proses industri, sehingga lahir istilah lingkungan juga menemui kesulitan
green accounting atau akuntansi ling- dalam pengukuran nilai cost and benefit
kungan (environmental accounting). eksternalitas yang muncul dari proses
Demikian pula waktu sebagian industri industri. Bukan hal yang mudah untuk
mulai menunjukkan wajah sosialnya mengukur kerugian yang diterima
(capitalism with human face), yang di- masyarakat sekitar dan lingkungan
tunjukkan dengan perhatian pada em- ekologis yang ditimbulkan polusi udara,
ployees dan aktivitas-aktivitas commu- limbah cair, kebocoran tabung amoniak,
nity development, serta perhatian pada kebocoran tabung nuklir atau ekster-
stakeholders lain, akuntansi mengako- nalitas lain.
modasi perubahan tersebut dengan Di tahun 1990, sebuah polling
memunculkan wacana akuntansi sosial pendapat di Amerika Serikat (Bragdon
(social responsibilty accounting). Sejak dan Donovan, 1990) dan beberapa
memahami akuntansi sebagai bagian negara (Choi, 1999) melaporkan bahwa
dari fungsi service baik sosial, budaya, kebanyakan orang merasa bahwa
ekonomi bahkan politik, maka banyak wacana lingkungan merupakan hal yang
faktor mempengaruhi akuntansi itu penting dan persyaratan dan standar
sendiri. Belkoui dan Ronald (1991) untuk itu janganlah dipersulit, serta
menjelaskan bahwa budaya merupakan pengembangan lingkungan yang berke-
faktor utama yang mempengaruhi lanjutan haruslah terus ditingkatkan
perkembangan struktur bisnis dan dengan tentu saja mempertimbangkan
lingkungan social, yang pada akhirnya kos-nya (Bragdon dan Donovan, 1990).
akan mempengaruhi akuntansi. Hasil dari polling pendapat ini menya-
Konsep green accounting sebe- rankan bahwa stakeholders fokus dalam
narnya sudah mulai berkembang sejak hal perusahaan bertanggungjawab ter-
tahun 1970-an di Eropa, diikuti dengan hadap permasalahan lingkungan hidup.
mulai berkembangnya penelitian-pene- Banyak cara yang dapat dilakukan oleh

70
Neni Astuti : MENGENAL GREEN …

perusahaan untuk mengkomunikasikan dengan motivasi yang mendorong ma-


perhatian mereka terhadap permasa- najemen di dalam pelaporan akuntansi
lahan lingkungan hidup ini, meliputi lingkungan, Gallhofer dan Jim (1997)
surat kabar, publikasi bisnis, televisi menyatakan bahwa arahan kebijakan
dan atau radio, serta laporan keuangan perusahaan dalam kebijakan green
tahunan (Gamble et al., 1995). accounting bisa saja muncul dari kese-
Saat ini tidak ada standar yang diaan manajemen untuk melaporkannya
baku mengenai item-item pengungka- tanpa ada kewajiban dari pihak ketiga.
pan lingkungan. Namun, beberapa Ini semua terjadi dikarenakan market
institusi telah mengeluarkan rekomen- driven, dimana pelanggan dalam bebe-
dasi pengungkapan lingkungan, antara rapa tahun terakhir ini menuntut adanya
lain Dewan Ekonomi dan Sosial - Per- kepedulian perusahaan untuk mencip-
serikatan Bangsa-Bangsa (ECOSOC- takan produk/jasa yang ramah terhadap
PBB), Ernst and Ernst, Institute of lingkungan.
Chartered Accountant in England and
Wales (ICAEW) dan Global Reporting Konsep Model Green Accounting
Initiative (GRI). Motivasi yang melatar- Pelaksanaan green accounting sa-
belakangi perusahaan untuk melaporkan ngat bergantung kepada karakteristik
permasalahan lingkungan lebih didomi- perusahaan tersebut di dalam mema-
nasi oleh faktor kesukarelaan (Ball, hami permasalahan lingkungan hidup.
2005; Choi, 1999), kapitalisasi atau Pemahaman mengenai permasalahan
pembiayaan dari permasalahan lingku- lingkungan hidup akan mengarahkan
ngan serta adanya kewajiban bersyarat perusahaan di dalam kebijakannya
yang diatur dalam standard akuntansi terutama terkait dengan keselamatan
seperti FASB (Gamble et al., 1995), lingkungan hidup. Ginsberg dan Paul
adanya teori keagenan (Watts dan (2004) memberikan arahan beberapa
Zimmerman‟s. 1978), teori legitimasi matrik kondisi perusahaan terkait deng-
dan teori ekonomi politik (Gray et al., an permasalahan lingkungan hidup di
1995). perusahaan. Matrik kondisi perusahaan
Item-item pengungkapan lingku- terkait dengan kebijakan industri ramah
ngan, antara lain, meliputi: pengung- lingkungan tersebut adalah sebagaimana
kapan kebijakan lingkungan, sertifikasi dijelaskan berikut ini. Pilihan strategi
lingkungan (misal ISOO 14000 series), jelas disesuaikan dengan kondisi matrik
rating lingkungan, energi yang dipergu- perusahaan tersebut.
nakan dalam operasi perusahaan, pen-
cegahan/pengurangan polusi, dukungan Figur 1. Matrik Kondisi Perusahaan
pada konservasi satwa, dukungan pada terkait Lingkungan Hidup
konservasi lingkungan dan regulation
compliance.
Sebagian akademisi berupaya me-
neliti wacana ini dalam frame teori
akuntansi positif dengan cara mencari
kaitan antara indikator-indikator ling-
kungan dengan indikator-indikator fi-
nansial. Hipotesis yang mereka ajukan:
semakin baik kinerja lingkungan akan
mempengaruhi secara positif kinerja Sumber: Ginsberg dan Paul (2004)
bisnis (keuangan) perusahaan. Terkait

71
PERMANA – Vol . IV No.1 Agustus 2012

Lean Green. Lean Greens men- siatif kebutuhan-pemenuhan produk dan


coba untuk menjadi bagian social yang teknologi yang dihasilkan dalam proses
baik, tetapi mereka tidak fokus pada yang mengutamakan persaingan yang
publikasi untuk menciptakan produk/ menguntungkan. Mereka memiliki ke-
jasa yang ramah lingkungan. Meskipun mampuan untuk membedakan dirinya
demikian, mereka termotivasi untuk dengan sebenarnya pada isu lingkungan
mengurangi kos dan meningkatkan efi- ini, tetapi mereka memilih untuk tidak
siensi melalui aktivitas yang ramah melakukannya disebabkan mereka dapat
lingkungan, dengan tujuan untuk men- mencari keuntungan dengan mengu-
ciptakan persaingan yang kompetitif tamakan permasalahan lain selain isu
dalam hal produk kos-rendah, dan lingkungan. Shaded greens pada prin-
bukan semata untuk keselamatan ling- sipnya mempromosikan secara langsung
kungan. kelebihan yang dapat dihitung berkaitan
Defensive Green. Defensive Green dengan produk mereka dan menjual
seringkali menggunakan green marke- produk/jasa mereka melalui saluran
ting sebagai pengukuran yang preventif, yang utama. Keuntungan akan produk/
suatu respon terhadap krisis atau respon jasa yang ramah lingkungan hanya
terhadap kegiatan perusahaan pesaing. mereka promosikan sebagai faktor
Mereka berusaha untuk meningkatkan pendukung saja.
brand image dan mengatasi kerusakan, Extreme Green. Philosofi dan
menyadari bahwa segmen industri ra- nilai yang menyeluruh membentuk
mah lingkungan adalah penting dan perusahaan dalam tipe ini. Isu tentang
menguntungkan. Inisiatif lingkungan produk yang ramah lingkungan diinte-
mereka mungkin serius dan berkelan- grasikan secara penuh ke dalam bisnis
jutan, tetapi usaha untuk mempro- dan proses siklus daur ulang produk
mosikan dan mempublikasikan inisiatif perusahaan ini. Seringkali permasalahan
tersebut sporadic dan terkadang tem- produk ramah lingkungan menjadi
porer dikarenakan mereka tidak memi- tujuan yang mengarahkan perusahaan
liki kemampuan untuk membedakan dari hari ke hari. Praktik yang terjadi
dirinya dengan kompetitor lain pada tersebut mencakup pendekatan penen-
permasalahan lingkungan hidup terse- tuan harga, pengelolaan lingkungan
but. Perusahaan dalam kondisi ini akan yang berbasis pada TQM dan tentang
melakukan kegiatan promosi peduli pengelolaan untuk masalah lingkungan.
lingkungan hidup dalam skala kecil baik Dari keempat matrik kondisi
untuk kegiatan-kegiatan tertentu atau- perusahaan terkait dengan perhatian
pun program-programnya. Sehingga mereka terhadap masalah lingkungan,
dari sini, mereka dapat bertahan dan maka tentu saja akan ikut mempe-
berargumen manakala industri mereka ngaruhi pola pengelolaan termasuk
dikritik oleh aktivis peduli lingkungan akuntansi di perusahaan tersebut.
ataupun bahkan pesaing. Penerapan green accounting jelas akan
Shaded Green. Shaded Green dipengaruhi oleh kondisi perusahaan
menginvestasikan dalam jangka pan- tersebut. “Organisational change” men-
jang, menyeluruh proses industri yang jelaskan bahwa organisasi merespon
ramah lingkungan yang membutuhkan perubahan lingkungannya dalam berba-
komitmen tinggi terhadap keuangan dan gai cara, dan akuntansi lingkungan
non keuangan. Perusahaan dengan tipe merupakan salah satu bagian cara dalam
ini memandang lingkungan sebagai ke- melakukan perubahan tersebut (Ball,
sempatan untuk mengembangkan ini- 2005). Choi (1999) menyebutkan dalam

72
Neni Astuti : MENGENAL GREEN …

penelitiannya, perusahaan dengan profil ningkat; mendorong konsumen untuk


industri yang tinggi akan mengung- membeli produk hijau sehingga entitas
kapkan secara sistematis informasi yang memiliki keunggulan pemasaran yang
lebih banyak dan lebih baik diban- lebih kompetitif dibandingkan entitas
dingkan perusahaan yang lebih rendah yang tidak melalukan pengungkapan;
profil industrinya. menunjukan komitmen entitas terhadap
usaha perbaikan lingkungan hidup;
Tujuan Green Accounting mencegah opini negatif publik mengi-
Tujuan akuntansi lingkungan ngat perusahaan yang berusaha pada
adalah untuk meningkatkan jumlah area yang berisiko tidak ramah ling-
informasi relevan yang dibuat bagi kungan pada umumnya akan menerima
mereka yang memerlukan atau meng- tantangan dari masyarakat.
gunakan. Keberhasilan akuntansi ling- Peran dan tujuan akuntansi ling-
kungan tidak hanya tergantung pada kungan terbagi menjadi dua, yaitu in-
ketepatan dalam menggolongkan semua ternal dan eksternal (Environmental
biaya –biaya yang dibuat perusahaan, Accounting Guidelines, Japan, 2005).
akan tetapi kemampuan dan keakuratan
data akuntansi perusahaan dalam Figure 2. Fungsi Internal dan Eksternal
menekan dampak lingkungan yang Akuntansi Lingkungan
ditimbulkan dari aktivitas perusahaan.
Tujuan lain dari pentingnya akun-
tansi lingkungan berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan konservasi lingku-
ngan oleh perusahaan maupun organi-
sasi lainnya yaitu mencakup kepenti-
ngan organisasi publik dan perusahaan-
perusahaan publik yang bersifat lokal.
Hal ini penting terutama bagi
stakeholders untuk dipahami, dievaluasi Sumber: Environmental Accounting
dan dianalisis sehingga dapat mem- Guidelines, explanation 03
berikan dukungan bagi usaha mereka.
Menurut (Pramanik, et.al dalam Arja a. Fungsi internal
Sadjiarto, 2011:9) Tujuan dikembang- Sebagai salah satu tahap dalam
kannya akuntansi lingkungan antara lain sistem informasi lingkungan perusa-
untuk mendorong pertanggungjawaban haan, fungsi internal memungkinkan
entitas dan meningkatkan transparansi untuk mengatur biaya konservasi
lingkungan; membantu entitas dalam lingkungan dan menganalisa biaya
menetapkan strategi untuk menanggapi lingkungan dengan manfaatnya, dan
isu lingkungan hidup dalam konteks meningkatkan efektivitas dan efisiensi
hubungan entitas dengan masyarakat aktivitas konservasi lingkungan terkait
dan terlebih dengan kelompok- dengan keputusan yang dibuat. Akun-
kelompok penggiat (activist) atau tansi lingkungan bermanfaat bagi
penekan (pressure group) terkait isu internal perusahaan untuk memberikan
lingkungan; memberikan citra yang laporan mengenai pengelolaan internal,
lebih positif sehingga entitas dapat berupa keputusan manajemen mengenai
memperoleh dana dari kelompok dan pemberian harga, pengendalian biaya
individu „hijau‟, seiringdengantuntutan overhead dan penganggaran modal
etis dari investor yang semakin me- (capital budgeting)

73
PERMANA – Vol . IV No.1 Agustus 2012

Akuntansi lingkungan untuk tuju- adalah bagaimana merumuskan akun-


an internal perusahaan sering disebut tansi keuangan untuk pelaporan keua-
juga EMA (Environmental Management ngan dikombinasikan dengan kebijakan
Accounting). Keberhasilan EMA dalam lingkungan.
menyajikan informasi secara lengkap Intinya adalah bahwa akuntansi
butuh didukung oleh beberapa beberapa lingkungan bertujuan untuk mening-
disiplin ilmu non accounting, yaitu katkan jumlah informasi yang relevan
environmental science, environmental yang dibuat untuk pihak yang memer-
law and regulation, finance and risk lukan dan dapat digunakan. Kesuksesan
management, serta management policies dari akuntansi lingkungan tidak tergan-
and control system. Keakuratan in- tung dari bagaimana perusahaan meng-
formasi EMA sangat berguna untuk klasifikasikan biaya yang terjadi di
menjaga kelangsungan hidup perusa- perusahaan.
haan serta kelestarian alam secara
keseluruhan. Penutup
Green accounting adalah bagai-
b. Fungsi Eksternal mana memasukan konsukensi dari suatu
Dengan mengungkapkan hasil peristiwa yang menyangkut lingkungan
pengukuran kuantitatif dari kegiatan dalam laporan keuangan. Green acco-
konservasi lingkungan, fungsi eksternal unting merupakan sarana untuk mela-
memungkinkan sebuah perusahaan porkan suatu perusahaan yang dikaitkan
untuk mempengaruhi keputusan stake- dengan lingkungan. Tujuannya adalah
holder, seperti konsumer, mitra bisnis, memberikan informasi mengenai kiner-
investor, dan masyarakat lokal. Diha- ja operasional perusahaan yang berbasis
rapkan bahwa publikasi dari akuntansi pada perlindungan lingkungan. Akun-
lingkungan dapat memenuhi tanggung tansi konvensionala hanya memberikan
jawab perusahaan dalam akuntabilitas informasi ekonomi terutama yang
stakeholder dan digunakan untuk eva- bersifat keuangan pada shareholder dan
luasi dari konservasi lingkungan. bondholder untuk pengambilan keputu-
Penerapan akuntansi lingkungan san. Perlu ditingkatkan ukuran kinerja
untuk ekternal lebih ditujukan untuk untuk memperbaiki ukuran kinerja yang
mematuhi peraturan pemerintah atau telah ada. Dampak lingkungan perlu
persyaratan yang ditetapkan oleh dilaporkan sebagai manifestasi tang-
lembaga pengawas pasar modal. Jadi gungjawab terhadap stakeholder.
akuntansi lingkungan untuk eksternal

Daftar Pustaka

Ball, Amanda (2005). “Environmental;accounting and change in UK local government‟,


Accounting,Auditing & Accountability Journal. Vol. 18. No. ,pp. 46 -373
Bebbington, Jan (1997). „Engagementt, education, and sustainability‟.
Accounting,Auditing & Accountability Journal. Vol. 10. No. 3 ,pp. 365-381
Belkaoui, Ahmed Riahi dan Ronald D.Picur, (1991). “Cultural determinism and the
perception of accounting concepts,” The International Journal of
Accounting.,26: 118-130

74
Neni Astuti : MENGENAL GREEN …

Choi, Jong-Seo. (1999). “An investigationof the initial voluntary environmental


disclosures in Korean semi-annual financial report.” Pasific Accounting Review.
Palmerston North, June, Vol. 11, Iss. 1; pp.73.
Gamble,G.O. et al. (1995). Environmental Disclosures in annual report and 10Ks: An
Examination”. Accounting Horizons. Sarasota, September. Vol. 9.Iss.3, pp.34
Ginsberg, J.M. dan Paul N.B. (2004). Choosing The Right Green Marketing Strategy”,
MIT Sloan Management Review. Fall. Volume 4. No. 1
Joko, Susilo.2008. Green Accounting di Daerah Istimewa Yogyakarta: studi kasus
antara kabupaten Sleman dan kabupaten Bantul. JAAI. Desember. vol. 12, no.2,
pp 149-165.
Maria, Falentina Debora.S. “Implikasi Akuntansi Lingkungan serta Etika Bisnis
Sebagai Faktor Pendukung Keberlangsungan Perusahaan di Indonesia”.
M. Yakhou, and V.P. Dorweiler, “Environmental Accounting: An EssentialComponent
of Business Strategy,”Bussiness Strategy and The Environmental, vol. 13,pp.65-
77, 2004.
Verani, Carolina. “ Solusi untuk Problematika Penerapan Corporate Social
Reponsibility di Indonesia”. Prosiding Seminar Nasional Hukum dalam
Implementasi Bisnis dan Investasi”
Watts, RL. dan J.L Zimmerman (1978). “Towards a Positive Theory of Determination
of Accounting Standards”. The Accounting Review, 53, 112-134.

75

Anda mungkin juga menyukai