Anda di halaman 1dari 4

Kelompok dalam Organisasi

Kehadiran kelompok-kelompok dapat mempengaruhi motivasi atau kebutuhan seseorang serta


bagaimana seseorang berperilaku dalam konteks organisasi. Perilaku organisasi lebih dari sekedar
kumpulan perilaku individu-individu di dalamnya. Bukan sekedar penjumlahan atau hasil kali, melainkan
suatu fenomena kompleks, yang salah satu bagian pentingnya adalah kelompok. Sub bab ini
menggambarkan model untuk memahami karakteristik kelompok dalam organisasi. Selain itu, juga
membahas berbagai jenis kelompok , alasan-alasan pembentukan kelompok, karakteristik kelompok,
dan beberapa hasil akhir yang didapat dengan menjadi anggota kelompok.

3.1.Karakteristik Kelompok

Kelompok adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan modern. Masing-masing dari diri kita
telah menjadi – dan masih menjadi anggota kelompok-kelompok yang berbeda. Ada kelompok sekolah,
kelompok kerja, kelompok keluarga, kelompok sosial, kelompok keagamaan, kelompok formal, dan
kelompok informal. Beberapa kelompok dianggap berhasil, beberapa lagi tidak. Beberapa kelompok
dapat memotivasi munculnya kinerja terbaik dari para anggotanya, sedangkan kelompok yang lain justru
memunculkan kinerja yang buruk. Deskripsi disini hanyalah beberapa cara menyusun karakteristik
kelompok.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, berikut ini adalah definisi kelompok yang akan kita gunakan
sepanjang bab ini.

Dua atau lebih individu yang saling berinteraksi untuk mencapai sebuah sasaran bersama

Satu cara memahami definisi ini adalah daengan memikirkan tiga persyaratan yang harus dipenuhi
seebuah kelompok. Persyaratan pertama terkait dengan ukuran (size). Harus terdapat dua atau lebih
individu untuk membentuk sebuah kelompok. Satu orang saja tidak akan membentuk kelompok.
Perhatikan bahwa dalam definisi ini, walaupun terdapat persyaratan ukuran minimum, tidak ada batsan
jumlah maksimum.

Persyaratan kedua adalah , harus terdapat pertukaran atau komunikasi antar individu –individu yang
membentuk kelompok. Artinya, mereka harus berinteraksi satu dengan yang lain dalam cara-cara
tertentu. Kita biasanya berpikiran bahwa interaksi antar anggota kelompok harus terjadi dalam bentuk
taatap muka dengan menggunakan ekspresi verbal, tapi sesungguhnya tidak selalu harus demikian.
Dalam kelompok nominal, misalnya anggota-anggota kelompok mungkin tidak pernah berkomunikasi
lisan satu denggan yang lain. Satu-satunya interaksi lazimnya terjadi dalam bentuk tulisan. Pada sebuah
lokasi pembangunan yang berisik, komunikasi antar seorang penyelia dan pekerja bagian baja mungkin
hanya terjadi dalam bentuk gerak tubuh, namun tidak satu orang pun yang bias menyatakan bahwa
disana tidak terjadi interaksi yang penting. Tentu saja, Anda mungkin saja mengumpulkan sekelompok
orang yang tidak saling berinterksi satu dengan yang lain. Mereka bukanlah sebuah kelompok; mereka
hanyalah sekumpulan individu.

Persyaratan terkahir dalam definisi kita mengenai kelompok adalah adanya usaha mencapai sebuah
sasaran bersama. Jika tidak ada sasaran bersama, tidak ada pula yang kita sebut kelompok. Sasaran
bersama adalah sasaran yang mampu memotivasi setiap aggota untuk bekerja mencapai sasaran
tersebut. Hal ini berbeda dengan sasaran individual yang secara kebetulan juga dimiliki sejumlah orang
lain. Sebagai contoh, setiap orang yang duduk di ruang tunggu dokter mungkin sama-sama menunggu
gilirannya diperiksa oleh dokter. Dengan demikian ‘bertemu dokter’ dapat dikatakan sebagai sasaran
yang dimiliki setiap individu di ruangan itu, tetapi sasaran itu bukanlah sasaran bersama. Setiap orang di
ruangan itu hendak bertemu dokter demi sasaran mereka masing-masing, bukan ddemi sasaran
kelompok. Karena itu, orang-orang yang ada di ruang tunggu, bahkan meskipun mereka saling
berinteraksi, tidak dapat didefinisikan sebagai ‘kelompok’.

3.2.Sebuah Model Terintegrasi Mengenai Pembentukan Kelompok dan Perkembangannya

Walaupun setiap kelompok yang berbeda serta memiliki atribut–atribut atau dinamika yang unik, juga
benar bahwa dalam banyak hal penting kelompok-kelompok cenderung menunjukkan perkembangan
evolusi yang serupa. Peraga 3.1 menunjukkan sebuah model pembentukan dan perkembangan
kelompok yang akan kita gunakan dalam pembahasan kita mengenai topik perilaku organisasi dan
manajemennya. Model ini menyatakan bahwa hasil akhir dari aktivitas kelompok dibentuk oleh
sejumlah variabel penyebab, yang masing-masing akan kita bahas dalam bab ini. Bahkan setiap model ini
dapat (dan dalam kenyataannya memang) mempengaruhi bagian yan lain pada model ini.

3.3. Jenis-Jenis Kelompok

Sebuah organisasi memiliki persyaratan teknis yang harus dipenuhi guna mencapai sasaran yang
organisasi tersebut tetapkan. Pencapaian sasaran-sasaran ini membutuhkan dilakukannya sejumlah
tugas; dan para karyawan diminta melakukan tugas-tugas ini. Sebagai hassilnya, sebagian besar
karyawan akan menjadi anggota sebuah kelompok berdasarkan jabatan dan posisi mereka dalam
organisasi. Ini adalah kelompok yang disebut sebagai kelompok formal (formal group). Di sisi lain, ketika
individu-individu mengasosiasikan diri mereka secara kontinu, kelompok-kelompok ini cenderung
membentuk aktivitas-aktivitass yang berbeda dari yang diharapkan oleh oerganisasi. Dan ini membentuk
kelompok informal. Baik kelompok formal maupun kelompok informal (informal group), seperti yang
akan dijelaskan nanti, menunjukkan beberapa karakteristik yang serupa.
3.3.1. Kelompok Formal

Kebutuhan dan proses organisasi sering kali menyebabkan terbentuknya berbagai jenis kelompok.
Setidaknya terdapat dua jenis kelompok formal: kelompok perintah dan kelompok tugas.

· Kelompok Perintah (Command Group)

Kelompok perintah (command group) ditentukan oleh bagan organisasi dan terdiri atas para bawahan
yang melaporkan langsung pada penyelia. Hubungan otoritas yang ada antara manajer sebuah
departemen dengan para penyelianya, atau antara perawat senior dengan bawahan-bawahannya,
adalah contoh-contoh sebuah kelompok perintah.

· Kelompok Tugas (Task Group)

Sebuah kelompom tugas (task group) terdiri atas karyawan-karyawan yang bekerja sama untuk
menyelesaikan sebuah tugas atau proyek tertentu. Sebagai contoh, tugas yang harus dikerjakan para
petugas sebuah perusahaan asuransi ketika sebuah klaim diajukan, adalah tugas bersama. Tugas ini
menciptakan situasi dimana beberapa petugas harus saling berkomunikasi dan berkoordinasi dengan
yang lain agar klaim tersebut dapat ditangani dengan baik. Tugas-tugas yang harus dilakukan serta
interaksi yang ada memudahkan pembentukan kelompok tugas. Para perawat yang ditugaskan di ruang
gawat darurat dalam rumah sakit biasanya membentuk sebuah kelompok tugas karena para perawat
perlu melakukan sejumlah aktivitas bersama demi melayani pasien.

3.3.2. Kelompok Informal

Kelompok informal adalah pengelompokan alamiah yang dilakukan sejumlah orang dalam
lingkungan kerja sebgai respons terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial. Dengan kata lain, kelompok-
kelompok informal tidak sengaja diciptakan; mereka berkembang secara alamiah. Dua jenis khusus
kelompok informal adalah kelompok minat dan kelompok pertemanan. Batasan antara kedua jenis
kelompok ini seringkali tidak jelas. Contohnya, sekelompok karyawan dari berbagai departemen yang
berbeda-beda dalam sebuah perusahaan menjadi sukarelawan di sebuah dapur umum demi melayani
para tunawisma. Kelompok minat ini berkembang menjadi kelompok pertemanan karena orang-orang
dalam kelompok merasakan siuatu ikatan bersama dari kegiatan atau pengalaman.

· Kelompok Minat (Interest Group)


Individu-individu yang bukan merupakan anggota kelompok perintah, tugas, atau tim yang sama
mungkin saja memiliki sebuah sasaran bersama. Contoh kelompok minat (interest group) adalah
karyawan ynnag berkumpul untuk menghadapi pihak manajemen guna mendapatkan tunjangan yang
lebih baik, dan para pramusaji yang ‘bergabung’ untuk mendapatkan tips tambahan. Perhatikan bahwa
sasaran kelompok tersebut tidak terkait dengan sasaran organisasi, tapi sangat berhubungan dengan
kelompok yang bersangkutan.

· Kelompok Pertemanan (Friendship Group)

Banyak kelompok terbentuk karena para anggotanya memiliki suatu kesamaan, misalnya usia,
kepercayaan politik, atau latar belakang etnis. Kelompok pertemanan (friendship group)
mengembangkan interaksi dan komunikasi mereka hingga ke aktivitas di luar pekerjaan.

Sebuah pembedaan dibuat untuk memisahkan kedua klasifikasi umum kelompok – formall dan
informal. Perbedaan utama antara keduanya adah bahwa kelompok perintah, tugas, serta tim dirancang
oleh organisasi fomal sebagai cara atau upaya untuk mencapai hasil akhir. Kelompok minat dan
pertemanan yang bersifat informal biasanya hanya penting bagi diri anggota-anggota kelompok yang
bersangkutan. Jika pola afiliasi karyawan-karyawan didokumentasikan, akan terlihat bahwa mereka
masuk ke dalam sejumlah kelompok berebeda yang seringkali saling tumpah tindih. Alasan munculnya
begitu banyak kelompok adalah topik yang akan kita bahas berikutnnya.

Anda mungkin juga menyukai