Pegawai pajak culas tersebut adalah mantan Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Bukti
Permulaan Direktorat Penegakan Hukum Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Handang
Soekarno yang ditangkap 2016 silam karena menerima suap senilai Rp1,9 miliar dari
wajib pajak Country Director PT EK Prima Ekspor Indonesia (EKP) Ramapanicker
Rajamohanan Nair. Suap yang diterima Handang baru sebagian dari harga yang
dijanjikan oleh Rajamohanan sekitar Rp6 miliar.
Sebut saja nama fiskus Dhana Widyatmika, Bahasyim Assifie, Mohammad Dian Irwan
Nuqisra dan Eko Darmayanto, Tommy Hendratno, Pargono Riyadi, dan yang paling
terkenal; Gayus Tambunan. Sangat disayangkan memang, penangkapan pegawai pajak
terus berulang ketika pemerintah sedang menggelorakan reformasi perpajakan.
.
Saat ini sistem pengawasan penagihan pajak justru melonggar jika dibandingkan
beberapa waktu lalu yang cenderung ketat. Dulu, ada aturan yang melarang
fiskus bertemu wajib pajak tanpa pendamping. Ada pula larangan bagi fiskus makan di
luar kantor dengan wajib pajak.
Untuk di kantor pun diawasi ketat. Direktorat Jenderal Pajak selalu mewajibkan
pemasangan kamera pengawas dan pengisian buku tamu untuk setiap pertemuan yang
dilakukan antara fiskus dan wajib pajak. Saat ini, aturan ketat tersebut mulai melonggar.
Dari sisi pengawasan, fiskus dan wajib pajak bisa bertemu secara leluasa di luar kantor
tanpa pengawasan dan pendampingan teman sejawat.
Pengamat Perpajakan Yustinus Prastowo menyinggung gaya hidup para pegawai pajak
yang masih luput dari teropong pengawasan. Meskipun terbilang sepele, namun
membandingkan gaji yang diterima pegawai pajak dengan gaya hidup pegawai pajak,
perlu dilakukan supaya celah praktik permainan pegawai dengan wajib pajak bisa
ditutup.
Kedua, seorang supervisor ini juga diawasi oleh kepala bidang yang juga di bawah
pengawasan kepala kantor. Pasalnya dengan sistem ini, wajib pajak bisa menghitung,
membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Rony mengatakan sistem ini di lapangan sering menimbulkan
masalah. Sering terjadi perbedaan antara angka pajak yang dihitung wajib pajak dengan
petugas.
Target ini naik 23,20% dibandingkan realisasi tahun 2017 yaitu Rp1.151,13
triliun. Sementara hingga akhir September 2018, DJP mencatat realisasi penerimaan
pajak sebesar Rp900,82 triliun atau 63,26 persen dari target.
Dengan realisasi ini, DJP masih meramal realisasi pajak di akhir tahun mencapai
Rp1.352,8 triliun atau 95 persen dari target APBN. Sehingga, shortfall pajak masih
diperkirakan ada di kisaran Rp71,2 triliun
Yustinus mengatakan, untuk memaksimalkan penerimaan pajak, maka harus ada
peningkatan sistem pengawasan penagihan. DJP perlu mengindentifikasi wilayah-
wilayah yang rawan akan tindakan curang. Ia juga melihat perlunya pemberatan sanksi
kepada pegawai pajak yang kedapatan main mata dengan WP. Sebab, sanksi yang saat
ini dikenakan kepada oknum pegawai pajak dianggap kurang memberikan efek jera.
"Mau tidak mau yang didorong adalah pemberatan sanksi pidana badan dan ganti rugi.
Ganti ruginya tidak hanya dihitung dari nilai suap tapi juga nilai kerugian negara terkait
kongkalikong pajak," Yustinus.
Tanggapan
Korupsi bukan merupakan suatu kata yang asing lagi terdengar di telinga kita.
Penyelewengan dan penggelapan terhadap suatu dana atau uang Negara merupakan
suatu tindak pelanggaran hukum yang seakan akan sulit untuk diberantas. Kasus korupsi
terutama di badan keuangan Negara bukan merupakan hal yang baru lagi untuk
didengar. Seperti pada kasus ini korupsi ini , penangkapan sejumlah pegawai pajak ini
seakan akan membuktikan bahwa korupsi sudah menjadi suatu adat kebiasaan yang
terjadi di Indonesia, dan telah mendarah daging di dalam tubuh para koruptor. Sangat
disayangkan, penangkapan pegawai pajak terus berulang ketika pemerintah sedang
menggelorakan reformasi perpajakan. Sehingga pelanggaran yang dilakukan oleh fiskus
menjadi noda dalam reformasi perpajakan.
Seperti yang tertera dalam berita, perlu adanya peningkatan sistem pengawasan
penagihan untuk memaksimalkan penerimaan pajak. Tetapi dengan adanya pegawai
pajak yang kedapatan main mata dengan WP menyebabkan tidak maksimalnya jumlah
pajak yang masuk untuk Negara. Untuk mencegah hal tersebut, menurut saya dapat
dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada wajib pajak mengenai perhitungan
pajak. Karena ketika wajib pajak keberatan dengan jumlah yang dihitung oleh
fiskus terjadi, celah tawar menawar dan keculasan itu muncul dan menyebabkan
terjadinya tindakan yang merugikan masyarakat itu sendiri.
Selain itu menurut saya, untuk titik-titik yang rentan kecurangan, maka harus
dibentuk tim khusus dari luar organisasi untuk mengawasi dan lebih memperketat
pengwasan pajak. Sehingga pengawasannya pun lebih terpercaya dan tidak ada celah
untuk kembali berbuat curang. Selain itu sanksi juga perlu ditingkatkan dan lebih
menimbulkan efek jera bagi pelaku. Karena bagi pelaku, sanksi yang lemah tidak akan
membuat pelaku takut untuk melakukan tindak kecurangan.
Selain itu menurutsaya pemberian pengargaan atau reward bagi pelapor dapat
dijadikan solusi bagi permasalahan korupsi. Misalnya dangan memberikan sebesar 5
persen dari nilai kekayaan atau kewajiban pajak yang berhasil diselamatkan. Sistem ini
dapat membuka mekanisme pengawasan yang lebih terbuka antar jenjang, dimana
staf bisa melaporkan atasan atau sebaliknya, tanpa sungkan.
ESSAI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KORUPSI
Dosen : Nanang Kosim, S.I.P, S.Pd.I, M.Pd
Disusun oleh:
Aisa Nazihah
11180950000090