Manajemen Gizi Pertumbuhan Otak Balita
Manajemen Gizi Pertumbuhan Otak Balita
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia yang berkualitas pada hakikatnya harus dimulai sedini mungkin, yaitu
sejak manusia itu dalam kandungan. Pada bayi dan anak, kurang gizi akan
apabila tidak diatasi secara dini akan berlanjut hingga dewasa. Usia 24-59 bulan
diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat
diwujudkan apabila pada masa bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai
dengan tumbuh kembang yang optimal. Sebaliknya pada masa usia 24-59 bulan
tidak memperoleh makanan sesuai dengan kebutuhan gizi, maka periode emas ini
akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang
balita, saat ini maupun selanjutnya (Asne, 2006). Status gizi balita merupakan hal
penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih
dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang
terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Data tahun
tambahan hanya 39 ribu anak. Sedangkan bila ditinjau dari tinggi badan, sebanyak
25,8% anak balita Indonesia pendek. Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan
tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat
1
mempengaruhi perkembangan otak anak (Khomsan, 2008). Gizi mempunyai
seseorang.
Stoch (1982) dan Galler (1984) juga menjelaskan bahwa pada penelitian
jangka panjang yang dilengkapi dengan tindak lanjut pada penderita gizi kurang di
masa bayi juga menunjukkan adanya perburukan pada intelegensia (IQ). Bila
seorang anak yang pada usia balita kekurangan gizi, akan mempunyai IQ lebih
rendah 13-15 poin dari anak lain saat memasuki sekolah (Tatang, 2006). Fernald
Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka balita termasuk dalam
golongan masyarakat kelompok rentan gizi, karena masa balita merupakan masa
peralihan antara saat disapih dan mulai mengikuti pola makanan orang dewasa
atau bukan anak merupakan masa gawat karena ibu atau pengasuh anak mengikuti
2
B. Rumusan masalah
gizi, karena gizi sebagai unsur penting dalam pembentukan otak bayi dan balita?
C. Tujuan
Untuk mengetahui manajemen program giz karena gizi sebagai unsure penting
D. Manfaat
program gizi yang digunakan dalam pembentukan otak bayi dan balita
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penyebab langsung gizi kurang adalah makan
tidak seimbang, baik jumlah dan mutu asupan gizinya, di samping itu asupan zat
gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karena adanya gangguan
penyerapan akibat adanya penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung adalah tidak
cukup tersedianya pangan di rumah tangga, kurang baiknya pola pengasuhan anak
terutama dalam pola pemberian makan pada balita, kurang memadainya sanitasi
4
Akar masalah gizi adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan social
asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi
status gizi balita. Secara umum dapat dikatakan bahwa peningkatan ekonomi
sebagai dampak dari berkurangnya gizi kurang dapat dilihat dari dua sisi, pertama
berkurangnya biaya berkaitan dengan kematian dan kesakitan dan di sisi lain akan
dari perbaikan status gizi adalah: berkurangnya kematian bayi dan anak balita,
meningkat karena berkurangnya anak yang menderita kurang gizi dan adanya
kesehatan.
untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita
dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah
banyak ) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel, jadi pertumbuhan
lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang yaitu menjadi lebih
besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran beratbadan, tinggi
5
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Depkes RI,
2005).
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirkan, dan
diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ –
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
pada tubuh.
6
2. Pertumbuhan dan perkembangan anak :
a. Anak pada usia 3-6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada posisi
telungkup.
c. Anak pada usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa tumpah.
e. Anak pada usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan,
f. Anak pada usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1
warna.
g. Anak pada usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa
perkembangan selanjutnya.
seorang anak tidak bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan tubuh lain
selanjutnya
7
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya.
Asupan makan balita dari segi kualitas dan kuantitas yang baik harus disesuaikan
dengan usia balita. Praktek pemberian makan sesuai usia masih merupakan salah
satu masalah yang menyebabkan asupan makan balita rendah. Air Susu Ibu (ASI)
saja tanpa tambahan apa pun dikonsumi bayi usia 0-6 bulan sedangkan bayi usia
6-11 bulan mengonsumsi MP-ASI sebagai pelengkap ASI. Balita (12-59 bulan)
8
1. Kebutuhan Zat Gizi Bayi 0-6 bulan
Pemberian makanan pada anak hendaknya diperhatikan sejak masih bayi. Bayi
yang baru lahir memerlukan perhatian khusus karena pencernaan mereka belum
sempurna sehingga belum bias mencerna makanan dengan baik. Adapaun hal –
a. Bayi yang dilahirkan dengan kondisi normal sebaiknya diberikan ASI (Air
b. ASI Eksklusif artinya bayi tidak diberikan makanan lain selain asi selama 6
maupun bayi
Usia ini sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak sehingga
semua kebutuhan gizinya harus terpenuhi. Anak juga baru diperkenalkan pada
makanan pendamping ASI (MPASI). Zat gizi yang mereka perlukan adalah:
anak. Usia 1-6 bulan kebutuhan energi meningkat sesuai dengan berat
badan (±112 kkal per kilogram berat badan). Sampai usia dua tahun,
selama masa anak – anak. Kebutuhan energi pada usia 6-24 bulan adalah
b. Protein berfungsi untuk membentuk sel – sel baru yang akan menunjang
9
perkembangan otak anak. Kebutuhan protein pada usia 6-24 bulan adalah
20 gram.
c. Lemak berperan penting dalam proses tumbuh kembang sel – sel saraf otak
untuk kecerdasan anak. Lemak yang diperlukan adalah asam lemak esensial
(asam linoleat/ omega 6, asam linoleat/ omega 3) dan asam lemak non
h. Zinc/ zat seng tersebar di semua sel, jaringan dan organ tubuh. Diperlukan
membantu proses penyebaran zat gizi serta oksigen ke seluruh organ tubuh.
10
j. Asam folat sangat penting pada masa pertumbuhan anak, memproduksi sel
darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang, berperan dalam
Usia 6-24 bulan pertumbuhan dan perkembangan fisik juga psikologis anak terjadi
secara cepat. Makan makanan yang tidak bergizi seimbang dapat berakibat
Di usia ini anak memasuki usia pra sekolah dan mempunyai risiko besar terkena
gizi kurang. Pada usia ini anak tumbuh dan berkembang dengan cepat sehingga
penurunan nafsu makan dan daya tahan tubuhnya masih rentan sehingga lebih
mudah terkena infeksi dibandingkan anak dengan usia lebih tua. Zat gizi yang
per hari
c. Mineral dan vitamin yang penting pada makanan anak adalah iodium,
kalsium, zinc, asam folat, asam folat, zat besi, vitamin A,B,C,D,E, dan
11
pertumbuhan, dan kecerdasan anak serta menjaga kondisi tubuh anak
Balita yang makan makanan yang beragam dan seimbang nilai gizinya akan
tumbuh sehat dan aktif. Agar kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh
terpenuhi, anak perlu dibiasakan untuk makan makanan yang bergizi seimbang.
12
E. Prioritas Program Gizi
13
daerah dan lingkungan balita dan penyuluhan PMT pengetahuan tentang
sekitar yang sesuai umur pembuatan PMT yang
· Insentif untuk · Pelatihan PMT balita baik
penyuluhan kesehatan dan · Melakukan pertemuan · Ada kebun gizi di
panitia pelaksanan stakeholder dan kader pekarangan
· Standar operasioal · Pelatihan dan memotivasi · Laporan kegiatan (LPJ)
program kader tentang gizi seimbang yang dilaksanakan
· Skema evaluasi pada bayi dan balita
· Proposal kegiatan · Pembuatan kebun gizi ·
Desa mandiri pangan
14
BAB III
PEMBAHASAN
A. Asi Eksklusif
Tidak diragukan lagi ASI memang merupakan makanan terbaik untuk bayi, pada
awal tahun tujuh puluhan penggunaan ASI menurun drastis. Prilaku tidak
menyusui bayi berubah sejalan dengan perubahan pendidikan formal (M. Enoch &
keatas) sampai 56% (perguruan tinggi). Sebaliknya pemberian ASI menurun dari
juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap status imunisasinya.
15
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap
menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi
dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan
melebihi target yang telah ditetapkan yakni 92% dan imunisasi DPT-HB-Hib
Baduta mencapai 63,7%, juga melebihi target 45%.Sementara tahun ini terhitung
Januari hingga Maret imunisasi dasar lengkap mencapai 13,9%, dan imunisasi
2018 sebesar 92,5% dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta 70%. Agar terbentuk
lanjutan yang tinggi dan merata di seluruh wilayah, bahkan sampai tingkat desa.
Bila tingkat kekebalan masyarakat tinggi, maka yang akan terlindungi bukan
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh
Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan
pembentukan protein baru sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh
2. Perkembangan
dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000)
16
Perkembangan adalah pertumbuhan dan perluasan secara peningkatan sederhana
menjadi komplek dan meluasnya kemampuan individu untuk berfungsi dengan baik
(Sutjiningsih,1998)
1. Faktor herediter
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis
kelamin (Marlow, 1988 dalam Supartini, 2004). Jenis kelamin ditentukan sejak dalam
kandungan. Anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi dari pada anak
perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami masa pra-pubertas. Ras dan
suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa
Asia memiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau suku Asmat dari Irian
berkulit hitam
2. Faktor lingkungan
a) Lingkungan pra-natal
karena ibu kurang mendapat asupan gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu
(diabetes mellitus), ibu yang mendapatkan terapi sitostatika atau mengalami infeksi
rubela, toxoplasmosis, sifilis dan herpes. Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi
b) Lingkungan pos-natal
lahir adalah :
17
1) Gizi
yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.Apabila
dan perkembangan anak. Asupan nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi
kesehatan anak, yaitu terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam
1. Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
4. Sters emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau absorbsi
2) Budaya lingkungan
dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat. Pola
perilaku ibu hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan untuk
makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
18
3) Status sosial dan ekonomi keluarga
kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan dengan anak yang
dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikian juga dengan
status pendidikan orang tua, keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah
anak, penggunaan fasilitas kesehatan dll dibandingka dengan keluarga dengan latar
4) Iklim/cuaca
penyakit kulit yang dapat menyerang bayi dan anak-anak. Anak yang tinggal di
daerah endemik misalnya endemik demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca
5) Olahraga/latihan fisik
Manfaat olah raga atau latihan fisikyang teratur akan meningkatkan sirkulasi darah
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak bungsu akan
mempengaruhi poa perkembangan anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga.
19
7) Status kesehatan
perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dalm kondisi sehat dan sejahtera
8) Faktor Hormonal
menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan sesuai
D. PMT/MP – ASI
Selama ini, program perbaikan gizi telah dilakukan antara lain dengan pemberian MP-
ASI kepada bayi dan anak usia 6 - 24 bulan dari keluarga miskin. Secara umum
terdapat dua jenis MP-ASI meliputi hasil pengolahan pabrik atau disebut dengan MP-
ASI pabrikan dan yang diolah di rumah tangga atau disebut dengan MP-ASI lokal.
di wilayah Jakarta Selatan kepada bayi berumur 6 - 11 bulan dan baduta berumur 6 -
24 bulan dari keluarga miskin yang mengalami kasus gizi buruk dan gizi kurang.
Setelah program MP-ASI tersebut diharapkan status gizi bayi dan baduta menjadi
lebih baik. Masih terdapat baduta dengan berat badan yang tidak naik dan ada pula
yang naik.
20
E. Vitamin A
Setiap tahun, bulan Februari dan Agustus disebut sebagai bulan pemberian
belum mencapai 80%. Terdapat dua jenis kapsul vitamin A, yakni kapsul biru
(dosis 100.000 IU) untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul merah (dosis
200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan, sedangkan kapsul merah juga
diberikan kepada ibu yang dalam masa nifas. Pemerintah menyediakan kapsul
biaya.
dalam pembentukan, produksi, dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit,
risiko anak rentan terkena penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernafasan
atas, campak dan diare. Pemberian vitamin A pada Balita dilakukan sejak
1978 dengan tujuan awal mencegah anak dari kebutaan. Dewasa ini,
21
Pemberian vitamin A perlu diiringi dengan pemberian obat cacing agar
penyerapan zat gizi pada balita sempurna dan dapat meningkatkan status gizi
kekurangan gizi yang bersifat kronis yang pada akhirnya juga dapat
Karena itu, penanggulangannya yaitu dengan pemberian obat cacing bagi balita,
anak pra sekolah dan usia sekolah. Tahun 2015 lalu, sebanyak 18,1 juta anak telah
mendapatkan obat cacing. Tahun 2016, pemberian obat cacing diberikan pada
bulan.
Sejak tahun 2004 silam, dua Lembaga Kesehatan Dunia (WHO dan UNICEF) telah
Zinc dan Oralit selama kurang lebih 2 minggu. Namun di Indonesia sendiri, tablet
Zinc hanya diberikan selama 10 hari berturut-turut. Hal tersebut didasarkan pada
penelitian yang telah dilakukan selama 20 tahun lebih (mulai tahun 1980an sampai
pemberian Oralit dan Zinc terbukti efektif dalam menurunkan tingginya angka
G. MTBS
sebagai strategi yang penting untuk memperbaiki kesehatan anak. MTBS ini
memusatkan pada penanganan anak bawah lima tahun (balita), tidak hanya
22
mengenai status kesehatannya namun juga penyakit-penyakit yang menyerang
tingkat pelayanan dasar (balai pengobatan dan pelayanan rawat jalan) dengan
kesehatan.
lapangan bahwa sebagian besar balita sakit yang datang seringkali menunjuk
gejala klinis yang saling tumpang tindih dan bahkan tidak spesifik sehingg
biaya pengobatan
sebagai strategi yang penting untuk memperbaiki kesehatan anak. MTBS ini
memusatkan pada penanganan anak bawah lima tahun (balita), tidak hanya
tingkat pelayanan dasar (balai pengobatan dan pelayanan rawat jalan) dengan
kesehatan.
Menurut WHO (1998), ide keterpaduan ini didasari pada kenyataan di lapangan
bahwa sebagian besar balita sakit yang datang seringkali menunjuk gejala klinis yang
saling tumpang tindih dan bahkan tidak spesifik sehingg menimbulkan kesulitan
dalam menegakkan diagnosis tunggal dan atau melakukan pendekatan penyakit secara
23
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pertumbuhan dan masalah gizi merupakan masalah yang multi dimensi, dipengaruhi
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah
4. Program pemerintah yang terkait dengan gizi pertumbuhan otak bayi dan balita
a. Asi eksklusif
d. PMT/ MPASI
e. Vitamin A
B. Saran
25
26