Anda di halaman 1dari 4

Tugas keperawatan kritis

Kasus 1 (fraktur)
Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke unit gawat darurat pada jam 21.00 diantar oleh
petugas lalu lintas. Pasien mengeluh paha sebelah kanan sakit terutama pada saat digerakan
dan disertai keluaran darah. Hasil wawancara diperoleh pasien tersebut mengalami kecelakaan
lalau lintas 1 jam yang lalau. Motor yang dikendarainya menabrak pembatas jalan sehingga
terjatuh dan menimpa bagian badan yang sebelah kanan. Hasil pemeriksaan didapatkan
kesadaran komposmentis GCS 15, tekanan darah 90/60mmHg, nadi 125x/menit, frekuensi
nafas 28x/ menit. Pada paha yang sebelah kanan tampak bengkak (mengalami perubahan
bentuk) disertai luka terbuka dan mengeluarkan darah. Thorax photo menunjukan gambaran
fraktur femur kanan 1/3 distal. Hasil laboratorium HB 10.3, leucocyte 17.000, hematokrit 44,
thrombocyt 273.00. theraphy yang diberikan ceftriaxone 2 gr IV, toradol 3x1 ampul iv, ranitidine
2x1 ampul iv, infuse line Ringers lactated 30 gtt/menit. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter
jaga IGD pasien dikonsulkan ke dokter bedah orthopedi untuk dipersiapkan operasi.

Learning objective :
1. Mengetahui definisi, etiologi, jenis, serta komplikasi!
2. Memahami patofisiologi trauma pada sistem tubuh !
3. Menjelaskan manifestasi klinik
4. Menjelaskan prosedur diagnostik!
5. Menjelaskan manajemen medik
6. Memahami pengkajian keperawatan focus
7. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pada ksus tersebut
8. Memahami peran perawat pada asuhan keperawatan yang terkait aspek kolaborasi dengan
tim kesehatan pada kasus tersebut.

Kasus 2 (syok kardiogenik akibat ACS)

Seorang laki-laki usia 53 tahun datang ke IGD rumah sakit rajawali dengan keluhan sakit dada
dan sesak napas. Berdasarkan hasil anamnese dan pemeriksaan fisik didapatkan keluhan sakit
dada klien dirasakan sejak 6 jam yang lalu dan menjalar ke tangan kiri hingga tembus ke
punggung, napas terasa sesak dan dirasakan seperti tertimpa benda yang berat. tekanan darah
70/40 mmHg, denyut nadi 120 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, temperature 37.4OC.berat
badan 65 kg. pada auskultasi bunyi jantung S1 dan S2 terdengar murni regular, suara nafas
terdengar adanya ronkhi. Hasil pemeriksaan diagnostic didapatkan Hb 12.3, leukocyte 12.500,
thrombocyt 213.000, hematokrit 36.9, CPK, CKMB, Troponin T (+), Na 136, K 3.8. pada
gambaran EKG menunjukan adanya elevasi segmen ST disertai adanya Q pathologis pada lead
II, III dan aVF. Thorak poto edema paru ringan. Theraphy yang diberikan adalah O2 4 liter
/menit. Clopidogrel 75 4 tablet selanjutnya 1x1 tab, cardioaspirin 4 tablet dilanjutkan 1x1 tab.
imdur 60 1x1 tab, heparinisasi diberikan dan dievaluasi pemberiannya berdasarkan hasil PT dan
APTT. Morphin sulpat diberikan diberikan titrase 10 mcg/kg/menit. Selanjutnya pasien dirawat
di ruang ICCU

Learning objective :
1. Mengetahui definisi, etiologi, jenis, serta komplikasi!
2. Memahami patofisiologi trauma pada sistem tubuh !
3. Menjelaskan manifestasi klinik
4. Menjelaskan prosedur diagnostik!
5. Menjelaskan manajemen medik
6. Memahami pengkajian keperawatan focus
7. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pada ksus tersebut
8. Memahami peran perawat pada asuhan keperawatan yang terkait aspek kolaborasi dengan
tim kesehatan pada kasus tersebut.
9. Untuk meningkatkan tekanan darah dokter menginstruksikan pemberian dopamine mulai
10 mcg, dilarutkan jadi 50 ml, berapa dosis obat tersebut diberikan dalam satuan ml/jam
10. Untuk mengurangi nyeri dokter menginstruksikan pemberian morphin sulfat 5 mcg
dilarutkan dalam dex 5 % 100 ml. berapa ml/jam dosis yang diberikan
11. Bagaimana dosis pemberian heparin pada pasien terseebut ? berapa dosis yang diberikan
12. Jika pasien tersebut mengalami kegawatan dan irama jantung asistole, obat apa yang harus
diberikan dan bagaimana cara pemberiannya

Kasus 3 (bedah jantung terbuka akibat kelainan katup jantung mitral stenosis)

seorang wanita usia 48 tahun dirawat dirumah sakit setelah mendapatkan


tindakan pembedahan. Laporan operasi menyebutkan bahwa pasien tersebut dilakukan
stenotomi, penggantian katup jantung dengan dukungan heart lung machin (CPB),
terpasang drain pada anterior dan posterior jantung. pada pemeriksaan pasien tampak
belum sadar, terpasang ventilator dengan (mode assis controle,TV 500, RR 18x/menit,
PEEP 5, Peek flow 36), invasive hemodinamika monitoring, terpasang 2 buah darin
selang,polycatheter urine.theraphy yang diberikan infus line Ringer’s Glucose 20
gtt/menit, Ringer’s Lactate 20 gtt/menit, whole blood 20 gtt/menit, Dopamine 10 micro,
Dobutamin 5 micro, pethidine 25 mg IM/IV jika kesakitan, ceftriaxone 1 gr IV, calcium
gluconas IV tiap 2 labu darah. Pada monitor tampak hemodinamik menunjukan tekanan
darah 102/68 mmHg, heart rate 105 x/menit, respirasi rate 18 x/menit,temperature
36.5OC, CVP 6 dan saturasi O2 97%. Hasil laboratorium gula darah sewaktu 162,
haemoglobin 9.2, leukocyte 16.800, hematokrit 28, thrombocyt 231.000, natrium 134,
kalium 3.5, ureum 32. Creatinin 1.2.
Hasil wawancara pada pre operasi didapatkan pasien datang ke rumah sakit
dengan keluhan berdebar-debar, napas terasa sesak disertai adanya riwayat sering
mengalami pingsan.Hasil pemeriksaan pre operasi didapatkan tekanan darah 148/85
mmHg, nadi 143x/menit, frekuensi nafas 32x/menit, suhu tubuh 36 OC axila dan sturasi
O2 95%.
Hasil pemeriksaan pre operasi : laboratorium didapatkan Haemoglobin 12.5, hematokrit
37.5, leukocyte 5.200, thrombocyt 201.000, ureum 28, creatinine 1.0, Natrium 136,
kalium 3.7. EKG menunjukan atrial fibrilasi cepat, gelombang P tampak bipasik,
pemeriksaan diagnostic gambaran Echocardiografi menunjukan adanya penyempitan
katup mitral dengan MAO 0.8 cm disertai adanya kalsifikasi, thorax photo menunjukan
tampak pembesaran atrium kiri.
Dokter spesialis jantung kemudian melakukan konsul dan rawat bersama dengan
dokter spesialis bedah jantung dan pembuluh darah. Setelah diperiksa oleh dokter ahli
bedah jantung pasien dikonsulkan ke dokter spesialis anesthesia dan ahli perfusi untuk
dilakukan tindakan pembedahan.

Learning objective :
1. Mengetahui definisi, etiologi, serta komplikasi bedah jantung!
2. Memahami patofisiologi bedah jantung !
3. Menjelaskan manifestasi klinis bedah jantung
4. Menjelaskan prosedur diagnostik pada bedah jantung!
5. Menjelaskan manajemen medik pada bedah jantung!
6. Mengetahui jenis-jenis bedah jantung!
7. Memahami pengkajian keperawatan fokus pada kasus bedah jantung!
8. Menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan bedah jantung!
Memahami dampak bedah jantung pada sistem tubuh lain!

Kasus 4 kritis (HAEMORHAGIC STROKE)

Seorang laki-laki usia 65 tahun datang ke ruang instalasi gawat darurat dengan
kondisi tidak sadar. Hasil wawancara dengan istrinya didapatkan keterangan bahwa
sekitar jam 04.00 pasien terjatuh di kamar mandi. Riwayat hipertensi sejak 5 tahun
yang lalu, kontol dan konsumsi obat tidak teratur, pemeriksaan tekanan darah
terakhir 190/110 mmHg seminggu yang lalu, pasien tidak mengeluh adanya sakit
kepala atau pusing. Hasil pemeriksaan didapatkan GCS 9, kesadaran menurun,
tekanan darah 180/110 mmHg, heart rate 115 x/menit, respirasi 32 x/menit, suara
nafas ngorok,lidah tampak jatuh ke belakang mengalangi jalan nafas, saturasi O 2
89%. Ekstremitas sebelah kiri tampak mengalami kelumpuhan. Hasil laboratorium
menunjukan Hb 11.5, leukocyte 13.000, haematokrit 35, Natrium 135, Kalium 3.6,
pada pemeriksaan CT Scaning kepala terdapat gambaran bulatan putih tidak
berbatas tegas pada area otak sebelah kanan sehingga mid line shift terdorong.
Theraphy yang didapatkan manitol 3 x 125 ml, ceremax 2.1 ml/jam, brainact
1x1000 mg iv, captopril 2 x 25 mg. observasi ketat harus diberikan jika kondisi
pasien semakin memburuk direkomendasikan untuk dilakukan pemasangan
ventilator. Selanjutnya Pasien dirawat di ruang ICU

Learning objective :
1. Mengetahui definisi, etiologi, jenis, serta komplikasi!
2. Memahami patofisiologi trauma pada sistem tubuh !
3. Menjelaskan manifestasi klinik
4. Menjelaskan prosedur diagnostik!
5. Menjelaskan manajemen medik
6. Memahami pengkajian keperawatan focus
7. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pada ksus tersebut
Memahami peran perawat pada asuhan keperawatan yang terkait aspek kolaborasi dengan
tim kesehatan pada kasus tersebut

Anda mungkin juga menyukai