Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA

Kelompok 3 :
1. Abid Fauzan
2. Ahmad Shauky
3. Anjasna Warman
4. Dewi Meylinta
5. Dinda Restu illahi
6. Debita Raihan
7. Rotua Pardede
8. Sarah Putri

SMAN 9 PEKANBARU
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya telah menyelesaikan tugas ini dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditentukan.

Tugas makalah ini merupakan salah satu tugas di bidang mata pelajaran Sejarah kami yang
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang “G30S/PKI”. Makalah ini berisikan tentang
informasi Pemberontakan G 30S/PKI yang terjadi pada masa PKI merajalela di Indonesia dan
usaha penumpasannya. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang pemberontakan PKI ini.
Dengan terselesaikannya tugas makalah kelompok kami , maka kami berharap telah
memenuhi tugas Sejarah dan mendapatkan nilai yang baik. Serta bermanfaat bagi teman-teman
sekalian. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh darisempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
Makalah ini.

Pekanbaru, 23 Agustus 2018

Kelompok 3
DAFTAR ISI

1. KATAMPENGANTAR ......................................................................
2. DAFTAR ISI ……..……………………………………....
3. BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..
· Latar belakang ……………………………………………..
· Rumusan masalah ……………………………………………..
· Tujuan penulisan ……………………………………………..
· Metode penulisan ……………………………………………..
4. BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………..
· Pengertian G30S/PKI ………………………………………………..
· Sejarah singkat G30S/PKI…………………………………...............
· G30S/PKI merupakan persoalan internal AD……………………...
· Kejadian menjelang G30S/PKI…dan pelakunya ………………….
5. BAB III PENUTUP…………………………………………………….
· Kesimpulan ……………………………………………………...
· Saran ……………………………………………………..
6. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….....
BAB I
PENDAHULUAN

1.1             Latar belakang
Kemerdekaan Indonesia bukan berarti Negara Indonesia terbebas dari segala
masalah yang ada.Terdapat beberapa oknum ataupun organisasi masyarakat
yang menginginkan ideologi mereka yang menjadi landasan negara yang
telah disepakati sebelumnya, salah satunya adalah organisasi dari partai
politik Partai Komunis Indonesia (PKI). Hingga saat ini masih banyak
organisasi masyarakat yang menginginkan separatis dengan kedaulatan
NKRI.
Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965 bukanlah kali pertama bagi
PKI. Sebelumnya,pada tahun 1948 PKI sudah pernah mengadakan
pemberontakan di Madiun. Pemberontakan tersebut dipelopori oleh Amir
Syarifuddin dan Muso. Tujuan dari pemberontakan itu adalah untuk
menghancurkan Negara RI dan menggantinya menjadi negara
komunis.Beruntunglah pada saat itu Muso dan Amir Syarifuddin berhasil
ditangkap dan kemudian ditembak mati sehingga pergerakan PKI dapat
dikendalikan.
Namun, melalui demokrasi terpimpin kiprah PKI kembali bersinar. Terlebih
lagi dengan adanya ajaran dari presiden Soekarno tentang Nasakom
(Nasional, Agama, Komunis) yang sangat menguntungkan PKI karena
menempatkannya sebagai bagian yang sah dalam konstelasi politik
Indonesia. Bahkan, Presiden Soekarno mengangap aliansinya dengan PKI
menguntungkan sehingga PKI ditempatkan pada barisan terdepan
dalamdemokrasi terpimpin.

1.2             Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan-permasalahan
sebagai berikut:
1. Pengertian G30SPKI
2. Sejarah singkat G30SPKI
3. Gerakan 30 September merupakan persoalan internal Angkatan Darat (AD).
4. Kejadian menjelang G30SPKI dan para pelakunya

1.3             Tujuan penulisan
Adapun tujuannya ialah penulis ingin mencari tahu, latar belakang dari G30S PKI, siapa saja
tokoh-tokoh yang terlibat dan korban-korban, serta KEJADIAN KEJADIAN YANG TERJADI
SAAT MENJELANG G30SPKI
1.4             Metode penelitian
Adapun metode penelitian yang dipakai penulis yaitu dengan mengadakan studi pustaka dengan
cara membaca dan mengumpulkan sumber-sumber lain dari internet. Dan metode observasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian G30-S/PKI


Gerakan 30 September (dahulu juga disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI),
Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober)
adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September
sampai di awal 1 Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi militer Indonesia
beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan
kudeta yang kemudian dituduhkan kepada anggota Partai Komunis
Indonesia.
Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan partai komunis yang terbesar di
seluruh dunia, di luar Tiongkok danUni Soviet.Sampai pada tahun 1965
anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari
pergerakanpemudanya.PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang
mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan Tani Indonesia
yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita (Gerwani) ,
organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, PKI mempunyai
lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.
Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Sukarno menetapkan
konstitusi di bawah dekrit presiden – sekali lagi dengan dukungan penuh
dari PKI.Ia memperkuat tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat
para jendral militer ke posisi-posisi yang penting.Sukarno menjalankan
sistem “Demokrasi Terpimpin”.PKI menyambut “Demokrasi Terpimpin”
Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa dia mempunyai mandat untuk
persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang
dinamakan NASAKOM.
Pada era “Demokrasi Terpimpin”, kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan
kaum burjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen
kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan
ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, foreign reserves
menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi
wabah.
G 30 S PKI adalah sebuah peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September
sampai 1 Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi militer Indonesia
beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha kudeta
(pengambilan kekuasaan) yang kemudian dituduhkan kepada anggota Partai
Komunis Indonesia.
Di akhir 1964 dan permulaan 1965 ribuan petani bergerak merampas tanah
yang bukan hak mereka.Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara polisi dan
para pemilik tanah.Pada permulaan 1965, para buruh mulai menyita
perusahaan-perusahaan karet dan minyak milik Amerika Serikat.

2.2 Sejarah Singkat G30-S/PKI


Peristiwa Madiun (Madiun Affairs) adalah sebuah konflik kekerasan atau
situasi chaos yang terjadi di Jawa Timur bulan September – Desember 1948.
Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya negara Soviet Republik
Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Madiun oleh Muso, seorang
tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri
Pertahanan saat itu, Amir Sjarifuddin.
Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa
Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan
Partai Komunis Indonesia (PKI).Baru di era Orde Baru peristiwa ini mulai
dinamakan pemberontakan PKI. Bersamaan dengan itu terjadi penculikan
tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun, baik itu tokoh sipil maupun
militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama. Masih
ada kontroversi mengenai peristiwa ini.Sejumlah pihak merasa tuduhan
bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa
pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama).

2.3 Gerakan 30 September merupakan persoalan internal Angkatan Darat


(AD).
Setelah reformasi berjalan masih banyak keraguan timbul tetang permasalahan Gerakan 30
September 1965. Semua diakibatkan karena kebenaran tentang peristiwa tersebut yang ada
dan terbentuk sejak semula masih banyak diragukan substansinya oleh banyak pihak. Semua
juga dikarenakan banyaknya versi yang muncul dari berbagai kalangan mulai dari versi
pemerintah sampai versi para akademisi yang mencintai Indonesia. Meskipun oleh
pemerintahan sudah dibuktikan bahwa dalang dari peristiwa Gerakan 30 September 1965
adalah PKI tetapi masih banyak pihak yang meragukannya. Ada beberapa versi yang mencoba
menjelaskan apa yang terjadi dan siapa yang mendalangi peristiwa pada pagi hari tanggal 1
Oktober 1965 yaitu versi pelaku PKI, versi pelaku Soeharto, versi pelaku Soekarno, versi
persoalan internal AD.

2.4 Kejadian menjelang G30SPKI


Istilah “G30s” ini sendiri terasa ganjil. Mengapa aksi yang jelas-jelas jatuh pada tanggal 1
Oktober, tapi kemudian disebut sebagai aksi 30 September? Menurut sejarawan, rencana aksi
penculikan ini molor satu hari akibat kendala teknis. Ada beberapa kejadian yang menarik untuk
dicermati sebelum pecahnya G 30 S PKI, antara lain:
 23 Mei 1965 - Rapat Raksasa Hari Lahir ke-45 PKI di Gelora Bung Karno, Senayan
Jakarta.
Pesta sangat meriah ini dibanjiri oleh begitu banyak kader, simpatisan dan
ormas/underbow PKI yang militan dari seluruh Indonesia. Bung Karno berkenan untuk
menghadirinya. Poster Karl Marx dan Lenin terpampang dengan megahnya. Bisa dibilang
inilah aksi unjuk kekuatan terbesar PKI yang pernah ada. PKI saat itu sudah menjelma
menjadi partai besar dengan mobilitas tinggi, berpengaruh dan memiliki jumlah pengikut
sangat besar saat itu (kira-kira 6 juta jiwa tersebar di seluruh Indonesia). Pulau Jawa
adalah kekuatan dan basis paling dominan PKI.
 26 Mei 1965 - Dokumen Gilchrist dan Isu Dewan Jenderal
Andrew Gilchrist adalah Duta Besar Inggris untuk Indonesia. Konon awal ditemukannya
dokumen ini dari aksi sepihak komunis yang menyerobot villa Bill Palmer, seorang
produser film AS, di daerah Puncak. Kalimat our local army memancing kemarahan
banyak pihak, terutama PKI yang makin mencuatkan isu Dewan Jenderal. Kemudian
dokumen ini dibawa oleh Subandrio (Menlu/Kepala Badan Pusat Intelejen [BPI]) ke
hadapan Bung Karno yang segera mengumpulkan seluruh panglima angkatan bersenjata.
Panglima AD, Letjen Ahmad Yani membantah isu dewan jenderal. Insiden ini
kemungkinan besar adalah permainan intelejen asing dan lokal untuk memprovokasi PKI
agar melakukan tindakan konfrontasi langsung dan
aksi sepihak terhadap AD.
 Juli dan Agustus 1965 - Sakitnya Bung Karno
Sampai tahun 1965, kharisma Bung Karno masih terlalu kuat. Beliau merupakan
pemimpin dunia yang amat disegani dan berpengaruh. Selain itu, beliau juga dicintai
rakyatnya. Bung Karno menciptakan begitu banyak kebijakan berdasarkan ide kreatifnya
sendiri: Demokrasi Terpimpin, Manipol Usdek, Berdikari, Trisakti dan Nasakom. Bung
Karno adalah kekuatan yang mengakar dan memiliki pendukung fanatik mulai dari rakyat
jelata hingga jenderal berbintang. Saat itu tak ada kekuatan manapun yang dapat
menandingi kepemimpinan Soekarno. Jadi, jika sekiranya saat itu PKI berpikir untuk
menggulingkan Soekarno itu adalah tindakan bunuh diri. Namun, sakitnya Bung Karno
menimbulkan kerisauan di kalangan elit. Spekulasi tentang siapa kira-kira yang akan
menggantikan Bung Karno jika beliau mangkat. Selama ini, Bung Karno selalu menjadi
kekuatan penyeimbang antara PKI dan AD. Goyahnya posisi Bung Karno akan
menggoyahkan kesetimbangan ini, dan yang lebih dirugikan adalah posisi PKI.
PARA PELAKU G30S
 Aidit dan Biro Khusus
Perlu diketahui, walaupun PKI merupakan partai yang amat berpengaruh saat itu, tapi
justru di dalam pemerintahan perannya dibatasi oleh Bung Karno. Dalam kabinet
Dwikora (1963 - 1966) wajah-wajah menteri justru didominasi oleh kalangan Angkatan
Darat. Dwifungsi ABRI di era Demokrasi Terpimpin sudah lama berjalan dengan mantap
berkat jasa Jenderal AH Nasution (Menhankam/KASAB), perwira AD yang paling
senior. Hanya ada dua nama petinggi PKI yang diangkat jadi menteri dengan wewenang
yang tidak strategis, yakni: DN Aidit (Menteri/Wakil Ketua MPRS), dan Nyoto (Menteri
Negara). Selaku Ketua CC PKI, Aidit membentuk Biro Khusus yang berisifat klandestin
(rahasia, terlepas dari struktur partai) yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua.
Sebagai ketuanya diangkatlah Syam Kamaruzaman. Tugas Biro Khusus ini bersifat
intelejen: merekrut dan mengkader perwira-perwira AD yang memiliki kesamaan
ideologi dan simpatik dengan perjuangan PKI. Dari sinilah kemungkinan muncullah
nama-nama: Brigjen Soepardjo, Kolonel Latief dan Letkol Untung. Tiga nama tadi
adalah yang merupakan perencana aktif G30S). Aidit tidak secara langsung terlibat di
dalamnya (Kemungkinan untuk menjaga sifat kerahasiaan).
 Intelejen Angkatan Darat (KOSTRAD)
Tahun 1965 begitu banyak intelejen. Hampir semua instansi, partai, ormas, kesatuan
memiliki inteljennya masing-masing. Wajar jika berseliweran banyak kabar-kabar yang
tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Kepala Intelejen AD saat itu dijabat oleh Mayjen S.
Parman. Naasnya, beliau justru tidak mengetahui kabar tentang adanya rencana
penculikan para jenderal AD dan menjadi salah satu korban penculikan. Di dalam buku
otobiografi Soeharto (Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan saya) di malam
penculikan Soeharto mengaku didatangi oleh Kolonel Latief yang mengancam akan
membunuhnya di RS Gatot Soebroto. Adalah tindakan yang amat bodoh jika benar
Kolonel Latief bertindak seperti itu, karena akan berakibat berantakannya semua rencana
yang sudah dirancang. Menurut pengakuan Kol.Latief, beliau malam itu menghadap
Soeharto untuk memberitahukan rencana penculikan dan meminta arahannya. Saat itu
Soeharto hanya terdiam saja. Siapa yang benar, kita tidak tahu. Jika Kol. Latief benar,
maka Mayjen Soeharto adalah termasuk terlibat G30S, minimal tidak mencegah peristiwa
itu. Jika pernyataan Soeharto yang benar, maka tindakan Mayjen Soeharto selanjutnya
menunjukkan inkonsistensinya. Menurut Soeharto, setelah mendapat ancaman, di malam
itu ia pulang dan tidur di rumahnya. Ini sangat aneh, setelah mendapat ancaman akan
dibunuh, Soeharto dengan tenang bisa tidur tanpa melakukan tindakan yang berarti. Jika
kita meniadakan alibi Soeharto ini, maka kesimpulan penulis bahwa ada kegiatan-
kegiatan intelejen yang terencana di Markas Kostrad. Para ahli intelejen di markas
KOSTRAD itu antara lain Yoga Soegama, Ali Moertopo dan LB Moerdani. Penulis
meyakini menjelang malam penculikan, Mayjen Soeharto tidak tidur di rumahnya,
melainkan berada di Markas Kostrad dan sedang mengatur rencana memukul balik
dengan taktis aksi G30S ini.
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Peristiwa G 30 S PKI adalah peristiwa berdarah bunuh membunuh yang tidak
jelas kepastiannya, dalam peristiwa ini 6 jendral tewas dan PKI dituduh
sebagai pembunuhnya. Kronologinya akan dibahas pada poin-poin di bawah.
Menurut isu beredar, ada kabar bahwa para jenderal tidak puas dengan
pemerintahan Soekarno, kabar ini disebut Isu Dewan Jenderal, menurut isu
beredar, kemudian digerakan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan
mengadili mereka, namun dalam proses penangkapan, secara tak terduga
mereka terbunuh pada tanggal 30 September 1965.
Masih berdasarkan isu, setelah ke enam jenderal terbunuh, tersebarlah
tuduhan bahwa PKI yang membunuh para jenderal tersebut.Menurut isu,
untuk menyikapi tuduhan atas PKI tersebut, diberantaslah PKI yang dianggap
ingin mengudeta pemerintahan.Banyak anggota-anggota PKI yang terbunuh,
juga banyak orang-orang kita yang terbunuh oleh PKI, semua itu terjadi
pasca terbunuhnya jenderal pada 30 September 1965.
Sampai akhirnya, lima bulan setelah itu, keluarlah Supersemar (Surat
Perintah Sebelas Maret). Sukarno memberi Suharto kekuasaan tak terbatas
melalui Surat Perintah sebelas Maret.Semua pihak, terutama Soekarno
berharap semoga aksi bunuh membunuh pasca kejadian 30 September 1965,
itu segera selesai.
Sesudah kejadian tersebut, 30 September diperingati sebagai Hari
Peringatan Gerakan 30 September.Hari berikutnya, 1 Oktober, ditetapkan
sebagai Hari Kesaktian Pancasila.Isu mengenai peristiwa G 30 S PKI, dari
mulai tuduhan-tuduhan kudeta sampai kematian para jenderal tidak begitu
jelas.

3.2 SARAN
Saran saya tetap lestarikan budaya dan sejarah bangsa indonesia, sebab itu akan bermanfaat bagi
kita dan orang-orang atau generasi berikutnya untuk mengetahui sejarah bangsanya.
Penulis juga mengharapkan agar pembaca bisa memberikan saran apapun untuk karya tulis ini,
sebab karya tulis ini tak luput dari kesalahan dan kehilafan, saran dan kritik pembaca pasti dapat
membantu sedikit banyaknya. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
 
 
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September

http://www.indonesiaindonesia.com/f/2390-indonesia-era-orde-baru/
 
http://soeharto.co/mengungkap-fakta-g-30-spki
  
 http://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-peristiwa-g30s-pki.html

 http://integralkuadrat.blogspot.com/2011/04/sejarah-dan-kronologis-peristiwa-g-30.html

Anda mungkin juga menyukai