Anda di halaman 1dari 39

PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

LAPORAN ILMU BAHAN BANGUNAN


BATAKO

DOSEN :
Ir. Sri Subekti, M.T.
R. Buyung Anugraha, S.T., M.T.

DOSEN PEMBIMBING :
R. Buyung Anugraha, S.T., M.T.

KELOMPOK 6 BANGUNAN TRANSPORTASI 2015 :


1. RIZKIA ANGELINA KUSUMA ( 3115030132 )
2. RIDITYA FIRMAN ( 3115030133 )
3. ALFIAN FARIED RAMADHANI ( 3115030138 )
4. MAHAR ICHLASUL AMAL ( 3115030136 )
5. KALPIKO GALIH F. ( 3115030140 )
6. NUR HUDA ( 3115030146 )
7. PUTRI INDRIATI ( 3115030148 )
8. ONI DALIS ARUMNIA ARISKA ( 3115030149 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

LAPORAN ILMU BAHAN BANGUNAN 2016


KELOMPOK 6 i
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami selaku
mahasiswa Diploma Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya dapat menyelesaikan penyusunan laporan
praktikum batako. Segala hambatan dan rintangan yang kami alami
dalam proses penyusunan laporan ini telah menjadi sebuah pelajaran
bagi kami untuk meningkatkan kinerja dan kesolidaritasan kerja,
sehingga laporan hasil praktikum ini diharapkan dapat menjadi laporan
yang baik dan benar.
Keberhasilan penyusunan laporan ini merupakan kinerja
kelompok kami yang tentunya tidak lepas dari pengarahan beberapa
pihak. Tidak lupa kami menyampaikan rasa terimakasih kepada
Bapak/Ibu dosen yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membantu kami dalam proses pembuatan laporan hasil praktikum ini.
Kami harapkan laporan ini dapat membantu pembaca agar
lebih mengerti tentang proses pelaksanaan dan perhitungan praktikum
uji material beton. Selain itu, kami berharap laporan ini dapat menjadi
sumber referensi untuk membantu dalam pengerjaan laporan yang lain.
Namun, kami juga menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik
Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu kami selalu menerima segala kritik
dan saran agar dapat membangun dan sebagai pembenahan untuk
laporan hasil praktikum kami agar lebih baik dan terinici lagi.

Surabaya, 16 Desember 2016

Tim Penyusun
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

DAFTAR ISI

7
1.1. LATAR BELAKANG............................................................7
1.2. TUJUAN.................................................................................7
1.3. MANFAAT.............................................................................8
BAB II DASAR TEORI...........................................................................9
2.1 BATAKO................................................................................9
2.1.1 JENS BATAKO...........................................................10
2.1.2 FAKTOR MUTU BATAKO......................................12
2.2 SEMEN.................................................................................16
2.3 AGREGAT...........................................................................17
2.4 AIR........................................................................................17
BAB III METODOLOGI.......................................................................19
3.1. PERALATAN PRAKTIKUM..............................................19
3.1.1. Peralatan untuk menyiapkan bahan..............................19
3.1.2. Peralatan untuk pembuatan batako...............................20
3.1.3. Peralatan cetakan pembuatan batako...........................22
3.1.4. Peralatan pengujian batako..........................................23
3.2. BAHAN MATERIAL PRAKTIKUM..................................24

\3.3. PERALATAN K3.................................................................26


3.4. LANGKAH KERJA PRAKTIKUM....................................27
3.4.1. Keselamatan Kerja.......................................................27
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

3.4.2. Langkah Kerja Pembuatan Batako...............................28


3.4.3. Langkah Kerja Pengujian Kekuatan Batako................29
3.4.4. Pengujian Rembesan Batako........................................29
BAB IV ANALISA DATA...................................................................31
4.1. HASIL UJI RESAPAN AIR.................................................31
4.2. HASIL UJI TEKAN.............................................................32
BAB V PENUTUP.................................................................................34
5.1. KESIMPULAN.....................................................................34
5.2. SARAN.................................................................................34
LAMPIRAN...........................................................................................36
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Persyaratan kuat tekan minimum batako.................................14


Tabel 2 Persyaratan Mutu Batako........................................................15
Tabel 3 Syarat Ukuran Standart...........................................................26
Tabel 4 Data Hasil Resapan Air Batako...............................................31
Tabel 4 Data Hasil Kuat Tekan Batako................................................32
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ember...................................................................................19
Gambar 2 Ayakan Pasir........................................................................19
Gambar 3 Cangkul................................................................................20
Gambar 4 Sekop...................................................................................20
Gambar 5 Cetok....................................................................................20
Gambar 6 Gelas Ukur...........................................................................21
Gambar 7 Molem..................................................................................21
Gambar 8 Mesin Press Type 305..........................................................22
Gambar 9 Alas......................................................................................22
Gambar 10 Alat Uji Tekan Paving.......................................................23
Gambar 11 Semen................................................................................24
Gambar 12 Pasir...................................................................................24
Gambar 13 Abu Batu............................................................................25
Gambar 14 Air......................................................................................25
Gambar 15 Cuttlepack..........................................................................26
Gambar 16 Sarung Tangan...................................................................26
Gambar 17 Masker...............................................................................26
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Batako mempunyai sifat – sifat panas dan ketebalan total yang lebih
baik daripada beton padat. Batako dapat disusun 4 kali lebih cepat dan
cukup untuk semua penggunaan yang biasanya menggunakan batu bata.
Dinding yang dibuat dari batako mempunyai keunggulan dalam hal
meredam panas dan suara. Semakin banyak produksi batako semakin
ramah terhadap lingkungan daripada produksi batu bata tanah liat karena
tidak harus dibakar. Campuran batako terdiri dari semen portland,
agregat, dan air. Pengertian batako atau batu cetak tras-kapur menurut
PUBI-1982 adalah bata yang dibuat dengan mencetak dan memelihara
dalam suasana lembab, campuran tras, kapur dan air dengan atau tanpa
bahan tambahan lainnya. Bahan bangunan seperti batako secara umum
biasanya digunakan untuk dinding tembok. Batako terdiri dari berbagai
bentuk dan ukuran. Istilah batako berhubungan dengan bentuk persegi
panjang yang digunakan untuk dinding beton. Batako digolongkan ke
dalam dua kelompok utama, yaitu batako padat dan batako berlubang.
Batako berlubang memiliki sifat peredam panas yang lebih baik dari
batako padat dengan menggunakan bahan dan ketebalan yang sama.

I.2 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu membuat batako dengan alat cetak masinal.


2. Mahasiswa mampu membuat komposisi bahan material
penyusun batako.
3. Mahasiswa mampu melakukan pengujian batako dengan baik
dan benar.
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

I.3 Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa memahami langkah kerja pembuatan batako dengan


alat cetak masinal.
2. Mahasiswa memahami perawatan batako dengan benar.
3. Mahasiswa memahami prosedur untuk uji tekan batako.
4. Mahasiswa memahami prosedur uji resapan air batako.
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Batako

Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah


dan relatif kuat. Batako terbuat dari campuran pasir, semen dan air yang
dipress dengan ukuran standard. Pembuatan batako yang selama ini
dikerjakan secara manual, kini telah ditinggalkan dan diganti dengan
proses pembuatan secara masinal. Menurut SNI 03-0349-1989,
“Conblock (concrete block) atau batu cetak beton adalah komponen
bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau pozolan,
pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya (additive), dicetak
sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai
bahan untuk pasangan dinding”.

Batako yang diproduksi, bahan bakunya terdiri dari pasir, semen


dan air dengan perbandingan 75:20:5. Perbandingan komposisi bahan
baku ini adalah sesuai dengan Pedoman Teknis yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986.

Hasil produksi batako sebelum dipasarkan harus menjalani


pengujian mutu yang meliputi :

a. pengujian ukuran dan tampak luar;

b. pengujian daya serap, dan

c. pengujian kuat tekan


PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2.1.1 Jenis Batako

Berdasarkan bahan pembuatannya batako dapat dikelompokkan ke


dalam 3 jenis, yaitu :

1. Batako putih (tras)

Batako putih terbuat dari campuran trass, batu kapur, dan air,
sehingga sering juga disebut batu cetak kapur trass. Campuran
tersebut dicetak. Trass merupakan jenis tanah yang berasal dari
lapukan batu-batu yang berasal dari gunung berapi, warnanya ada
yang putih dan ada juga yang putih kecokelatan. Ukuran batako
trass yang biasa beredar di pasaran memiliki panjang 20 cm–30
cm, tebal 8 cm–10 cm, dan tinggi 14 cm–18 cm.

2. Batako semen/ batako pres

Batako semen, dibuat dari campuran semen dan pasir. Ukuran


dan model lebih beragam dibandingkan dengan batako putih.
Batako ini biasanya menggunakan dua lubang atau tiga lubang di
sisinya untuk diisi oleh adukan pengikat. Nama lain dari batako
semen adalah batako pres, yang dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu pres mesin dan pres tangan. Secara kasat mata, perbedaan
pres mesin dan tangan dapat dilihat pada kepadatan permukaan
batakonya. Di pasaran ukuran batako semen yang biasa ditemui
memiliki panjang 36 cm–40 cm, tinggi 18 cm–20 cm dan tebal 8
cm–10 cm.

3. Bata ringan

Bata ringan dibuat dari bahan baku pasir kuarsa, kapur, semen,
dan bahan lain yang dikategorikan sebagai bahan-bahan untuk
beton ringan. Berat jenis sebesar 1850 kg/m3 dapat dianggap
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

sebagai batasan atas dari beton ringan yang sebenarnya, meskipun


nilai ini kadang-kadang melebihi.(Murdock, L., 1991).
Dimensinya yang lebih besar dari bata konvensional yaitu 60cm x
20cm dengan ketebalan 7 hingga 10 cm menjadikan pekerjaan
dinding lebih cepat selesai dibandingkan bata konvensional.
(Susanta, G., 2007).

Menurut bentuknya, batako dibedakan menjadi dua yaitu: (SNI 03-0349-


1989)
1. Batako berlubang (Hollow Block)
Gambar 1. Batako berlubang

2. Batako tidak berlubang (Solid Block)

Gambar 2. Batako tidak berlubang

Batako yang baik adalah yang masing-masing permukaannya


rata dan saling tegak lurus serta mempunyai kuat tekan yang tinggi.
Persyaratan batako menurut PUBI-(1982) pasal 6 antara lain adalah
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

“permukaan batako harus mulus, berumur minimal satu bulan, pada


waktu pemasangan harus sudah kering, berukuran panjang ± 400 mm, ±
lebar 200 mm, dan tebal 100-200 mm, kadar air 25-35% dari berat,
dengan kuat tekan antara 2-7 N/mm2.

Menurut Frick Heinz dan Koesmartadi (1999: 97) batako mempunyai


beberapa keuntungan pemakaian bila dibandingkan dengan bata merah,
terlihat penghematan dalam beberapa segi, misalnya setiap m2 luas
dinding lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif
terdapat penghematan. Terdapat pula penghematan dalam pemakaian
adukan sampai 75 %. Berat tembok diperingan dengan 50 %, dengan
demikian fondasinya bisa berkurang. Bentuk batako yang bermacam-
macam memungkinkan variasi yang cukup banyak, dan jika kualitas
batako baik, maka tembok tidak perlu diplester dan sudah cukup
menarik.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Batako

Agar didapat mutu batako yang memenuhi syarat SII banyak faktor
yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi mutu batako
tergantung pada:

(1) faktor air semen (f.a.s),

(2) umur batako,

(3) kepadatan batako,

4) bentuk dan tekstur batuan dan

(5) Effisiensi curring dan kelembaban suhu.

Faktor air semen adalah perbandingan antara berat air dan berat
semen dalam campuran adukan. Kekuatan dan kemudahan pengerjaan
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

(workability) campuran adukan batako sangat dipengaruhi oleh


jumlah air campuran yang dipakai. Untuk suatu perbandingan
campuran batako tertentu diperlukan jumlah air yang tertentu pula.

Pada dasarnya semen memerlukan jumlah air sebesar 32% berat


semen untuk bereaksi secara sempurna, akan tetapi apabila kurang
dari 40 % berat semen maka reaksi kimia tidak selesai dengan
sempurna (A. Manap, 1987: 25). Apabila kondisi seperti ini
dipaksakan akan mengakibatkan kekuatan batako berkurang. Jadi air
yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan semen dan untuk
memudahkan pembuatan batako, maka nilai f.a.s. pada pembuatan
dibuat pada batas kondisi adukan lengas tanah, karena dalam kondisi
ini adukan dapat dipadatkan secara optimal. Disini tidak dipakai
patokan angka sebab nilai f.a.s. sangat tergantung dengan campuran
penyusunnya. Nilai f.a.s. diasumsikan berkisar antara 0,3 sampai 0,6
atau disesuaikan dengan kondisi adukan agar mudah dikerjakan.

Kehilangan kekuatan sampai sekitar 40 persen dapat terjadi bila


pengeringan diadakan sebelum waktunya.

Suhu, pada umumnya kecepatan pengerasan batako bertambah


dengan bertambahnya suhu.

Mutu batako (kuat tekan) bertambah tinggi dengan bertambahnya


umur batako. Oleh karena itu sebagai standard kekuatan batako
dipakai kekuatan pada umur batako 28 hari. Bila karena sesuatu hal
diinginkan untuk mengetahui kekuatan batako pada umur 28 hari,
maka dapat dilakukan dengan menguji kuat tekan batako pada umur 3
atau 7 hari dan hasilnya dikalikan dengan faktor tertentu untuk
mendapatkan perkiraan kuat tekan batako pada umur 28 hari.

Kekuatan batako juga dipengaruhi oleh tingkat kepadatannya.


Dalam pembuatan batako diusahakan campuran dibuat sepadat
mungkin. Hal ini memungkinkan untuk menjadikan bahan semakin
mengikat keras dengan adanya kepadatan yang lebih, serta untuk
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

membantu merekatnya bahan pembuat batako dengan semen yang


dibantu oleh air.

Berdasarkan SNI-3-0349-1989, persyaratan kuat tekan minimum


batako pejal sebagai bahan bangunan dinding dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 1. Persyaratan kuat tekan minimum batako

Mutu Kuat Tekan (MPa)

I 9,7

II 6,7

III 3,7

IV 2

a. Bata beton berlubang mutu I, yaitu bata beton berlubang yang


digunakan untuk konstruksi yang tidak terlindung (di luar
atap)
b. Bata beton berlubang mutu II, yaitu bata beton berlubang yang
digunakan untuk konstruksi yang memikul beban, tetapi
penggunaannya hanya untuk konstruksi yang terlindung dari
cuaca luar (untuk konstruksi di bawah atap)
c. Bata beton berlubang mutu III, yaitu bata beton berlubang
yang digunakan untuk konstruksi yang tidak memikul beban,
untuk dinding penyekat serta konstruksi lainnya tetapi
permukaannya tidak boleh diplester (di bawah atap).
d. Bata beton berlubang mutu IV, yaitu bata beton berlubang
yang digunakan untuk konstruksi seperti penggunaan dalam
mutu III tetapi selalu terlindungi dari hujan dan terik matahari
(diplester dan di bawah atap)
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Persyaratan mutu bata beton berlubang menurut SNI 03-0349-


89 disajikan pada Tabel 2. Terdapat syarat ukuran standar dan
toleransi dimensi batako (ukuran panjang, lebar dan tebal) seperti
tabel terlihat pada Tabel 3.

Pengujian Kualitas Batako di Lokasi Pembuatan Batako yang


kurang baik biasanya dibuat dengan mutu semen yang jelek, pasir
yang kotor, dan tidak dilakukan curing dengan baik. Batako yang
kurang baik terdapat retak, mudah patah, dan permukaannya
berpasir.Batu bata yang tidak baik demikian juga dengan batako
tidak keras dan tidak mempunyai daya tahan dan tidak mampu
menahan beban yang berat.

Tabel 2. Persyaratan Mutu Batako (Bata Beton Berlubang)

Mutu Bata
Beton
No Berlubang
Persyaratan Mutu Satuan
.
II
I II IV
I

Kuat Tekan Bruto


3
1 dan Rata rata Kg/cm2 70 50 20
5
minimum

Kuat Tekan Bruto


masing masing 3
2 Kg/cm2 65 45 17
Benda 0
Uji, minimum

Penyerapan Air
3 Rata rata, % 25 35 - -
maksimum
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Tabel 3.Syarat Ukuran Standar dan Toleransi Ukuran Batako

Tebal Dinding
Jenis Bata Ukuran dan Toleransi (mm) Sekatan Lubang
Beton Minimal (mm)
Berlubang
Panjang Lebar Tebal Luar Dalam

Kecil 400 ± 3 200 ± 3 100 ± 2 20 15

Besar 400 ± 3 200 ± 3 100 ± 2 25 20

Berdasarkan SNI 03-0349-1989 tentang bata beton (batako),


persyaratan nilai penyerapan air maksimum adalah 25%.

2.2 Semen
Semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif dan kohesif
digunakan sebagai bahan pengikat (bonding material) yang dipakai
bersama batu kerikil dan air. Semen dapat dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu :

1. Semen non-hidrolik, yaitu semen yang tidak dapat mengikat dan


mengeras di dalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh
utama dari semen non-hidrolik adalah kapur.

2. Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan


mengeras di dalam air.
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2.3 Agregat
Agregat merupakan bahan pengisi yang digunakan dengan
semen untuk membuat adukan. Pasir yang digunakan untuk pembuatan
bata ringan harus bermutu baik yaitu pasir yang bebas dari lumpur,
tanah liat, zat organik, garam florida dan garam sulfat. Selain itu pasir
juga harus bersifat keras,kekal dan mempunyai susunan butir (gradasi)
yang baik. Menurut persyaratan Bangunan Indonesia agregat halus
sebagai campuran untuk pembuatan beton harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :

a. Pasir harus terdiri dari butir-butir kasar, tajam, dan keras.

b. Pasir harus mempunyai kekerasan yang sama

c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, apabila
lebih dari 5% maka agregat tersebut harus dicuci dulu sebelum
digunakan. Adapun yang dimaksud lumpur adalah bagian butir yang
melewati ayakan 0,063mm.

d. Pasir harus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu


banyak

e. Pasir harus tidak mudah terpengaruh oleh perubahan cuaca.

f. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat untuk beton.

2.4 Air
Air diperlukan pada pembuatan beton atau batako untuk
memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan
kemudahan dalam pengerjaan beton. Air yang dapat diminum umumnya
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

dapat digunakan sebagai campuran beton. Air yang mengandung


senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam, minyak, gula,
atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam campuran beton akan
menurunkan kualitas beton, bahkan dapat mengubah sifat-sifat beton
yang dihasilkan.
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB III

METODOLOGI

3.1 PERALATAN PRAKTIKUM


Peralatan Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan batako meliputi
peralatan untuk penyiapan bahan, peralatan untuk
pembuatan/pencampuran adukan semen dan pasir, serta peralatan untuk
mencetak batako.

3.1.1 Peralatan untuk penyiapan bahan terdiri dari:


1. Ember/alat takar, yang juga berfungsi sebagai alat untuk
mengukur takaran perbandingan penggunaan semen dan pasir.

Gambar 1. Ember

2. Ayakan pasir, terbuat dari kawat kassa dengan ukuran lubang


0,5 cm yang diberi bingkai dan pegangan dari kayu. Ayakan
pasir biasanya digunakan untuk memperoleh pasir halus
sebagai bahan campuran bagian atas batako.

Gambar 2. Ayakan
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

3.1.2 Peralatan untuk pembuatan/adukan batako terdiri dari:


1. Cangkul

Gambar 3. Cangkul
2. Sekop

Gambar 4. Sekop
3. Cetok

Gambar 5. Cetok
Sumber: Dokumen pribadi
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

1. Gelas Ukur

Gambar 6. Gelas Ukur


Sumber: Dokumen pribadi

2. Molen

c
Gambar 7. Molen
Sumber: Dokumen pribadi
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

3.1.3 Peralatan Cetakan Pembuatan Batako

1. Mesin Press

Digunakan untuk mencetak batako. Mesin press yang


digunakan di laboratorium adalah type 305 dengan keluaran
berjulah 5 buah dengan dimensi batako 10×19,5×40 cm.

Gambar 8. Mesin Press Type 305


Sumber: Dokumen pribadi
2. Alas
Alas sebagai tempat kerja pencetakan paving, tebuat dari multipleks
setebal 18 mm.

Gambar 9. Alas
Sumber: Dokumen pribadi
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

3.1.4 Peralatan Pengujian Batako


1. Alat Uji Tekan Batako

Gambar 10. Alat Uji Tekan Batako


Sumber: Dokumen pribadi
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

3.2 BAHAN MATERIAL PRAKTIKUM


Bahan atau material yang digunakan dalam pembuatan paving
terdiri dari:
1. Semen

Gambar 11. Semen


Sumber: Dokumen pribadi
2. Pasir

Gambar 12. Pasir


Sumber: Dokumen pribadi
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

3. Abu batu

Gambar 13. Abu Batu


Sumber: Dokumen pribadi
4. Air

Gambar 14. Air


Sumber: Dokumen pribadi
Perbandingan material pembuatan paving adalah semen 1 : pasir 2 :
abu batu 1 : batu pecah 2
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

3.3 PERALATAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

Peralatan keamanan dan keselamatan kerja (K3) yang


digunakan dalam pembuatan paving terdiri dari:

1. Cuttlepack

Gambar 15. Cuttlepack


Sumber: Dokumen pribadi
1. Sarung tangan

Gambar 16. Sarung Tangan


Sumber: Dokumen pribadi
2. Masker

Gambar 17. Masker


Sumber: Dokumen pribadi
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

3.4 LANGKAH KERJA PRAKTIKUM


3.4.1 Keselamatan Kerja
Aspek keselamatan yang perlu diperhatikan dalam mengerjakan
job ini, antara lain:
1. Awali setiap pekerjaan dengan berdoa.
2. Pelajari modul dengan cermat dan teliti.
3. Kenakan pakaian kerja dengan baik dan benar.
4. Letakkan alat-alat di tempat yang aman.
5. Pergunakan peralatan kerja sesuai fungsinya.
6. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan peralatan yang
sedang digunakan.
7. Bekerjalah dengan hati-hati dan mengikuti prosedur yang
benar.
8. Ikuti petunjuk dosen/instruktur.
9. Akhiri pekerjaan dengan berdoa.
10. Praktikan wajib mengenakan perlengkapan pengaman
(masker pelindung, sarung tangan, penutup telinga, sepatu
dan helm kerja).
11. Praktikan tidak boleh berambut panjang, tidak boleh
mengenakan pakaian (lengan panjang) yang terlalu
longgar karena dapat tersangkut pada bagian-bagian mesin
yang bergerak.
12. Praktikan tidak boleh memakai topi pet, akan
menghalangi pandangan ke arah atas.
13. Praktikan dilarang merokok.
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

14. Praktikan wajib menjaga lantai tidak boleh basah yang


dapat menjadi licin dan menghantar listrik.
15. Praktikan wajib menjaga area produksi harus selalu bersih
dan bebas dari benda-benda yang dapat mengakibatkan
tersandung atau menghambat jalannya peralatan kerja lain.
16. Praktikan dilarang memasukkan material ke dalam molen
dengan tangan, harus dengan alat bantu (sekrop
kecil/timba).

3.4.2 Langkah Kerja Pembuatan batako menggunakan Mesin Press.


1. Bahan : semen, pasir dan abu batu dengan perbandingan semen
dan agregat sebesar 1 : 6 yang divariasikan menjadi 1 : 4 : 2
dimana pasir yang akan digunakan diayak terlebih dahulu.
2. Siapkan mesin pencetak dan mixernya.
3. Semua bahan masukkan mixer kemudian diberi air sedikit demi
sedikit. Tekan tombol panel untuk menghidupkan conveyor.
Jika campuran sudah homogen, bukaan mixer dibuka, sehingga
campuran bahan keluar menuju conveyor dan oleh conveyor
dibawa kecetakan.
4. Alat cetak disiapkan, dikendalikan dengan tuas disampingnya.
Ada empat tuas yaitu:
 Ka = kereta untuk mengarahkan material campuran masuk ke
cetakan. Tarik (geser ke cetakan)
 Cerobong pengisian ( C ) = ditarik (buka), ditekan (tutup)
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

 Tumbuk = untuk menekan dan menumbuk campuran yang


sudah siap di cetakan, ada vibratornya sekitar 5 detik. Ditekan
(menumbuk
 Cetakan = tempat untuk mencetak paving. Ditekan (angkat),
sehingga matras bisa diletakkan di bawah cetakan sebagai
tempat paving hasil cetakan.
5. Hasil cetakan batako diambil dari mesin. Satu matras
menghasilkan 5 batako. Untuk campuran 1 : 4 : 2
3.4.3 Langkah Kerja Pengujian Kekuatan Batako
1. Siapkan bahan uji sebanyak 3 buah batako dengan kondisi
normal.
2. Timbang dan ukur panjang, lebar serta tinggi dari benda
uji.
3. Lakukan pengujian satu per satu dari benda uji.
4. Catat nilai kuat tekan yang mampu ditahan oleh setiap
benda uji.
5. Lakukan pengolahan data

3.4.4 Pengujian Rembesan Batako


1. Siapkan benda uji sebanyak 3 buah setelah berumur 26
hari, lalu timbang serta ukur dimensi batako tersebut yang
meliputi (panjang, lebar, dan tinggi).
2. Lakukan perendaman selama 1x24 jam hingga umur 27
hari.
3. Lakukan penimbangan setelah perendaman selama 1x24
jam.
4. Lakukan pengolahan data.
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB IV
ANALISA DATA
Dari praktikum yang kami lakukan, kami mendapatkan:

1. dimensi batako

 Batako 1

p = 40 cm ; l = 9,9 cm ; t = 20,4 cm

 Batako 2

p = 40 cm ; l = 10 cm ; t = 20,25 cm

 Batako 3

p = 40 cm ; l = 10 cm ; t = 19 cm

 Batako 4

p = 40 cm ; l = 10 cm ; t = 20,3 cm

 Batako 5

p = 40 cm ; l = 9,9 cm ; t = 20 cm
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

4.1. HASIL UJI RESAPAN AIR


Tabel 4. Resapan Air Batako

Kuat Tekan
Berat Basah Berat Kering Vertikal

Batako 1 11,40 10,22 12

Perhitungan data resapan air

Berat basah−Berat kering oven


resapa= x 100 %
Berat kering oven

Batako 1

11,40−10,22
resapan= x 100 %
10,22
= 11,54 %
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

4.2 UJI TEKAN

Tabel 5. Kuat Tekan Batako

No 2 3 4 5
Berat Batako 11,22 11,54 11,38 11,68
Tekanan Vertikal 13 ─ 12 ─
Tekanan Horizontal ─ 8 ─ 17
260,62 258,4cm
Luas Penampang 400 cm2 400 cm2
cm2 2

4.2.1 Kuat Tekan Vertical

 Kuat Tekan Batako 2


P
σ=
A

σ = 13000 kg / 400 cm2

σ = 32,5 kg/ cm2


 Kuat Tekan Batako 4

P
σ=
A

σ = 12000 kg / 400 cm2

σ = 30 kg/ cm2

32,5+30
Kuat Tekan Rata-rata = = 31,25 kg/cm2
2
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

4.2.2 Kuat Tekan Horizontal

 Kuat Tekan Batako 3


P
σ=
A

σ = 8000 kg / 260,62 cm2

σ = 30,69 kg/ cm2


 Kuat Tekan Batako 5

P
σ=
A

σ = 17000 kg / 258,4 cm2

σ = 65,78 kg/ cm2

30,69+65,78
Kuat Tekan Rata-rata = = = 48,235 kg/cm2
2
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan,


dimensi batako yang kami dapatkan tidak memenuhi SNI SNI 03-0349-
1989 tentang syarat ukuran standar dan toleransi dimensi batako (ukuran
panjang, lebar dan tebal) karena lebar batako kami melebihi nilai
toleransi seperti yang terlihat pada tabel 2 yaitu 200±3 mm. Hal tersebut
dikarenakan ketidak telitian dalam pengukuran dimensi.

Batako yang kami buat memiliki nilai rembesan rata-rata sebesar


12 %. Jadi, nilai rembesan batako kami memenuhi persyaratan mutu
beton berlubang type I, karena tidak melebihi nilai yang diatur dalam
SNI 03-0349-1989 yaitu 25%.

Batako yang kami buat memiliki nilai kuat tekan vertical rata-rata
sebesar 31,25 kg/cm2. Jadi, nilai rembesan batako kami memenuhi
persyaratan mutu beton berlubang type III.

Batako yang kami buat memiliki nilai kuat tekan horizontal rata-
rata sebesar 48,235 kg/cm2. Jadi, nilai rembesan batako kami memenuhi
persyaratan mutu beton berlubang type III.
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Kuat Tekan Vertical

Mutu Bata
Beton
No Berlubang
Persyaratan Mutu Satuan
.
II
I II IV
I

Kuat Tekan Bruto


3
1 dan Rata rata Kg/cm2 70 50 20
5
minimum

Kuat Tekan Bruto


masing masing 3
2 Kg/cm2 65 45 17
Benda 0
Uji, minimum

Penyerapan Air
3 Rata rata, % 25 35 - -
maksimum

Kuat Tekan Horizontal

Mutu Bata
Beton
No Berlubang
Persyaratan Mutu Satuan
.
II
I II IV
I

Kuat Tekan Bruto


3
1 dan Rata rata Kg/cm2 70 50 20
5
minimum

2 Kuat Tekan Bruto Kg/cm2 65 45 3 17


masing masing 0
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Benda
Uji, minimum

Penyerapan Air Rata


3 % 25 35 - -
rata,maksimum

5.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya, kami berharap untuk pembutan


batako sesuai dengan komposisi takaran yang sudah di tentukan.
Sebaiknya pada saat melakukan praktikum pembuatan dan pengujian
dilakukan sesuai prosedur yang benar. Selain itu, untuk proses
pengukuran dimesi seharusnya menggunakan alat yang mempunyai
ketelitian lebih, sehingga tidak terjadi human error.
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

LAMPIRAN

Gambar Proses Pengadukan Gambar Proses Membawa


Material Material ke Mesin Press

Gambar Paving Setelah Dicetak Gambar Proses Percetakan


Paving
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Gambar Proses Membawa Gambar Proses Penambahan


Material ke Mesin Press Air pada Material

Gambar Pengambilan Air yang Gambar Proses Pengadukan


Dibutuhkan Material

Anda mungkin juga menyukai