Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah : Teknologi Informasi

Dosen Mata Kuliah : Sudarman, S.Kep., Ns., M.Kes.

MAKALAH

COVID-19 dan BANTUAN HIDUP DASAR PADA PASIEN (BHD)

COVID-19

OLEH:

NUR INTAN ANA SOFIAN

14220170011

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nyalah saya akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Covid-19 dan Bntuan Hidup Dasar (BHD) pada pasien Covid-19” ini dengan
baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam
proses penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak saya ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah
ditentukan.

Meskipun saya sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang


penyusunan makalah ini, namun saya menyadari bahwa di dalam makalah yang telah
saya susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga saya
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain
yang lebih lagi. Akhir kata, saya berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak
manfaat bagi pembaca.

Makassar, 8 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I.............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

A. Latar Belakang...................................................................................................................4

B. Tujuan.................................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN............................................................................................................................6

A. Definisi................................................................................................................................6

B. Kronologi infeksi COVID-19.............................................................................................6

C. Penyebab.............................................................................................................................7

D. Gejala..................................................................................................................................7

E. Pencegahan.........................................................................................................................8

F. Penanganan COVID-19.....................................................................................................9

G. Bantuan Hidup Dasar Untuk Pasien COVID-19...........................................................10

BAB III........................................................................................................................................12

PENUTUP...................................................................................................................................12

A. Kesimpulan.......................................................................................................................12

B. Saran.................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang
diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit
jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus
penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis
(ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS
ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke
manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih
belum diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata
5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang
berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian
besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan
bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak
diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus
disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan
sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public

1
Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan
jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran
antar Negara
Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020, dilaporkan total kasus konfirmasi
414.179 dengan 18.440 kematian (CFR 4,4%) dimana kasus dilaporkan di 192
negara/wilayah. Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa petugas kesehatan
yang dilaporkan terinfeksi. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan
kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 2 kasus. Sampai dengan tanggal 25 Maret
2020, Indonesia sudah melaporkan 790 kasus konfirmasi COVID-19 dari 24
Provinsi yaitu: Bali, Banten, DIY, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kep. Riau, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan,
Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,
Lampung, Riau, Maluku Utara, Maluku dan Papua. Wilayah dengan transmisi
lokal di Indonesia adalah DKI Jakarta, Banten (Kab. Tangerang, Kota
Tangerang), Jawa Barat (Kota Bandung, Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok,
Kab. Bogor, Kab. Bogor, Kab. Karawang), Jawa Timur (kab. Malang, Kab.
Magetan dan Kota Surabaya) dan Jawa Tengah (Kota Surakarta).
(Kemenkes RI, 2020b)
B. Tujuan
1. Untuk menetahui definisi COVID-19
2. Untuk mengetahui kronologi COVID-19
3. Untuk mengetahui penyebab COVID-19
4. Untuk mengetahui gejala COVID-19
5. Untuk mengetahui pencegahan COVID-19
6. Untuk mengetahui penanganan COVID-19
7. Untuk mengetahui Bantuan Hidup Dasar COVID-19

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus


yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum
wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada Desember 2019. COVID-19 sekarang
menjadi pandemi yang menyerang banyak negara secara global. (WHO, 2020)

Coronavirus adalah salah satu patogen utama yang menargetkan virus


sistem pernapasan manusia. Wabah koronavirus (CoV) sebelumnya termasuk
sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) -CoV dan Sindrom pernapasan
Timur Tengah (MERS) -CoV yang telah jelas ditandai sebagai agen yang
merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang hebat.  (Rothan & Byrareddy,
2020)

B. Kronologi infeksi COVID-19. 


Kasus pertama dilaporkan pada Desember 2019 Dari 18 Desember 2019
hingga 29 Desember 2019, lima pasien dirawat di rumah sakit dengan pemulihan
akut sindrom distress spiratory dan salah satu dari pasien ini meninggal. pada Jan-
2 Juli 2020, 41 pasien dirawat di rumah sakit telah diidentifikasi memiliki infeksi
COVID-19 yang dikonfirmasi di laboratorium, kurang dari setengahnya pasien
memiliki penyakit yang mendasarinya, termasuk diabetes, hipertensi, dan
penyakit kardiovaskular. Pasien-pasien ini diduga terinfeksi di rumah sakit itu,
kemungkinan karena infeksi nosokomial. Disimpulkan bahwa COVID-19
bukanlah virus penyebaran super-panas (disebarkan oleh satu orang terhadap
banyak orang lain), tetapi agaknya menyebar karena banyak pasien terinfeksi di
berbagai lokasi di seluruh rumah sakit melalui mekanisme yang tidak
diketahui. Selain itu, hanya pasien yang sakit klinis diuji, sehingga ada

3
kemungkinan lebih banyak pasien yang terinfeksi. Pada tanggal 22 Januari 2020,
total 571 kasus Coronavirus baru 2019 (COVID-19) dilaporkan di 25 provinsi
(kabupaten dan kota) di Tiongkok. Perusahaan Kesehatan Nasional China
melaporkan rincian 17 kematian pertama hingga 22 Januari, 2020. Pada 25
Januari 2020, total 1975 kasus dipastikan terinfeksi COVID-19 di daratan Cina
dengan total 56 kematian.

Laporan lain pada 24 Januari 2020 memperkirakan data kumulatif


penyebab di Cina menjadi 5502 kasus. Pada 30 Januari 2020, 7734 kasus telah
dikonfirmasi di Cina dan 90 kasus lainnya juga telah dilaporkan dari sejumlah
negara yang meliputi Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri Lanka,
Kamboja, Jepang, Singapura, Republik Korea, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat,
The Phi- Lippines, India, Australia, Kanada, Finlandia, Prancis, dan Jerman. Itu
tingkat fatalitas kasus dihitung menjadi 2,2%. (Rothan & Byrareddy, 2020)

C. Penyebab
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat
menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk
atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian
jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet
tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah),
maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi
COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah
sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu
meter dari orang yang sakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan
penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara
penularannya. (Kemenkes RI, 2020a)

D. Gejala
Gejala infeksi COVID-19 muncul setelah inkubasi periode sekitar 5,2 hari

4
Periode sejak awal COVID-19 gejala kematian berkisar antara 6 hingga 41 hari
dengan median dari 14 hari Periode ini tergantung pada usia pasien dan status
sistem kekebalan tubuh pasien. Itu lebih pendek di antara pasien> 70 tahun
dibandingkan dengan mereka yang di bawah 70 tahun .

gejala paling umum pada awal penyakit COVID-19 adalah demam, batuk,
dan kelelahan, sementara gejala lainnya termasuk produksi dahak, kepala sakit,
hemoptisis, diare, dyspnoea, dan limfopenia. Gambaran klinis yang diungkapkan
oleh CT scan dada disajikan sebagai pneumonia, Namun, ada fitur abnormal
seperti RNAaemia, respon akut sindrom distress spiratory, cedera jantung akut,
dan kejadian opacities grand-glass yang menyebabkan kematian.

(Zhou et al., 2020)

E. Pencegahan
Cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya virus covid-19 Menurut
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
1. Menjaga kesehatan dan kebugaran agar sistem imunitas atau kekebalan tubuh
meningkat
2. Mencuci tangan mengunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis alcohol.
Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin
ada ditangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang
mudah dan murah. Sekitar 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari
tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting
3. Ketika batuk dan bersin, upayakan menjaga agar lingkungan anda tidak
tertular. Tutup hidung dan mulut dengan tisu atau dengan lengan
4. Menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain sekurang kurangnya 1 meter,
terutama dengan orang yng sedang menderita batuk, pilek/bersin, dan demam
5. Hindari menyentuh mata, hidung dam mulut, tangan menyentuh banyak hal
yang dapat terkontaminasi virus. Jika hanya menyentuh mata dan hidung da

5
mulut debgan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah
masuk ke tubuh kita
6. Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika anda sakit atau saat berada
ditempat umum.
7. Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah, lalu cucilah
tangan
8. Hindari kontak dengan hewan ternak dan hewan liar yang terbukti tertular
covid-19
9. Jangan makan daging yang tidak dimasak hingga matang
10. Menunda perjalanan kedaerah/Negara dimana virus ini ditemukan seperti
cina, sehingga dengan informasi adanya penghentian sementara operasional
penerbangan langsung dari dan ke luar. Sampai ada info lebih lanjut.
(Kemenkes RI, 2020b)

F. Penanganan COVID-19
1. Jika Anda merasa tidak sehat dengan kriteria:
a. Demam 38 derajat Celcius, dan
b. Batuk/pilek
istirahatlah yang cukup di rumah dan bila perlu minum Bila keluhan berlanjut,
atau disertai dengan kesulitan bernafas (sesak atau nafas cepat), segera
berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)

Pada saat berobat ke fasyankes, Anda harus lakukan tindakan berikut:

a. Gunakan masker
b. Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar
dengan cara menutup mulut dan hidung dengan tisu atau punggung
lengan
c. Usahakan tidak menggunakan transportasi massal

6
2. Tenaga kesehatan (nakes) di fasyankes akan melakukan screening suspect
COVID-19:

a. Jika memenuhi kriteria suspect COVID-19, maka Anda akan dirujuk


ke salah satu rumah sakit (RS) rujukan yang siap untuk penanganan
COVID-19.

b. Jika tidak memenuhi kriteria suspect COVID-19, maka Anda akan


dirawat inap atau rawat jalan tergantung diagnosa dan keputusan
dokter fasyankes.
3. Jika anda memenuhi kriteria Suspect COVID-19 akan diantar ke RS rujukan
menggunakan ambulan fasyankes didampingi oleh nakes yang menggunakan
alat pelindung diri (APD).
4. Di RS rujukan, akan dilakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan
laboratorium dan dirawat di ruang isolasi.
5. Spesimen akan dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(Balitbangkes) di Jakarta. Hasil pemeriksaan pertama akan keluar dalam 24
jam setelah spesimen diterima.
a. Jika hasilnya positif,
1) maka Anda akan dinyatakan sebagai penderita COVID-19.
2) Sampel akan diambil setiap hari
3) Anda akan dikeluarkan dari ruang isolasi jika pemeriksaan
sampel 2 (dua) kali berturut-turut hasilnya negatif
b. Jika hasilnya negatif, Anda akan dirawat sesuai dengan penyebab
penyakit.
(Kemenkes RI, 2020b)

G. Bantuan Hidup Dasar Untuk Pasien COVID-19

7
1. Sebelum memasuki lokasi, semua penyelamat harus mengenakan APD
untuk mencegah kontak dengan baik partikel udara maupun
tetesan. Konsultasikan dengan kesehatan individu atau medis darurat standar
sistem layanan (EMS) karena rekomendasi APD dapat sangat bervariasi
dasar dari data dan ketersediaan epidemiologi terkini.
2. Batasi personel di ruangan atau di tempat kejadian hanya yang penting
untuk perawatan pasien.
3. Dalam pengaturan dengan protokol dan keahlian yang ada untuk
penggunaannya, pertimbangkan untuk mengganti kompresi dada manual
dengan perangkat CPR mekanis untuk mengurangi jumlah penyelamat
diperlukan untuk orang dewasa dan remaja yang memenuhi tinggi dan
kriteria berat badan.
4. Mengkomunikasikan status COVID-19 dengan jelas kepada para penolong
5. Pasang filter HEPA dengan aman, jika tersedia, untuk ventilasi manual atau
mekanis perangkat di jalur gas yang dihembuskan sebelum memberikan
napas apapun.
6. Setelah penyedia layanan kesehatan kemudia menilai ritme dan defibrilasi
ventrikel apa pun
7. aritmia, pasien yang mengalami henti jantung harus diintubasi dengan
tabung yang diborgol. peluang yang layak paling awal. Hubungkan tabung
endotrakeal ke ventilator dengan Filter HEPA, bila tersedia.
8. Minimalkan kemungkinan upaya intubasi yang gagal oleh
a. Menugaskan penyedia dan pendekatan dengan peluang terbaik untuk
keberhasilan first-pass intubasi
b. Menjeda kompresi dada untuk intubasi
9. Laringoskopi video dapat mengurangi paparan intubator terhadap partikel
aerosol dan harus dipertimbangkan, jika tersedia.
10. Sebelum intubasi, gunakan perangkat bag-mask (atau T-piece pada
neonatus) dengan filter HEPA dan segel ketat, atau, untuk orang dewasa,

8
pertimbangkan oksigenasi pasif dengan wajah yang tidak bernafas masker
(NRFM), ditutupi oleh masker bedah.
11. Jika intubasi tertunda, pertimbangkan ventilasi manual dengan jalan napas
supraglotis atau perangkat bag-mask dengan filter HEPA.
12. Tetapkan tujuan perawatan dengan COVID-19 pasien (atau proksi) untuk
mengantisipasi kebutuhan potensial untuk peningkatan tingkat perawatan.
13. Sistem perawatan kesehatan dan lembaga EMS harus melembagakan
kebijakan untuk memandu garis terdepan penyedia dalam menentukan
kesesuaian memulai dan menghentikan CPR untuk pasien dengan
COVID-19, dengan mempertimbangkan faktor risiko pasien untuk
memperkirakan kemungkinan bertahan hidup. Stratifikasi risiko dan
kebijakan harus dikomunikasikan kepada pasien (atau proksi) selama
tujuan diskusi perawatan.
14. Tidak ada data yang cukup untuk mendukung resusitasi kardiopulmonal
ekstrakorporeal (E-CPR) untuk pasien COVID-19.(Edelson et al., 2020)

H. Provinsi di Indonesia terdampak COVID-19


Yaitu: Bali, Banten, DIY, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kep. Riau, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Lampung, Riau, Maluku
Utara, Maluku dan Papua. Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah
DKI Jakarta, Banten (Kab. Tangerang, Kota Tangerang), Jawa Barat (Kota
Bandung, Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kab. Bogor, Kab. Bogor, Kab.
Karawang), Jawa Timur (kab. Malang, Kab. Magetan dan Kota Surabaya) dan
Jawa Tengah (Kota Surakarta). (Kemenkes RI, 2020b)

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus
yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum
wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada Desember 2019. COVID-19 sekarang
menjadi pandemi yang menyerang banyak negara secara global.
Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung
atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada
benda di sekitarnya. gejala paling umum pada awal penyakit COVID-19 adalah
demam, batuk, dan kelelahan, sementara gejala lainnya termasuk produksi dahak,
kepala sakit, hemoptisis, diare, dyspnoea, dan limfopenia. Pencegahan yang
dilakukan agar terhidar dari COVID-19: Menjaga kesehatan, mencuci tangan
dengan air, jaga jarak saat berbicara, hindari menyentuh mata, gunakan masker,
jangan buang sembarangan masker dan tisu yang telah digunakan, hindari kontak
langsung dengan hewan.

B. Saran
Saran saya untuk covid ini sendiri ialah agar menghindari bertemu dengan orang
yang sudah menderita atau positif Covid-19 memakai masker ketika ingin
berpergian dan sering mencuci tangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

WHO. (2020). T&J tentang coronavirus (COVID-19).


https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-
and-answers-hub/q-a-detail/q-a-coronaviruses

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease


(COVID-19). Germas, 0–115.
https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-
19%20dokumen%20resmi/REV-04_Pedoman_P2_COVID-19_
%2027%20Maret2020_Tanpa%20TTD.pdf.pdf

Edelson, D. P., Sasson, C., Chan, P. S., Atkins, D. L., Aziz, K., Becker, L. B., Berg,
R. A., Bradley, S. M., Brooks, S. C., Cheng, A., Escobedo, M., Flores, G. E.,
Girotra, S., Hsu, A., Kamath-Rayne, B. D., Lee, H. C., Lehotzky, R. E.,
Mancini, M. E., Merchant, R. M., … Topjian, A. (2020). Interim Guidance for
Basic and Advanced Life Support in Adults, Children, and Neonates With
Suspected or Confirmed COVID-19:From the Emergency Cardiovascular Care
Committee and Get With the Guidelines ® -Resuscitation Adult and Pediatric
Task Forces of the American Heart Association in Collaboration with the
American Academy of Pediatrics, American Association for Respiratory Care,
American College of Emergency Physicians, The Society of Critical Care
Anesthesiologists, and American Society of Anesthesiologists: Supporting
Organizations: American Association of Critical Care Nurses and National EMS
Physicians . Circulation. https://doi.org/10.1161/circulationaha.120.047463

Rothan, H. A., & Byrareddy, S. N. (2020). The epidemiology and pathogenesis of


coronavirus disease (COVID-19) outbreak. Journal of Autoimmunity,
109(February), 102433. https://doi.org/10.1016/j.jaut.2020.102433

Zhou, F., Yu, T., Du, R., Fan, G., Liu, Y., Liu, Z., Xiang, J., Wang, Y., Song, B., Gu,
X., Guan, L., Wei, Y., Li, H., Wu, X., Xu, J., Tu, S., Zhang, Y., Chen, H., &
Cao, B. (2020). Clinical course and risk factors for mortality of adult inpatients
with COVID-19 in Wuhan, China: a retrospective cohort study. The Lancet,
395(10229), 1054–1062. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30566-3

11
Kemenkes RI. (2020). FAQ Coronavirus.
https://www.kemkes.go.id/article/view/20030400008/FAQ-Coronavirus.html

12

Anda mungkin juga menyukai