Anda di halaman 1dari 15

EPIDEMIOLOGI PENYEBAB PENYAKIT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. M. SOFYANDI
2. MAHYUNI WULANDARI
3. MELIAN ERYANTI
4. MUH. EFENDI JAYADI
5. MUHAMMAD IZZI
6. MUTMAINNAH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESETAHAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat serta
kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Epidemiologi
Penyebab penyakit. Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas mata
kuliah Epidemidiologi Semester V ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis mendapat banyak masukan dan pemikiran yang
sangat mendukung untuk menyempurnakan makalah ini.
Dalam makalah ini mungkin masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan, penulis
mengharapkan agar dapat memakluminya dan mengucapkan terima kasih.

Mataram, 26 September 2019

Kelompak 1
BAB I

PEBDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai ilmu mengenai epidemic. Hal ini berarti
bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja, tetapi dalam
perkembangannya yang selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit
menginfeksi, sehingga pada saat ini epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu mengenai
penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya. Mencakup juga ilmu
mengenai pola-pola serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut.
(Soekidjo,2003)
Perkembangan mengenai pengertian epidemiologi ini karena transisi pola penyakit yang
terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan pola sosial ekonomi masyarakat
dan semakin luas jangkauan kesehatan masyarakat. Pergeseran pola penyakit dari penyakit-
penyakit menular kearah penaykit-penyakt degenerative seperti penyakit jantung dan
pembuluh darah (kardiovaskular) penyakit kanker dan penyakit gangguan jiwa yang banyak
di derita masyarakat saat ini. Sehingga pengertian dari epidemiologi yang pada mulanya
hanyalah menekankan pada penyakit-penyakit menular pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular (kini perkembangan mempelajari masalah-masalah kesehatan yang terjadi
pada masyarakat atau sekelompok manusia menegenai frekuensi, distribusi masalah
kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Nasrul, 1998).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dari sehat ?
2. Bagaimana konsep dari sakit ?
3. Bagaimana riwayat alamiah penyakit pada manusia ?
4. Apa manfaat informasi riwayat alamiah penyakit ?
5. Bagaimana konsep pencegahan penyakit ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menegetahui apa itu konsep sakit
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep sakit itu
3. Untuk mengetahui riwayat alamiyah penyakit pada manusia
4. Untuk mengetahui manfaat informasi riwayat alamiyah penyakit
5. Untuk mengetahui konsep pencegahan penyakit
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP SEHAT


2.1.1 Defenisi sehat antara lain:
Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
dan berbagai faktor yang berusaha mempengarpengaruhinya (Parkins, 1938)
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi segala wajar
dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki (WHO, 1959)
Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental, sosial tiddak memak hanya
bebas dari penyakit atau kelemhan (WHO, 1974)
Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai
keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan (White, 1977)
2.1.2 Teori faktor yang mempengaruhi sehat antara lain:
1. The traditional (ecological) models
a. Agent
b. Host
c. Environment
2. The health field concept (HL Lamframboise,1973)
a. Environment
b. System of health service
c. Life style
d. Biological
3. The environment of health (HL blum,1974)
a. Environment
b. Health service
c. Behavior (life style)
d. Heredity
2.2 KONSEP SAKIT
2.2.1 Defenisi Sakit
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga menimbulkan seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-
hari baik aktivitas jasmani, rohani, dan social (Perkins, 1937)
Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara lingkungan dengan individu
(Reverlly).
Sakit adalah suatu keadaan yang ditandai dengan suatu keadaan suatu gangguan
nyata yang normal (New Webster Dictionary)
2.2.2 Teori fakor yang mempengaruhi sakit antara lain:
1. Epedemiologi triagle (Ecological Models)
Dalam pandangan epedemiologi dikenal dengan istila segitiga epidemiologi,
yang digunakan untuk menganalisis terjadinya penyakit. Bahw sakit terjadi karena
interaksi antara agent, host and environment. Konsep ini bermula dari upaya untuk
menjelaskan proses timbulnya penyakit menular dengan unsur-unsur mikrobiologi
yang infektius sebagai agen, namun selanjutnya dapat pula digunakan untuk
menjelaskan proses timbulnya penyakit tidak menular dengan memperluas pengertian
agent. Dalam konsep ini faktor-fakor yang menentukan terjadinya penyakit
diklasifikasikansrbagai berikut:
a. Agent penyakit (fakor etiologi)
1) Zat nutrisi : ekses (kolosterol)/defisiensi (protein)
2) Agen kimiawi : zat toksik/allergen (obat) antara lain karbonmonoksida,
pestisida, hg, arsen
3) Agen fisik : radiasi, air, udara
4) Agen infektius : virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa, metazoan

Selain itu sifat mikroorganisme sebagai agent penyakit dipengaruhi oleh beberapa
factor anatara lain:

1. Infektivitas yaitu kemampuan daya menyerang kedalam host


2. Patogenitas yaitu kemampuan agent untuk merusak host, sehingga
menimbulkan sakit
3. Virulensi yaitu kemampuan agent untuk menimbulkan gejala berat

Adapun syarat agent sebagai penyebab penyakit :

1. Dijumpai pada setiap kasus yang diteliti, yang sesuai ( necessary cause)
2. Agent diisolasi sempurna, berulang ditumbuhkan, dan diabaikan (sufficient
cause)
3. Agent yang menyebabkan penyakit yang diteliti (specific effect)
2. Host/ penjamu
Faktor host (intrinsik) yang merupakan factor resiko timbulnya penyakit antara lain:
a. Genetik, misalnya penyakit herediter seperti hemophilia
b. Umur, misalnya usia lanjut beresiko penyakit jantung
c. Jenis kelamin, misalnya penyakit kelenjar gondok terutama pada wanita, jantung
dan hipertensi pada laki-laki
d. Keadaan fisiologi, misalnya hamil, & persalinan bisa menyebabkan anemia,
psikosis pascapartum
e. Kekebalan dan penyakit yang diderita sebelumnya
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan (ekstrinsik) sebagai penunjang terjadinya penyakit:
a. Lingkungan fisik antara lain: geografi & keadaan musim
b. Lingkungan biologis, yaitu semua mahluk hidup yang berada disekitar manusia
c. Lingkungan social ekonomi
1) Pekerjaan
2) Urbanisasi
3) Perkembangan ekonomi
4) Bencana alam
4. The web causation
Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada suatu sebab yang
berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dab akibat.
Dengan demikian, maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau di hentikan dengan
memotong rantai pada berbagai titik.
5. The whell causation
Menurut model ini manusia menjadi sakit karena berbagai faktor dari
lingkungan, baik biologi, fisik maupun social.
2.3 RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT PADA MANUSIA
Riwayat alamiah penyakit (natural history of diseases) merupakan proses perkembangan
suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang dilakukan manusia dengan sengaja dan
terencana. Dibagi beberapa tahap:
1. Tahap pre pathogenesis (stage of susceptibility)
Tahap dimana terjadi interaksi antara host,bibit penyakit dan lingkungan. Interaksi diluar
tubuh manusia. Pada tahap ini penyakit belum ditemukan,daya tahan tubuh host masih
kuat,walaupun sudah terancam akibat interaksi tersebut.Pada tahap ini kondisi masih
sehat.
2. Tahap Inkubasi (stage of presymtomatic disease)
Tahap dimana bibit penyakit sudah masuk kedalam tubuh host, namun gejala penyakit
belum nampak. Tiap penyakit mempunyai masa inkubasi berbeda-beda,ada yang
beberapa jam, hari, minggu,bulan sampai bertahun-tahun. Tahap inkubasi merupakan
tahapan masuknya bibit penyakit sampai sesaat sebelum timbulnya gejala. Pada tahap ini
yang terjadi:
1) Daya tahan tubuh tidak kuat, penyakit berjalan terus
2) Terjadi gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh
3) Penyakit makin bertambah hebat dan timbul gejala.

Dalam masa inkubasi terdapat istilah horison klinik: yaitu garis yang membatsi antara
tampak atau tidak gejala penyakit. Sedangkan waktu interval waktu antara pejamu yang
terinfeksi oleh agent penyebab penykit sampai timbul gejala disebut masa tunas. Masa
tunas setiap mikroorganisme dipengaruhi oleh:

a. Kecepatan berkembang biak


b. Jumlah mikroorganisme
c. Tempat masuknya mikroorganisme
d. Derajat kekebalan
Pengetahuan tentang masa tunassangat bermanfaat untuk membantu mendeteksi
penyebab kejadian keracunan makanan.

3. Tahap penyakit dini (stage of clinical disease)


Tahap dimana sudah muncul gejala penyakit,dan pejamu sudah merasakan
penyakit,namun masih ringan,penderita masih dapat melakukan aktivitas sehari-
hari,perawatan cukup dengan obat jalan dan menjadi masalah besar dunia kesehatan (jika
tingkat pengetahuan & pendidikan masyarakat rendah) sehingga mendatangkan masalah
lanjutan yang makin besar karena penyakit bertambah parah dan memerlukan perawatan
relatif mahal. Akibat lain,bahaya masyarakat luas karena menularkan pada orang lain dan
dapat menimbulkan KLB atau wabah.
4. Tahap penyakit lanjutan
Pada ahap ini penyakit makin bertambah hebat, penderita tidaj dapat melakukan
pekerjaan dan jika berobat umumnya telah memerlukan perawatan.
5. Tahap akhir penyakit

Pada tahap ini perjalanan penyakit akan berhenti,dengan beberapa keadaan yaitu:

1) Sembuh sempurna
Kondisi host baik bentuk dan fungsi tubuh kembali semula seperti keadaan sebelum
sakit.
2) Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh, namun kesembuhan tidak sempurna karena ditemukam cacat pada
tubuh penderita baik cacat fisik, fungsional dan social.
3) Karier
Perjalanan penyakit seolah-olah terhenti,gejala penyakit tidak Nampak, namun
sebenarnya dalam diri host/pejamu masih ditemukan bibit penyakit dapat timbul
kembali jika daya tubuh menurun.
4) Kronis
Perjalanan penyakit tampak terhenti dan gejala penyakit tidak berubah dalam arti
tidak bertambah berat ataupun ringan.
5) Meninggal dunia
Terhentinya perjalanan penyakit dan pejamu meninggal dunia. Tapan ini merupakan
keadaan yang tidak diharapkan.
2.4 Manfaat informasi riwayat alamiah penyakit
1. Diagnostik
Masa inkubasi dan pedoman penentuan jenis penyakit
2. Pencegahan
Mengetahui rantai perjalanan penyakit sehingga mudah dicari titik potong yang penting
dalam upaya pencegahan penyakit dalam upaya pencegahan penyakit
3. Terapi
Dengan dilakukan fase paling awal, terapi yang diberikan diharapkan mempunyai hasil
yang lebih baik.
2.5 Konsep pencegahan penyakit
2.5.1 Definisi pencegahan

Beberapa defenisi tentang pencegahan penyakit antara lain:

1. Usaha yang ditunjukkan untuk mebcegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha


pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara
berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini
1) Mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadin dengan langkah-langkah
kegiatan data hasil analisis, pengamatan maupun penelitian epidemiologi
2. Tingkatan pencagahan penyakit dibagi menjadi beberapa usaha antara lain:
1) Pencegahan primordial
Adalah usaha yang dilakukan untuk menghindari kemunculan adanya faktor
resiko, memerlukan peraturan yang tegas dari pejabat berwenang
Contoh: melarang menebang pohon untuk menghindari banjir, sebagai upaya
mencegah terjadinya diare missal
2) Pencegahan primer
Adalah usaha-usaha yang dilakukan pada tahap pre phatogenesis untuk
meningkatkan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-
penyakit tertentu
Usaha-usaha yang dilakukan meliputi:

a. Healt promotion
1) Meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat secara optimal
2) Mengurangi faktor resiko
3) Optimalisasi masalah lingkungan
b. Specifikc protection
1) Ditunjukan pada host (manusia) dan penyebab, agar daya tahan tubuh
meningkat
3. Sasaran pencegahan primer:
a. Penyebab
Pada penyakit menular, sebagai sasaran agent dengan berbagai usaha antara lain
(desinfeksi,pasteurisasi,sterilisasi,karantina), mangurangi allergen, radiasi dan
perilaku beresiko
b. Modifikasi lingkungan
Perbaikan lingkungan fisik (air minum,sanitasi), lingkungan biologik (vector),
lingkungan social (crowded) dll.
c. Peningkatan daya tahan host
Perbaikan status gizi,imunisasi, status fisikologis, ketahanan fisik dan lain-lain.

4. Pencegahan sekunder (secondary prevention)


Adalah : usaha yang dilakukan pada waktu sakit (phatogenesis), dengan menegakkan
diagnosis secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat.
Tujuan pencegahan sekunder:
a. Mencegah meluasnya penyakit (terutama pada penyakit menular)
b. Menghentikan proses penyakit dan mencegah komplikasi yang mungkin

Sasaran pencegahan sekunder :


1) Penderita / terancam, utamanya mereka yang dalam proses
prepatogenesis/pathogenesis
2) Pencarian penderita secara dini: pemeriksaan berkala calon kelompok tertentu
dan penapisan masyarakat
5. Pencegahan tersier (tertiary prevention)
Adalah: usaha yang dilakukan untuk mencegah kecacatan/kematian,mencegah
penyakit lanjutan, pengobatan dan perawatan penderita serta rehabilitasi pada
pemulihan secara fisik, social dan psikologis
6. Strategi pencegahan
Beberapa strategi pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Sasaran individu dan organisasi masyarakat
b. Pelaksanaan terencana dan berprogram (imunisasi dasar, perbaikan sanitasi,
peningkatan status gizi, mengurangi kebiasaan high risk)
c. Usaha tidak berlangsung : perbaikan perumahan,standar hidup, perbaikan standar
pendidikan
d. Usaha pencegahan darurat, misalnya: pada kejadian wabah dan bencana alam
7. Kegiatan pada masing-masing tingkat pencegahan
a. peningkatan kesehatan (health promotion)
1) perbaikan dan peningkatan gizi
2) perbaikan dan pemeliharaan kesehatan perseorangan
3) perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan seperti: penyediaan air bersih,
perbaikan dan penyediaan tempat pembuangan sampah, perumahan sehat
4) pendidikan kesehatan pada masyarakat
5) olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-
masing individu
6) kesempatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan
perkembangan kesehatan mental secara social
7) nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggungjawab
b. perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit tertentu (general and specific
protection)
1) memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap
penyakit-penyakit tertentu
2) isolasi terhadap penderita penyakit menular
3) perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan
tempat kerja
4) perlidungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan
racun maupun allergen
5) pengendalian sumber-sumber pencemaran
c. penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan cepat (early diagnosis and prompt
treatment)
1) mencari kasus sedini mungkin (case finding)
2) melakukan pemeriksaan umum secara rutin
3) pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu (tbc, hepatitis)
4) meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita (case holding)
5) mencari orang-orang yang berhubungan dengan penderita berpenyakit
menular
6) pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus
d. pembatasan kecacatan (disability limitation)
1) mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat
2) menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan
3) mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita
yang terlah cacat mampu mempertahankan diri
4) penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah ia sembuh dari suatu penyakit
e. pemulihan kesehatan (rehabilitation)
1) mengembangkan lembaga rehabilitasi dengan mengikut sertakan masyarakat
2) menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan
3) mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita
yang telah cacat mampu mempertahankan diri
4) penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah ia sembuh dari suatu penyakit

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi
tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengarpengaruhinya (Parkins, 1938)
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi segala
wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki (WHO, 1959)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani
dan social (Praknis, 1937).

3.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang professional kita harus menjaga kesehatan
kita terlebih dahulu sebelum kita merawat pasien atau klien yang kita rawat. Sehingga
kita dapat merawat pasien ataupun klien dengan semaksimal mungkin.
DAFAR PUSTAKA

Budiarto,E & Anggraeni, D,2001. Pengantar Epidemiologi edisi 2, Penerbit Buku


Kedokteran EGJ,Jakarta

Effendy, N,1998, Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2, Penerbit


Buku Kedokteran, EGC,Jakarta

Gordis, L (2000) Epidemiology, Philadelphia: WB. Saunders Company

Kleinbaum D, Sullivan, K, Barker, N (2007) A pocket guide to epidemiology, springer

Lilienfeld,A.M & D.E.Lilienfeld (1980) Foundation of epidemiology.New York: Oxford


University Perss

Mausner, J.S & Kramer, S (1985) Epidemiology, An Introductory Text. Philadelphia :


W.B Saunders

Morten, R and J. Hebel. A study guide to epidemiology and biostatistic. Baltimore : U.P.
Press, 1985

Murti, B (1996) Prinsip dan Metode Riset epidemiologi, Gajah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai