DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. M. SOFYANDI
2. MAHYUNI WULANDARI
3. MELIAN ERYANTI
4. MUH. EFENDI JAYADI
5. MUHAMMAD IZZI
6. MUTMAINNAH
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat serta
kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Epidemiologi
Penyebab penyakit. Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas mata
kuliah Epidemidiologi Semester V ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis mendapat banyak masukan dan pemikiran yang
sangat mendukung untuk menyempurnakan makalah ini.
Dalam makalah ini mungkin masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan, penulis
mengharapkan agar dapat memakluminya dan mengucapkan terima kasih.
Kelompak 1
BAB I
PEBDAHULUAN
PEMBAHASAN
Selain itu sifat mikroorganisme sebagai agent penyakit dipengaruhi oleh beberapa
factor anatara lain:
1. Dijumpai pada setiap kasus yang diteliti, yang sesuai ( necessary cause)
2. Agent diisolasi sempurna, berulang ditumbuhkan, dan diabaikan (sufficient
cause)
3. Agent yang menyebabkan penyakit yang diteliti (specific effect)
2. Host/ penjamu
Faktor host (intrinsik) yang merupakan factor resiko timbulnya penyakit antara lain:
a. Genetik, misalnya penyakit herediter seperti hemophilia
b. Umur, misalnya usia lanjut beresiko penyakit jantung
c. Jenis kelamin, misalnya penyakit kelenjar gondok terutama pada wanita, jantung
dan hipertensi pada laki-laki
d. Keadaan fisiologi, misalnya hamil, & persalinan bisa menyebabkan anemia,
psikosis pascapartum
e. Kekebalan dan penyakit yang diderita sebelumnya
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan (ekstrinsik) sebagai penunjang terjadinya penyakit:
a. Lingkungan fisik antara lain: geografi & keadaan musim
b. Lingkungan biologis, yaitu semua mahluk hidup yang berada disekitar manusia
c. Lingkungan social ekonomi
1) Pekerjaan
2) Urbanisasi
3) Perkembangan ekonomi
4) Bencana alam
4. The web causation
Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada suatu sebab yang
berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dab akibat.
Dengan demikian, maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau di hentikan dengan
memotong rantai pada berbagai titik.
5. The whell causation
Menurut model ini manusia menjadi sakit karena berbagai faktor dari
lingkungan, baik biologi, fisik maupun social.
2.3 RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT PADA MANUSIA
Riwayat alamiah penyakit (natural history of diseases) merupakan proses perkembangan
suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang dilakukan manusia dengan sengaja dan
terencana. Dibagi beberapa tahap:
1. Tahap pre pathogenesis (stage of susceptibility)
Tahap dimana terjadi interaksi antara host,bibit penyakit dan lingkungan. Interaksi diluar
tubuh manusia. Pada tahap ini penyakit belum ditemukan,daya tahan tubuh host masih
kuat,walaupun sudah terancam akibat interaksi tersebut.Pada tahap ini kondisi masih
sehat.
2. Tahap Inkubasi (stage of presymtomatic disease)
Tahap dimana bibit penyakit sudah masuk kedalam tubuh host, namun gejala penyakit
belum nampak. Tiap penyakit mempunyai masa inkubasi berbeda-beda,ada yang
beberapa jam, hari, minggu,bulan sampai bertahun-tahun. Tahap inkubasi merupakan
tahapan masuknya bibit penyakit sampai sesaat sebelum timbulnya gejala. Pada tahap ini
yang terjadi:
1) Daya tahan tubuh tidak kuat, penyakit berjalan terus
2) Terjadi gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh
3) Penyakit makin bertambah hebat dan timbul gejala.
Dalam masa inkubasi terdapat istilah horison klinik: yaitu garis yang membatsi antara
tampak atau tidak gejala penyakit. Sedangkan waktu interval waktu antara pejamu yang
terinfeksi oleh agent penyebab penykit sampai timbul gejala disebut masa tunas. Masa
tunas setiap mikroorganisme dipengaruhi oleh:
Pada tahap ini perjalanan penyakit akan berhenti,dengan beberapa keadaan yaitu:
1) Sembuh sempurna
Kondisi host baik bentuk dan fungsi tubuh kembali semula seperti keadaan sebelum
sakit.
2) Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh, namun kesembuhan tidak sempurna karena ditemukam cacat pada
tubuh penderita baik cacat fisik, fungsional dan social.
3) Karier
Perjalanan penyakit seolah-olah terhenti,gejala penyakit tidak Nampak, namun
sebenarnya dalam diri host/pejamu masih ditemukan bibit penyakit dapat timbul
kembali jika daya tubuh menurun.
4) Kronis
Perjalanan penyakit tampak terhenti dan gejala penyakit tidak berubah dalam arti
tidak bertambah berat ataupun ringan.
5) Meninggal dunia
Terhentinya perjalanan penyakit dan pejamu meninggal dunia. Tapan ini merupakan
keadaan yang tidak diharapkan.
2.4 Manfaat informasi riwayat alamiah penyakit
1. Diagnostik
Masa inkubasi dan pedoman penentuan jenis penyakit
2. Pencegahan
Mengetahui rantai perjalanan penyakit sehingga mudah dicari titik potong yang penting
dalam upaya pencegahan penyakit dalam upaya pencegahan penyakit
3. Terapi
Dengan dilakukan fase paling awal, terapi yang diberikan diharapkan mempunyai hasil
yang lebih baik.
2.5 Konsep pencegahan penyakit
2.5.1 Definisi pencegahan
a. Healt promotion
1) Meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat secara optimal
2) Mengurangi faktor resiko
3) Optimalisasi masalah lingkungan
b. Specifikc protection
1) Ditunjukan pada host (manusia) dan penyebab, agar daya tahan tubuh
meningkat
3. Sasaran pencegahan primer:
a. Penyebab
Pada penyakit menular, sebagai sasaran agent dengan berbagai usaha antara lain
(desinfeksi,pasteurisasi,sterilisasi,karantina), mangurangi allergen, radiasi dan
perilaku beresiko
b. Modifikasi lingkungan
Perbaikan lingkungan fisik (air minum,sanitasi), lingkungan biologik (vector),
lingkungan social (crowded) dll.
c. Peningkatan daya tahan host
Perbaikan status gizi,imunisasi, status fisikologis, ketahanan fisik dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi
tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengarpengaruhinya (Parkins, 1938)
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi segala
wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki (WHO, 1959)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani
dan social (Praknis, 1937).
3.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang professional kita harus menjaga kesehatan
kita terlebih dahulu sebelum kita merawat pasien atau klien yang kita rawat. Sehingga
kita dapat merawat pasien ataupun klien dengan semaksimal mungkin.
DAFAR PUSTAKA
Morten, R and J. Hebel. A study guide to epidemiology and biostatistic. Baltimore : U.P.
Press, 1985
Murti, B (1996) Prinsip dan Metode Riset epidemiologi, Gajah Mada University Press