Anda di halaman 1dari 2

3.2.

Sub Bagian Kendala


Elemen kendala terdiri dari sepuluh sub-elemen, yaitu:
1. penguasaan teknologi masa depan (mis. Makanan surya) (K1);
2. tata kelola sumber daya air secara adil (K2),
3. kebijakan urusan pertanian (K3),
4. kebijakan urusan energi baru terbarukan (K4),
5. belum disinergikan antara kebijakan energi baru terbarukan dan urusan pertanian
kebijakan (K5),
6. Tingkat kepercayaan yang rendah (K6);
7. Heterogenitas budaya pertanian (K7),
8. tidak mensinergikan keberhasilan implementasi kebijakan energi dan pertanian (K8),
9. Budaya petani dalam disiplin masyarakat masih belum optimal (K9), dan
10. Mental masyarakat yang berkonflik di desa (K10).
Penilaian pendapat ahli tentang hubungan kontekstual antara sub-elemen kendala membentuk
persepsi persepsi responden yang disebut matriks Structural Self Interaction Matrix (SSIM).
Hasil konsistensi pendapat pakar> 80 persen, artinya persepsi pendapat pakar dapat dinilai
dengan baik
Sesuai dengan hubungan kontekstual pada elemen-elemen ini, hasil ISM menunjukkan bahwa
tata kelola sumber daya air bertindak adil (K2). Sepertinya tindakan tata kelola sumber daya
air dalam keadilan sub-elemen K2 memiliki kekuatan pendorong yang tinggi dan
ketergantungan yang rendah, sehingga sub-elemen tersebut adalah sub-elemen utama dari
elemen kendala. Sub-elemen dari kendala penguasaan teknologi masa depan (mis. Makanan
surya) (K1), kebijakan urusan pertanian (K3), termasuk sektor independen, yaitu memiliki
daya dorong tinggi dan ketergantungan rendah (gambar 2).

3.3. Sub-Bagian Institusi yang Terlibat


Elemen lembaga yang terlibat terdiri dari sepuluh sub-elemen, yaitu: (i) Pemerintah daerah
(L1), (ii) Perusahaan yang dimiliki oleh petani / badan usaha yang dimiliki oleh desa /
Perusahaan yang dimiliki oleh desa (L2), ( iii) APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh
Indonesia) (L3), (iv) Pemerintah Desa (L4), (v) GEN (L5), (vi) Pemerintah Kabupaten (L6),
(vii) masyarakat pedesaan (L7), (viii) Pemerintah Pusat (L8), (ix) Pekerjaan Ecovillage
Jaringan (L9), dan (x) Perguruan Tinggi (L10). 10 sub-elemen mengidentifikasi hubungan
atau asosiasi melalui survei pendapat ahli dengan metode ISM.
Hasil analisis menunjukkan bahwa lembaga yang memiliki peran dalam mendukung program
adalah Perusahaan yang dimiliki oleh petani / badan usaha yang dimiliki oleh desa /
Perusahaan yang dimiliki oleh desa (L2).
Sub-elemen ini memiliki kekuatan pendorong yang tinggi dan ketergantungan yang rendah
dibandingkan dengan sub-elemen lainnya, sehingga sub-elemen tersebut adalah sub-elemen
utama (Gbr 3). Berdasarkan tingkat ketergantungan dan kekuatan pengemudi, sub-elemen
dari Perusahaan dimiliki oleh petani / badan usaha yang dimiliki oleh desa / Perusahaan yang
dimiliki oleh desa (L2) [19], Gubernur setempat (L1) [20], Pemerintah Desa (L4), dan
masyarakat Pedesaan (L7) berada di sektor independen [18]. 4 (empat) sub-elemen adalah
(L1, L2, L4, dan L7) sebagai tolakan bebas yang memiliki tenaga penggerak yang hebat dan
mempengaruhi keberhasilan program.

Analisis klasifikasi sub-elemen institusional juga menunjukkan tidak adanya kebebasan dan
memengaruhi keberadaan program sebagai akibat dari aksi Peubah dari sub-elemen lainnya.
Sub-Elemen Jaringan Ecovillage (L9), Colleges (L10), Pemerintah Kabupaten (L6), dan GEN
(L5) (Gbr. 3). Pemerintah pusat (L8) dan APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Indonesia) (L3)
diklasifikasikan dalam sektor otonomi, yaitu lembaga yang masih memiliki sedikit hubungan
tetapi dapat mempengaruhi pencapaian tujuan (gambar 3).

Anda mungkin juga menyukai