Anda di halaman 1dari 3

Ahli Gizi merupakan tenaga gizi yang telah diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 26 Tahun 2013 yaitu Technical Registered Dietesien, Nutrisionis Registered, dan Registered
Dietetien. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, para ahli gizi ini dapat memberikan pelayanan gizi
dalam bentuk konseling, pengkajian gizi sampai dengan membuat preskripsi diet. Peran ahli gizi dan
kerja sama tim tenaga kesehatan lain ini dapat menjadi kunci keberhasilan dalam menurunkan kejadian
malnutrisi di rumah sakit. Ahli gizi masih sering dianggap sebagai anggota pelengkap tim kesehatan saja;
tidak mempunyai peranan yang berarti. Sebagai kesimpulan Ahli Gizi merupakan pemegang kunci dalam
penanganan masalah gizi di rumah sakit. Peningkatan dan kebaruan ilmu bagi ahli gizi sangat dianjurkan
sehingga tidak adak pihak lain yang meng-klaim otoritas dan tugas ahli gizi. Di luar negeri (negara maju)
ahli gizi sangat dihargai dan peran mereka sangat penting.

Ahli Gizi sebagai Influencer

Isu healthy lifestyle saat ini sudah merambah pada kaum muda yang sadar bahwa tubuh yang sehat
akan menunjang produktivitas dalam beraktivitas. Ketika akan menerapkan pola ini, biasanya kalangan
ini membutuhkan role model.

Ahli Gizi sebagai Entrepreneur

Entrepreur adalah pekerjaan yang cukup prospektif saat ini bahkan di masa depan. Pepatah bahwa pintu
rezeki bisa diperoleh dari kewirausahaan memang benar. Pada era milenial ini, sudah bukan saatnya kita
menyandarkan diri pada perusahaan atau instansi lain. Bukan saatnya lagi kita berebut dalam melamar
pekerjaan jika bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

Usaha di bidang kuliner sangat potensial bahkan banyak dijalankan oleh orang-orang yang tidak memiliki
dasar ilmu pangan dan kuliner. Potensi ahli gizi dengan ilmu kuliner dietetik bisa dimanfaatkan untuk
membangun usaha makanan sehat yang permintaannya sudah mulai meningkat.

Sudah masuk eranya ketika masyarakat ingin praktis mendapatkan makanan sehat dengan cepat. Maka
kemampuan networking, manajemen usaha dan keuangan bisa diasah lebih lanjut untuk memulai karier
sebagai entrepreneur.

Ahli Gizi sebagai Decision Maker


Ahli gizi dengan dasar ilmu science sering dipisahkan dengan ilmu sosial misalnya manajemen kebijakan.
Padahal secara tidak sadar setiap lini kehidupan kita tidak bisa lepas dari politik kebijakan. Sampai kapan
kita hanya akan menyalahkan ketika kebijakan pangan masih awut-awutan dan penanganan masalah gizi
lambat dalam eksekusinya?

Mengapa kita tidak terjun saja di dalamnya untuk mempebaiki sistem bahkan membuat inovasi baru?
Ahli gizi tidak boleh anti politik justru ketika memiliki potensi dan dasar ilmu yang baik, sudah saatnya
bangku-bangku pemegang kebijakan diduduki oleh ahli gizi.

Peran Luas, Ahli Gizi Wajib Asah Skill hingga Tuntas

Pilihan peran yang banyak di masa depan seharusnya membuat ahli gizi bergegas untuk membuka diri
untuk mengasah pengetahuan tidak sebatas pada pengetahuan dasar kesehatan dan gizi, tetapi mulai
melatih skill misalnya personal branding, networking, organisasi sosial, hingga decision making.

Seharusnya tidak ada lagi rasa minder atau pola pikir sempit bahwa ahli gizi hanya sebatas pelayan
kesehatan yang minor. Pola pikir ahli gizi harus meluas dan visioner, bekerja dengan orientasi
kebermanfaatan berdasarkan penyelesaian masalah, peluang, dan passion. Saatnya ahli gizi berkarya di
berbagai lini seluas-luasnya.

Menurut para ahli pembagian peran seorang ahli gizi dibagi menjadi tiga yaitu dietisen, konselor gizi dan
penyuluh gizi.

Peran yang pertama yaitu dietisen, sedikit mengulas dari peran ahli gizi sebagai dietisen yaitu tidak jauh
dari nama perannya sendiri tentunya. Dietisien merupakan seorang yang memiiki pendidikan gizi yang
khususnya pada dietetik dan menetapkan prinsip- prinsip dalam pemberian menu makanan pada
individu atau kelompok sesuai dengan diet khusus yang diberikan. Tidak hanya itu peran ahli gizi dalam
dietisen juga mencakup dalam pengawasan penyelenggaraan dan penyajian makanan. Peran Ahli gizi
yang kedua yaitu adalah sebagai konselor gizi. Peran ahli gizi disini adalah untuk membantu sesorang,
klien atau pasien dalam mengatasi permasalahan gizi. Membantu klien dalam menentukan pemecahan
masalah tersebut dengan efektif yang dapat dilaksanakan oleh klien dengan lebih mudah. Kegiatan
konseling gizi ini tentunya lebih bersivat privasi yang berupa komunikasi dua arah antara konseling dan
klien. Komunikasi yang bertujuan untuk menentukan dan memberikan diet khusus yang sesuai dengan
permaslahan gizi yang dialami oleh klien dengan mempertimbangkan kondisi klien. Hasil dari konseling
ini tentunya diharapkan adanya perubahan sikap dan perilaku konsumsi makanan yang lebih baik dan
nantinya dapat mencapai status gizi yang optimal dan diharapkan.

Kemudian peran ahli gizi yang terakhir adalah peran ahli gizi sebagai penyuluh gizi. Kegiatan ini
merupakan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan , sikap dan perilaku setiap individu dan
masyarakat dengan menjelaskan, menggunakan, memilih dan mengolah bahan makanan yang
dikonsumsi untuk meningkatkan status kesehatan. Penyuluhan gizi biasanya menggunakan metode
ceramah satu arah. Namun dalam penyuluhan dapat juga menggunakan metode yang lain seperti
diskusi kelompok, demonstrasi dan dapat juga gabungan dari beberapa metode yang bertujuan sama
yaitu meningkatkan pengetahuan, sikap serta perilaku dari masyarakat. Penyuluhan gizi ini lebih bersifat
terbuka untuk umum dan kepada sasaran yang lebih luas.

Dari ketiga peran ahli gizi ini masyarakat dapat menerima informasi dan pengetahuan- pengetahuan
yang nantinya dapat memperbaiki serta mencegah penurunan status gizi dengan pola hidup yang sehat.
Seorang ahli gizi dengan kompetensi yang dimiliki dapat membagi ilmu kepada masyarakat tentang
makanan yang baik untuk dikonsumsi mulai dari bahan yang digunakan, cara pengolahan serta
kadungan gizi yang didapat dari bahan makanan tersebut. Dengan adanya peran ahli gizi di dalam
masyarakat tentunya sangat membantu untuk memperbaiki status kesehatan mereka khususnya melalui
upaya pencegahan penurunan status gizi dan kesehatan. Tentunya hal tersebut dapat dilakukan dengan
lebih mudah dan murah dibandingan dengan mengobati penyakit- penyakit tertentu. Menerapkan
kebiasaan yang baik dimulai dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan olah raga teratur adalah
pencegahan sederhana yang berperan besar dalam pencegahan suatu penyakit.

Selain itu, dengan melalui ahli gizi masyarakat dapat menerima informasi, isu kesehatan seputar gizi
secara langsung dan dapat berinteraksi dengan ahli gizi dengan melakukan konsultasi. Melakukan
penyuluhan dan konseling ahli gizi juga harus memiliki bekal ilmu pengetahuan yang cukup dan harus
terus menambah dan selalu diperbaharui. Selain memberikan informasi tentang pola konsumsi ahli gizi
juga dapat memberikan informasi mengenai penyakit- penyakit yang berkaitan dengan gizi. Penyakit
yang merkaitan yaitu seperti penyakit degeneratif, penyakit yang ditimbulkan pada kondisi malnutrisi
dan penyakit infeksi yang sering terjadi dimasyarakat. Informasi- informasi tersebut tentunya sangat
bermanfaat dan menguntungkan bagi masyarakat sehingga mereka padat mengerti tentang pentingnya
mempertahankan status gizi optimal.

Anda mungkin juga menyukai