Anda di halaman 1dari 2

DBD Mengintai di Tengah Pandemi Covid-19

beritasatu.com/kesehatan/629237/dbd-mengintai-di-tengah-pandemi-covid19

Jayanty Nada Shofa / JNS Rabu, 6 Mei 2020 | 08:25 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Seluruh perhatian masyarakat kini tertuju pada virus corona
(Covid-19) yang telah menginfeksi 12.071 orang di Indonesia per Selasa (5/5/2020). Di
tengah kepanikan virus corona, ancaman demam berdarah dengue (DBD) terus
mengintai.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemkes) dilansir dari Medcom.id pada Selasa


(5/5/2020), penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti ini telah
menginfeksi 52.302 orang di Indonesia.

Jawa Barat kini menduduki provinsi dengan kasus terbanyak dengan 6.337 kasus. Angka
ini disusul oleh Bali dengan 6.050 kasus dan 5.010 pasien lainnya di Nusa Tenggara
Timur (NTT).

Hingga saat ini, DBD telah merenggut 322 nyawa tahun ini dengan angka kematian
tertinggi sebanyak 52 korban jiwa di NTT.

Disebutkan juga oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad
Yurianto, masyarakat harus tetap waspada terhadap ancaman DBD selama musim
pancaroba. Sebab, genangan air hujan dapat menjadi tempat nyamuk untuk
berkembang biak.

"Memasuki musim pancaroba, kita bisa mendapatkan gambaran peningkatan pasien


DBD. Oleh karena itu, bersama keluarga kita lakukan pemantauan jentik di rumah kita.
Bersama keluarga, kita jaga kebersihan. Karena kita pahami apabila infeksi DBD dan
Covid-19 terjadi secara bersamaan akan menyulitkan kita," ujarnya pada konferensi pers
Covid-19 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Untuk mengurangi risiko DBD selama berada di rumah, masyarakat dapat melakukan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus.

Langkah ini terdiri dari menguras tempat penyimpanan air kemudian menutupnya
secara rapat. Lalu, warga dihimbau untuk mendaur ulang barang bekas yang berpotensi
menjadi sarang nyamuk.

Masyarakat pun diharapkan menyertakan upaya pencegahan lainnya termasuk


menggunakan obat anti-nyamuk selama beraktivitas.

Salah satu obat anti-nyamuk yang dapat digunakan adalah spray dan lotion Soffell
dengan bahan aktif pengusir serangga DEET.

Produk keluaran Enesis Group ini memberikan dua tahap perlindungan bagi kulit.
1/2
Pertama, aroma Soffell menolak nyamuk agar nyamuk tidak ingin mendekat. Kedua,
Soffel mengeluarkan rasa yang tidak disukai nyamuk sehingga kulit terlindungi dari
gigitan.

Disebut, perlindungan ini akan bertahan hingga 8 jam setelah pemakaian. Lotion anti-
nyamuk Soffell ini pun turut melembabkan kulit tanpa rasa lengket.

Saat ini, ada Soffell Alamia dengan formula baru yang terbuat dari ekstrak daun
cymbopogon, sehingga lebih nyaman di kulit, tidak membuat kulit kering, tidak lengket di
kulit dengan aroma yang lembut (Yuzu Tea Fresh dan Mint Geranium). Produk ini bisa
didapatkan di modern market dan e-commerce.

Sumber: BeritaSatu.com

2/2

Anda mungkin juga menyukai