Anda di halaman 1dari 2

Fakta Demam Berdarah Dengue yang Penting Diketahui

rscarolus.or.id/article/fakta-dbd-yang-penting-diketahui

Demam Dengue dan demam berdarah Dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan
utama di dunia, termasuk Indonesia. Penyakit ini ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes
aegypti, dan biasanya terjadi di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2019, jumlah kasus demam
Dengue dan demam berdarah Dengue pada bulan Februari 2019 sebanyak 16.692 kasus
dengan 169 kasus meninggal dunia. Jumlah ini meningkat dibandingkan bulan
sebelumnya, yaitu sebanyak 13.683 kasus dengan 133 kasus meninggal dunia.

Gejala klinis demam Dengue berupa demam, ruam kulit, nyeri otot, dan nyeri sendi.
Demam Dengue dapat berubah menjadi kondisi yang mematikan, yakni DBD yang
disertai tanda-tanda kebocoran pembuluh darah, atau renjatan Dengue yang disertai
penurunan tekanan darah dan nadi yang cepat. Penanganan yang tidak tepat dan
terlambat dapat menimbulkan kematian.

Gejala

Penderita demam Dengue dapat mengalami gejala:

Demam mendadak tinggi selama 2-7 hari


Lemah dan lesu
Timbul bintik-bintik merah pada kulit
Badan terasa pegal dan ngilu

Gejala lebih lanjut yang dapat terjadi antara lain:

Pendarahan di hidung (mimisan)


Gusi berdarah
Buang air besar atau muntah disertai darah

Bila gejala bertambah berat, pasien menjadi gelisah, berkeringat, tangan dan kaki dingin,
nadi cepat dan lemah, kulit lembab.

Diagnosis

Demam Dengue dan DBD dapat didiagnosis dengan munculnya gejala-gejala seperti di
atas disertai hasil laboratorium yang sesuai. Beberapa tes laboratorium yang sering
digunakan adalah pemeriksaan darah dan antigen NS1.

Pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, pemeriksaan fisik, nadi, suhu, dan
pernafasan penting dalam menentukan derajat penyakit DBD. Tekanan darah yang
sangat rendah, nadi yang cepat dapat merupakan tanda-tanda renjatan pada infeksi
Dengue.

1/2
Pengobatan

Sampai saat ini, belum ada terapi spesifik untuk demam Dengue dan DBD. Terapi utama
yang diperlukan adalah pemberian cairan untuk menjaga kecukupan cairan sebagai
pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam dan muntah/diare,
seperti minum air cukup, oralit, air sirup, atau susu.

Waspadai tanda-tanda bahaya demam berdarah Dengue, meliputi perburukan keadaan


klinis, muntah menetap, nyeri perut hebat, lemas, gelisah, perdarahan, pucat, dingin,
telapak tangan dan kaki basah, produksi urin berkurang.

Obat paracetamol dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan menurunkan demam.
Obat-obatan seperti aspirin, diklofenak, dan ibuprofen harus dihindari, karena
berpotensi memicu perdarahan.

Jika diperlukan, cairan infus dapat diberikan, terutama jika pasien kesulitan konsumsi
makanan atau cairan secara oral.

Pencegahan

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Saat ini, vaksin Dengue sudah tersedia untuk
mencegah demam berdarah dengue dengan indikasi yang terbatas.

Kementerian Kesehatan menggalakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)


yang dianggap efektif dalam pengendalian nyamuk penyebab DBD. Beberapa
diantaranya adalah:

Program 3M (menguras, menutup dan mengubur).


Mengganti air di tempat-tempat yang tergenang seperti vas bunga, bawah
dispenser, tempat minum hewan minimal seminggu sekali.
Membersihkan saluran air yang tergenang di sekitar rumah.
Memelihara ikan cupang kini dianggap efektif dalam memakan jentik-jentik
nyamuk.
Menaburkan bubuk abate ke tempat penampungan air.
Fogging (pengasapan).
Menggunakan obat nyamuk.
Mengoleskan lotion anti nyamuk.
Menjaga kebersihan rumah.

Ketika gejala demam dengue sudah timbul atau ada orang yang terjangkit demam
berdarah Dengue di sekitar, segeralah periksakan kondisi anda ke dokter terdekat.

Sumber: https://www.sehatq.com/penyakit/demam-berdarah

2/2

Anda mungkin juga menyukai