Anda di halaman 1dari 12

Volume 13 No 1 September 2017

MASYARAKAT SAMIN DITINJAU DARI SEJARAH DAN NILAI-NILAI


PENDIDIKAN KARAKTER
Oleh:
V. Indah Sri P, M.Si dan Puji Lestari, M.Hum
Universitas Negeri Yogyakarta
Email: indahpinasti@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui faktor-faktor yang


menyebabkan Masyarakat Samin tetap bertahan pada nilai dan tradisinya, (2)
Mengetahui nilai-nilai dan tradisi apa yang merupakan kearifan lokal Suku Samin,
dan (3) Mengetahui nilai-nilai dan tradisi Masyarakat Samin ditinjau dari
pendidikan karakter. Dalam penelitian ini, tim peneliti menggunakan metode
penelitian etnografi. Adapun pengertian metode etnografi adalah metode yang
digunakan untuk mendeskripsikan hal-hal yang terkait dengan Masyarakat Samin
secara lebih mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ajaran Samin
dicetuskan oleh Samin Surosentiko pada tahun 1890 dan mudah diterima oleh
masyarakat Blora. Hal ini dikarenakan keadaan masyarakat Blora pada abad ke-19
sangat memprihatinkan. Disamping keadaan alam yang kurang berpotensi, juga
adanya tekanan dari pemerintah kolonial yang ditandai dengan masuknya sistem
ekonomi uang, serta tuntutan pajak yang tinggi. Perampasan tanah milik rakyat
yang dijadikan hutan jati milik negara dan masuknya budaya barat membuat
Masyarakat Samin memilih mengasingkan hidupnya dari tekanan hidup yang
berlainan dengan mereka.

Kata Kunci: Historisitas, Normativitas, Masyarakat Samin, Pendidikan


Karakter
ABSTRACT

This study aims to (1) to know factors are causing Samin communities
remain at the values and traditions, (2) to determine the values and traditions of
what is local wisdom Tribe Samin, and (3) to know the values and traditions
Samin communities in terms of character education. In this research, the research
team used ethnographic research methods. The ethnographic method is a method
used to describe things that are associated with Samin community in more depth.
The results showed that the teachings of Samin Samin triggered by Surosentiko in
1890 and readily accepted by society Blora. This is because the state of Blora
society in the 19th century is very alarming. Besides the natural conditions that
are less potentially, also pressure from the colonial government that is
characterized by the influx of money economic system, as well as the demands of
high taxes. Expropriation of land owned by the people who made teak forests
belonging to the state and the influx of Western culture makes Samin communities
chose to alienate her from the pressures of life are different from them.

Keywords: Historicity, normativity, Samin community, Character Education


Volume 13 No 1 September 2017

PENDAHULUAN lumbung desa dan menggembalakan


Indonesia merupakan negara ternaknya bersama ternak yang lain
yang kaya akan sumber daya alam dan (Widiyanto, 1983). Sehingga pada
keragaman budaya. Kebudayaan waktu itu masyarakat Samin dapat
tersebut meliputi seni sastra, seni diidentifikasikan sebagai masyarakat
musik, seni pahat, seni rupa, yang ingin membebaskan dirinya dari
pengetahuan, filsafat atau bagian-bagian ikatan tradisi besar yang dikuasai oleh
yang indah dari kehidupan masyarakat elit penguasa yaitu pemerintahan
(Abu Ahmadi, 1986: 83). Masyarakat kolonial.
Indonesia terdiri dari banyak suku Masyarakat Samin terkesan
bangsa baik yang sudah mengenal lugu, bahkan lugu yang amat sangat,
kebudayaan luar ataupun yang belum berbicara apa adanya, dan tidak
terjamah nilai-nilai kehidupannya. mengenal batas halus kasar dalam
Suku-suku bangsa yang mendiami berbahasa karena bagi mereka tindak-
Indonesia meskipun berbeda, namun tanduk orang jauh lebih penting
memiliki satu kesatuan yang tidak dapat daripada halusnya tutur kata. Kelompok
dipisahkan. Indonesia yang terdiri dari ini terbagi dua, yakni Jomblo-ito atau
berbagai bangsa berhasil disatukan Samin Lugu, dan Samin sangkak, yang
(Darmiyati Zuchdi, 2009: 23). Negara mempunyai sikap melawan dan
Indonesia sebagai wadah dan pemersatu pemberani. Kelompok ini mudah curiga
beragam suku bangsa yang pada pendatang dan suka membantah
membentang dari Sabang sampai dengan cara yang tidak masuk akal. Ini
Merauke. Khasanah budaya tersebut yang sering menjadi stereotip
yang seharusnya menjadi kebanggaan dikalangan masyarakat Bojonegoro dan
bagi bangsa Indonesia di mata dunia Blora.
secara umum. Samin menamakan diri mereka
Salah satu suku yang ada di Sedulur Sikep dilatar-belakangi
wilayah Indonesia adalah Suku Samin. beberapa pertimbangan. Adapun
Pada bahasan selanjutnya, peneliti pertimbangan tersebut diantaranya
menyebut Suku Samin dengan karena mendapat tekanan dari
Masyarakat Samin. Hal ini dirasa lebih penjajahan Belanda, dipimpin oleh
tepat untuk menggambarkan kehidupan seorang petani yang bernama Samin
sosial dan budayanya. Pembawa ajaran Surosentiko (Raden Kohar). Raden
Samin pada Masyarakat Samin adalah Kohar semula adalah pujangga Jawa
Samin Surosentiko. Samin Surosentiko pesisiran pasca Ronggowarsito dengan
di usianya yang 31 tahun pada tahun menyamar sebagai petani untuk
1890 mulai menyebarkan ajarannya menghimpun kekuatan melawan
kepada orang-orang sedesanya. Belanda (Moh Rosyid, 2008: 5). Pada
Ajarannya mendapat tanggapan baik, tahun 1890 mengembangkan ajaran
dan segera memikat orang banyak dari Samin di Desa Klopodhuwur, Blora,
desa-desa sekitarnya. Semula ajaran itu Jawa Tengah dan pada tahun 1905
tidak serta merta menarik minat karena banyaknya pengikut, mereka
pemerintah dan tidak juga mengadakan perlawanan terhadap
menimbulkan persoalan bagi Belanda.
pemerintahan kolonial. Namun sekitar Mengasingkan diri dari
tahun 1905 terjadi perubahan, karena kehidupan masyarakat pada umumnya
para pengikut Samin mulai menarik diri merupakan bentuk penolakan
dari kehidupan umum di desanya, Masyarakat Samin terhadap
menolak memberikan sumbangan pada pendudukan Belanda. Penjajahan
Volume 13 No 1 September 2017

Belanda yang memakan waktu sangat nilai yang dimiliki Masyarakat Samin
lama semakin melunturkan nilai dan dalam perspektif pendidikan karakter.
tradisi masyarakat dan membuat bangsa Pandangan yang menganggap bahwa
Indonesia terpaksa harus menelan kebudayaan dan masyarakat suku-suku
mentah-mentah apa yang dianut oleh bangsa yang dideskripsi dalam
kolonial sebagai penguasanya. Oleh etnografi adalah kebudayaan
karena itu, Masyarakat Samin berusaha masyarakat yang sederhana dan primitif
untuk tetap menjaga dan melestarikan (Koentjaraningrat, 1987: 57). Oleh
nilai-nilainya meski harus terisolasi dari sebab itu, penelitian etnografi dirasa
kehidupan luar. paling sesuai untuk digunakan karena
Masyarakat Samin pada bertujuan mendeskripsikan suatu
perkembangannya menjadi masyarakat kebudayaan. Tujuan utama penelitian
yang terpencil dan jauh dari sentuhan etnografi adalah memahami suatu
pendidikan dan teknologi. Akibat pandangan hidup dari sudut pandang
terlalu kuatnya mempertahankan nilai penduduk asli (Spradley, 1997: 3). Inti
dan tradisi, Masyarakat Samin justru dari etnografi adalah upaya
mengalami ketertingalan. Namun, memperhatikan makna tindakan dari
dibalik ketertinggalan tersebut, kejadian yang menimpa orang yang
Masyarakat Samin memiliki nilai dan ingin dipahami.
norma luhur yang menjadi citra budaya Penelitian etnografi memiliki
bangsa Indonesia. Nilai dan norma yang tahapan yang berbeda dengan penelitian
luhur tersebut sejalan dengan sosial. Tahapan-tahapan dalam
pendidikan karakter yang diwacanakan penelitian etnografi, meliputi memilih
oleh dunia pendidikan Indonesia dalam masalah, mengumpulkan data
rangka memperkokoh kepribadian kebudayaan, menganalisis data
bangsa. Inilah hal yang menarik bagi kebudayaan, memformulasikan
penulis untuk melakukan kajian lebih hipotesis etnografis, dan menulis
dalam mengenai nilai dan norma etnografi (Spradley, 1997: 119).
Masyarakat Samin dalam perspektif Adapun uraian mengenai tahapan-
pendidikan karakter. tahapan dalam penelitian etnografi
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
adalah: (1) Mengetahui faktor-faktor 1. Memilih masalah
apa yang menyebabkan Masyarakat Pada tahap pertama ini peneliti
Samin tetap bertahan pada nilai dan menentukan masalah yang akan
tradisinya, (2) Mengetahui nilai-nilai diteliti. Permasalahan tersebut
dan tradisi apa yang merupakan didasarkan pada suatu teori
kearifan lokal Masyarakat Samin, (3) kebudayaan umum yang memiliki
Mengetahui nilai-nilai dan tradisi banyak kemiripan dengan
Masyarakat Samin ditinjau dari interaksionisme simbolik. Seperti
pendidikan karakter. telah dibahas sebelumnya, bahwa
etnografi menggambarkan suatu
METODE PENELITIAN kelompok budaya dengan
Penelitian yang berjudul “Kajian mengekloprasi kepercayaan, bahasa
Historisitas dan Normativitas dan perilaku (etnografi realis),
Masyarakat Samin di Blora dalam mengkritisi isu-isu mengenai
Perspektif Pendidikan Karakter” kekuasaan, dan perlawanan atau
menggunakan penelitian etnografi. Hal dominasi. Dalam penelitian ini,
tersebut dikarenakan penelitian ini masalah yang dikaji adalah nilai-
cenderung mengkaji seluk-beluk nilai- nilai yang dimiliki Masyarakat
Volume 13 No 1 September 2017

Samin dalam perspektif pendidikan berbatasan dengan Jawa Timur.


karakter. Kabupaten Blora diapit oleh
2. Mengumpulkan data kebudayaan Pegunungan Kapur Utara dan
Pada tahap ini, peneliti mulai Pegunungan Kendeng di selatan.
mengajukan pertanyaan-pertanyaan Wilayah administrasi Blora terdiri
deskriptif dengan melakukan dari 295 desa dalam kecamatan
observasi umum, dan mencatat hasil dengan luas wilayah 269.347, 954
tersebut dalam catatan lapangan. Hektar. Secara geografis sekitar
Dalam penelitian ini, data yang 43% daerahnya berupa hutan jati.
terkumpul merupakan hasil Wilayah Blora bagian utara
observasi lapangan melalui berbatasan dengan Rembang,
wawancara, dokumentasi, dan bagian selatan berbatasan dengan
pencarian literatur. Ngawi, bagian timur berbatasan
3. Menganalisis data kebudayaan dengan Bojonegoro, bagian barat
Setelah data lapangan dengan Kabupaten Grobogan.
terkumpul, tahap selanjutnya yang Secara astronomis, Blora terletak
dilakukan adalah menganalisis. diantara 110’50’’ Bujur Timur dan
Analisis ini meliputi pemeriksaan 7’20’’ Lintang Selatan.
ulang catatan lapangan untuk Berdasarkan cerita rakyat yang
mencari simbol-simbol budaya berkembang, asal mula kata Blora
terkait Masyarakat Samin dalam berasal dari kata Belor yang berarti
perspektif pendidikan karakter. lumpur. Kemudian berkembang
4. Memformulasikan hipotesis menjadi mbeloran yang akhirnya
etnografis hingga kini terkenal dengan
Hipotesis yang dikemukakan sebutan Blora. Meskipun bukan
oleh peneliti bersumber dari termasuk menjadi jalur utama
permasalahan budaya yang diteliti. perlintasan transportasi darat
Hipotesis tersebut adalah hipotesis antarkota dan antarprovinsi, seperti
etnografis yang harus diformulasikan Kabupaten Rembang, potensi
setelah mengumpulkan data awal. alamnya cukup melimpah, seperti
Hipotesis etnografi ini mengusulkan hutan jati dan minyak bumi.
hubungan yang harus diuji dengan Kabupaten Blora terdapat wilayah
cara mengecek hal-hal yang yang memiliki ketinggian terendah
diketahui oleh informan. 30-280 ketinggian dari permukaan
5. Menulis etnografi laut dan tetinggi 500 dpl, yang
Tahap ini adalah tahapan diapit oleh Pegunungan Kendeng
terakhir yang dilakukan dalam Utara dan Selatan memiliki areal
penelitian etnografi. Peneliti hutan jati yang cukup luas karena
menuliskan data yang telah dianalisis mencapai 79.559.749 hektare atau
dalam laporan penelitian sesuai 43,70 persen dari total luas daerah
dengan sistematika yang berlaku. (dikutip dari
http://jatengprov.go.id/id/profil/kab
HASIL PENELITIAN DAN upaten-blora).
PEMBAHASAN Sebelum terjadinya penjarahan
1. Blora Secara Umum hutan jati, Kabupaten Blora
Kabupaten Blora merupakan memiliki hutan terluas dan
salah satu kabupaten di Provinsi merupakan komoditi
Jawa Tengah yang terletak di unggulan,disusul lahan sawah
daerah pegunungan kapur yang seluas 46.186,99 hektare dan lahan
Volume 13 No 1 September 2017

tegalan (kering) seluas 26.315,34 selain adanya penyerapan tenaga


hektare. Kabupaten Blora terdiri kerja baru. Pembangunan pabrik
dari 4 wilayah kerja pembantu gula di Blora juga bisa mendukung
bupati, 14 kecamatan, 271 desa, terealisasinya program Jateng
dan 24 kelurahan. Tanah di Blora swasembada gula pada 2014 seperti
merupakan perbukitan yang terdiri yang dicanangkan Pemerintah
dari hutan jati dan tegalan. Kondisi Pusat. Sebagai salah satu daerah
tanahnya di sepanjang daerah lumbung padi di Jateng, tentunya
perbukitan mengandung pasir kemajuan Blora masih bisa
kuarsa yang cocok untuk bahan ditingkatkan lewat pola bercocok
semen. Hal ini menyebabkan lahan tanam yang lebih modern dalam
untuk pertanian sangat terbatas. menghasilkan padi yang
Pola penggunaan tanahnya adalah berkualitas dan produktifitas yang
24,48% tanah sawah, 1,5% irigasi semakin meningkat, meskipun
teknis, 29,99% tanah kering, 0,56% persoalan air untuk irigasi
tanah perkebunan, 43,47% tanah pertanian masih menjadi kendala.
hutan. Hutan jati memegang Potensi lain di bidang pertanian
peranan penting bagi kehidupan yang dimiliki kota ini, juga tak
rakyat, tetapi rakyat yang sudah kalah dengan daerah lain, seperti
mempunyai ketrampilan bertani komoditas tanaman pangan yang
mustahil akan kembali hidup potensial dikembangkan menjadi
dengan mengumpulkan makanan sebuah usaha agribisnis unggulan
dan meramu. di Kabupaten Blora adalah
Mata pencaharian penduduk komoditas jagung. Sedangkan
Blora adalah petani, pedagang, komoditas tanaman yang bisa
pegawai negeri, dan buruh swasta dikebangkan menjadi unggulan,
yang hidup di kota. Meskipun yakni tanaman waluh (labu merah)
memiliki keunggulan dalam hal karena bisa dimanfaatkan sebagai
produksi kayu jati maupun wilayah salah satu bahan pembuat makanan
penghasil minyak, akan tetapi khas Kota Blora, seperti egg roll
bangunan rumah penduduknya waluh, stik waluh, dan brownis
masih kalah dibanding kabupaten kering, serta makanan ringan lain
tetangga. Hadirnya pabrik gula berbentuk kue yang menggunakan
baru yang ada di Kecamatan bahan baku buah waluh.
Todanan, diharapkan bisa Berkembangnya industri rumahan
mengangkat tingkat kesejahteraan yang membuat aneka kue yang
masyarakat Kabupaten Blora, menggunakan bahan baku waluh,
terutama masyarakat sekitar yang mendorong masyarakat di Blora,
mayoritas memanfaatkan lahan terutama di Kecamatan Cepu untuk
pertanian sebagai salah satu sumber berlomba-lomba menanam di
penghidupan. pekarangan, mengingat waluh
Kehadiran pabrik gula, tentunya merupakan tanaman yang produktif
mendorong para petani setempat dan mudah tumbuh, serta memiliki
untuk menanam tanaman tebu, kandungan salah satu provitamin A
menyusul hasilnya bisa dijual dan juga sebagai antioksidan.
kepada pabrik terdekat. Selain itu, Harga waluh di wilayah Cepu,
keberadaan pabrik tersebut juga kini terdongkrak naik, menyusul
diprediksi bisa menumbuhkan tingginya permintaan untuk
perekonomian masyarakat sekitar, dijadikan bahan pembuat aneka
Volume 13 No 1 September 2017

kue, yang kini mulai dikenal bernama Raden Surowijaya atau


sebagai makanan khas Blora. lebih dikenal dengan Samin Sepuh.
Waluh tersebut, juga masih Nama Samin Surosentiko yang asli
dikembangkan di daerah lain, adalah Raden Kohar. Nama ini
sehingga bisa menjadi salah satu kemudian dirubah menjadi Samin,
kebanggan masyarakat Blora yaitu sebuah nama yang bernafas
karena memiliki makanan khas kerakyatan. Samin Surosentiko
yang bisa dijadikan oleh-oleh para masih mempunyai pertalian darah
wisatawan atau masyarakat luar dengan Kyai Keti di Rajegwesi,
kota yang kebetulan singgah di Bojonegoro dan juga masih
Blora. Potensi Blora di bidang bertalian darah dengan Pengeran
pariwisata juga cukup menarik Kusumoningayu yang berkuasa di
untuk dikunjungi, karena beberapa daerah Kabupaten Sumoroto (kini
objek wisata yang ada memiliki menjadi daerah kecil di Kabupaten
nilai sejarah cukup tinggi, seperti Tulungagung) pada tahun 1802-
Makam Srikandi Aceh, Poucut 1826 (dikutip dari
Meurah Intan, Abdul Kohar yang http://wongsamins.weebly.com/seja
merupakan penyebar agama Islam rah-samin.html).
di wilayah Blora yang juga masih Ajaran Samin mempunyai
saudara kandung Abdullah tujuan untuk membentuk manusia
Muttamaqin (Pati), Sunan Pojok, Jawata atau manusia yang
serta Maling Gentiri yang dijuluki sempurna. Untuk menjadi manusia
sebagai ratu adil karena suka yang sempurna terlebih dahulu
menolong rakyat kecil yang sedang harus menjadi orang sikep. Sikep
kesusahan juga diartikan sebagai sikap atau
Selain itu, masih ada makam Jati perbuatan yang harus sesuai
Kusumo dan Jati Swara yang dengan kata-kata yang diucapkan.
merupakan dua bersaudara putra Hal-hal yang tercermin dalam
dari Sultan Pajang yang suka ajarannya yaitu:
mengembara dan menyebarkan a. Jujur marang awake dhewe,
Agama Islam. Dari kedua tokoh artinya jujur pada diri sendiri
tersebut, Blora memiliki wayang (tidak berbohong).
krucil yang terbuat dari kayu b. Sing dititeni wong iku rak unine,
dengan usia yang mencapai ratusan artinya yang dipercaya orang itu
tahun yang lalu. Hingga kini, adalah ucapannya.
wayang krucil peninggalan c. Sing perlu rak isine dudu
Kusumo dan Jati Swara masih njabane, artinya yang terpenting
tersimpan di rumah salah satu adalah batin seseorang bukan
tokoh setempat. Sejumlah objek lahirnya saja.
wisata bersejarah lainnya juga Sebelum menjadi manusia yang
masih bisa ditemukan di Blora, sempurna juga harus memiliki
seperti makam khusus Bupati Blora watak atau kepribadian yang luhur.
maupun objek wisata alam untuk Karena orang yang berbudi luhur
refresing keluarga. akan menyinarkan kehadiran Allah
2. Ajaran Samin Secara Umum dalam manusia kepada
Samin Surosentiko lahir pada lingkungannya. Berbudi luhur
tahun 1859, di Desa Ploso sekaligus memuat sikap yang
Kedhiren, Randublatung paling terpuji terhadap sesamanya.
Kabupaten Blora. Ayahnya Budi luhur merupakan kebalikan
Volume 13 No 1 September 2017

dari semua sifat yang tidak terpuji, Falsafah ini tidak berbeda dengan
seperti kebiasaan untuk becik ketitik ala ketara, artinya
mencampuri urusan orang lain, suatu tindakan yang baik akan
budi yang rendah (drengki), iri hati berakibat baik dan berbuat buruk
(srei), suka main intrik (jail), dan akan berakibat buruk pula. Ajaran
sering berlaku kekasaran Samin percaya akan adanya
(methakil). Budi luhur berarti reinkarnasi, yaitu penjelmaan
mempunyai perasaan tepat manusia kembali sesudah mati atau
mengenai cara bersikap terhadap pokok persoalan Sangkan paran.
orang lain, apa yang bisa dan apa Jika semasa hidupnya berbuat
yang tidak bisa dilakukan dan kebaikan, maka orang yang
dikatakan. Karena justru cara meninggal akan menitis pada
bagaimana sesuatu itu dikatakan binatang. Ajaran Samin
atau dilakukan itulah yang mengarahkan pada kejujuran, dan
menentukan (Magnis Suseno, kesabaran. Sabar dan tawakal
1988: 144). merupakan senjata yang ampuh
Ajaran Samin merupakan ajaran dalam menghadapi malapetaka.
lelakon tentang kehidupan manusia Orang harus bisa menguasai dan
di dunia untuk selalu hidup dengan menahan hawa nafsu serta
baik, gotong royong, saling menunjukkan kesabaran (Ariani
membantu sesama. Dalam ajaran Soekarno, 1968: 44).
itu juga disebutkan adanya ajaran Ajaran Samin mengandung
milik bersama. Karena adanya falsafah perkawinan manusia
prinsip untuk selalu bersama-sama bahwa perkawinan bukan sekedar
dalam kehidupan bermasyarakat, bertemunya laki-laki dan
sehingga orang yang menganut perempuan dalam kehidupan
ajaran tersebut dinamakan Samin. mikrokosmos, akan tetapi lebih
Jadi, timbulnya sebutan itu berasal dari hubungan senggama saja yaitu
dari kata sami-sami atau sama- juga adanya anjuran agar
sama, berarti bahwa manusia perkawinan itu merupakan alat
berasal dari dzat yang sama. Oleh untuk meraih keluhuran budi yang
karena itu, manusia memiliki hak dapat membuahkan atmaja tama
dan derajat yang sama di dalam atau anak yang mulia. Ajaran
segala kehidupan, baik dalam Samin memiliki nilai-nilai
bidang sosial maupun bidang kemanusiaan yang tinggi,
pemerintahan (Poer Adhi P, 1991: khususnya tentang nilai kebenaran
4). dan nilai keadilan. Berkat peranan
Ajaran Samin mempercayai Samin Surosentiko, ajaran Samin
adanya hukum karma. Karma tersebut dapat berkembang menjadi
berasal dari bahasa Sanskerta “kr” gerakan rakyat.
yang artinya berbuat, jadi dalam 3. Peranan Samin Surosentiko
konteks ini semua perbuatan adalah Samin merupakan putra dari
karma. Semua orang menerima Raden Suryowijoyo. Nama asli
akibat dari hasil perbuatannya. Samin adalah Raden Kohar yang
Sesuai dengan falsafah orang masih mempunyai pertalian dengan
Samin bahwa wong iku bakal Kyai Keti di Rajegwesi,
ngunduh wohing pakarti, artinya Bojonegoro. Raden Kohar juga
orang yang menanam kebaikan dia masih mempunyai pertalian darah
akan memetik hasil kejahatannya. dengan Pangeran Kusumawinahyu
Volume 13 No 1 September 2017

atau Raden Mas Adipati keluarga Samin Surosentiko pada


Brotodiningrat yang memerintah suatu saat mengalami cobaan,
Kabupaten Sumoroto, untuk menyelesaikan permasalahan
Tulungagung. Sebenarnya, sejak dan terdorong oleh kondisi
kecil Raden Kohar sudah masyarakat sekitarnya yang penuh
dipengaruhi oleh pandangan- dengan penderitaan, Samin
pandangan figuratif pewayangan Surosentiko kemudian pergi
yang mengagumkan tapa brata, bertapa. Setelah kurang lebih 3
gemar prihatin, suka mengalah dan bulan bertapa, Samin Surosentiko
mencintai keadilan. Rupanya ia kembali di Tanduran dan mengaku
terpukul melihat realitas telah mendapat wasiyat tersebut.
sekelilingnya bahwa rakyat terjajah Samin Surosentiko juga mengaku
tidak dapat bergerak bebas karena telah mendapat Jimat Kalimasodo,
menemui kebuntuan dan yang merupakan warisan dari
kebingungan. Pandawa. Ada sumber yang
Dari ayahnya Raden Kohar mengatakan bahwa kitab
belajar tentang kenyataan politik Kalimasodo tersebut telah
anak jajahan. Ayahnya yang dirampas oleh Belanda dari Samin
keturunan ningrat tidak tertarik ketika ditangkap.
pada bidang pemerintahan tetapi Setelah menerima ajaran yang
lebih tertarik pada dunia mistik. diilhami oleh wangsit yang
Kekecewaan yang mendalam diterima, Samin Surosentiko
membawa ayahnya ke gelanggang menyebarkan ajaran Samin kepada
perjudian dan menjadi bromocorah, masyarakat sekitar dengan dibantu
yang sering merampok, dari hasil istrinya. Ajaran yang disampaikan
rampokan tersebut digunakan tersebut mendapat tempat di hati
untuk membiayai pembangunan masyarakat sekitarnya. Sejak saat
unit terkecil masyarakat yang itu, Samin Surosentiko menjadi
disebut Tiyang sami-sami, jadi panutan dan teladan, maka orang
nama Samin itu telah dikenal yang mengikuti ajarannya
masyarakat sejak tahun 1840, menganggap Samin Surosentiko
ketika Surowijoyo menghimpun sebagai guru dan pemimpin.
kelompok berandalan di Rajegwesi. Pemimpin ajaran Samin
Surowijoyo kemudian hilang tidak diklaimkan kepada Samin
tentu rimbanya. Surosentiko karena dia sebagai
Pada usia 19 tahun Raden Kohar pendiri sekaligus sebagai pencetus
berganti nama menjadi Samin ide ajaran. Berkat
Surosentiko. Ia kemudian menikah kepemimpinannya itu, ajaran
dengan Yongnyah dan menetap di Samin kemudian berkembang
Tanduran. Hingga berusia 30 tahun menjadi gerakan rakyat. Samin
Samin Surosentiko belum Surosentiko mendapat predikat
dikaruniai anak. Kehidupan sehari- sebagai pemimpin gerakan, karena
hari Samin Surosentiko mempunyai status sosial yang
mengandalkan pertanian dari hasil tinggi, sedangkan pada masa itu,
sawahnya. Samin Surosentiko status sosial identik dengan
bukan tergolong sebagai petani kekuasaan dan kharisma.
miskin. Dia memiliki sawah 3 bau, Sudah menjadi tradisi dalam
1 bau ladang dan enam ekor sapi masyarakat tradisional bahwa
(Suripan Sadi, 1985:4). Kehidupan pemimpin harus mempunyai
Volume 13 No 1 September 2017

kharisma yang tinggi dan yang menjelaskan bahwa wong


kelebihan-kelebihan yang lain, sikep kukuh karepe, yang berarti
terutama kelebihan secara phisik di bahwa Masyarakat Samin keras
hadapan para pengikutnya. Untuk kemauannya, dalam arti niat dan
memenuhi syarat ini seorang pendapatnya.
pemimpin harus benar-benar Pada tahun 1905 Samin
mempunyai kemampuan yang Surosentiko menghentikan
nyata dan dapat diterima oleh membayar pajak. Karena
pengikutnya. Kemudian diperkuat membayar pajak bukan merupakan
dengan cerita gaib atau mitos suatu kewajiban tetapi bersifat
sebagai penguat legitimasinya. sukarela. Tindakan
Kharisma pemimpin tradisional pembangkangan yang dilakukan
juga tergantung pada kekuatan Samin Surosentiko mengundang
mereka dalam membangkitkan reaksi dari petugas kontrolir
dongeng-dongeng dalam arti daya Belanda. Pada tahun 1907, setelah
tarik yang seluas-luasnya. Juga diperiksa Bupati Rembang, Samin
dalam mempertahankan Surosentiko kemudian diasingkan
penyamaan diri mereka dan di luar Jawa. Samin Surosentiko
tindakannya, tingkah lakunya meninggal di Padang pada tahun
dengan tokoh-tokoh dalam cerita 1914 (Paulus Widiyanto, 1983: 61).
dongeng (Sartono Kartodirdjo, 4. Historisitas Gerakan Samin
1984:176). Perilaku sehari-hari Selama periode kolonial
harus dapat menjadi tauladan para bermunculan gerakan protes di
pengikutnya, baik perilaku positif Jawa, bentuk gerakan protes
atau negatif, dalam hal ini pengikut tersebut bermacam-macam di
harus mempunyai fanatisme berbagai daerah. Permasalahan
terhadap pemimpin. tanah komunal dan tanah hutan
Samin Surosentiko pada pada periode akhir abad ke 19 dan
dasarnya sudah menonjol diantara awal abad ke 20 memegang
masyarakat sekitar. Ia merupakan peranan penting dalam mendorong
sosok yang pemberani dan dikenal timbulnya gerakan protes petani.
oleh aparat pemerintah. Samin Masalah tersebut merupakan
Surosentiko juga memiliki kenyataan akan adanya krisis
kharisma murni sebagai pemimpin akibat dominasi bangsa Barat
ajaran karena Samin Surosentiko dalam kehidupan politik, ekonomi,
juga mendapat legitimasi menurut dan sosial yang terjadi di Blora.
adat istiadat tradisi masyarakat Lahirnya ajaran Samin mendapat
Setempat. Jadi, dapat disimpulkan sambutan dari rakyat yang
bahwa kepemimpinan Samin kemudian dijadikan wadah kolektif
Surosentiko terdapat faktor untuk menyalurkan rasa frustasi
popularitas. Disisi lain, mereka terhadap perubahan yang
kepemimpinan Samin Surosentiko diterima dan telah menggeser
memiliki unsur wewenang. Hal ini budaya Jawa. Ajaran Samin
dikarenakan Samin mempunyai akhirnya dapat berkembang
sifat dan tingkah laku yang dapat menjadi sebuah gerakan sosial pada
dihubungkan dengan kekuatan masa kolonial di Blora.
supranatural. Samin Surosentiko Tahun 1890 Samin Surosentiko
juga memiliki pribadi yang keras. memperhatikan keadaan
Hal ini diketahui dari ajaran Samin masyarakat sekitarnya hidup dalam
Volume 13 No 1 September 2017

kesulitan dan kekurangan yang Adanya ceramah-ceramah


berkepanjangan. Maka, ia tersebut oleh kalangan Pangreh
berkeinginan untuk mendapat Praja dianggap amat
petunjuk dari Tuhan dengan jalan membahayakan ketentraman
bertapa. Selama bertapa, Samin umum. Tetapi pada masa liberal,
Surosentiko mendapat wahyu yang pemerintah Belanda belum begitu
berisi bahwa apabila hendak memperhatikan dan tertarik pada
memberikan pertolongan kepada ajaran Samin. Sebab, ajaran
orang-orang yang mengalami tersebut masih dianggap sebagai
kesulitan dan kekurangan ajaran kebatinan atau agama baru
hendaknya membentuk suatu yang tidak mengganggu keamanan.
perkumpulan. Dalam perkumpulan Sementara itu, di negeri Belanda
tersebut, orang yang hadir diberi sendiri disibukkan dengan masalah
pertunjuk tentang hak dan dalam negeri yakni keterlibatannya
kewajiban manusia hidup. Dalam dalam Perang Pasifik.
waktu 10 tahun perkumpulan Sampai tahun 1903, penyebaran
tersebut mendapat simpati dari ajaran Samin masih terbatas di
warga masyarakat sekitarnya. wilayah sekitar daerah Kabupaten
Mereka datang dari Desa Blora. Hal ini terbukti adanya
Klopoduwur, Sambongrejo, dan laporan Residen Rembang pada
beberapa desa di daerah Blora bulan Januari 1903 yang pada
untuk berguru tentang ajaran Samin waktu itu membawahi Blora. Dia
sebagai pengobat rasa frustasi. melaporkan bahwa di Blora
Keadaan tersebut disebabkan terdapat 772 orang Samin yang
pelaksanaan politik kolonial liberal tersebar di 34 desa di Blora selatan
yang telah merampas hak mereka, wilayah bagian yang
khususnya tanah Jawa. menghubungkan Blora dengan
Sebagai pendekatan massal, wilayah Bojonegoro. Laporan
metode yang dipakai adalah dengan tersebut menunjukkan bahwa
ceramah umum yang dilaksanakan perkembangan gerakan Samin
di balai desa, tanah lapang. tidak begitu pesat. Selain
Ceramah merupakan cara yang memberikan ceramahnya di
digunakan oleh Samin Surosentiko lapangan, Samin Surosentiko hanya
untuk menyampaikan ajaran yang memberikan dan menyebarkan
telah diterimanya. Ajaran tersebut ajaran pada murid-murid yang
memuat ide tentang Kerajaan berdatangan di rumahnya.
Amartaputra dengan Prabu Dalam masa setelah tahun 1903,
Dharmokusuma alias Puntadewa, gerakan Samin mulai menunjukkan
Raja titisan Bathara Dharma yang corak dan sifatnya. Pada tahun
terkenal sebagai dewa keadilan. 1905 pengikut Samin mulai
Keadilan Prabu Puntadewa ini meninggalkan adat istiadat
didengung-dengungkan untuk pedesaan. Mereka mulai menolak
meraih simpati dan empati. Isi untuk memberikan setoran padi di
ceramah-ceramah yang lumbung desa, mulai
disampaikan oleh Samin membangkang untuk membayar
Surosentiko adalah tentang pajak tetapi tetap membantu secara
kebaikan, yakni sikap hidup yang sukarela, dan menolak untuk
tenang, teduh, mandiri, dan mengandangkan sapi dan kerbau
pengabdian diri. mereka di kandang umum bersama
Volume 13 No 1 September 2017

orang-orang desa lainnya yang tersebut tercermin dalam tiga hal


bukan Masyarakat Samin. Sikap yakni: Jujur marang awake dhewe,
yang demikian itu sangat artinya jujur pada diri sendiri (tidak
membingungkan dan berbohong), Sing dititeni wong iku
menjengkelkan para pamong desa. rak unine, artinya yang dipercaya
Sikap tersebut dipelopori oleh orang itu adalah ucapannya, dan
Samin Surosentiko. Namun, Sing perlu rak isine dudu njabane,
sebenarnya Samin Surosentiko artinya yang terpenting adalah batin
sendiri tidak menganjurkan seseorang bukan lahirnya saja.
pengikutnya untuk melakukan atau
menirukan hal yang demikian. UCAPAN TERIMA KASIH
Pada tahun 1906 ajaran Samin Penulis mengucapkan terima
menyebar ke wilayah bagian kasih kepada berbagai pihak yang telah
selatan Rembang yang disebarkan membantu terlaksananya penelitian ini.
oleh Surokamidin (menantu) dan Tak lupa, penulis juga menyampaikan
Karsiyah (anak Samin ucapan terima kasih kepada dewan
Surosentiko). redaksi Jurnal Istoria terbitan
Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu
PENUTUP Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
1. Masyarakat Samin adalah salah satu atas kesempatan yang diberikan
kelompok masyarakat yang masih sehingga tulisan ini dapat
terbelakang, namun memiliki nilai- dipublikasikan pada edisi September
nilai dan norma yang relevan dengan 2017.
pendidikan karakter. Ajaran Samin
dicetuskan oleh Samin Surosentiko DAFTAR PUSTAKA
pada tahun 1890 dan mudah diterima Abu Ahmadi. (1986). Antropologi
oleh masyarakat Blora. Hal ini Budaya: Mengenal
dikarenakan keadaan masyarakat Kebudayaan dan Suku-Suku
Blora pada abad ke-19 sangat Bangsa di Indonesia.
memprihatinkan. Disamping Surabaya: CV. Pelangi.
keadaan alam yang kurang Ariani Soekarno. (1968). Masyarakat
berpotensi, juga adanya tekanan dari Samin. Yogyakarta: UGM
pemerintah kolonial yang ditandai Press.
dengan masuknya sistem ekonomi
uang, serta tuntutan pajak yang Darmiyati Zuchdi. (2009). Pendidikan
tinggi. Perampasan tanah milik Karakter: Grand Design dan
rakyat yang dijadikan hutan jati Nilai-Nilai Target.
milik negara dan masuknya budaya Yogyakarta: UNY Press.
barat membuat Masyarakat Samin Departemen Pendidikan dan
memilih mengasingkan hidupnya Kebudayaan. (TT). Peta Suku
dari tekanan hidup yang berlainan Bangsa di Indonesia. Jakarta:
dengan mereka. Terdesaknya nilai- Direktorat Jenderal
nilai dalam masyarakat membuat Kebudayaan Direktorat
warga masyarakat tersentuh oleh Sejarah dan Nilai Tradisional.
ajaran Samin yang mengalihkan Frans Magnis Suseno. (1988). Etika
orientasi hidup pada dunia Jawa. Jakarta: Gramedia.
kebatinan. Joko Subagyo. (1991). Metode
2. Inti dari ajaran Samin adalah Penelitian. Jakarta: Rineka
perilaku yang baik, adapun perilaku Cipta.
Volume 13 No 1 September 2017

Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Pendidikan dan Kebudayaan


Kabupaten Blora. (2007). RI.
Kearifan Lokal di Lingkungan
Masyarakat Samin Kabupaten Sartono Kartodirdjo. (1984). Ratu Adil.
Blora Jawa Tengah. Jakarta: Sinar Harapan.
Koentjaraningrat. (1987). Sejarah Teori
Antropologi I. Jakarta: Spradley, James P. (1997). Metode
Universitas Indonesia Press. Etnografi. Yogyakarta: PT
Kun Setyaning Astuti. (2011). “Strategi Tiara Wacana.
Pengembangan Karakter Anak Stanturf, John A, dkk. (2012). A Goal-
Usia Dini Melalui Seni Oriented Approach to Forest
Musik”. Karakter Sebagai Landscape Restoration. New
Saripati Tumbuh Kembang York: Springer Dondrecht
Anak Usia Dini. Yogyakarta: Heidelberg.
Inti Media dan Pusat Studi Usman Pelly dan Asih Menanti. (1994).
PAUD UNY Teori-Teori Sosial Budaya.
Moh Rosyid. (2008). Samin Kudus: Jakarta: Dikjen Dikti
Bersahaja di Tengah Departemen Pendidikan dan
Asketisme Lokal. Yogyakarta: Kebudayaan.
Pustaka Pelajar. http://jatengprov.go.id/id/profil/kabupat
M Junus Melalatoa. (1995). Ensiklopedi en-blora
Suku Bangsa di Indonesia. http://wong
Jakarta: Departemen
samins.weebly.com/sejarah-samin.html

Anda mungkin juga menyukai