Soalan 4, 5 dan 6
a. Ekspresi
Fungsi umum percakapan adalah ekspresi diri dimana satu orang atau lebih yang
berbicara dapat mengekspresikan ide, perasaan, perilaku, atau suasana hati.
Ekspresi dapat menjadi hal yang sangat penting sewaktu melakukan wawancara.
Pewawancara dapat mendorong ekspresi diri untuk mencapai tujuan pengumpulan
informasi.
b. Persuasi
Persuasi merupakan usaha untuk menyakinkan orang lain dan persuasi ini dapat
menjadi efektif pada saat wawancara dan sering digunakan untuk menyakinkan
responden mengenali legitimasi dari proses wawancara.
c. Terapi
Terapi merupakan cara untuk membuat seseorang merasa diri mereka lebih baik dari
orang lain dan hal ini merupakan salah satu dari fungsi dalam komunikasi yang
efektif. Peluapan emosi disebut katarsis. Hal ini sangat dianjurkan ketiaka melakukan
wawancara psikiatris.
d. Budaya
Beberapa aspek percakapan merupakan budaya yang berarti ekspresi kultural yang
tidak memiliki signifikansi selain mempertahankan hubungan antar personal yang
baik.
e. Pertukaran Informasi
Pertukan informasi merupakan tujuan utama wawancara. Kata pertukaran itu sendiri
mengingatkan kita bahwa aliran informasi dalam wawancara disampaikan dari kedua
arah. Pewawancara sering kali sangat fokus pada informasi yang ingin mereka
dapatkan, sehingga mereka tidak bertukar informasi dengan responden. Dua
permasalahan mendasar yang terjadi dalam pertukaran informasi yaitu (1) informasi
yang dicari oleh pewawancara tidak sama pentingnya bagi responden (2) hambatan
komunikasi sering kali terjadi diantara sejumlah individu dengan latar belakang yang
berbeda. Hambatan tersebut juga sering terjadi diantara orang asing.
5. Penghambat Komunikasi
6. Pendukung Komunikasi
a. Pemenuhan Ekspektasi
Dalam interaksi sosial kita seharusnya memiliki kecenderungan untuk
berkomunikasi, secara verbal maupun non verbal. Pada saat wawancara,
pewawancara secara rutin mengkomunikasikan ekspektasi kepada responden. Maka
berusahalah untuk menyampaikan ekspektasi umum dari kerja sama yang dilakukan.
b. Pengakuan
Interaksi sosial sering tergantung pada perilaku sosial yang diperoleh. Kebutuhan
akan pengakuan dapat dipenuhi dengan perhatian dari orang-orang yang ada diluar
lingkaran sosial seseorang. Pewawancara yang cakap dan berpengatahuan luas
akan memanfaatkan setiap kesempatan yang diberikan.
c. Pertimbangan Altruistis
Sikap altruistis dapat meningkatkan harga diri, baik perilaku tersebut diketahui publik
maupun tidak. Hal inilah yang membedakan altruistis dan publisitas. Pewawancara
yang memahami sistem nilai responden dapat menggunakan strategi dan teknik
yang mempertimbangkan sikap ini.
d. Pemahaman Simpatis
Pewawancara yang memiliki sikap simpatis dan yang tahu bagaimana mengarahkan
perilaku tersebut kearah tujuan wawancara mereka memiliki kemungkinan
kesuksesan yang lebih tinggi.
e. Pengalaman Baru
Responden mungkin dapat merasa khawatir atas kesan yang ditinggalkannya
selama wawancara. Rasa khawatir ini sering kali dapat dideteksi pada awal
wawancara. Setelah ketakukan ini hilang, responden biasanya akan menganggap
wawancara sebagai penengalaman baru.
f. Katarsis
Adalah proses untuk melepaskan tekanan emosional yang tidak menyenangkan
dengan pembicaraan mengenai sumber tekanan tersebut. Kita akan merasa lebih
baik setelah berbicara mengenai sesuatu yang menganggu pikiran kita.
g. Kebutuhan akan Keberartian
Kebutuhan akan keberartian terkait dengan disonasi kognitif, yaitu tekanan psikologis
yang dirasakan ketika menyadari fakta, asumsi, dan interpretasi yang tidak
konsisten.
h. Penghargaan Ekstrinsik
Penghargaan ekstrinsik akan membantu sepanjang responden melihat wawancara
sebagai cara untuk mencapai tujuannya.
i. Pemahaman Materi
Memperdalam pemahaman materi dapat mendukung komunikasi, karena jika
menguasai materi maka penyampai materi yang akan disampaikan tidak terbata-bata
dan dapat menghasil suatu komunikasi yang bagus dalam pewawancara.
j. Saling menghormati satu dengan yang lainnya dapat terciptanya komunikasi yang
lancar dan baik.