Disusun oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Telemetri Pulsa”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen pembimbing mata kuliah sistem instrumentasi industri kami yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Sistem pengiriman data hasil peng-amatan atau pengukuran dari suaiu stasiun
pengukur atau pengamat ke stasiun penerima untuk diterima, diolah, disimpan serta
ditafsirkan. Semula media pengiriman yang digunakan adalah kawat atau kabel, tetapi
dengan ditemukannya teknik radio, pengiriman data dilakukan dengan menggunakan
gelombang radio. Telemetri digunakan untuk pemantauan terhadap pusat pembangkit
listrik, gunung berapi, pesawat ruang angkasa, dan sebagainya.
Untuk pengukuran suhu dapat digunakan salah satu dari dua tipe pengindera
suhu, yakni termistor atau termokopel. Termistor merupakan peranti yang resistans
listriknya bergantung pada suhu, sedangkan termokopel merupakan peranti penghasil
tegangan listrik apabila dipanasi. Termistor memiliki keunggulan dalam bentuknya yang
kecil dan kecepatannya menanggapi perubahan suhu. Termokopel hanya menghasilkan
tegangan listrik yang lemah sehingga kadang-kadang perlu dideretkan beberapa
termokopel untuk mempertinggi kepekaannya. (Lebih lanjut lihat TERMOKOPEL).
Media pengiriman sinyal yang lazim dimanfaatkan dalam sistem telemetri terutama
adalah kawat atau kabel dan gelombang radio. Pengiriman dengan suara ataupun berkas
cahaya kadang- kadang juga digunakan. Gelombang radio dimanfaatkan terutama untuk
pengamatan objek di ruang angkasa atau di tempat-tempat yang lidak memungkinkan
dibangunnya jaringan kawat. Penentuan frekuensi operasi sangat penting apabila
pengiriman sinyal dilakukan dengan gelombang radio. Untuk telemetri dengan objek di
ruang angkasa, biasanya digunakan frekuensi operasi 100 megahertz sampai 10 gigahertz.
Sejarah. Telemetri dengan kawat pertama kali digunakan pada tahun 1874 berupa
pengiriman data meteorologis dalam bentuk sinyal listrik dari Mont Blanc ke Paris yang
berjarak kira-kira 485 kilometer. ; Sistem telemetri juga digunakan dalam pengamatan
tinggi permukaan air di Terusan Panama pada tahun 1913-1914. Telemetri radio mulai
dimanfaatkan oleli Perancis pada tahun 1931, yakni ketika diterima data suhu, tekanan,
dan kelembapan yang diukur dan dikirimkan oleh balon cuaca tak berawak. Sistem
telemetri di ruang angkasa mulai dikenal sejak Uni Soviet meluncurkan satelit buatan
yang pertama, Sputnik, pada tahun 1957. Data-data pengukuran maupun pengamatan
yang dilakukan oleh satelit dikirimkan ke stasiun di bumi melalui gelombang radio.
Clock merupakan sinyal listrik yang berupa suatu denyutan dan berfungsi untuk
mengkoordinasikan atau mengsinkronisasikan setiap aksi-aksi atau proses-proses yg
dilakukan oleh setiap komponen didalam perangkat elektronika.
Cycle : adalah satuan yang digunakan untuk menandakan selesainya satu siklus clock,
mulai dari denyutan dikeluarkan kemudian naik hingga nilainya mencapai 1 lalu mulai
turun nilainya hingga 0
Cycle Time (T) : adalah jumlah waktu yg diperlukan oleh sinyal clock untuk
menyelesaikan satu (1) siklus clock
Rise Time : adalah waktu yang dibutuhkan untuk perubahan nilai clock dari 0 ke 1
Fall Time : adalah waktu yang dibutuhkan untuk perubahan nilai clock dari 1 ke 0
Clock Frequency (F) : adalah besaran untuk menilai kemampuan suatu sinyal clock dalam
menciptakan satu siklus denyutan setiap detiknya alias berapa banyak cylce per detik
yang dapat di hasilkan oleh sinyal clock. Sesuai standra internasional, Satuan yang
digunakan untuk mengukurnya adalah Hertz = Hz, dimana 1Hz sama dgn satu cycle per
detik.
Sebagai contoh, jika sinyal clock membutuhkan waktu 10μs (micro second) dalam
menyelesaikan satu siklus denyutan (cycle) maka clock frequency = 1/0,001 = 1000 Hz =
1KHz
Pulsa clock yaitu pulsa-pulsa periodik yang biasanya berbentuk bujur sangkar
(duty cycle 50%), seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah. Operasi-operasi yang
terjadi di dalam system digital diusahakan terjadi pada waktu-waktu pulsa clock
bertransisi dari 0 ke 1 atau dari 1 ke 0. Waktu-waktu transisi ini ditunjukkan pada
gambar di bawah. Transisi 0-ke-1 disebut sisi naik (rising edge) atau sisi menuju positip,
transisi dari 1-ke-0 disebut sisi jatuh (falling edge) atau sisi menuju negatif.
1. Amplitudo pulsa
Pada PAM, amplitudo pulsa-pulsa pembawa dimodulasi oleh sinyal
pemodulasi. Amplitudo pulsa-pulsa pembawa menjadi sebanding dengan
amplitudo sinyal pemodulasi. Semakin besar amplitudo sinyal pemodulasi maka
semakin besar pula amplitudo pulsa pembawa. Pembentukan sinyal termodulasi
PAM dapat dilakukan dengan melakukan pencuplikan (sampling), yaitu
mengalikan sinyal pencuplik dengan sinyal informasi. Proses ini akan
menghasilkan pulsa pada saat pencuplikan yang besarnya sesuai dengan sinyal
informasi (pemodulasi). Pada proses pemodulasian ini perlu diperhatikan bahwa
kandungan informasi pada sinyal pemodulasi tidak boleh berkurang. Hal ini
dapat dilakukan dengan persyaratan bahwa pencuplikan harus dilakukan dengan
frekuensi minimal dua kali frekuensi maksimum sinyal pemodulasi (2.fm), atau
sering disebut dengan syarat Nyquist. Jika frekuensi sinyal pencuplik dinotasikan
dengan fs dan frekuensi maksimum sinyal pemodulasi dinotasikan dengan fm,
maka syarat Nyquist dapat ditulis sebagai:
fs ≥ 2.fm
2. Frekwensi pulsa
Frekuensi pengulangan pulsa ( PRF ) adalah jumlah pulsa dari sinyal
berulang dalam satuan waktu tertentu, biasanya diukur dalam pulsa per
detik . Istilah ini digunakan dalam sejumlah disiplin teknis, terutama radar .
Dalam radar, sinyal radio dari frekuensi
pembawa tertentu dinyalakan dan dimatikan; istilah "frekuensi" mengacu
pada pembawa, sedangkan PRF mengacu pada jumlah sakelar. Keduanya
diukur dalam hal siklus per detik , atau hertz . PRF biasanya jauh lebih
rendah daripada frekuensi.
PRF adalah salah satu karakteristik yang menentukan dari sistem
radar, yang biasanya terdiri dari pemancar yang kuat dan penerima
sensitif yang terhubung ke antena yang sama. Setelah menghasilkan
sinyal radio singkat, pemancar dimatikan agar unit penerima mendengar
pantulan sinyal itu dari target yang jauh. Karena sinyal radio harus
melakukan perjalanan ke target dan kembali lagi, periode hening antar-
pulsa yang diperlukan adalah fungsi dari jangkauan radar yang
diinginkan. Diperlukan periode yang lebih lama untuk sinyal rentang yang
lebih panjang, yang membutuhkan PRF yang lebih rendah. Sebaliknya,
PRF yang lebih tinggi menghasilkan rentang maksimum yang lebih
pendek, tetapi menyiarkan lebih banyak pulsa, dan dengan demikian
energi radio, dalam waktu tertentu. Ini menciptakan refleksi yang lebih
kuat yang membuat deteksi lebih mudah. Sistem radar harus
menyeimbangkan dua persyaratan yang bersaing ini.
3. Durasi pulsa
Sistem sitem durasi pulsa modulasi, semua besaran pulsa bebas (sisa) konstan
tapi durasi pulsa bervariasi. Sistem ini terdiri dari perangkat elektronik atau perangkat
mekanik.
Kemungkinan pemindahan input secara mekanik atau sinyal listrik analog seperti
tegangan atau arus. Perangkat primer mengukur torsi yang rendah, perangkat serupa
seperti flow meter atau gauge tekan.
Dengan tidak mengetahui kwatitas, X dirubah kedalam pulsa segi empat (persegi
panjang) tegangan Vo memiliki waktu tx dimana :
tx = Kd. X
Kd = konstanta durasi
Bentuk gelombang durasi pulsa
4. Posisi pulsa
Metode ini adalah kecepatan durasi medulasi yang lebih teliti. Data X yang
belum diketahui dikonversikan kedalam interval waktu. Dimana X adalah interval waktu
antara dua pulsa berurutan pada durasi yang pendek.
Pulsa empat persegi panjang adalah pulsa utama yang dihasilakan dengan
schimitt trigger. Pada terminal receiver pulsa ini dikonversikan sampai kebelakang pulsa
pada durasi tx yang menggunakan multibibrator bistable.
Pada posisi pulsa dapat lebih mudah di transmit dengan jarak yang lebih besar
atau jauh. Ini merupakan alasan yang paling tepat kenapa PPM lebih baik.dari pada PDM.
Ketika tabel yang digunakan untuk transmitter lebih panjang.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pengiriman data hasil peng-amatan atau pengukuran dari suaiu stasiun
pengukur atau pengamat ke stasiun penerima untuk diterima, diolah, disimpan serta
ditafsirkan. Semula media pengiriman yang digunakan adalah kawat atau kabel, tetapi
dengan ditemukannya teknik radio, pengiriman data dilakukan dengan menggunakan
gelombang radio. Telemetri digunakan untuk pemantauan terhadap pusat pembangkit
listrik, gunung berapi, pesawat ruang angkasa, dan sebagainya.
Clock merupakan sinyal listrik yang berupa suatu denyutan dan berfungsi untuk
mengkoordinasikan atau mengsinkronisasikan setiap aksi-aksi atau proses-proses yg
dilakukan oleh setiap komponen didalam perangkat elektronika.
1. Amplitudo pulsa
2. Frekuensi pulsa
3. Durasi pulsa
4. Posisi pulsa
DAFTAR PUSTAKA
http://arti-definisi-pengertian.info/
http://ramdhon-inter-face.blogspot.com/
http://rizkysyahrezaryaldi131065.blogspot.com/
http://twoartikel.blogspot.com/
https://www.slideshare.net/mobile/nugrahabeny/telekomunikasi-analog-dan-digital-slide-
week-13-modulasi-gabungan-hybrid
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Pulse_repetition_frequency