Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM INSTRUMENTASI INDUSTRI


TELEMETRI PULSA

Disusun oleh :

AISYAH INDAH SAFITRI (180101003) (Membuat PPT)

FASRIYAH JULIA ALAM (1801041019) (Mencari Materi)

NUARDI RACHMAN (1801041060) (Mencari Materi)

FAJAR HIDAYAT (1801042016) (Mencari Materi)

YANISA NURUL AZMI (1801042035) (Membuat Makalah)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Telemetri Pulsa”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen pembimbing mata kuliah sistem instrumentasi industri kami yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Batipuh, 30 April 2020

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................

1.3 Tujuan Pembahasaan........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................

2.1 Pengertian Telemetri........................................................................................................

2.2 Telemetri Pulsa.................................................................................................................

BAB III PENUTUP................................................................................................................

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semula media pengiriman yang digunakan adalah kawat atau kabel, tetapi dengan
ditemukannya teknik radio, pengiriman data dilakukan dengan menggunakan
gelombang radio. Telemetri digunakan untuk pemantauan terhadap pusat pembangkit
listrik, gunung berapi, pesawat ruang angkasa, dan sebagainya.
Pada sistem telemetri dilakukan kegiatan-kegiatan, antara lain: pengukuran,
pengkodean hasil pengukuran ke dalam bentuk tertentu agar kebal terhadap gangguan
sewaktu pengiriman, pengiriman sinyal yang menggambarkan hasil pengukuran,
penerimaan sinyal, pengubahan sinyal yang diterima ke dalam bentuk yang terbaca
oleh operator, dan perekaman, peragaan, penyimpanan serta interpretasi data yang
didapatkan.
Perkembangan bidang telemetri akhir-akhir ini sangat pesat. Kini telemetri
digunakan juga dalam dunia kedokteran untuk mengamati aktivitas organ tubuh
bagian dalam dengan cara memasukkan transduser ke dalam tubuh pasien ataupun
menempatkannya di luar tubuh. Dalam bidang oseanografi telemetri digunakan untuk
mengamati kondisi laut (salinitas, suhu, dan sebagainya) hanya dengan menempatkan
sensor-sensor pada titik-titik tertentu, sementara pengamat yang berada di stasiun
penerima memantau dan merekam data yang terkirim.
Berdasarkan hal di atas makalah dengan judul “Telemetri Pulsa ” ini dibuat.
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami definisi,
fungsi, cara kerja, karakteristik dari telemetri pulsa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini disusun berdasarkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah definsi dari telemetri pulsa ?
2. Bagaimanakah fungsi dari telemetri pulsa ?
3. Bagaimanakah cara kerja serta karakteristik telemetri pulsa?

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun berdasarkan rumusan
tujuan sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari telemetri pulsa.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari telemetri pulsa.
6. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja serta karakteristik dari telemetri pulsa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Telemetri

Sistem pengiriman data hasil peng-amatan atau pengukuran dari suaiu stasiun
pengukur atau pengamat ke stasiun penerima untuk diterima, diolah, disimpan serta
ditafsirkan. Semula media pengiriman yang digunakan adalah kawat atau kabel, tetapi
dengan ditemukannya teknik radio, pengiriman data dilakukan dengan menggunakan
gelombang radio. Telemetri digunakan untuk pemantauan terhadap pusat pembangkit
listrik, gunung berapi, pesawat ruang angkasa, dan sebagainya.

Komponen Sistem Telemetri. Pada sistem telemetri dilakukan kegiatan-kegiatan,


antara lain: pengukuran, pengkodean hasil pengukuran ke dalam bentuk tertentu agar
kebal terhadap gangguan sewaktu pengiriman, pengiriman sinyal yang menggambarkan
hasil pengukuran, penerimaan sinyal, pengubahan sinyal yang diterima ke dalam bentuk
yang terbaca oleh operator, dan perekaman, peragaan, penyimpanan serta interpretasi data
yang didapatkan.

Untuk mendukung kegiatan telemetri diperlukan transduser, perangkat pengirim,


media pengiriman, perangkat penerima dan pemroses sinyal, serta perangkat penyimpan
atau penampil data. Transduser mengubah besaran fisik yang diukur (misalnya suhu,
tekanan, dan getaran) menjadi sinyal listrik. Menurut cara beroperasinya dikenal
transduser aktif, yakni yang bersifat menghasilkan sinyal listrik, dan transduser pasif,
yakni yang bersifat mengubah-ubah sinyal listrik. Bahan piezolistrik, misalnya,
merupakan salah satu jenis transduser aktif yang akan menghasilkan sinyal listrik apabila
mengalami deformasi mekanis. Deformasi mekanis dapat ditimbulkan oleh tekanan, stres,
atau percepatan. Transduser pasif yang biasanya digunakan untuk mengindera deformasi
mekanis adalah strain gauge. Resistans kawat atau bahan semikonduktor pada strain
gauge akan berubah apabila mengalami deformasi mekanis tertekan atau teregang.
Transduser lain yang juga sering digunakan adalah transduser jenis reluktans-variabel
(variable- reluctance). Pada transduser reluktans-variabel ini, terdapat celah udara yang
memutuskan rangkaian magnetik. Gerakan mekanis yang akan diukur digunakan untuk
mengubah lebar celah udara dalam transduser, yang berarti juga mengubah reluktans.
Perubahan reluktans ini kemudian diubah menjadi perubahan sinyal listrik.

Untuk pengukuran suhu dapat digunakan salah satu dari dua tipe pengindera
suhu, yakni termistor atau termokopel. Termistor merupakan peranti yang resistans
listriknya bergantung pada suhu, sedangkan termokopel merupakan peranti penghasil
tegangan listrik apabila dipanasi. Termistor memiliki keunggulan dalam bentuknya yang
kecil dan kecepatannya menanggapi perubahan suhu. Termokopel hanya menghasilkan
tegangan listrik yang lemah sehingga kadang-kadang perlu dideretkan beberapa
termokopel untuk mempertinggi kepekaannya. (Lebih lanjut lihat TERMOKOPEL).
Media pengiriman sinyal yang lazim dimanfaatkan dalam sistem telemetri terutama
adalah kawat atau kabel dan gelombang radio. Pengiriman dengan suara ataupun berkas
cahaya kadang- kadang juga digunakan. Gelombang radio dimanfaatkan terutama untuk
pengamatan objek di ruang angkasa atau di tempat-tempat yang lidak memungkinkan
dibangunnya jaringan kawat. Penentuan frekuensi operasi sangat penting apabila
pengiriman sinyal dilakukan dengan gelombang radio. Untuk telemetri dengan objek di
ruang angkasa, biasanya digunakan frekuensi operasi 100 megahertz sampai 10 gigahertz.

Dalam sistem telemetri kadang-kadang perlu dilakukan pengiriman beberapa


jenis data hasil pengukuran secara serentak. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan metode pemultipleksan frekuensi-terbagi (frequency-division
multiplexing) atau pe. multipleksan waktu-terbagi (time-division multiply xing). Pada
sistem pemultipleksan frekuensi-terbagi masing-masing data hasil pengukuran dikirimi an
dengan frekuensi yang berbeda. Sedangkan pada sistem pemultipleksan waktu-terbagi,
data-data hasil peng. ukuran dikirimkan pada selang waktu tertentu secara bergiliran.

Proses modulasi dilakukan untuk ‘menumpangkan’ sinyal telemetri ke


gelombang pembawa. Ada beberapa metode modulasi dalam telemetri yang dapat dibagi
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah modulasi analog yang terdiri atas
modulasi amplitudo dan modulasi frekuensi serta metode-metode yang berhubungan
dengannya. Kelompok kedua adalah sistem modulasi digital, yakni modulasi kode- pulsa.
Pada sistem modulasi amplitudo, sinyal hasil pengukuran mengubah-ubah amplitudo
gelombang pembawa; pada sistem modulasi frekuensi, sinyal hasil pengukuran
mengubah-ubah frekuensi gelombang pembawa. Sistem modulasi analog lainnya adalah
modulasi lebar-pulsa, yakni sinyal hasil pengukuran mengubah-ubah lebar pulsa, dan
modulasi posisi-pulsa, yakni sinyal hasil pengukuran mengubah-ubah posisi pulsa. Pada
sistem modulasi kode- pulsa, sinyal hasil pengukuran diubah ke daiam bentuk digital
menjadi kelompok-kelompok pulsa baru dan kemudian dikirimkan.

Perangkat penerima dalam sistem telemetri berfungsi memisahkan sinyal yang


diterima dari gelombang pembawanya, dan menampilkannya dalam bentuk yang dapat
dibaca. Data dapat disajikan seketika ataupun direkam terlebih dahulu. Bergantung pada
keperluannya, media penampil dapat berupa kertas tercetak ataupun layar grafis (tabung
sinar katode, penampil plasma gas, penampil luminesens: listrik, dan sebagainya).

Perkembangan bidang telemetri akhir-akhir ini sangat pesat. Kini telemetri


digunakan juga dalam dunia kedokteran untuk mengamati aktivitas organ tubuh bagian
dalam dengan cara memasukkan transduser ke dalam tubuh pasien ataupun
menempatkannya di luar tubuh. Dalam bidang oseanografi telemetri digunakan untuk
mengamati kondisi laut (salinitas, suhu, dan sebagainya) hanya dengan menempatkan
sensor-sensor pada titik-titik tertentu, sementara pengamat yang berada di stasiun
penerima memantau dan merekam data yang terkirim.

Sejarah. Telemetri dengan kawat pertama kali digunakan pada tahun 1874 berupa
pengiriman data meteorologis dalam bentuk sinyal listrik dari Mont Blanc ke Paris yang
berjarak kira-kira 485 kilometer. ; Sistem telemetri juga digunakan dalam pengamatan
tinggi permukaan air di Terusan Panama pada tahun 1913-1914. Telemetri radio mulai
dimanfaatkan oleli Perancis pada tahun 1931, yakni ketika diterima data suhu, tekanan,
dan kelembapan yang diukur dan dikirimkan oleh balon cuaca tak berawak. Sistem
telemetri di ruang angkasa mulai dikenal sejak Uni Soviet meluncurkan satelit buatan
yang pertama, Sputnik, pada tahun 1957. Data-data pengukuran maupun pengamatan
yang dilakukan oleh satelit dikirimkan ke stasiun di bumi melalui gelombang radio.

2.2 Telemetri Pulsa

Clock merupakan sinyal listrik yang berupa suatu denyutan dan berfungsi untuk
mengkoordinasikan atau mengsinkronisasikan setiap aksi-aksi atau proses-proses yg
dilakukan oleh setiap komponen didalam perangkat elektronika.

Ada beberapa istilah penting yg berkaitan dengan Clock, yaitu :

Cycle : adalah satuan yang digunakan untuk menandakan selesainya satu siklus clock,
mulai dari denyutan dikeluarkan kemudian naik hingga nilainya mencapai 1 lalu mulai
turun nilainya hingga 0

Cycle Time (T) : adalah jumlah waktu yg diperlukan oleh sinyal clock untuk
menyelesaikan satu (1) siklus clock

Rise Time : adalah waktu yang dibutuhkan untuk perubahan nilai clock dari 0 ke 1

Fall Time : adalah waktu yang dibutuhkan untuk perubahan nilai clock dari 1 ke 0

Clock Frequency (F) : adalah besaran untuk menilai kemampuan suatu sinyal clock dalam
menciptakan satu siklus denyutan setiap detiknya alias berapa banyak cylce per detik
yang dapat di hasilkan oleh sinyal clock. Sesuai standra internasional, Satuan yang
digunakan untuk mengukurnya adalah Hertz = Hz, dimana 1Hz sama dgn satu cycle per
detik.

Sebagai contoh, jika sinyal clock membutuhkan waktu 10μs (micro second) dalam
menyelesaikan satu siklus denyutan (cycle) maka clock frequency = 1/0,001 = 1000 Hz =
1KHz

F = 1/T ---> T = 1/F

Pulsa clock yaitu pulsa-pulsa periodik yang biasanya berbentuk bujur sangkar
(duty cycle 50%), seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah. Operasi-operasi yang
terjadi di dalam system digital diusahakan terjadi pada waktu-waktu pulsa clock
bertransisi dari 0 ke 1 atau dari 1 ke 0. Waktu-waktu transisi ini ditunjukkan pada
gambar di bawah. Transisi 0-ke-1 disebut sisi naik (rising edge) atau sisi menuju positip,
transisi dari 1-ke-0 disebut sisi jatuh (falling edge) atau sisi menuju negatif.

Pada telemetri pulsa berguna untuk membuat bermacam-macam tipe secara


teknik pada pulsa elektrikal dan pengirimannya sama dengan fungsi terhadap waktu yang
bervariasi dalam channel transmisi, pada dasarnya menggunakan sistem sistem teletipe
dan telegraf. Sistem telemetri pulsa dapat diklasifikasikan ke dalam :

1. Amplitudo pulsa
Pada PAM, amplitudo pulsa-pulsa pembawa dimodulasi oleh sinyal
pemodulasi. Amplitudo pulsa-pulsa pembawa menjadi sebanding dengan
amplitudo sinyal pemodulasi. Semakin besar amplitudo sinyal pemodulasi maka
semakin besar pula amplitudo pulsa pembawa. Pembentukan sinyal termodulasi
PAM dapat dilakukan dengan melakukan pencuplikan (sampling), yaitu
mengalikan sinyal pencuplik dengan sinyal informasi. Proses ini akan
menghasilkan pulsa pada saat pencuplikan yang besarnya sesuai dengan sinyal
informasi (pemodulasi). Pada proses pemodulasian ini perlu diperhatikan bahwa
kandungan informasi pada sinyal pemodulasi tidak boleh berkurang. Hal ini
dapat dilakukan dengan persyaratan bahwa pencuplikan harus dilakukan dengan
frekuensi minimal dua kali frekuensi maksimum sinyal pemodulasi (2.fm), atau
sering disebut dengan syarat Nyquist. Jika frekuensi sinyal pencuplik dinotasikan
dengan fs dan frekuensi maksimum sinyal pemodulasi dinotasikan dengan fm,
maka syarat Nyquist dapat ditulis sebagai:
fs ≥ 2.fm

Gambar gelombang amplitudo pulsa

2. Frekwensi pulsa
Frekuensi pengulangan pulsa ( PRF ) adalah jumlah pulsa dari sinyal
berulang dalam satuan waktu tertentu, biasanya diukur dalam pulsa per
detik . Istilah ini digunakan dalam sejumlah disiplin teknis, terutama radar .
Dalam radar, sinyal radio dari frekuensi
pembawa tertentu dinyalakan dan dimatikan; istilah "frekuensi" mengacu
pada pembawa, sedangkan PRF mengacu pada jumlah sakelar. Keduanya
diukur dalam hal siklus per detik , atau hertz . PRF biasanya jauh lebih
rendah daripada frekuensi.
PRF adalah salah satu karakteristik yang menentukan dari sistem
radar, yang biasanya terdiri dari pemancar yang kuat dan penerima
sensitif yang terhubung ke antena yang sama. Setelah menghasilkan
sinyal radio singkat, pemancar dimatikan agar unit penerima mendengar
pantulan sinyal itu dari target yang jauh. Karena sinyal radio harus
melakukan perjalanan ke target dan kembali lagi, periode hening antar-
pulsa yang diperlukan adalah fungsi dari jangkauan radar yang
diinginkan. Diperlukan periode yang lebih lama untuk sinyal rentang yang
lebih panjang, yang membutuhkan PRF yang lebih rendah. Sebaliknya,
PRF yang lebih tinggi menghasilkan rentang maksimum yang lebih
pendek, tetapi menyiarkan lebih banyak pulsa, dan dengan demikian
energi radio, dalam waktu tertentu. Ini menciptakan refleksi yang lebih
kuat yang membuat deteksi lebih mudah. Sistem radar harus
menyeimbangkan dua persyaratan yang bersaing ini.

Gambar gelombang frekuensi pulsa

3. Durasi pulsa

Sistem sitem durasi pulsa modulasi, semua besaran pulsa bebas (sisa) konstan
tapi durasi pulsa bervariasi. Sistem ini terdiri dari perangkat elektronik atau perangkat
mekanik.

Kemungkinan pemindahan input secara mekanik atau sinyal listrik analog seperti
tegangan atau arus. Perangkat primer mengukur torsi yang rendah, perangkat serupa
seperti flow meter atau gauge tekan.

Dengan tidak mengetahui kwatitas, X dirubah kedalam pulsa segi empat (persegi
panjang) tegangan Vo memiliki waktu tx dimana :

tx = Kd. X

Kd = konstanta durasi
Bentuk gelombang durasi pulsa

4. Posisi pulsa

Metode ini adalah kecepatan durasi medulasi yang lebih teliti. Data X yang
belum diketahui dikonversikan kedalam interval waktu. Dimana X adalah interval waktu
antara dua pulsa berurutan pada durasi yang pendek.

Pulsa empat persegi panjang adalah pulsa utama yang dihasilakan dengan
schimitt trigger. Pada terminal receiver pulsa ini dikonversikan sampai kebelakang pulsa
pada durasi tx yang menggunakan multibibrator bistable.

Pada posisi pulsa dapat lebih mudah di transmit dengan jarak yang lebih besar
atau jauh. Ini merupakan alasan yang paling tepat kenapa PPM lebih baik.dari pada PDM.
Ketika tabel yang digunakan untuk transmitter lebih panjang.

Gambar gelombang posisi pulsa


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem pengiriman data hasil peng-amatan atau pengukuran dari suaiu stasiun
pengukur atau pengamat ke stasiun penerima untuk diterima, diolah, disimpan serta
ditafsirkan. Semula media pengiriman yang digunakan adalah kawat atau kabel, tetapi
dengan ditemukannya teknik radio, pengiriman data dilakukan dengan menggunakan
gelombang radio. Telemetri digunakan untuk pemantauan terhadap pusat pembangkit
listrik, gunung berapi, pesawat ruang angkasa, dan sebagainya.

Komponen Sistem Telemetri. Pada sistem telemetri dilakukan kegiatan-kegiatan,


antara lain: pengukuran, pengkodean hasil pengukuran ke dalam bentuk tertentu agar
kebal terhadap gangguan sewaktu pengiriman, pengiriman sinyal yang menggambarkan
hasil pengukuran, penerimaan sinyal, pengubahan sinyal yang diterima ke dalam bentuk
yang terbaca oleh operator, dan perekaman, peragaan, penyimpanan serta interpretasi data
yang didapatkan.

Clock merupakan sinyal listrik yang berupa suatu denyutan dan berfungsi untuk
mengkoordinasikan atau mengsinkronisasikan setiap aksi-aksi atau proses-proses yg
dilakukan oleh setiap komponen didalam perangkat elektronika.

Sistem telemetri pulsa dapat diklasifikasikan ke dalam :

1. Amplitudo pulsa
2. Frekuensi pulsa
3. Durasi pulsa
4. Posisi pulsa
DAFTAR PUSTAKA

Mwacaka,Saleh M. 2018. A Review of Pulse Telemetry Signal Impairments modelling


and Suppression Methods I: Springer.

http://arti-definisi-pengertian.info/

http://ramdhon-inter-face.blogspot.com/

http://rizkysyahrezaryaldi131065.blogspot.com/

http://twoartikel.blogspot.com/

https://www.slideshare.net/mobile/nugrahabeny/telekomunikasi-analog-dan-digital-slide-
week-13-modulasi-gabungan-hybrid

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Pulse_repetition_frequency

Anda mungkin juga menyukai