Anda di halaman 1dari 11

REFERAT

“PEMERIKSAAN GINEKOLOGI NORMAL”

Oleh :
RATIH AYU RADITYAWATI AZ ZAHRA
201910330311003

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MALANG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kata ginekologi sendiri berasal dari gyno/gynaikos = perempuan dan logos =

ilmu, ilmu tentang perempuan. Perdefenisi berarti ilmu yang mempelajari segala sesuatu

tentang organ (reproduksi) wanita diluar kehamilan. Bidang ginekologi termasuk

didalamnya: kelainan bawaan, infeksi, tumor, kelainan haid, infertilitas dan lain-lain

sebagainya. Ginekologi adalah ilmu penyakit kandungan, ilmu kelamin wanita. (sumber

: Achmad, Maulana, dkk. 2003. Kamus Ilmiah Populer. Cetakan Pertama. Jakarta:

Absolut.) Ginekologi adalah dokumen bagian dari ilmu kedokteran yang berkenaan

dengn fungsifungsi dan penyakit yang khas pada wanita. (sumber : Poerwadarminta,

W.J.S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.) Ginekologi

adalah cabang ilmu kedokteran yang mengobati penyakit saluran kelamin pada wanita.

1.2 TUJUAN

1. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan anamnesis kasus ginekologi.

2. Mahasiswa mampu mengetahui dan termpil menggunakan alat-alat pemeriksaan

ginekologi

3. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemeriksaan ginekologi.

4. Mahasiswa mampu dan terampil mengintegrasikan hasil anamnesis dan

pemeriksaan fisik serta menyimpulkan hasil pemeriksaan ginekologi.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

2.1 ANAMNESIS

RIWAYAT YANG HARUS DITANYAKAN :

a. Keluhan utama apa yang membawa pasien berobat.

b. Riwayat haid :

- Menarche pada usia berapa

- Riwayat haid sekarang termasuk durasi, frekuensi dan interval antara periode

haid. Hari pertama haid terakhir (HPHT), adakah perdarahan antar periode haid,

contact bleeeding (perdarahan pasca sanggama). Jumlah darah haid

diperhitungkan dari pembalut yang dipakai (banyak bila > 6 perhari). Dismenore

atau sindroma prahaid juga perlu ditanyakan.

c. Riwayat obstetri

Perlu ditanyakan jumlah hamil, persalinan, anak hidup dan usia anak terkecil.

Jumlah abortus spontan atau induksi, kehamilan ektopik, jumlah persalinan aterm

dan prematur juga harus ditanyakan

d. Riwayat ginekologi

- Payudara : adanya kelainan payudara, riwayat mamografi, bipsi mammae dan

riwayat kanker payudara dalam keluarga

- Operasi ginekologi sebelumnya. Jenis operasi, indikasi, kapan, dimana, oleh

siapa dan bagaimana hasilnya

- Infeksi di genitalia. Vaginitis dan penyakit lain yang lokal di vagina harus

ditanyakan. Karakteristik penyakitnya, lamanya, frekuensi dan terapi yang


didapatkan. Riwayat penyakit menular seksual perlu ditanyakan termasuk

episode pelvic inflamatory disease.

- Riwayat tentang fertilitas termasuk penyakit dan tindakan operatif yang

menyebabkan gangguan fertilitas. Kehamilan sebelumnya dan sebagainya

e. Riwayat kontrasepsi dan hubungan seksual

- Usia pertama berhubungan seksual

- Jumlah pasangan seksual

- Metode, jenis, alasan pemilihan kontrasepsi dan masalah-masalah yang timbul.

Riwayat kontrasepsi sebelumnya.

- Riwayat pelecehan dan kekerasan seks pada masa anak-anak

2.2 PEMERIKSAAN FISIK

Sebelum pemeriksaan dimulai, minta pasien untuk mengosongkan kandung

kemihnya dan berikan penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan. Saat

pemeriksaan minta salah seorang asisten menemani.

Pemeriksaan secara umum tetap harus dilakukan mulai dari kepala hingga

ekstremitas bawah. Organ-organ dan temuan yang potensial untuk menjadi patologik

harus dideskripsikan dengan jelas. Seperti misalnya massa, discharge, dan lesi harus

dijelaskan warna, konsistensi, bentuk, ukuran, mobilitas, bau, nyeri serta hubungan

dengan organ sekitar (perlekatan). Tulislah temuan-temuannya secara lengkap.

PEMERIKSAAN PAYUDARA

a. Inspeksi

Dilakukan sambil berdiri, dengan lengan pasien disamping dan diatas kepala.

Adanya massa patologis akan menyebabkan distorsi dari bentuk, ukuran dan

simetris kedua payudara.


b. Palpasi

Dilakukan sambil berbaring dan duduk, dengan lengan pasien disamping dan

diatas kepala.

PEMERIKSAAN PELVIS

- Posisi

Posisikan pasien degan posisi litotomi, dengan kepala lebih tinggi sekitar 30°.

Cahaya diposisikan didepan dada pemeriksa setinggi perineum.

- Inspeksi dan pemeriksaan genitalia eksterna

Perhatikan pada daerah mons pubis adakah lesi, parasit atau iritasi. Demikian

pula klitoris, labium mayus dan minus, rektum serta area perirektal.

- Pemeriksaan Spekulum

o Pemilihan spekulum.

Pilih spekulum kecil untuk pasien nulipara atau menopause dan ukuran medium

untuk multipara.Spekulum pediatrik dipergunakan untuk pasien anak-anak.

o Insersi spekulum dan visualisasi cerviks.

- Pegang spekulum pada pegangannya dalam keadaan tertutup. Membasahi

spekulum dengan air akan mempermudah insersi. Bahan lubrikan akan

mengkontaminasi spesimen, sebaiknya dihindari.

- Intoritus vagina dibuka dengan menyisihkan labium minus kelateral dengan jari

tangan kiri.

- Insersikan spekulum dengan posisi jam 3 - 4. Spekulum harus melewati seluruh

panjang vagina. Hati-hati jangan sampai menyentuh daerah sensitif.


- Posisikan kembali spekulum ke garis tengah (jam 6). Kemudian bukalah

spekulum untuk menampakkan serviks secara utuh. Kemudian kunci, untuk

mempertahankan pembukaan mulut spekulum.

- Perhatikan bentuk, ukuran, warna, massa, discharge dan lesi yang ada pada

serviks dan sekitarnya.

- Lakukan pap smear dan IVA bila memang direncanakan dari awal.

- Setelah selesai, keluarkan spekulum setelah membuka kunci dan dengan

posisi seperti saat dimasukkan.

Gambar 11. Macam-macam spekulum Gambar 12. Pemeriksaan Inspekulo

PEMERIKSAAN BIMANUAL

Dengan pemeriksaan ini pemeriksa berusaha mendapatkan kesan tentang

keadaan genetalia interna. Pemeriksaan ini hanya bisa dilakukan pada penderita yang

sudah atau pernah menikah.

a. Prosedur umum

Dua jari tangan kanan pemeriksa (jari telunjuk dan jari tengah) dimasukkan

kedalam vagina dan tangan kiri pemeriksa diletakkan pada perut bagian bawah

diatas symphysis pubis. Gunakan bahan lubrikan untuk memudahkan pemeriksaan.

b. Pemeriksaan organ pelvis


- Serviks

Periksalah bentuk, ukuran, mobilitas dan ada tidaknya nyeri serta lesi

- Uterus

Periksalah bentuk, ukuran, mobilitas dan ada tidaknya nyeri, dan posisi

(antefleksi atau retrofleksi).

Ukuran tergantung pada paritas dan umur pasien, tetapi secara rata-rata ukuran

uterus normal adalah sebesar telur bebek. Bentuk uterus seperti bola lampu yang

gepeng dalam arah muka belakang, sedangkan permukaanya licin.

Konsistensi pada saat tidak hamil padat kenyal seperti konsistensi otot biceps

saat berkontraksi. Pada saat hamil konsistensinya lunak.

Letak uterus dianggap normal bila dalam posisi antefleksi. Dengan kedua jari

dalam fornix posterior uterus dalam antefleksi jelas teraba, sebaliknya uterus dalam

retrofleksi hanya teraba portionya saja. Supaya lebih jelas, maka jari yang berada

didalam dipindahkan ke fornix anterior dan kedua tangan didekatkan. Pada posisi

antefleksi corpus uteri dapat teraba sedangkan pada retrofleksi tidak dapat teraba

apa-apa.

Kemungkinan pergerakan uterus diketahui dengan cara mencoba mengangkat

uterus dengan jari yang berada di dalam dan kemudian menekannya ke bawah

dengan tangan yang berada diluar. Perhatikan apakah pergerakan-pergerakan ini

menimbulkan perasaan nyeri. Dicoba pula apakah serviks dapat digerakkan ke kiri

dan ke kanan. Kemungkinan pergerakan ini sangat tergantung pada kekenyalan

(elastisitas) parametrium.

- Adneksa

Kemudian pemeriksa meletakkan jari yang berada di dalam pada fornix lateral

dan tangan yang berada diluar dipindah agak ke samping. Hal ini untuk melakukan
pemeriksaan ovarium dan adnexa. Pemeriksaan ini juga sekaligus untuk memeriksa

keadaan parametrium. Bila ovarium tertekan maka pasien akan mengalami perasaan

nyeri seperti yang dialami pria saat testisnya tertekan karenanya harus dihindari.

Bila teraba tumor ditentukan besarnya, konsistensi, mobilitas, batas, nyeri dan

kemungkinan pergerakannya.

Gambar 13. Pemeriksaan Bimanual

PEMERIKSAAN REKTOVAGINAL

Pemeriksaan ini hanya boleh dilakukan pada penderita yang sudah atau pernah

menikah. Pemeriksaan ini berguna untuk melihat proses di belakang dan kiri kanan dari

uterus. Cara pemeriksaannya :

Gambar 14. Pemeriksaan Rektovaginal

a. Masukkan jari tengah tangan kanan ke dalam rektum kemudian telunjuk

dimasukkan ke dalam vagina. Gunakan lubrikasi.


b. Tangan yang berada di luar mendekatkan apa yang hendak diperiksa pada

tangan yang berada di dalam.

c. Palpasi pada struktur pelvis melengkapi palpasi vagina. Palpasi ligamen

uterosakral untuk mengetahui adanya nodul, nyeri atau kekakuan (infiltrat).

Keadaan seperti endometriosis retrocervical dan keadaan parametrium lebih

jelas teraba. Juga akan bisa teraba infiltrat dan tumor.

PEMERIKSAAN REKTAL

Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada penderita yang belum pernah menikah.

Salah satu jari tangan masuk ke dalam rectum setelah dibasahi dengan bahan pelumas.

Tangan satunya diletakkan diatas symphysis pubis. Hal yang bisa dievaluasi sama

dengan pemeriksaan bimanuil dan rectovaginal.


BAB 3

KESIMPULAN

Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara

bimanual untuk menentukan atau mengetahui kondisi organ genitalia wanita, berkaitan

dengan upaya pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada bagian tersebut.

Pemeriksaan ini merupakan rangkaian dari suatu prosedur pemeriksaan yang lengkap

sehingga hasil pemeriksaan ini terfokus pada tampilan genitalia eksterna dan upaya

untuk mengetahui arah, besar, konsistensi uterus dan serviks, kondisi adneksa,

parametrium dan organ-organ disekitar genitalia interna (rongga pelvik).


DAFTAR PUSTAKA

- Dewi Hema,dkk.2015.Buku Ajar Ilmu Obstetri dan Ginekologi. FK UMY

- Sarwono Prawirohardjo.2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta.Ed 4

- Modul Skill Urorepro 1 FK UMM

Anda mungkin juga menyukai