Pertimbangan utama dalam menentukan tipe perawatan ameloblastoma

yaitu macam atau tipe lesi yang meliputi solid-multikistik, dan unikistik atau lesi
extraoseus. Lesi solid multikistik memerlukan setidaknya eksisi bedah. Lesi
unikistik pada kasus yang berukuran kecil dibutuhkan hanya enukleasi dan tidak
dilakukan perawatan lanjut.13

Ameloblastoma pada umumnya dianggap tidak radiosensitif, bahkan

sangat radioresisten. Terapi radiasi, radium, kuretase atau bahkan sklerosan
dianggap kurang tepat untuk dilakukan. Ameloblastoma memiliki angka
kekambuhan yang tinggi bila dilakukan terapi selain reseksi mandibula. Karena
ameloblastoma bersifat invasif, tumor maligna secara klinik, maka perawatan
rasional adalah pembedahan secara komplit.15

Kawamura 1991 menganjurkan terapi konservatif dengan metode

dredging untuk mempertahankan bentuk wajah dan mencegah terjadinya
kekambuhan. Dredging adalah perawatan dimana setelah dilakukan enukleasi,
kuret atau bur yang digunakan untuk mengangkat 1-2 mm tulang di sekitar rongga
tumor. Metode ini dilakukan dengan cara setelah dilakukan deflasi dan enukleasi
terhadap massa tumornya akan terjadi ruang kosong yang akan segera terisi oleh
jaringan parut. Kemudian dilakukan pengambilan jaringan parut yang terbentuk
secara berulang-ulang dengan selang waktu dua hingga tiga bulan sampai
terbentuk tulang baru yang mengisi ruang secara sempurna.5

Bedah eksisi merupakan pilihan penanganan pada ameloblastoma pada

sinonasal. Tipe dan perluasan pembedahan bervariasi tergantung kasus dan
mencakup pembedahan konservatif (seperti polipektomi) dan prosedur yang lebih
agresif.5

13. Cahyawati, T.D., 2018, Ameloblastoma, Jurnal Kedokteran Unram, 7(1): 19-
26.

15. Lutfianto, M.B., 2019, Penatalaksanaan Kasus Ameloblastoma Unikistik dan

Multikistik, Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva,
8(1): 20-24.
5. Mulia, V.D., 2015, Sitologi Tumor Odontogenik: Ameloblastoma, Cakradonya
Dentenik: Ameloblastoma, Cakradonya Dent J, 7(2): 807-868.