Anda di halaman 1dari 2

NAMA: KRISTIANUS JUNI ALDI

NIM: 1904060052

KELAS: AGROTEK 2

UJIAN: DDPT

JAWABAN!

1. 3 fase perkembangan PHT


 PHT ambang ekonomi (PHT-AE), yaitu fase PHT sebagai ‘pengendalian hama terpadu’
yang pengambilan keputusannya dilakukan untuk menentukan apakah aplikasi pestisida
perlu dilakukan atau belum dengan membandingkab padat populasi OPT hasil
pemantatau dengan AE.
 PHT sekolah lapang (PHT-SL), yaitu fase PHT yang diorganisasikan oleh pihak luar
(pemerintah, LSM) dengan pengambilan keputusan yang dilakukan berbasis keputusan
oleh petani sendiri yang telah ‘diberdayakan’ untuk melakukan pengambilan keputusan
melalui sekolah lapang.
 PHT masyarakat (PHT komunitas), yaitu fase PHT yang berkembang melalui
penyadaran masyarakat untuk mampu mengorganisasikan diri dalam melaksanakan
PHT. Penyadaran mula-mula dapat dilakukan oleh pihak luar tetapi segala sesuatu yang
berkaitan dengan perlindungan tanaman selanjutnya dilakukan oleh masyarakat sendiri.
2. Tahap perlindungan tanaman.
 Penilaian masalah dan tujuan (assessment of problems and objectives): merupakan
tahap untuk menentukan alasan yang tepat mengapa kegiatan perlindungan tanaman
perlu dilakukan dan apa tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut
 Perencanaan/perancangan (planning/design): merupakan tahap untuk menentukan
bagaimana akar permasalahan atau permasalahan kunci yang telah berhasil
diidentifikasi melalui proses penilaian akan ditangani dengan menggunakan sumberdaya
yang tersedia dan para pihak yang terkait. 
 Pelaksanaan dan pemantauan (implementation and monitoring): merupakan tahap
pekaksanaan kegiatan sebagaimana direncanakan dan pengumpulan informasi secara
rutin untuk menunjukkan pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai dengan proses dan
jadwal yang telah ditetapkan dalam rencana/rancangan kegiatan perlindungan tanaman
yang telah disusun dan disepakati
 Evaluasi (evaluation): merupakan tahap yang dilakukan untuk menilai secara sistematik
dan obyektif relevansi, kinerja dan keberhasilan, atau kekurangan bilamana terjadi
demikian, dari suatu kegiatan perlindungan tanaman yang sudah selesai dilaksanakan
sampai pada tahap tertentu atau, untuk program pemerintah, menjelang serah terima
kepada masyarakat
 Refleksi/pembelajaran (reflection/learning): merupakan tahap untuk mengajak semua
pihak bersama-sama mempelarai dan merenungkan hasil evaluasi dan membuat
keputusan mengenai perubahan yang perlu dilakukan terhadap program
 Pengalihan (transfer/handover): merupakan tahap untuk mengakhiri atau mengubah
dukungan pelaksana kegiatan kepada masyarakat, dan mengalihkan kepada masyarakat
untuk melanjutkan hasil-hasil program yang telah dicapai.
3. Perencanaan/perancangan program perlindungan tanaman perlu dilakukan sebagai dasar
untuk menentukan cara pengendalian yang akan digunakan dan bagaimana memadukannya
menjadi sebuah strategi, bagaimana menyiapkan sarana yang diperlukan, menentukan
langkah-langkah yang akan dilaksanakan serta alternatifnya, menentukan cara untuk
mengukur kemajuan yang dicapai, memperkirakan dampak yang mungkin terjadi terhadap
munculnya permasalahan OPT baru, terhadap kesehatan, dan terhadap lingkungan hidup,
yang keseluruhannya disajikan dalam dokumen rencana/rancangan program perlindungan
tanaman. Melalui perencanaan/perancangan program tersebut, tujuan perlindungan
tanaman yang telah berhasil ditetapkan pada tahap penilaian diklasifikasikan menjadi
tingkatan keluaran (output), hasil (outcome), dan sasaran (goal) untuk kemudian digunakan
dalam penyusunan matriks kerangka kerja logis (logical framework matrix). Dalam
paradigma ketahanan hayati (biosecurity), tahap ini termasuk dalam pengelolaan risiko
ketahanan hayati (biosecurity risk management).

4. Kerena globalisasi dan perdagangan bebas kegiatannya mendunia sehingga tanaman yang
terkena opt dari tempat lain berpindah ke tempat lain lewat perantara manusia.
Contoh, seorang petani menjual tanaman kepada turis asing. Tanpa diketahui turis tersebut
bahwa tanamam tersebut terkena OPT.
5. Persamaan dan perbedaan ketahanan hayati dan PHT
 Persamaan
Keduanya berkaitan untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh organisme
yang merugikan. Dalam kaitan ini, PHT diperuntukkan khusus untuk menghadapi
organisme merugikan pada sektor pertanian setelah organisme tersebut masuk ke
dalam suatu kawasan agroekosistem. Oleh karena itu, PHT bersifat reaktif,
sedangkan ketahanan hayati bersifat proaktif. Mengapa ketahanan hayati dikatakan
proaktif? Karena dengan ketahanan hayati organisme merugikan harus sudah
diperhatikan sejak masih di luar batas (prabatas) dan ketika memasuki batas. Di
dunia yang semakin mengglobal, kita tidak dapat lagi menunggu sampai terjadi
ledakan OPT untuk mengambil tindakan.
 Perbedaan
PHT merupakan sistem perlindungan tanaman dari gangguan OPT, sedangkan
ketahanan hayati merupakan sistem perlindungan perekonomian dan masa depan
dengan cara menjaga kesehatan tanaman, ternak, manusia, dan lingkungan hidup
dari gangguan organisme pengganggu. Dalam ketahanan hayati, upaya menjaga
kesehatan tanaman, ternak, manusia dan lingkungan hidup tersebut dilakukan
secara terpadu dan dalam kesinambungan pra-batas, batas, dan pasca-batas. Dalam
PHT, upaya dilakukan hanya untuk menjaga kesehatan tanaman dan lingkungan
hidup dari pencemaran pestisida, bukan dari gangguan spesies asing invasif. 

Anda mungkin juga menyukai