Kelompok 6
Disusun oleh :
1. Nasirudin ( 17.05.52.2010)
2. Misbakhul munir ( 17.05.52.2013 )
S1 Akuntansi R2
UNIVERSITAS STIKUBANK
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan Rahmat
dan Ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pembukuan atau
Pencatatan bagi wajib pajak dan pemeriksa pajak” ini dengan baik dan selesai tepat
pada waktunya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca ataupun bagi kami sendiri selaku
penulis.
Semarang, 08-April-2019
Penyusun
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL............................................................................................................I
KATA PENGANTAR.........................................................................................................II
DAFTAR ISI......................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..........................................................................................................4
B. Tujuan......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..................................................................................................... 24
BAB I PENDAHULUAN
3
A. LATAR BELAKANG
Dalam pelaksanaannya tidak semua wajib pajak atau penanggung pajak melunasi
pajak yang terhutang tepat waktu. Apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan
hutang pajak tersebut belum juga dilunasi, maka dilakukkan biaya tindakan penagihan
dengan pajak. Penagihan atau pajak adalah serangkaian tindakan agar penaggung pajak
melunasi utang pajak dan penagihan pajak menegur memperingatkan, melaksanakan
penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan
pencegahan pelaksanaan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang
telah disita. Prosedur penagihan pajak dimulai dari dikeluarkannya Surat Ketetapan
Pajak oleh Kantor Pelayanan Pajak. SKP tersebut berdasarkan Surat Pemberitahuan yang
disampaikan dan disusun oleh wajib pajak sendiri yang dikenal dengan istilah self
assessment system.
B. TUJUAN
1. Menambah pengetahuan mengenai pembukuan atau pencatatan pajak.
4
2. Menambah pengetahuan mengenai pemeriksaan pajak.
BAB II PEMBAHASAN
5
1. Pembukuan
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan
berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut.
2. Pencatatan
Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto
dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang
terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan
pajak yang bersifat final.
6
2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.
C. SYARAT-SYARAT PENYELENGGARAAN PEMBUKUAN DAN
PENCATATAN
1. Syarat Pembukuan
Adapun syarat-syarat untuk penyelenggaraan pembukuan adalah
sebagai berikut:
o Diselenggarakan dengan memeperhatikan itikad baik
yang mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang
sebenarnya;
o Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan
huruf latin, angka arab satuan mata uang rupiah dan
disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa
asing yang diizinka oleh Menteri Keuangan
o Diselenggarakan dengan prinsip taat azas dengan stelsel
akrual atau stelsel kas;
o Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan
mata uang selain rupiah, dapat diselenggarakan oleh
Wajib Pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan;
o Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau
tahun buku, harus mendapat persetujuan dari Direktur
Jendral Pajak;
o Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan
mengenai harga, kewajiban modal, penghasilan dan
biaya serta penjualan dan pembelian sehingga dapat
dihitung besarnya pajak yang terutang;
o Dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan
dan pencatatan serta dokumen lain yang berhubungan
dengan kegiatan atau usaha pekerjaan bebas Wajib
Pajak wajib disimpan selama 10 tahun.
Syarat Pencatatan
Syarat-syarat penyelenggaraan pencatatan adalah:
o Pencatatan harus diselenggarakan secara teratur dan
mencerminkan keadaan yang sebenarnya dengan
menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata
uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia;
o Pencatatan dalam suatu tahun harus diselenggarakan
secara kronologis;
o Catatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan
harus disimpan di tempat tinggal Wajib Pajak atau
tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dilakukan
7
selama 10 (sepuluh) tahun;
o Pencatatan harus dapat menggambarkan anatara lain:
Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto
yang diterima dan/atau diperoleh;
Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang
pengenaan pajaknya bersifat final.
Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah
dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat persetujuan Menteri
Keuangan dalam rangka:
Penanaman Modal Asing;
Kontrak Karya yang beroperasi berdasarkan kontrak dengan Pemerintah
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan pertambangan selain pertambangan minyak dan gas
bumi;
Kontrak Kerja Sama yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang- undangan pertambangan minyak dan gas bumi;
Bentuk Usaha Tetap sebagaimana diatur dalam Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) terkait;
Wajib Pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun
seluruhnya di bursa efek luar negeri;
Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan reksadana dalam
denomina satuan mata uang Dolar Amerika Serikat dan telah memperoleh
Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dan Badan Pengawas
Pasar Modal- Lembaga Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan
9
perundang-undangan pasar modal; atau
Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk luar negeri
yaitu perusahaan anak (subsidiary company) yang dimiliki dan/atau dikuasai
oleh perusahaan induk (parent company) di luar negeri yang mempunyai
hubungan istimewa.
Izin tertulis dari Menteri Keuangan untuk menggunakan bahasa Inggris dan
satuan mata uang Dolar Amerika Serikat dapat diperoleh Wajib Pajak dengan
mengajukan surat permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah, paling lambat 3
(tiga) bulan:
a) Sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa
Inggris dan satuan mata uang Dolar Amerika Serikat tersebut dimulai;atau
b) Sejak tanggal pendirian bagi Wajib Pajak baru untuk Bagian Tahun Pajak
atau Tahun Pajak pertama.
10
pada saaat dilakukannya revaluasi;
e) Untuk laba ditahan atau sisa kerugian dalamsatuan mata uang Rupiah dari
tahun-tahun sebelumnya, dikonversi ke dalam satuan mata uang Dolar
Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada
akhir tahun bukku sebelumnya, yakni kurs tengah Bank Indonesia,
berdasarkan sistem pembukuan yang dianut yang dilakukan secara taat
azas;
f) Untuk modal saham dan ekuitas lainnya menggunakan kurs yang
sebenarnya berlaku pada saat terjadinya transaksi;
g) Dalam hal terdapat selisih laba atau rugi sebagai akibat konversi dari
satuan mata uang Rupiah ke satuan mata uang Dolar Amerika Serikat
sebagaimana dimaksud pada huruf a) sampai dengan huruf e) maka selisih
laba atau rugi tersebut dibebankan pada rekening laba ditahan.
11
pembukuan masih dimungkinkan dengan syarat telah mendapat persetujuan dari
Direktur Jenderal Pajak sebelum dimulainya tahun buku yang bersangkutan
dengan menyampaikan alasan yang logis dan dapat diterima serta akibat yang
mungkin timbul dari perubahan tersebut.
Perubahan metode pembukuan akan mengakibatkan perubahan dalam prinsip taat
asas yang dapat meliputi perubahan metode dari kas ke akrual atau sebaliknya atau
perubahan penggunaan metode pengakuan penghasilan atau pengakuan biaya itu
sendiri, misalnya dalam metode pengakuan biaya yang berkenaan dengan
penyusunan aktiva tetap dengan menggunakan metode penyusutan tertentu.
K. SANKSI PIDANA
Pasal 39 Undang-Undang KUP, yaitu barang siapa dengan sengaja:
1. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu
atau dipalsukan seolah-olah benar.
2. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan tidak memperhatikan
atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lainnya;atau
3. Tidak menyimpan buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan
data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara program
aplikasi online di Indonesia.
Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana penjara
paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling
sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar dan paling
banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar.
12
Sedangkan definisi pemeriksaan dijelaskan pada Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 82/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak Pasal 1 ayat (2) yang
berbunyi :
“Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”
13
1. Satu atau beberapa bulan (masa): ruang lingkup untuk menguji kewajiban
pemungutan atau pemotongan. Seperti PPn, PPnBM, PPh pasal 21, PPh pasal 22, 23,
26, PPh pasal 4 (2)
2. Bagian tahun pajak atau tahun pajak: menguji kewajiban PPh badan atau PPh OP.
Tidak selalu 12 bulan. Contoh: bulan Mei sebuah perusahaan dibubarkan dan
likuidasi bulan Agustus. Maka pemeriksaan tahun tersebut disebut bagian tahun
pajak.
Pendekatan:
14
c. Penghitungan Rasio;
d. Satuan dan/atau Volume;
e. Pertambahan Kekayaan Bersih (Net Worth);
f. Penghitungan Biaya Hidup
Pemeriksaan Khusus harus dilakukan melalui PL atau PSL untuk satu, beberapa atau
seluruh jenis pajak kewajiban Wajib Pajak termasuk Wajib Pajak yang diberikan
fasilitas pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak, berdasarkan:
Khusus untuk kriteria pemeriksaan pada butir 3 hanya diberlakukan terhadap Wajib
Pajak yang telah diberikan fasilitas pengembalian pendahuluan kelebihan
pembayaran pajak.
15
Adalah Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang
adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan.
Bukti Permulaan
Keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan, atau benda yang dapat
memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu
tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
3. Pemeriksaan Ulang
Pemeriksaan ulang berdasarkan:
a. Persetujuan Dirjen Pajak, dan
b. Intruksi Dirjen Pajak.
a. Terdapat data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang dapat
mengakibatkan penambahan pajak terutang
b. Pertimbangan Dirjen Pajak
c. Terdapat indikasi bahwa Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
16
Dilakukan karena WP memenuhi panggilan namun menolak adanya pemeriksaan. Dan
sama seperti pemeriksaan lapangan WP harus menandatangani Surat Pernyataan
Penolakan Pemeriksaan. Lalu Pemeriksa membuat BA penolakan Pemeriksaan.
Pembatalan pemeriksaan ada dua, yaitu pembatalan hasil pemeriksaan dan pembatalan
penugasan pemeriksaan. Pembatalan hasil pemeriksaan artinya yang dibatalkan
adalah “hasil” pemeriksaan berupa surat ketetapan pajak (SKP). Sedangkan
pembatalan penugasan adalah pembatalan atas Surat Perintah Pemeriksaan [SP2].
Dengan dibatalkannya SP2 maka “seolah-olah” tidak ada SP2. Sehingga atas
pemeriksaan tersebut tidak ada Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan [SPHP] dan
Laporan Hasil Pemeriksaan [LHP].
1. Dilakukan oleh majelis dan dinyatakan terbuka untuk umum dengan kegiatan :
a. Pembukaan sidang
b. Pemeriksaan kelengkapan
c. Memanggil tergugat dan penggugat
d. Penjelasan sengketa
e. Pernyataan kepada tergugat
f. Pertanyaan kepada saksi
g. Penyelesaian siding
17
2. Dilakukan oleh majelis atau hakim tunggal. Pemeriksaan dilakukan terhadap :
a. Sengketa pajak tertentu
b. Sengketa pajak yang tergugatnya tidak memenuhi ketentuan :
1) Gugatan diajukan dengan surat gugatan dalam bahasa Indonesia kepada pengadilan
pajak
2) Satu pelaksana penagihan atau satu keputusan diajukan satu surat gugatan.
c. Gugatan yang tidak diputus dalam waktu 6 bulan sejak surat gugatan diterima
d. Keputusan peradilan pajak tidak sesuai ketentuan atau kesalahan tulis dan atau
kesalahan hitung dalam putusan peradilan pajak
e. Sengketa berdasarkan pertimbangan hokum bukan merupakan wewenang
pengadilan pajak.
1. LHP adalah laporan yang berisi tentang pelaksanaan dan hasil pemeriksaan
yang disusun oleh Pemeriksa Pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai
dengan ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan.
2. LHP disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lingkup atau pos-pos yang
diperiksa sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan Pemeriksa
Pajak yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya
penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan, dan
memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait dengan Pemeriksaan.
3. LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berisi antara
lain mengenai:
a. Penugasan pemeriksaan;
b. Identitas Wajib Pajak;
c. Pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak;
d. Pemenuhan kewajiban perpajakan;
e. Data/informasi yang tersedia;
f. Lampiran yang diwajibkan;
g. Buku, catatan, dan dokumen serta data, informasi, dan keterangan lain yang
dipinjam;
h. Materi yang diperiksa;
i. Uraian hasil pemeriksaan;
j. Ikhtisar hasil pemeriksaan;
18
k. Penghitungan pajak terutang; dan
l. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak.
19
f. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan;
g. mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim Quality
Assurance Pemeriksaan, sehubungan dengan masih terdapat hasil Pemeriksaan yang
belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam Pembahasan
Akhir Hasil Pemeriksaan; dan
h. memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa
Pajak melalui pengisian Kuesioner Pemeriksaan.
Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan jenis Pemeriksaan Lapangan,
Wajib Pajak berhak:
20
Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan jenis Pemeriksaan Kantor,
Wajib Pajak berhak:
21
bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi,serta
menemukan tersangkanya
1. yang dilakukan oleh seseorang atau oleh badan yang diwakili pengurus
2. memenuhi rumusan undang-undang
3. diancam dengan sanksi pidana
4. melawan hukum
5. dilakukan di bidang perpajakan
6. dapat menimbulkan kerugian bagi pendapatan negara
Penyidik adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan direktorat jenderal
pajak yang diberi weewnang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan
WEWENANG PENYIDIK :
22
1. Asas praduga tak bersalah, yaitu bahwa setiap orang yang disangka, dituntut, dan
atau dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai
adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh
kekuatan hukum tetap;
2. Asas persamaan di muka hukum, yaitu bahwa setiap orang mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dimuka hukum, tanpa ada perbedaan;
3. Asas hak memeproleh bantuan/penasehat hukum,setiap tersangka perkara tindak
pidana di bidang perpajakan wajib diberi kesempatan memperoleh bantuan hukum
yang semata-mata diberikan untuk melaksanakan kepentingan pembelaan atas
dirinya sejak dilakukan pemeriksaan terhadapnya.
A. KESIMPULAN
23
Setiap akhir tahun, ada kegiatan yang menarik untuk diperhatikan pada
perusahaan- perusahaan khususnya perusahaan yang mempunyai kesadaran akan
pentingnya pembukuan dan pencatatan pajak. Pembukuan yaitu suatu proses pencatatan
yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan
dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan
berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut. Pencatatan
yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto dan atau penghasilan
bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang termasuk
penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak yang bersifat final.
untuk Fungsi dan tujuan pemeriksaan pajak secara keseluruhan adalah supaya
Wajib Pajak melaporkan kegiatan usahanya dengan benar. Benar karena Wajib Pajak
melaporkan kegiatan usahanya sesuai keadaan sebenarnya. Tidak ada yang ditutupi,
tidak ada yang disembunyikan dan terbuka. Benar karena Wajib Pajak telah menghitung
pajak terutang sesuai dengan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku.
1. Ada banyak ketentuan dalam melakukan pemeriksaan pajak, secara garis besar
diantaranya yaitu :
a. Ruang Lingkup pemeriksaan
b. Kriteria Pemeriksaan
c. Jenis Pemeriksaan
d. Jangka Waktu Pemeriksaan
e. Jangka Waktu RestitusiPajak
f. Penyelesaian Pemeriksaan
g. Pertemuan dengan Wajib Pajak
h. Peminjaman Dokumen dan Penyegelan
i. Permintaan Keterangan
j. SPHP dan Closing Conference
24
25
26
27
28